All Chapters of Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya: Chapter 71 - Chapter 80

110 Chapters

Bab 71 Pernikahan yang Dikutuk

Sudut pandang Marcel:Jimmy memberi isyarat "oke" kepadaku pada saat yang sama. Mereka melacak lokasi Liam Kusuma dan ucapannya memang benar. Jimmy mengangkat sehelai kertas ke arahku.[ Ulur waktu, menyiapkan penembak jitu. ]"Aku akan ke sana secepatnya," kataku ke telepon, mencoba memikirkan sesuatu untuk mengulur waktu tanpa disadari Liam. "Apa kamu ingin aku mengajak Justin Raharja bersamaku? Kamu pikir dia pembunuhnya, 'kan?"Liam berhenti sejenak, jelas terkejut dengan saranku."Itu benar ... ya, bawa bajingan itu," gerutunya. "Istrinya juga!""Oke, aku akan menjemput mereka di jalan." Aku meyakinkannya sambil berjalan keluar dan terus berbicara. "Tapi, aku nggak tahu ini ada hubungannya dengan istrinya.""Wanita jalang itu melakukan segala cara untuk mengotori putriku!""Tapi ….""Berhentilah mengulur waktu dan diamlah! Atau kubunuh seorang untuk menghabiskan waktu!"Liam menutup telepon. Aku melirik Jimmy, dan dia mengangguk. "Kamu melakukannya dengan baik. Aku akan ikut. Ceri
Read more

Bab 72 Jiwa yang Terjebak

Sudut pandang Marcel:Jimmy mengambil senjata. Setelah mendengar kata-kata Justin, dia saling bertukar pandang denganku melalui kaca spion dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Itu adalah tatapan yang campur aduk antara kebingungan, kejutan, dan kecaman.Kecaman karena cerita yang kuceritakan kepadanya jelas sangat bias. Aku hanya memberitahunya apa yang kudengar dari Justin, dan karena aku memercayai Justin, aku menganggap itu adalah kebenaran. Aku lupa bahwa manusia bisa membuat kesalahan meskipun mereka berniat baik. Kurasa Justin tidak berbohong kepadaku, tetapi kurasa dia tidak menceritakan keseluruhan ceritanya karena ....Dia tidak tahu seluruh kebenarannya.Justin menatap lurus ke mataku dan aku melihat seorang anak hilang yang menangis meminta pertolongan dengan keputusasaan yang tercermin dalam air mata yang menggenang di sana."Justin, ceritakan apa yang terjadi." Dengan nada tegas tetapi lembut, aku memegang bagian belakang lehernya dan memijatnya, seperti kepada adik laki-
Read more

Bab 73 Hari Penghakiman

Sudut pandang Marcel:Kami tidak langsung muncul di depan Liam Kusuma.Jika tujuan Liam adalah untuk menyakitiku, tidak ada yang tahu apa yang akan dia lakukan saat melihatku. Jika dia mendorong salah satu gadis itu begitu aku muncul, semuanya akan berakhir.Kami berhenti jauh dari gedung dan mendekatinya dengan berjalan kaki. Aku ingin meninggalkan Justin di mobil, tetapi dia bersikeras ikut bersama kami, takut kalau ketidakhadirannya akan membuat Liam Kusuma marah.Justin anak yang baik, dalam urusan yang serius. Dia hanya kehilangan arah, buta terhadap perasaannya sendiri.Aku masih berpikir kematian Sabrina Kusuma membayangi pernikahan Justin yang seharusnya sempurna, tetapi mungkin itu hanya perasaan pribadiku. Aku hanya melihat banyak kemiripan dengan kisahku dan Alisa dalam diri Justin.Justin dan Annie saling menginginkan, dan mereka memiliki masa lalu istimewa yang tidak tergantikan. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa aku menyerah kepada Sabrina-ku, sedangkan Justin menikahi
Read more

Bab 74 Cinta Platonik

Sudut pandang Valerie:Struktur gedung ini seperti hotel. Lift terletak di tengah, dengan dua baris kamar kecil yang mengelilinginya. Kami berada di salah satu kamar di baris dalam dan cahaya yang kami lihat masuk melalui kamar di lingkaran luar.Aku tidak tahu ini sampai Liam Kusuma menarik Alisa dan aku keluar dari kamar, melalui lorong yang gelap gulita, menuju lubang besar di tengah gedung.Poros lift yang setengah jadi itu seperti mulut raksasa dari monster yang mengintai dalam kegelapan, menunggu kami jatuh ke dalamnya.Punggung kursi kami hanya beberapa sentimeter dari tepi. Aku tidak berani bergerak, berbalik, atau bahkan mengintip ke jurang di belakangku, dan aku sudah mulai pusing karena akrofobia.Aku ingin muntah ...."Takut?" Liam Kusuma menyeringai kepadaku. "Kamu nggak terlihat sepucat ini saat aku menarikmu naik dari lubang di belakangmu itu dengan alat katrol."Aku sedikit menoleh dan melihat apa yang bisa kusebut sebagai pekerjaan kerajinan siswa SMP. Hanya beberapa r
Read more

Bab 75 Saat Kebenaran Terungkap

Sudut pandang Valerie:Aku tidak ingin terlibat dalam pertengkaran sekarang. Aku terlalu takut berada begitu dekat dengan jurang sehingga seluruh tubuhku terasa beku. Selain itu, aku tidak ingin merendahkan diriku dengan mencelakai orang lain demi bertahan hidup, bahkan meskipun dia mungkin pantas mendapatkannya."Apa kamu tahu semua ini?" Liam Kusuma menoleh ke arahku dengan senyum kejam.Liam berdiri di antara Alisa dan aku, punggungnya menghadap jurang. Satu langkah salah bisa membuatnya jatuh dan mati. Marcel jelas berpikir hal yang sama karena Liam Kusuma tertawa dingin kepada Marcel. "Kalau ada gerakan aneh darimu, atau ada peluru yang datang dari mana pun, aku akan jatuhkan kedua kursi ini bersamaku."Keheningan mendadak menyelimuti tempat itu.Detik berikutnya, Marcel menyentuh telinganya saat dia berkata kepada Liam Kusuma, "Mereka nggak akan mendekat. Jangan lakukan sesuatu yang ceroboh.""Oh, aku nggak ceroboh, aku tahu apa yang kulakukan." Liam Kusuma menyeringai jahat. "Ma
Read more

Bab 76 Dikutuk Mati

Sudut pandang Valerie:Aku menutup mata dengan putus asa.Seharusnya aku memberitahunya bahwa aku sedang mengandung anaknya. Dia mungkin masih akan memilih untuk mengorbankanku, tetapi dia tidak akan melakukannya setega ini tanpa sedikit pun keraguan. Sesaat aku benar-benar ingin marah seperti yang dilakukan Liam. Aku ingin melawan, berteriak, mengutuk, dan menghancurkan semuanya. Pada saat itu, aku merasakan apa yang dirasakan Liam. Dia bahkan tidak peduli pada perusahaan senilai 1.350 triliun itu. Yang dia inginkan hanyalah keadilan. Dia hanya ingin diperlakukan dengan adil. Apa salahku dalam semua ini? Apakah seharusnya aku tidak mencintai seorang pria baik hati yang telah menyelamatkanku selama ini? Apakah seharusnya aku pergi dari kota saat Ibu membutuhkanku? Apakah seharusnya aku memberitahunya kebenaran lima tahun lalu? Apa kesalahan yang telah kuperbuat?Aku mencoba menyatukan kisah Sabrina dari omongan Liam yang tersebar di mana-mana. Intinya, Justin mengira Annie adalah
Read more

Bab 77 Pilihan Marcel

Sudut pandang Marcel:Dia menjebakku. Bagaimana aku bisa membuat pilihan seperti ini?Tidak masalah siapa yang aku pilih karena dia hanya ingin menyeretku ke dalam neraka tempat dia tinggal, di mana langit dan tanahnya terbuat dari rasa bersalah dan penyesalan atas orang yang dicintai telah pergi selamanya. Siapa pun yang aku pilih, aku akan meninggalkan tempat ini dengan darah salah satu dari mereka di tanganku. Aku tidak bisa membiarkan salah satu dari mereka mati.Jimmy sedang menyiapkan bantalan udara di bawah sana saat ini. Orang-orangnya mengepung kami di sudut-sudut gelap, siap menjatuhkan Liam kapan saja. Namun, tidak selama tangannya masih mencengkeram kursi mereka. Terlalu berbahaya. Satu gerakan salah saja, tiga nyawa bisa melayang. Aku datang ke sini, siap memberikan segalanya, tetapi aku tidak menyangka dia sudah begitu jauh tenggelam dalam kegelapan hingga hanya nyawa manusia yang bisa memuaskan amarahnya.Apa yang harus kulakukan? "Sebutkan pilihanmu, Marcel Tanzi
Read more

Bab 78 Pahlawanku

Sudut pandang Valerie:Semuanya terjadi terlalu cepat. Aku hanya menutup mata sebentar setelah Marcel membuat pilihannya. Detik berikutnya dia sudah di lantai sambil menahan kursi Alisa dengan tubuhnya yang menggantung di udara. Aku tidak melihat apa yang membuat Liam terjatuh.Aku hanya tahu bahwa saat dia berbalik ke arah Marcel, dia tiba-tiba terhuyung ke samping dan hal berikutnya yang aku rasakan adalah tendangan keras di kursiku. Ini dia. Ketakutan mengerikan akan jatuh dari ketinggian menyerangku dan aku tidak bisa menahan teriakan untuk mengeluarkan rasa takut yang membara di dadaku. Dalam waktu yang singkat itu, aku bahkan tidak merasakan kebencian. Marcel mencintai Alisa, jadi dia memilihnya. Aku tidak bisa mengharapkan lebih dari itu. Saat ini, yang aku rasakan hanyalah kesedihan yang luar biasa, kesedihan karena mengetahui bahwa dia akan mengetahui tentang bayinya yang mati bersamaku ketika aku menghantam tanah. Apakah dia akan sedih atas bayi kecil yang tak berdos
Read more

Bab 79 Ayah Tersayang

Sudut pandang Valerie:Kehangatan yang menenangkan. Aku tidak pernah mengerti kenapa di film-film para korban selalu diberi selimut oranye, bahkan jika mereka tidak basah. Sekarang aku tahu. Di saat syok, selimut bisa bekerja seperti sihir yang menenangkan saraf yang menegang. Namun, setelah ketenangan, rasa malu datang. Aku memeluk diri sendiri, duduk di belakang ambulans, merasakan telingaku memanas.Apa yang baru saja aku lakukan?Aku menangis dan meringkuk di pelukan orang yang masih asing bagiku! Seseorang yang akan menjadi bosku dan akan kutemui setiap hari? Bolehkah aku mengundurkan diri sekarang ...? "Nih." Secangkir minuman hangat menyentuh pipiku dengan lembut. Aku mendongak terkejut, hanya untuk melihat Adrian tersenyum kecil. Di tangannya ada secangkir susu hangat. Bagaimana dia bisa mendapatkan susu di sini? Aku bergumam berterima kasih, mengambil cangkir itu dan menundukkan kepala, tidak berani menatapnya. Namun, aku tidak melewatkan sedikit pun getaran di t
Read more

Bab 80 Seorang Pria yang Jatuh Cinta

Sudut pandang Valerie:Aku tidak bisa. Bahkan jika aku harus memberikan ambulans ini kepada Alisa, aku tidak akan pergi bersamanya. Aku tidak bisa membiarkan mereka tahu tentang bayiku, tidak setelah ini. Tidak setelah Marcel lebih memilih nyawa Alisa daripada nyawaku. Tidak ketika aku masih berada di bawah cengkeraman ayah angkatku. Mungkin hanya Tuhan yang tahu rencana mengerikan apa yang mungkin dia miliki untuk bayiku ... yang kemungkinan besar akan memiliki golongan darah langka sepertiku. Mereka tidak boleh tahu tentang keberadaan bayi ini. "Aku sudah memanggil ambulans, Ayah." Marcel beralih ke ayah angkatku. "Pendarahan Alisa sudah berhenti. Dia nggak dalam bahaya." "Lalu? Alisa terluka! Dia tetap harus ke rumah sakit!" gerutu ayah angkatku dengan frustrasi. "Apakah aku meminta terlalu banyak darinya, hanya untuk berbagi ambulans? Itu hal paling dasar yang bisa dilakukan oleh orang yang punya rasa kemanusiaan!" Entah bagaimana, aku selalu menjadi pihak yang jahat di m
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status