All Chapters of Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya: Chapter 171 - Chapter 180

229 Chapters

Bab 169 Dipanggil

Sudut pandang Diego:"Bagaimana kalau aku nggak izinkan?" ucapku menggoda Valerie Salim.Mengapa gadis itu begitu takut kepadaku? Kurasa aku tidak pernah menyinggungnya dengan cara apa pun. Namun, dia memandangku seolah-olah khawatir aku akan memakannya hidup-hidup."Kalau begitu, aku ingin tahu apa yang membuatmu berpikir kamu punya hak untuk bilang begitu ketika dia bisa pergi dan melakukan apa saja yang dia inginkan," kata Marcel Tanzil seraya menatapku dengan tatapan bermusuhan.Pria itu tidak tampak seperti yang Alisa Salim ceritakan kepadaku, seorang pria yang dipaksa Valerie untuk menikah dengan trik kotor. Kalau waktu itu dia tidak membantu Alisa karena peduli dengan citranya di depan publik, dia tidak punya alasan untuk membela Valerie saat ini hanya karena sedikit ejekan dariku ini."Sepertinya kamu takut kepadaku." Aku mengabaikan suami protektif itu, bertanya kepada si kelinci kecil, "Kenapa?"Gadis itu membeku di tempatnya seperti kelinci yang ketakutan. Sekarang, aku bena
Read more

Bab 170 Petunjuk Terburuk

Sudut pandang Valerie:Aku hanya butuh kata tidak dari Marcel.Aku tidak peduli jika aku harus pergi juga. Aku tidak peduli jika di dalam hatinya yang terdalam, dia belum bisa membiarkan Alisa mati. Aku hanya butuh dia memberitahuku bahwa dia ada di pihakku. Aku tidak tahu bagaimana cara menurunkan harapanku lebih rendah dari itu.Setelah ragu sejenak, Marcel Tanzil bertanya, "Kalau bukan karena aku, apa kalian berdua akan menjadi sepasang saudari yang baik?"Apakah begitu sulit memilihku?Alisa Salim memiliki orang tua yang penyayang, kakak kandung, dan saudari palsu yang selalu menjaga dirinya! Selemah apa pun dia, apakah dia akan mati jika kamu, Marcel Tanzil, mengatakan bahwa kamu tidak ingin istrimu berkorban untuknya? Darah kami hanya langka, bukan punah!Aku menatap Marcel dengan rasa kecewa yang memenuhi dadaku. Keputusanku untuk mencoba bersamanya terasa begitu bodoh sampai telingaku memerah."Tolong, pergilah dan perhatikan dia," kataku, mendengar suaraku yang terasa sangat d
Read more

Bab 171 Menjaga Kewarasanku

Sudut pandang Diego:"Apa yang terjadi?" Okto mengerutkan kening ke arah bar.Okto terus menatap ke arah itu sejak Valerie Salim pergi. Dia bilang dia menyukai gadis itu, tetapi kupikir dia bercanda. Maksudku, mereka hampir tidak saling kenal. Bahkan jika dia tertarik kepada Valerie, itu hanya bisa sebatas itu."Nggak ada yang terjadi, ini bar dan dia sudah dewasa," godaku. "Kalau kamu benar-benar khawatir soal dia, mungkin kamu harus membantuku mencari tahu kenapa dia takut kepadaku."Aku tidak ingin masalah acak seperti itu menghalangiku untuk mengenalnya. Maksudku, dia mungkin seorang Kumala."Mungkin karena kamu bersikap dingin kepadanya," kata Okto sambil memelotot kepadaku. "Maksudku, apa maksudmu berbuat begitu? Aku akan meragukan apa kamu mencintai Jelita kalau saja aku nggak kenal kamu."Apakah aku bersikap dingin kepada Valerie?Maksudku, kecuali saat pertama kali aku mengira dia menindas Jelita-ku. Kurasa aku tidak bersikap ramah kepadanya, tetapi itu karena aku tidak ingin
Read more

Bab 172 Satu Pertanyaan untuk Satu Jawaban

Sudut pandang Valerie:Aku menggigil mendengar kata-kata Diego.Marcel memeluk pinggangku, menggosok-gosok tubuhku yang dingin sebelum dia berbalik ke Diego Kumala seperti singa yang sedang marah. Aku menarik jasnya dan menghentikannya.Aku pantas mendapatkannya. Aku memilih bayi itu daripada Liana saat aku seharusnya pergi dengan orang-orang Joshua Salim. Liana memang tangguh, tetapi dia hanya seorang wanita yang berolahraga tinju sebagai hobi. Dia bisa saja terluka jika Marcel tidak ada di sini."Maaf ...," bisikku, tetapi Diego Kumala tidak akan mendengarnya."Sudah seharusnya!" gerutunya dengan dingin. "Lain kali, urus masalahmu sendiri daripada membuat orang lain terjebak dalam bahaya demi kamu!"Meski aku tahu diriku yang salah, aku tidak bisa mencegah mataku berkaca-kaca dan telingaku panas mendengar kata-kata Diego yang begitu tajam. Okto Sabian keluar dari kerumunan, berdiri di antara aku dan temannya dengan tatapan sedih.Okto tidak mengatakan apa-apa, tetapi keberadaannya se
Read more

Bab 173 Kamu Memberinya Harapan

Sudut pandang Valerie:"Alisa, apa itu kamu?"Marcel bertanya dan aku membuang pandangan. Aku tidak ingin melihat ekspresi sakit dan perhatian di wajahnya."Marcel, aku takut .…" Alisa memohon dengan suara terisak."Semua akan baik-baik saja." Marcel menghiburnya dengan sabar. "Bisa kamu berikan telepon ini ke ayahmu? Aku perlu bicara dengannya, sendirian."Sesaat kemudian, terdengar suara Joshua Salim dari telepon. "Aku di sini.""Aku nggak ingin Alisa mendengarnya," tegas Marcel, menunggu.Aku tidak ingin menunggu lagi. Aku sudah cukup lama menunggu Marcel. Aku berbalik dan pergi, tetapi Marcel menarik lenganku dan menarikku kembali ke pelukannya. Aku menabraknya dan langsung menutup mulutku agar tidak mengeluarkan suara saat telepon itu ada di depanku."Dia nggak bisa mendengarmu," jawab Joshua Salim dengan tenang."Bagus." Marcel mengangguk sedikit. "Sepertinya Alisa nggak sedang sekarat karena kehilangan darah, jadi untuk apa kalian butuh Valerie?"Keheningan mencekam.Aku mendong
Read more

Bab 174 Darah di Tangan

Sudut pandang Valerie:Aku tidur di kamar yang sudah aku tiduri selama lima tahun terakhir.Sendirian, tetapi itu sudah memberiku kedamaian yang telah lama hilang. Marcel menepati janjinya dan memberikan rumah kami sepenuhnya untukku. Aku bangun dengan rutinitasku di rumah sendiri, dengan suasana hati yang menyegarkan tanpa ada yang bisa merusaknya.Namun, aku lalu teringat, ulang tahun Alisa akan jatuh dalam tiga hari.Pesta ulang tahunnya selalu menjadi salah satu acara termewah di kota setiap tahun, dengan kehadiran berbagai selebritas.Alisa memang sudah berkembang sebagai aktris muda, terlepas dari apakah peran-perannya itu ditawarkan kepadanya atau dibelinya, tetapi orang-orang ini jauh di luar lingkaran yang bisa dia jadikan teman. Mereka tidak datang untuknya, apalagi untuk nama keluarganya, Salim, yang hanya berada di tingkat kedua.Mereka datang karena Marcel telah menjadi bintang di pesta ulang tahun Alisa selama yang aku ingat.Marcel tidak ikut berpartisipasi dalam perenca
Read more

Bab 175 Bukti Hatinya

Sudut pandang Valerie:"Aku menghargai kepercayaanmu." Ini adalah kata-kata pertama dari Marcel di perjalanan kami menuju rumah Keluarga Salim."Aku nggak akan biarkan kamu bersama Alisa sendirian," kataku sambil melipat tangan dan membuang pandangan.Dia mengeluarkan tawa kecil.Aku memang memercayainya. Aku percaya bahwa dia tidak berbohong dan bahwa dia pikir dirinya telah melakukan hal-hal yang benar. Namun, itu saja. Aku tidak memercayainya dalam banyak hal, bahkan yang berkaitan dengan Alisa sekalipun. Dia tidak tahu tentang hubunganku dengan Keluarga Kumala, dia tidak tahu tentang kebohongan Alisa, dan ... bayi kami."Aku …." Aku ragu, mempertimbangkan rahasia mana yang sebaiknya aku ungkapkan. "Apa yang membuat sikapmu terhadapku berubah begitu saja?"Aku ingin tahu apakah aku bisa memercayainya dengan salah satu rahasia besarku.Dia melirikku melalui kaca spion, lalu senyum pahit muncul di bibirnya dengan sedikit ironi."Apa?" Aku mengerutkan kening."Nggak ada." Dia menatap l
Read more

Bab 176 Keserakahan yang Sebenarnya

Sudut pandang Valerie:"Apa kamu ke sini untuk menyombongkan diri?"Seluruh vila diselimuti cahaya jingga redup dari senja, menciptakan bayangan merah darah yang aneh di permukaan danau yang hijau jernih. Marcel berhenti di dekat pohon beech terdekat dengan danau, sementara aku berjalan menuju Alisa, yang berdiri di dermaga yang menjorok ke atas air dengan tangan terlipat di depan dadanya. Itu adalah kata-kata pertamanya saat aku mendekat.Aku menoleh ke arah Marcel. Dia bersandar pada batang pohon beech dengan satu kaki bertumpu santai, terlalu jauh untuk bisa kulihat ekspresinya dengan jelas."Kenapa kamu nggak mengatakan itu saat dia bisa mendengarnya?" Aku membalas. Alisa berbalik dengan tatapan yang tenang dan mematikan. Saat itu, aku tidak sepenuhnya memahami tatapan itu."Kamu akhirnya berhasil merebutnya dariku. Dia nggak membalas pesanku, bahkan nggak mau berbicara denganku lagi. Apa kamu bahagia sekarang?" Alisa berkata dengan dingin, mengabaikan sindiranku. "Kamu bahkan ngga
Read more

Bab 177 Rencana Penukaran

Sudut pandang Valerie:Dalam keterkejutan, aku mencerna kata-katanya perlahan, baru memahami semuanya ketika aku mengingat berita utama hari ini.Foto dari pesta pribadi bisa bocor, hanya jika diizinkan untuk bocor. Joshua menginginkan foto Alisa dengan kalung ibuku tersebar agar bisa menyesatkan Diego! Aku awalnya mengira mereka akan meminta uang tebusan besar karena telah membesarkan putri Keluarga Kumala, tetapi ternyata aku meremehkan keserakahan Keluarga Salim.Joshua ingin Alisa menggantikan posisiku!Betapa bodohnya aku datang ke sini untuk memperingatkannya agar tidak terluka karena aku tidak ingin Diego menyadari identitasku yang sebenarnya, sementara selama ini Alisa justru berusaha menjadi peniruku.Mereka memang pantas untuk satu sama lain."Apa kamu bahkan tahu apa artinya mengklaim gelar itu?" Aku menatapnya tak percaya, merasa konyol hanya dengan mengucapkannya. Dia sama sekali tidak tahu seperti apa Diego. Aku masih merinding setiap kali mengingat nada dinginnya saat di
Read more

Bab 178 Dua Dunia yang Berbeda

Sudut pandang Valerie:Teriakannya segera menarik perhatian.Orang pertama yang merespons adalah Marcel. Aku yakin dia sudah datang bahkan sebelum aku mendorongnya ke dalam air, karena dia langsung melompat menyusul dan menarik Alisa yang tengah berjuang ke atas. Dia terbatuk panik, terus menangis seolah-olah sedang mengalami mimpi buruk.Namun, sehebat apa pun sandiwaranya, kepanikan di wajahnya tidak sebanding dengan kepanikan yang kurasakan di dalam hati.Aku telah mendorong Alisa, putri kesayangan Keluarga Salim, ke dalam danau yang membeku dan saksinya adalah suamiku sendiri.Kasus kejahatanku bisa langsung diputuskan dan dijatuhi hukuman.Aku tidak berani membayangkan kemarahan Joshua, kekecewaan Aveline, balas dendam kejam dari Gerry dan ... Diego. Aku bahkan tidak tahu bagaimana harus menghadapi Marcel saat ini."Apa yang terjadi di sini?" Suara menggelegar Diego menuntut jawaban dan aku membeku ketakutan."Aku minta maaf!" Alisa langsung menangis lebih kencang, terisak di hada
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
23
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status