Home / Romansa / SEBELUM BERPISAH / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of SEBELUM BERPISAH: Chapter 81 - Chapter 90

122 Chapters

81. Sabtu yang Menegangkan 1

SEBELUM BERPISAH - Sabtu yang Menegangkan Hendy terkejut mendengarkan cerita yang sebenarnya dari Ranty. "Itu cerita yang sesungguhnya, Dok. Rizal yang sebenarnya lewat malam itu. Tapi dia meminta saya untuk merahasiakannya dari El dan Dokter. Saya yang disuruhnya mengaku. Sekarang dokter Hendy sudah tahu dan nggak usah ngasih tahu ke El, Dok. "Saya kenal Rizal dengan baik. Sekalipun mungkin sekarang cintanya masih besar pada Elvira, dia nggak mungkin merebut El. Udah ya, Dok. Saya mau masuk kantor.""Oke, Mbak. Makasih banyak sudah ngasih tahu saya.""Sama-sama, Dok. Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam."Selesai menelepon, Hendy masih terdiam. Rizal sedemikian rupa berusaha untuk tidak memperkeruh hubungan di antara mereka. Jujur, ia salut dengan lelaki itu. Tidak semua orang yang pernah tersakiti bisa bersikap seperti Rizal.Bagaimana kalau Elvira tahu? Bisa jadi dia akan tetap bersikap biasa, tapi bagaimana dengan perasaannya. Elvira telah melepaskan peluang bersama lelaki yang
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

82. Sabtu yang Menegangkan 2

Elvira mencium tangan kedua kakaknya dan mempersilakan mereka masuk ke rumah. "Kamu baru pulang kerja?" tanya Amar."Iya. Aku baru selesai mandi tadi. Hari Jum'at begini bisa pulang lebih awal. Silakan duduk, aku buatin minum." Elvira ke dapur. Membuatkan kopi untuk dua kakaknya dan teh hangat untuk kakak ipar.Menaruh beberapa browsnis di piring, juga roti bolen yang dibawa oleh Hasna. Menyuguhkan pada mereka. "Diminum, Mas, Mbak Hasna.""Hendy pulang jam berapa?" tanya Amar."Nggak tentu, Mas. Biasanya sore sudah pulang. Tapi lebih seringnya pulang malam.""Tadi siang mas sudah ngobrol sama ayah dan Hasna. Juga sempat ngirimkan pesan ke suamimu. Secara pribadi mas dan ayah mencurigai Bu Karlina. Sama seperti Hendy yang mencurigai wanita itu." Arman bicara.Elvira tidak terkejut karena ingat bagaimana wanita itu tidak menyukainya."Dia istri kedua Pak Danu. Sepertinya dia juga nggak menyukai ayah karena selama ini ayah mendukung Pak Danu untuk bertahan dengan istri pertamanya, disa
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

83. Sabtu yang Menegangkan 3

"El, kita harus ke rumah Mbak Angel. Pagi ini perutnya kram, jadi nggak bisa ke kantor." Ranty menghampiri mejanya Elvira."Oke. Aku juga baru di telepon sama Mbak Angel. Mau ke sana naik apa?""Naik taksi aja, ya." Ranty tidak ingin mengambil resiko. Khawatir dengan keselamatan Elvira."Baiklah."Keduanya berkemas-kemas. Ranty memesan taksi via aplikasi. Tidak lama kemudian mereka keluar kantor karena sudah ditunggu oleh taksi online di depan.Beberapa saat dalam perjalanan, mereka tidak sadar kalau ada mobil warna silver yang membuntuti sejak tadi.Taksi berhenti di depan sebuah gapura perumahan. Ranty dan Elvira minta berhenti di sana karena rumah Angel tidak jauh dari gapura masuk. Setelah membayar, mereka turun. Taksi bergerak pergi. Elvira dan Ranty memekik kaget saat ada mobil berhenti tepat di samping mereka dan menarik dua perempuan itu masuk ke dalam.Saat berontak, Ranty dipukul hingga pingsan. Elvira ganti berteriak, lalu dipukul juga. Namun Elvira hanya pura-pura tidak s
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

84. Dua Lelaki 1

SEBELUM BERPISAH - Dua Lelaki "Elvira." Teriakan Hendy membuat Elvira dan Ranty menggedor-gedor pintu supaya mereka tahu keberadaannya. Suasana di luar tampak masih penuh keributan karena pihak aparat melawan para preman yang berusaha berontak. Pintu ruangan terbuka, Elvira langsung disambut pelukan suaminya. Hendy mendekap erat. Namun ia segera sadar dengan situasi mereka saat itu lantas melepaskan dekapan dan hanya menggandeng tangan istrinya. "Kita ke rumah sakit sekarang," ujarnya pada sang istri. Hendy beralih pada Ranty dan Rizal. "Mbak Ranty, Mas Rizal, kita langsung ke rumah sakit. Luka di lengan Anda harus di obati." Rizal memandang lengannya yang terluka. Elvira dan Ranty pun terkejut. Lengan itu merembes darah. "Kamu terluka, Zal. Harus segera diobati." Ranty cemas. Elvira pun panik. Namun ia tidak bisa bersikap lebih dari hanya sekedar memandang. Padahal dalam hati khawatir dan merasa bersalah karena melibatkan Rizal dalam permasalahan ini. Kalau ibunya Riza
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

85. Dua Lelaki 2

Sementara Elvira menceritakan pada Hendy, Rizal, dan Ndaru bagaimana rentetan peristiwa itu terjadi. Kemudian percakapan terjeda setelah pesanan di antar. Mereka makan dengan cepat tanpa banyak percakapan. Dengan dipaksa Hendy, akhirnya Rizal mau di antar pulang. Namun minta berhenti di depan gang masuk. "Sampai sini saja, Dok."Hendy menepikan mobil. "Sekali lagi makasih banyak, Mas. Jangan lupa untuk mengganti perban, atau temui saya di rumah sakit. Biar saya yang ganti dan memeriksa lukanya.""Makasih, Dok." Rizal tersenyum lantas membuka pintu mobil. Dia menghampiri Ndaru yang mengendarai motornya dan berhenti dua meter di belakang mobil. Hendy juga ikut turun.Dari dalam mobil Elvira dan Ranty memperhatikan. Elvira memandang sepeda motor tua milik Rizal. Motor yang dulu dipakai lelaki itu kuliah. Yang sering dipakai juga untuk mengantarkannya pulang meski selalu berhenti di kejauhan."Kalau aku nggak ngubungi Rizal tadi. Pasti dia nggak akan terluka, Ran,"sesal Elvira."Mudah-m
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

86. Dua Lelaki 3

"Mas, ada yang nelpon." Seperti yang pernah diucapkan, Elvira tidak pernah lagi menerima panggilan di ponsel Hendy sampai sekarang. Meski benda itu berdering tepat di depannya seperti saat itu. "Siapa?" "Teman, Mas."Hendy masuk kamar dan menghampiri Elvira yang sedang memakai skin care di depan meja rias. Diraihnya ponsel yang tertera nama dokter Herlina."Halo." Hendy menekan tombol loud speaker supaya Elvira pun mendengarnya."Hen, kamu di rumah?" Suara Herlina serak. Lalu terdengar isak tangisnya."Mamaku, Hen. Mama ditangkap baru saja. Benarkah dia yang menyuruh orang-orang itu untuk mencelakai Elvira?""Kita bertemu di pengadilan saja, Her.""Ta-tapi ....""Biar pihak berwenang yang bertindak. Kita tunggu saja prosesnya," potong Hendy cepat. Kemudian mengakhiri panggilan. Dia ganti menghubungi pengacara keluarganya. "Bu Karlina sudah ditangkap, Mas?" tanya Elvira setelah Hendy selesai bicara."Sudah.""Masa iya dokter Herlina nggak tahu apa yang dilakukan ibunya.""Kita deng
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

87. Dari Hati ke Hati 1

SEBELUM BERPISAH- Dari Hati ke HatiHendy meletakkan cangkirnya dan bangkit melangkah ke depan. Di teras, berdiri Herlina dengan wajah sembab. Matanya merah dan bengkak seperti habis menangis semalaman."Her, ada apa ke sini pagi-pagi?" tanya Hendy. Tidak mengira gadis itu akan nekat mendatangi rumahnya. Disaat ia dan Elvira menikmati ketenangan setelah serangkaian peristiwa yang menguras emosi."Aku ingin bicara dengan kalian. Bolehkah aku masuk?"Hendy memandang istrinya. Elvira hanya memberi isyarat dengan mata. Terserah Hendy."Silakan duduk!" Hendy mempersilakan seraya meraih lengan sang istri supaya duduk di sebelahnya."Hen, aku ... aku tidak tahu sama sekali rencana mamaku yang hendak mencelakai Elvira. Sungguh." Suara Herlina bergetar. "Kemarin sore, mamaku ditangkap polisi karena orang suruhannya teringkus.""Terus, maksudmu ke sini untuk apa? Beneran kamu tidak tahu apa-apa? Padahal untuk melakukan semuanya, butuh informasi. Dan kamu yang tahu bagaimana kehidupan kami." Ek
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

88. Dari Hati ke Hati 2

"Mas minta maaf." Daripada omelan Elvira kian memanjang, cukup ia menjawab singkat saja. Hendy tidak perlu melakukan pembelaan. Padahal bisa saja ia bilang bahwa Elvira dapat menelepon dua kakak lelakinya. Atau telepon toko. Tidak mungkin ia tidak hafal nomer milik mereka. Justru yang diingat Rizal setelah tidak bisa menghubungi suaminya.Andai ini diungkapkan, perdebatan pasti kian memanjang dan ujungnya Elvira mendiamkannya. "Mas selalu bilang dia teman terbaikmu sejak dulu. Kalian pernah begitu dekat dan sudah merencanakan hubungan yang serius." Elvira bicara seraya membalas tatapan suaminya."Honey, apa kamu cemburu?" Ah, tidak usah ditanyakan. Daripada nanti tambah runyam."Bisa kan kita lupakan ini?" Akhirnya kalimat ini yang keluar dari bibir Hendy.Hening."Kamu pikir mas tidak terluka saat kamu masih terlihat mencemaskan Rizal. Matamu tak bisa berbohong, Elvira. Kamu masih mencintainya." Malah Hendy tidak bisa menahan diri dalam hal ini."Nggak. Dia sudah menjadi masa lalu,"
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

89. Dari Hati ke Hati 3

"Setelah Hendy menikah, papa sudah bilang ke kamu, lelaki tidak hanya Hendy saja. Kenapa kalian justru bikin rusuh begini. Apa kalian sadar, perbuatan kalian ini bisa mempermalukan dan merusak reputasi papa. Kurang apa papa sama kalian, hah! Kurang apa." Pak Danu berteriak di ujung sana. Membuat Herlina kian gemetar ketakutan. Padahal dia satu-satunya orang yang bisa dimintai bantuan.Tantenya sudah tidak ada. Keluarga yang lain pun mana sudi membantu karena mereka tidak menyukai sifat Bu Karlina."Kamu hubungi pengacara saja, papa nggak bisa bantu. Daripada keluarga papa di sini ikutan rusak. Papa sudah meminta kalian nggak usah aneh-aneh. Butuh apapun papa cukupi. Kelakuan Agnes saja sudah bikin papa pusing. Ditambah lagi kelakuanmu dan mamamu. Di mana adikmu itu sekarang?""Agnes keluar, Pa. Dia menemui ayah temannya yang menjadi pengacara.""Oke. Suruh dia urusin semuanya. Biar belajar punya rasa tanggungjawab. Tidak hanya clubbing dan berfoya-foya saja kerjaannya. Maaf, papa ngga
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

90. Kejutan 1

SEBELUM BERPISAH - Kejutan Langit Surabaya terlihat redup pagi itu. Suasana terasa gerah meski sinar matahari tidak sepenuhnya menampakkan diri.Hendy turun dari mobil dan melangkah memasuki ruang sidang di Pengadilan Negeri. Sidang baru saja dimulai beberapa menit sebelum ia datang.Elvira yang tegang, tampak lega melihat kedatangan suaminya. Dialah yang dipandang pertama kali oleh Hendy ketika memasuki ruangan itu. Hendy mencium tangan kedua orang tuanya, ayah mertua, Arman, menyalami pengacara mereka, menyalami Rizal, Ranty, dan Ndaru. Kemudian duduk tepat di samping sang istri."Cepet banget, Mas?" bisik Elvira."Pasien meminta untuk membatalkan operasi.""Kenapa?""Nanti saja mas cerita." Mereka kembali fokus pada jalannya persidangan yang baru dimulai. Hendy menggenggam tangan Elvira. Ia tahu istrinya sedang gugup, meskipun berusaha menyembunyikannya. Di deretan bangku sebelah, hanya ada Herlina, Agnes, dan pengacara mereka. Herlina tampak muram dan tegang. Beberapa kali ia
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status