Meskipun Herlina dan Agnes ditawari untuk menginap, mereka dengan sopan menolak. Herlina merasa malu tinggal lebih lama di rumah itu. "Terima kasih, Pa, Bu, atas sambutannya. Tapi kami harus pulang malam ini," ujarnya sambil tersenyum kaku.Pak Kuswoyo tampak sedikit kecewa, tetapi ia tidak memaksa. "Baiklah, Nak. Tapi jangan sungkan untuk datang lagi. Rumah ini selalu terbuka untukmu," katanya tulus."Sebelum kembali ke Surabaya, saya akan mampir ke sini lagi.""Ya, papa tunggu."Keluarga Pak Kuswoyo mengantarkan mereka hingga ke pintu pagar. Melambaikan tangan saat mobil melaju meninggalkan depan rumah. Herlina menatap rumah megah itu dari kejauhan. "Mereka terlalu baik, Nes. Mbak malu," gumamnya dengan suara serak.Agnes memandang kakaknya. "Mbak, semua orang berhak mendapat kesempatan kedua. Kamu sudah memulainya hari ini. Itu yang terpenting," jawab Agnes. "Mereka semua baik dan ramah.""Iya."***L***Malam itu di kamar kos Agnes, Herlina berbaring sambil memandangi langit-langi
Terakhir Diperbarui : 2025-01-27 Baca selengkapnya