Beranda / Romansa / SEBELUM BERPISAH / Bab 151 - Bab 160

Semua Bab SEBELUM BERPISAH: Bab 151 - Bab 160

194 Bab

151. Calon Istri 2

"Mungkin. Aku nggak pernah nanyain ini ke Mas Hendy. Dia hanya ngejelasin ke aku apa itu Narcissistic Personality Disorder.""Dokter bisa juga kena NPD, ya.""Ini bukan masalah profesinya, Ran. Ini personal. Tergantung manusianya.""Apa yang menyebabkan dia seperti itu?""Pola asuh keluarga, trauma di masa lalu, bisa juga tuntutan sosial.""Makanya dia sombong banget. Merasa seperti di atas angin saja.""Orang seperti ini nggak punya teman dekat. Sebab ia merasa nggak ada yang sepadan dengannya.""Kamu masih sering bertemu dokter itu?""Jarang. Aku sengaja ngehindar. Supaya jangan sampai bertemu.""Tapi soal Bu Karlina yang hendak bebas itu, kamu nggak usah khawatir. Pasti suamimu nggak akan tinggal diam. Mas dokter pasti sudah mempersiapkan tameng buat kalian.""Iya, sih. Masalahnya aku nggak bebas mau ke mana-mana sendiri.""Keenan kamu masukin ke preschool?""Nggak. Aku sama Mas Hendy sepakat biar Keenan tumbuh seperti zaman kami dulu. Masuk sekolah umur empat tahun. Biar sekarang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

152. Calon Istri 3

Di pintu berdiri Pak Danu sambil menenteng sebuah totebag. Bu Karlina bangkit berdiri, sedangkan Pak Danu juga menghampiri. "Aku bawain makanan buat kamu.""Makasih, Mas." Bu Karlina bahagia sekaligus malu. Ternyata mantan suaminya tahu dia pulang hari itu."Aku ke sini cuman mau ngasih kabar tentang Agnes. Kamu pasti mencari-carinya. Dia baik-baik saja. Bekerja di sebuah kota."Bu Karlina mengangguk pelan."Kamu nggak usah khawatir. Dia mendapatkan pekerjaan yang baik di sana.""Di mana, Mas?""Agnes nggak ngasih tahu." Pak Danu memandang sekeliling. Rumah yang dulu sering ditempatinya ketika ingin berkencan dengan istri keduanya itu. "Mana Herlina?"Dengan suara tergagap, Bu Karlina menceritakan semuanya. "Aku mengabaikan anakku sendiri demi anakmu. Namun begini dia membalasmu." Wajah Pak Danu terlihat murka. Kekecewaan yang begitu mendalam."Peringatkan pada Herlina, tanah klinik itu masih atas namaku. Kalau dia tidak tahu bagaimana bersikap baik pada adiknya. Siap-siap saja angk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

153. Gadis Itu 1

SEBELUM BERPISAH - Gadis Itu "Rizal kenal Amelia sudah satu tahun, El. Dia kan sering bolak-balik Jakarta-Surabaya. Amelia tinggal di Jakarta. Kerja di kantor Powerhouse juga. "Amelia ini udah nggak punya ibu. Mamanya meninggal tiga bulan yang lalu.""Oh gitu, ya." Elvira menanggapi cerita Ranty yang menelponnya pagi itu. "Lalu bagaimana dengan Arsita?""Mereka hanya berteman selama ini. Kata Rizal, sebulan yang lalu Arsita sudah tunangan sama teman sesama dosen. Pak Bahtiar juga sudah pensiun sebagai kepala cabang.""Oh." Tak banyak yang ditanyakan Elvira. Dia harus membatasi diri. Sudah cukup. Kisah mereka sudah selesai dan mereka akan mempunyai kisah hidup masing-masing. Tidak perlu tahu lebih banyak lagi."Mama," panggil Keenan sambil mengucek matanya. Ia keluar kamar dan langsung nempel pada Elvira."Ran, udah dulu ya. Keenan sudah bangun.""Iya, El. Lain kali kita ngobrol lagi. Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam."Elvira mengangkat tubuh sang anak untuk dipangkunya. "Ih, ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

154. Gadis Itu 2

"Innalilahi wa innailaihi roji'un. Maaf, aku nggak tahu. Aku turut berdukacita, Mel. Semoga beliau husnul khotimah.""Aamiin. Makasih, Mas.""Jadi kamu tinggal sendirian sekarang?""Iya. Kiki pulang seminggu sekali. Kadang kalau capek ya dua minggu sekali. Tapi papa sama Bunda sering nyambangi di akhir pekan."Rizal memperhatikan gadis di depannya lebih serius kali ini. Mungkin dari sinilah semua perasaan itu tumbuh. Dan ia membuat keputusan besar dalam hidupnya.Amelia sendiri bilang kalau dia tidak ingin pacaran. Kalau serius, mari menikah. Asal bisa menerima dirinya dengan apa adanya.Flashback off ....Rizal menghela nafas panjang. Hatinya sudah mantap untuk memulai lembaran baru bersama Amelia. Gadis itu sudah cukup dewasa dan mereka membicarakan hubungan dengan sikap yang dewasa.Mereka saling terbuka dengan masa lalu. Tidak mungkin Rizal menutupi. Di usianya yang sudah tiga puluh tahun, mustahil tidak memiliki kisah asmara. Rizal menceritakan tentang Elvira, tentang rasa sakit
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

155. Gadis Itu 3

Setelah itu Rizal mulai merencanakan langkah berikutnya. Ia ingin melamar Amelia segera, tanpa menunggu terlalu lama. Baginya Amelia adalah jawaban atas doa-doa ibunya selama ini. Karena Rizal nyaris tidak pernah berdoa tentang jodoh setelah kehilangan Elvira. Dia hanya ingin menjadi orang sukses dunia akhirat.Dan dua bulan lalu, ia sengaja datang ke Jakarta khusus untuk bertemu papanya Amelia. Pak Andra sama sekali tidak keberatan. Dia sudah tahu banyak tentang Rizal dari cerita putrinya.Amelia juga mengenalkan dirinya pada keluarga dari pihak sang mama. Meski itu sebenarnya tidak penting bagi Amelia. Yang penting restu dari papa dan adiknya. Langkah Rizal semakin mudah. Dalam waktu dekat ia akan melamar Amalia sekaligus merencanakan pernikahan.***L***Malam itu Keenan sudah terlelap. Selimut bergambar dinosaurus menutupi tubuh kecilnya yang lincah. Elvira duduk di atas tempat tidur, menyandarkan tubuhnya pada tumpukan bantal. Ia menghela napas panjang, mencoba menenangkan debara
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

156. Malam di Nusa Dua 1

SEBELUM BERPISAH- Malam di Nusa Dua"Sayang, sini. Mas mau ngasih tahu sesuatu." Hendy memanggil istrinya untuk diajak duduk di kursi teras belakang.Elvira mengikuti langkah suaminya. Saat itu Keenan sedang bermain dengan kakek dan neneknya sambil nonton kartun.Wanita itu memandangi layar ponsel yang memperlihatkan undangan digital dari Rizal. Di sana tertulis dengan jelas, undangan makan malam perayaan pernikahan Rizal dan Amelia. Di salah satu restoran ternama di Surabaya, minggu depan. Sepertinya tidak ada resepsi di Surabaya, hanya di Jakarta saja.Berbagai rasa menyeruak dalam dada. Akhirnya Rizal memutuskan menikah di usianya yang ketiga puluh tahun. Pria itu juga bisa menempatkan keputusan, dengan mengirimkan undangan pada Hendy, bukan padanya. Rizal menghargai keberadaan Hendy sebagai suaminya.Hendy yang duduk di samping melingkarkan lengan di pinggang istrinya. Dia seolah bisa merasakan apa yang ada di benak Elvira. Elvira tersenyum tipis. "Aku bahagia untuk Rizal. Akhir
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

157. Malam di Nusa Dua 2

Namun perhatian Hendy sepertinya tidak sepenuhnya tertuju pada film. Alih-alih menatap adegan romantis yang tersaji di layar, ia justru lebih sibuk menggenggam tangan istrinya yang terpaku pada layar lebar. Memperhatikan wajah yang terlihat semakin cantik dalam temaram cahaya bioskop.Ketika akhirnya film selesai, Elvira dan Hendy turun ke lantai bawah. Mereka berjalan menuju supermarket. Hendy mendorong troli, sementara Elvira sibuk memilih barang yang hendak mereka beli."Mas, tadi niat nonton nggak, sih," tegur Elvira sambil memilih snack. Karena Hendy sibuk menggoda dirinya daripada menonton film yang diputar."Mas sebenarnya lebih suka nonton film action daripada romantis.""Lah, tadi kenapa ngajak nonton." Elvira memandang suaminya."Kamu kan suka film romantis. Lagian yang penting kita bisa kencan," bisik Hendy yang membuat Elvira mencubit perut suaminya. Hendy tidak kaget lagi. Sudah terbiasa dengan kebiasaan istrinya. Untung filmnya bagus, jadi waktu 115 menit tidak terbuang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

158. Malam di Nusa Dua 3

Siang itu resepsi pernikahan mereka dirayakan dengan meriah di ballroom hotel berbintang lima. Musik lembut mengiringi tamu-tamu yang menghadiri acara. Rizal dan Amelia berdiri di atas pelaminan diapit orang tua masing-masing. Menerima ucapan selamat dari keluarga dan teman-teman kerja.Namun meski suasana penuh kebahagiaan, Rizal merasa sedikit kehilangan. Hanya ada ibunya, Pak Haji serta Bu Haji dari pihak keluarganya. Tanpa kehadiran sang ayah yang sudah lama berpulang.Keesokan harinya, jam enam pagi Rizal, Amelia, Bu Salima, Pak Haji, dan Bu Haji sudah berada di Bandar Udara Soekarno-Hatta. Rizal dan Amelia langsung terbang ke Bali untuk berbulan madu. Sementara ibu dan dua tetangga mereka kembali ke Surabaya.***L***Langit Nusa Dua Bali siang itu agak mendung. Angin lembut dan sinar matahari memercikkan kilauan ke permukaan air laut. Rizal menggenggam erat tangan Amelia saat mereka melangkah ke villa tepi pantai, tempat mereka akan menghabiskan beberapa hari berbulan madu.Vill
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

159. Malam Perayaan 1

SEBELUM BERPISAH- Malam Perayaan Rizal, Amelia, dan Bu Salima menyambut kedatangan keluarga Amelia yang baru tiba di restoran. Di antar oleh mobil, fasilitas dari pihak hotel.Keluarga inti Amelia datang dari Jakarta tadi pagi dan menginap di hotel yang tidak jauh dari restoran tempat acara. Seharian mereka berkumpul di rumah Bu Salima dan kembali ke hotel menjelang sore.Amelia dapat bingkisan kado dari ayah tirinya yang tidak mungkin bisa datang karena sakit. Ketika Bu Marina jatuh sakit, lelaki itu juga sakit. Lalu dibawa pulang dan dirawat oleh keponakannya sendiri.Tidak lama kemudian para tamu undangan juga berdatangan. Atasan, rekan kerja, para tetangga, juga Angel bersama suami dan dua anaknya.Ranty juga hadir bersama suami. Wanita itu langsung menyalami Rizal dengan mata berkaca-kaca. Dia terharu. "Selamat ya, Zal. Semoga kalian menjadi keluarga yang bahagia dunia akhirat."Rizal tersenyum menggenggam erat tangan sahabatnya. "Makasih banyak, Ran." Keduanya sama-sama terse
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

160. Malam Perayaan 2

Terbesit cemburu, tapi baginya itu hal yang wajar. Semua sudah menjadi masa lalu. Suami Elvira juga terlihat smart dan family man. Seorang dokter pula. Tampan dan gagah.Keenan menyalami Bu Salima. Wanita sepuh itu pun langsung menciuminya. Ini kali pertama Bu Salima melihat anaknya Elvira."Selamat menempuh hidup baru, Mas Rizal. Semoga bahagia selalu.""Terima kasih banyak, Dok." Rizal tersenyum saat bertatap pandang dengan Hendy. Lantas ia mengalihkan perhatian pada Elvira yang melangkah di belakang suaminya."Zal, Happy wedding. Semoga menjadi pasangan dunia akhirat, langgeng sampai ke surga." Doa tulus Elvira untuk mantan terindahnya. Rizal menggenggam erat tangan itu. Jujur saja, dadanya terasa sesak meski tidak mengurangi kebahagiaannya. Tapi perasaan itu hanya dia yang tahu dan sungguh rumit. Senyum Elvira saat menatapnya sejenak, serasa kembali menggores bagian hatinya yang lain. Dia tidak ingin seperti ini, semua muncul begitu saja. Namun Rizal sangat tahu diri, ia sudah pu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
20
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status