Beranda / Romansa / Secret Night / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab Secret Night: Bab 41 - Bab 50

68 Bab

41. Satu Tempat yang Sama

“Aku tidak menyalahkannya, lagi pula suamiku tidak tahu jika aku hamil. Pernikahan kami hanyalah pernikahan bisnis, namun aku sudah menyukai suamiku saat pertemuan pertama kami. Aku berpikir setelah menikah, aku bisa hidup bebas dan lepas dari tekanan papa, namun ternyata suamiku punya masa lalu yang cukup berwarna dengan banyak wanita.”“Aku dan Anton juga punya banyak masa lalu yang suram dan kurang menyenangkan, namun setelah menikah kami tidak memikirkan semua masa lalu tersebut, namun fokus dengan masa depan kami hingga kami punya anak dan cucu dan bahagia sampai sekarang,” jelas Judy.Ceysa tersenyum senang dengan kebahagiaan keluarga Judy dan Anton. “Aku bisa melihat kebahagiaan kalian dengan jelas, hingga membuatku iri. Tentang masa laluku dan suamiku, sebenarnya bukanlah hal yang penting dalam pernikahan kami namun hal itu membuat kami salah paham dan berujung saling menyakiti.”“Jika kamu tahu itu hanya salah paham, kenapa kalian tidak saling bicara dan meluruskannya?” tanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

42. Mengantar Surat Perceraian

“Hasil promosi dengan latar tempat pilihanmu sangat positif, aku rasa projek kita bulan depan masih di sana. Hubungi para petani dan anak-anak sekolah di sana, aku membutuhkan mereka untuk branding O.M Bank,” ujar Olsen kepada Tony.“Saya senang mendengarnya, saya akan segera menghubungi dan bicara pada mereka untuk proyek Anda bulan depan,” Tony menanggapi kesuksesan perusahaan dengan hati yang senang.“Apakah kamu sudah mengirim surat perceraianku kepada Ceysa?” tanya Olsen mengalihkan pembicaraan mereka.“Calvin dan Nona Ceysa sudah tidak tinggal di apartemen itu lagi sehingga suratnya dikembalikan dan pagi ini baru saya terima,” terang Tony.Tangan Olsen mengepal kuat mencengkeram pena yang sedang dipegangnya, hingga pena itu hampir saja patah. Dia yakin Ceysa pasti ikut bersama Calvin untuk tinggal di Greenland karena wanita itu suka tinggal di sana hingga dulu dia harus menyeret paksa Ceysa agar mau pulang bersamanya.“Kirim saja dokumen itu ke Greenland, mereka pasti kembali ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

43. Satu Tahun Kemudian

Satu tahun kemudian ....Bayi berumur 5 bulan menangis keras membuat konsentrasi Ceysa pada pekerjaannya pecah. Dia melepas kacamata yang dipakai dan beranjak dari tempat duduk, menjauh dari laptop dan dari semua data yang harus dia olah.“Astaga Dizon, tak bisakah kamu memberi mama waktu untuk mengerjakan pekerjaan mama?” gerutu Ceysa sambil mendekati putranya tersebut.Bibirnya mengerucut antara gemas dan kesal, menatap putranya dengan pipi kemerahan namun suara tangisannya melengking memekakkan telinga. Dia pun kemudian mengangkat putranya dan menggendongnya. Seketika tangis Dizon mereda berganti dengan ocehan menggemaskan.“Hmmm ... kamu memang tidak pernah bisa membuat mama bekerja dengan tenang. Mama harus menyelesaikan data ini hari ini,” geram Ceysa yang tak bisa marah kepada putranya.Bukannya mengerti apa yang Ceysa ucapkan, Dizon malah berceloteh sambil tertawa. Dia mengira jika mamanya sedang menggodanya dan mengajaknya bermain.Ceysa yang tadinya merasa kesal, ikut tertaw
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

44. Rasa Kehilangan

“Untuk apa kamu ke sini?” Calvin bersuara terlebih dahulu dengan nada dingin.“Aku ingin bertemu Ceysa dan bicara dengan istriku,” balas Olsen tidak kalah dingin.“Jadi kalian belum bercerai? Apakah kamu tidak sadar sedang mempermainkan Ceysa dengan status yang kamu gantung itu,” sindir Calvin yang membuat rahang Olsen mengeras marah.“Aku tidak ingin bertengkar, aku akan mengakhiri semuanya hari ini juga. Aku butuh bicara dengannya untuk melanjutkan proses perceraian kami yang tertunda,” Olsen berusaha bersabar menanggapi sikap Calvin yang tidak bersahabat.“Kamu salah alamat jika mencari Ceysa ke sini,” jawab Calvin mengagetkan Olsen.“Apa maksudmu?” cecar Olsen.“Kamu pria paling bodoh yang pernah aku kenal. Hanya karena istrimu di tempat pria lain, bukan berarti dia melakukan hal yang tidak benar dengan pria itu. Apakah Ceysa tidak menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya?” ujar Calvin geram akan sikap Olsen.“Aku tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskannya,” ucap Olsen menyad
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

45. Tak Bisa Menghindari Pertemuan

Tubuh Ceysa dan Olsen sama-sama membeku, selain keterkejutan, ada kerinduan yang tersirat di tatapan mata keduanya, namun sebisa mungkin mereka sembunyikan. Kebekuan mereka mencair ketika suara Thomas terdengar menyapa Ceysa.“Akhirnya kamu datang juga, Tuan Miller sudah menunggumu dari tadi. Kemarilah! Aku akan memperkenalkanmu pada pemilik perusahaan ini,” undang Thomas.Dengan jantung berdetak kencang, Ceysa berjalan mendekati Thomas yang duduk di samping Olsen. Sesekali mata Ceysa melirik ke arah Olsen yang terus menatapnya tanpa berkedip.“Ceysa, perkenalkan ini Tuan Miller, dia yang akan menanyakan data analisis yang sudah kamu olah,” ucap Thomas, lalu ganti mengenalkan Ceysa pada Olsen. “Tuan Miller, perkenalkan ini Ceysa Harris, karyawan yang selama ini membantuku menganalisa semua data perusahaan.”Olsen menegakkan tubuhnya dan mengamati Ceysa. “Harris?” ulang Olsen menyindir Ceysa karena ternyata wanita itu tidak memakai nama belakangnya tetapi memakai nama belakang keluarga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

46. Menyadari Kesalahan

Olsen sadar rasa cemburu kadang membuatnya hilang kendali, dia tidak bisa terus mengekang Ceysa agar hidup dalam kendalinya. Wanita itu bukan robot dan sudah pasti punya keinginan dan kehendaknya sendiri.“Aku tidak bisa menjawabnya sekarang karena harus melihat konteksnya terlebih dahulu. Aku terlalu cemburu pada Calvin karena dia satu-satunya pria yang sangat dekat denganmu dan sangat mengerti dirimu, sedangkan aku terasa jauh darimu.”“Ini yang tidak aku suka darimu, kamu selalu menyimpulkan sendiri tanpa melihat dari sudut pandangku,” ucap Ceysa.“Itu terjadi karena aku belum bisa mengenalmu dengan baik. Beri aku waktu untuk mengenalmu, akan aku buktikan jika aku bisa mempertahankan pernikahan ini tanpa mengekangmu.”Hati Ceysa hampir saja goyah karena mulut manis Olsen, namun ketika mengingat kembali tentang Dizon yang kemungkinan akan membuat Olsen ragu akan status anak itu, membuat hati Ceysa mengeras.Dia tidak ingin Olsen mengatainya wanita jalang karena kelahiran Dizon. Dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

47. Mencari Alasan untuk Tetap Dekat

“Apakah kamu bisa menjelaskan data ini diperoleh dari mana?” tanya Olsen dari belakang tubuh Ceysa dan membuatnya terkejut.Olsen membungkuk di samping Ceysa dengan wajah yang mendekat ke layar laptopnya hingga mata Ceysa bisa menatap lekat wajah pria itu, bahkan dia bisa melihat rambut tipis yang mulai tumbuh di wajah suaminya.Belum lagi aroma maskulin Olsen yang sudah tidak asing baginya, membuat jantungnya berdetak kencang dengan desiran aneh yang membuat inti miliknya memanas. Ceysa menelan ludahnya dengan susah payah berusaha bersikap normal.“Data yang mana?” tanya Ceysa memastikan, namun sialnya suaranya malah berubah parau karena gairah yang tersulut. Dia berdehem beberapa kali untuk menjernihkan suaranya.“Ya ini, apakah menurutmu data ini dibuang sebagian karena mengacaukan data yang lain?” usul Olsen.“Aku akan mencoba membuangnya dan menyerahkannya padamu setelah mendapatkan hasilnya. Apakah kamu bisa menunggumu di mejamu sendiri? Aku tidak terlalu nyaman jika bekerja den
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

48. Rasa Rindu yang Tidak Bisa Disembunyikan

“Apa yang kamu lakukan di sini? apakah kamu mengikutiku?” geram Ceysa dengan nada tinggi penuh kemarahan.“Kamu meninggalkan ponselmu di kantor dan orang bernama Judy terus meneleponmu, aku khawatir dia membutuhkanmu,” jelas Olsen sambil memperlihatkan ponsel milik Ceysa.Dengan cepat Ceysa merebutnya dari tangan Olsen dan memeriksa ponselnya, ada sepuluh panggilan dari Judy yang membuat Ceysa semakin khawatir dengan Dizon.“Pulanglah Olsen, aku ada urusan penting,” usir Ceysa.“Siapa Judy? Apakah dia temanmu? Aku bisa membantumu jika kamu butuh bantuan.”“Dia hanya tetanggaku dan kami biasa makan bersama,” jawab Ceysa tanpa memberitahukan yang sebenarnya tentang Judy. “Aku tidak butuh bantuanmu dan akan sangat berterima kasih jika kamu mau pergi sekarang juga,” lanjutnya tanpa memikirkan perasaan Olsen. Yang dia pikirkan saat ini adalah Dizon dan ingin tahu apa yang terjadi sehingga Judy terus meneleponnya.Ada raut kecewa dari ekspresi wajah Olsen. Dia berpikir jika Ceysa sangat tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

49. Kesempatan Baik

Olsen mengangguk dan tersenyum senang. Tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan, dia dengan cepat menarik lepas pelindung istrinya, tangannya mengusap dan memanjakan inti milik Cesya, membuatnya menggeliat di dalam pelukan.Tak lama kemudian, inti milik Ceysa telah memanas dan melembab, memberi akses pada jari Olsen untuk menelusup masuk menyentuh kehangatan dan kelembutan istrinya.Desahan panjang menggema di dalam ruang itu ketika Olsen berusaha membangkitkan gairah istrinya. Tangan Ceysa terulur untuk menyentuh aset suaminya yang ternyata telah menggembung besar dan mengeras dibalik celana yang dipakai.Dengan tangan gemetar, Ceysa membuka ikat pinggang dan menurunkan celana suaminya, hingga teronggok di kaki pria itu.Olsen membiarkannya begitu saja tanpa berniat melepaskannya. Tubuhnya gemetar ketika tangan lentik istrinya menggenggam aset berharga miliknya dan bergerak memanjakannya.“Teruslah menyentuhnya! Sudah lama dia merindukan sentuhanmu,” ucap Olsen sambil menggerak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-17
Baca selengkapnya

50. Sadar Akan Kesalahan

Setelah Olsen pergi, air mata Ceysa jatuh menetes membasahi pipi. Ada sesuatu yang kosong di dalam dirinya menyadari jika Olsen telah memutuskan untuk pergi dari kehidupannya.Dia sadar telah melakukan kesalahan yang besar karena mementingkan ego diri, berpikir jika hal itu akan mendatangkan kebahagiaan, namun yang terjadi malah sebaliknya hidupnya kini terasa hampa.Di tengah kekalutan pikiran, Cesya teringat Dizon yang masih berada di tempat Judy. Dia hendak pergi menjemput putranya tetapi ponselnya berbunyi sehingga membuatnya langkahnya terhenti.Melihat siapa yang menelepon, Cesya segera mengangkatnya.“Halo,” sapa Cesya.“Bagaimana kabarmu?” suara berat Juan terdengar.“Kabarku baik, bagaimana dengan papa?” balas Cesya.“Tidak terlalu baik karena papa kehilangan putri papa untuk waktu yang cukup lama.” Nada sedih terdengar dari suara Juan.“Aku akan menyelesaikan pekerjaanku di sini dan segera pulang,” ujar Ceysa ingin mengakhiri penjelajahan hidupnya yang cukup melelahkan karen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status