Beranda / Romansa / Secret Night / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Secret Night: Bab 21 - Bab 30

39 Bab

21. Pohon yang Berbisik

“Olsen, berhenti! Ada sesuatu yang ingin keluar dari tubuhku,” engah Ceysa sambil berusaha mendorong tangan suaminya yang bergerak semakin cepat di dalamnya.“Meledaklah! Aku ingin melihatmu meledak di depanku,” balas Olsen yang langsung menahan kedua tangan Ceysa dan menaikkan ke atas kepala wanita itu.Ceysa berteriak keras ketika dirinya meledak untuk pertama kali, nafasnya terengah kasar dengan tubuh lunglai. Beruntung Olsen segera menangkap dan menahan tubuhnya sehingga Ceysa tidak jatuh ke lantai kamar mandi.Dia menopang kepala Ceysa di bahunya dan mengusap punggung telanjang istrinya untuk menormalkan nafas dan detak jantung wanita itu. “Ayo kita sudahi acara mandi ini, aku tidak ingin kamu sakit karena terlalu lama diguyur air dingin,” ucap Olsen.“Kamu yang membuat acara mandiku jadi lama,” gerutu Ceysa ketika nafasnya sudah kembali normal.“Aku akan menghangatkanmu,” goda Olsen.“Jangan menggodaku!”Olsen terkekeh merespon sikap istrinya. “Hari ini aku akan mengajakmu mende
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

22. Dinding Kesalahpahaman Memudar

Seperti yang Olsen katakan, sebelum matahari tenggelam mereka sudah sampai di rumah. Ketika Ceysa keluar dari kamar mandi, dia tidak mendapatkan Olsen di kamar. Dia kemudian keluar dari kamar dan disambut dengan suara merdu alunan musik yang mengingatkannya dengan lagu yang di putar di pernikahannya.“Ada apa ini? apakah kita merayakan sesuatu?” tanya Ceysa ketika melihat suaminya keluar dari ruang penyimpanan minuman sambil membawa sebotol wine.Olsen meletakkan botol minuman yang dia bawa, lalu berjalan mendekati istrinya. Tangannya terulur, membuat Ceysa mengerutkan kening penuh tanda tanya.“Maukah kamu berdansa denganku? Kita belum sempat melakukannya saat acara pernikahan,” ajak Olsen.Ceysa terdiam sambil menatap tangan suaminya, rasa bersalah menyelinap masuk ke relung hatinya. “Soal itu, maafkan aku. Aku mempermalukanmu di depan semua tamumu.”“Lupakan yang sudah terjadi, kita perbaiki kesalahan yang lalu. Jadi, maukah kamu berdansa denganku?” desak Olsen.Tangan Ceysa menyam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

23. Malu karena Kedekatan

Ibu jari Olsen bergerak mengusap bibir Ceysa yang bergetar, menelusurinya dengan perlahan, mengirimkan gelombang sensasi yang tak bisa diungkapkan.“Bolehkah? Aku tidak ingin kamu menyesalinya,” tanya Olsen lirih dengan makna penuh arti.Sebagai wanita dewasa, Ceysa tahu arti tatapan suaminya. Jantungnya berdetak sangat kencang karena itu artinya dia harus menjalankan perannya sebagai seorang istri. Ada ketakutan dalam dirinya, tetapi dia tidak ingin mengecewakan pria yang sudah sangat baik padanya.Pria yang dia permalukan, dengan mudah memaafkan kebodohannya. Pria yang merawatnya dengan baik dan mengajaknya keluar dari dunianya yang membosankan.Dengan mengangguk perlahan, Ceysa memperbolehkan Olsen menyentuhnya lebih dari apa yang pria itu lakukan di kamar mandi. Dia juga ingin menyenangkan hati pria itu, tak hanya menerima tetapi juga memberikan apa yang bisa dia berikan.Mendapat respon yang sama sekali tak terpikirkan olehnya, membuat mata Olsen menggelap penuh gairah. Dia mende
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

24. Hal Pertama

Dia ingin menghindar namun terlambat, Olsen telah menemukan titik kelemahannya ketika bibir pria itu mengecap tempat rahasia yang belum tersentuh oleh siapapun kecuali Olsen sendiri.Tangan Ceysa mencengkeram dan mencakar bahu Olsen ketika lidah pria itu semakin berani mengecap dan menyapu dinding inti miliknya yang penuh dengan syaraf sensitif. Tubuhnya terasa melayang karena rasa nikmat yang luar biasa.Olsen mengangkat satu kakinya dan menaruhnya di bahu kokoh pria itu. Rasa penasaran mengalahkan kegugupan yang dirasakan. Tubuhnya memanas saat pria itu mengecap di dalam sana, desahan pun tak mampu ditahan lagi hingga akhirnya lolos dan menggema di dalam kamar, bersahut dengan bunyi cecapan Olsen.Tubuhnya bergetar hebat ketika sesuatu ingin meledak dari dalam dirinya. “Olsen, cukup!” pekiknya.Bukannya berhenti, cecapan Olsen malah semakin menjadi, hingga akhirnya teriakan melengking menandai sebuah ledakan dahsyat.Tangan Olsen terulur menahan tubuh Ceysa sehingga dia tidak meroso
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-21
Baca selengkapnya

25. Hal Indah

Tubuh Olsen menggeliat, pinggulnya bergerak ke atas dan ke bawah hingga otot bahunya terlihat sangat mempesona. Punggung lebarnya bergerak meliuk indah dan mulai basah karena keringat. Cengkraman tangan Ceysa di sprei ranjang juga semakin kuat, dia tak menyangka jika sebuah percintaan bisa memberikan rasa senikmat ini.Ke mana saja dirinya selama ini hingga tidak pernah berpikir untuk melakukannya dengan seorang pria. Namun dirinya tak bisa menjamin bisa menikmati percintaan seindah ini jika pria yang bersamanya bukan Olsen.Ini bukan hanya bicara tentang hubungan fisik saja, namun perasaan Ceysa sudah terikat dengan Olsen membuat percintaan ini menjadi indah.Olsen bergerak begitu maskulin, memperlihatkan sisi dominasi tetapi juga memberikan surga yang tak pernah terbayangkan oleh Ceysa. Bibir pria itu menyapu dan mengecap setiap inci permukaan tubuh Ceysa, meninggalkan jejak kepemilikan yang terasa panas tertinggal di bekas cecapan itu.Alunan suara musik dansa yang sayup-sayup terd
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

26. Kemarahan Olsen

Pagi terasa sangat dingin akibat hujan yang mengguyur semalaman, tetapi hal itu tidak mengganggu kenyaman dua orang yang sedang tidur bergelung saling berpelukan dan berbagi kehangatan.Ceysa bersembunyi di balik selimut tebal dalam dekapan hangat suaminya, tubuh telanjang keduanya saling berimpit tanpa sekat.Olsen terbangun ketika tubuh Ceysa menggeliat di dalam pelukannya, hidung wanita itu mengusap dadanya menggelitik dan menggoda. Saat membuka mata, dia langsung dihadapkan pada pemandangan yang indah, bukan pemandangan hutan yang biasa dilihat dari balik dinding kaca rumah, namun wajah cantik Ceysa yang masih tertidur dan tampak polos.Tubuh Olsen meremang mengingat kembali bagaimana percintaan panas mereka semalam. Dia tidak menyangka jika malam yang diimpikan selama ini bersama Ceysa akhirnya terwujud, bahkan di luar ekspektasi.Semalam dia sudah berusaha untuk berhati-hati agar Ceysa merasa nyaman, namun kenyataannya wanita itu lebih berani dari dugaan.Wanita itu bisa mengimb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

27. Berbuntut Panjang

Olsen segera menutup telepon dan mencengkeram kuat ponsel di tangannya. Dulu dia berpacaran dengan Fania hanya sekedar iseng, mengingat dia artis cantik yang paling disukai oleh kebanyakan pria di dunia ini. Setelah menjalin hubungan dengan wanita itu, dia baru sadar jika Fania hanyalah sekedar sampah.Namun keisengannya ternyata berbuntut panjang. Wanita itu berulang kali mengganggu kebahagiaannya. “Sudah saatnya aku mengakhiri permainanmu, Fania. Aku sudah tidak bermain-main dengan kehidupan dan masa depanku lagi. Kini aku sudah tahu tujuan hidupku,” gumam Olsen pada dirinya sendiri.Pikirannya langsung melayang mengingat Ceysa. Wanita itulah yang kini menjadi tujuan hidupnya. Dia ingin membangun rumah tangga bersama wanita itu. Sedikit demi sedikit dia berniat untuk membicarakan soal kehadiran anak dalam pernikahan mereka.Meski tidak dalam waktu dekat karena kehidupan Ceysa sedang dalam masa peralihan yang mungkin membingungkan, dari yang awalnya terkekang menjadi bisa sebebas yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

28. Berharap pada Ketidakpastian

Sepeninggalan Olsen, air mata Ceysa menetes tanpa bisa ditahan. Bukan pernikahan seperti ini yang dia mau, tidak ada kehangatan dan rasanya begitu hambar, berbeda jauh ketika mereka tinggal di White Forest.Di sana fokus utama Olsen adalah dirinya. Kini pria itu memperlakukannya seperti wanita jalang dengan melimpahi dirinya dengan uang setelah pria itu mendapatkan apa yang dia inginkan.Pikiran Ceysa kemudian melayang ke tempat di mana dia mendapatkan kehangatan dan penerimaan yaitu saat dia tinggal di keluarga Nelson.Dia tidak butuh kemewahan seperti yang Olsen dan papanya berikan, dia rela bersusah payah hidup di peternakan dengan tubuh bau keringat dan kotoran sapi, namun saat pulang disambut dengan tawa hangat orang tua Calvin.“Tidak, aku tidak boleh berpikir untuk kembali ke sana. Olsen adalah suamiku dan aku akan tinggal dimanapun suamiku tinggal,” gumamnya sambil menggelengkan kepala berusaha membuang pikiran akan keluarga Nelson yang membuatnya merindukannya.Ceysa kemudian
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

29. Pencarian Bukti

“Apa kamu sudah mendapatkan semua bukti kebohongan Fania? Aku sudah tidak sabar untuk menghancurkan wanita itu,” ucap Olsen pada Tony.Pria yang diajak bicara oleh Olsen berjalan mendekat dan menyerahkan sebuah amplop coklat tebal ke hadapan tuannya.“Semua buktinya sudah ada di dalam. Bukti CCTV, foto-foto Fania dengan kekasihnya dan bukti pernyataan dokter tentang kehamilan Fania. Semua bukti itu sudah sangat kuat untuk membuktikan jika Fania tidak pernah mengandung anak Anda. Ada juga bukti pemerasan yang Fania lakukan.”“Bagus. Kirim semua bukti itu ke media dan polisi! Aku ingin mempermalukan sekaligus menuntutnya atas semua tindakan jahat wanita jalang itu. Tidak ada ampun lagi baginya sekarang, aku pastikan dia akan kehilangan karir dan segala yang dimiliki. Aku sudah memberinya kesempatan untuk diam, tetapi dia mengajakku terus berperang hanya demi uang,” ucap Olsen tanpa keraguan.“Apakah Anda yakin dengan keputusan Anda? skandal ini mungkin akan berpengaruh terhadap perusaha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

30. Muncul Hal yang Lain

Ceysa duduk di sebuah restoran sambil menikmati secangkir kopi. Dia butuh udara segar sekaligus kafein untuk meredam kekesalan dan kemarahannya terhadap Olsen. Perhatiannya teralihkan ketika mendengar sebuah berita di TV yang terpasang besar di hadapannya.Dia terkejut melihat Fania digelandang ke kantor polisi bersama seorang pria yang diberitakan adalah kekasihnya.“Bisakah besarkan suaranya?” pinta Ceysa pada karyawan restoran yang ada di dekatnya.“Apakah kamu menyukai artis itu? aku tadinya juga sangat menyukainya, tetapi tidak ku sangka ternyata dia seorang wanita munafik, terlihat baik di layar kaca tetapi tak lebih dari seorang wanita jalang,” ujar karyawan itu pada Ceysa sambil membesarkan volume TV, lalu pergi memberi privasi pada Ceysa.Ceysa menanggapinya dengan senyum tipis tanpa berniat untuk menjelaskan apa yang dilakukan Fania terhadap suaminya. Suara pembawa berita itu pun semakin jelas terdengar menyita perhatiannya.“Fania yang selama ini dikenal sebagai artis papan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status