Beranda / Romansa / Secret Night / Bab 31 - Bab 39

Semua Bab Secret Night: Bab 31 - Bab 39

39 Bab

31. Kata Rindu

“Aku merindukanmu, Calvin. Kenangan hangat kita di Greenland akan menjadi kenangan yang tak terlupakan.”Terdengar perkataan Ceysa yang seketika menghancurkan hari Olsen.“Aku tidak bisa mencintai Olsen, pria itu sangat menakutkan bagiku,” ucap Ceysa dengan isak tangis yang membuat Olsen melangkah mundur menjauh dari tempat istrinya berdiri.Wajahnya berubah menjadi sendu, tangannya mencengkeram buket bunga yang dipegangnya dengan sangat kuat hingga merusak beberapa tangkai bunga indah yang terangkai di sana.Dia tak menyangka jika Ceysa masih menyimpan perasaan pada Calvin, padahal dia sudah berharap banyak dengan kebersamaan mereka selama ini.Dengan perasaan kalut dan emosi yang bercampur aduk, Olsen memutuskan untuk pergi menjauh dari istrinya. Dia tidak ingin melukai Ceysa dengan perkataannya karena rasa marah yang membakar dirinya saat ini.Olsen membuang buket bunga indah itu ke tempat sampah, lalu pergi lagi mengendarai mobilnya mencari tempat untuk menenangkan diri.“Kenapa k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

32. Perkataan Orang Mabuk

Menyadari keadaan Olsen yang mabuk berat, dengan cepat Ceysa berlari untuk membantu suaminya yang berjalan sempoyongan.“Apa yang terjadi? Kenapa kamu pulang dengan keadaan seperti ini?” tanya Ceysa sambil berusaha meraih tubuh suaminya namun Olsen menyingkirkannya dengan kasar.“Jangan sok baik padaku! Aku tahu hatimu tidak seperti apa yang terlihat di depanku,” ujar Olsen yang membuat Ceysa heran dengan sikap kasar suaminya.“Ada apa denganmu? Apakah ada masalah dengan perusahaan?” Ceysa berusaha menggali masalah suaminya yang membuatnya mabuk.“Memangnya ada apa dengan perusahaan? Apakah kamu berharap perusahaanku bermasalah? Perusahaanku baik-baik saja, aku bisa menangani semua masalah pekerjaan dengan baik, sayangnya aku tidak pernah bisa menanganimu dengan baik.”“Kenapa kamu harus menanganiku? Aku bukan wanita yang harus kamu tangani.”Olsen mendorong tubuh Ceysa menjauh, lalu tersenyum sinis. “Menurutmu untuk apa kita menikah? Kenapa hatimu sangat sulit untuk aku raih? Kenapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

33. Pertengkaran

“Apakah Anda sudah bicara dengan Nona Ceysa dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi? saya mendapat tagihan dari toko bunga dari kartu kredit Anda, apakah Anda membeli bunga untuk Nona Ceysa sebagai permintaan maaf?”Tony ingin tahu kelanjutan hubungan Olsen dengan istrinya, berharap dua orang itu berbaikan kembali karena mereka pasangan yang serasi.Olsen melirik Tony dan tidak menanggapi tentang bunga yang dia beli yang akhirnya berakhir di tempat sampah.“Kami sedang mengalami krisis komunikasi. Tiba-tiba saja pembicaraan kami tidak nyambung dan membosankan,” jawab Olsen tanpa menjauh dari pekerjaannya.“Mungkin Anda harus terbuka terlebih dahulu pada Nona Ceysa sehingga dia bisa mengerti perasaan Anda,” Tony memberikan saran.“Bagaimana aku bisa mengungkapkan perasaanku jika hatinya masih menjadi milik orang lain? aku tidak ingin mempermalukan diriku sendiri.”“Apakah menurut Anda, Nona Ceysa menyukai pria bernama Calvin itu? karena yang saya lihat, Nona Ceysa selalu tersipu di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya

34. Aku Tidak Akan Melepaskanmu

Ceysa seketika terpekik kaget ketika Olsen merobek pakaiannya dengan kasar, belum sempat dia memprotes apa yang dilakukan suaminya, pria itu sudah melumat bibirnya menuntut.Dia tidak bisa menjauh ketika lidah Olsen menyeruak masuk ke dalam mulutnya dan menyapu dinding bibirnya dan mengabsen giginya, mengajak lidahnya menari mengikuti irama pria itu.Kendali diri Ceysa seketika runtuh menerima perlakuan tersebut. Dia tahu Olsen sedang marah padanya, seharusnya dia mendorong pria itu menjauh, namun tubuhnya mengkhianati pikirannya. Tangannya malah melingkar indah di leher pria itu dan menyambut ciuman panas suaminya.Dia memejamkan mata dan memiringkan kepala agar Olsen bisa melumat bibirnya dengan leluasa. Bahkan dia tidak protes ketika Olsen melucuti pakaiannya dengan kasar.“Aku tidak akan melepaskanmu, Ceysa. Kamu adalah milikku,” geram Olsen di sela lumatan bibirnya.Olsen kemudian menekan tubuh Ceysa ke dinding sambil melepaskan penutup dada istrinya lalu membuangnya sembarangan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya

35. Milikku dan Milikmu

“Apakah kamu menyukainya?” erang Olsen sambil mendekap tubuh istrinya.Ceysa mengangguk cepat beberapa kali menjawab pertanyaan suaminya. Dia membenamkan wajahnya di ceruk leher Olsen dan menghirup aroma maskulin yang menggelitik indra pembaunya.“Aku sangat menyukainya, rasanya sungguh luar biasa.”Mendengar hal tersebut, Olsen mempercepat gerakan pinggulnya, menghentak dan menghujamkannya berkali-kali di dalam milik Ceysa. Suara derit sofa memperlihatkan betapa besar gairah dua orang yang menari di atasnya.Tubuh mereka saling melilit dan bergerak dengan indah. Kaki Ceysa melingkar di pinggang kokoh suaminya dan mengunci penyatuan mereka. Semuanya terasa sangat pas dan berada di tempat seharusnya.Di tengah percintaan mereka, Ceysa merasa bingung ketika Olsen tiba-tiba melepaskan pelukannya dan menjauh dari tubuhnya. Pria itu menggenggam kedua pergelangan kakinya dan menaruhnya di bahu kanan dan kiri.Olsen bersimpuh di depan inti milik Ceysa tanpa melepaskan penyatuan. Setelah mene
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-03
Baca selengkapnya

36. Sentuh Aku

“Masa lalumu selalu menjadi duri dalam daging, pengganggu pernikahan kita dan menjadi dinding yang memisahkan kita. Aku harap kamu bisa meruntuhkan semuanya itu dan kita kembali hidup seperti saat berada di White Forest karena aku merasa sangat bahagia berada di sana,” jelas Cesya.Olsen terdiam merenungkan perkataan istrinya. Dia berpikir, bagaimana caranya untuk melepaskan masa lalu yang sudah menjadi bagian dari dirinya. Tak bisakah Ceysa hanya memikirkan masa kini, fokus hanya padanya, tanpa terus mengungkit masa lalunya. Bahkan dia sendiri sudah tidak peduli lagi dengan semua wanita yang ada di kehidupan lampaunya.“Baiklah, aku tidak akan lagi berurusan dengan semua wanita yang ada di masa laluku. Aku hanya akan fokus padamu, tetapi aku juga menuntutmu untuk fokus hanya padaku.”Senyum lebar terkembang di bibir Ceysa, dia mengangguk cepat menyetujui kesepakatan antara dirinya dan Olsen. “Aku hanya akan fokus padamu, miliki aku seutuhnya dan aku akan memilikimu seutuhnya.”Olsen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-04
Baca selengkapnya

37. Berjalan dalam Kebimbangan

Anehnya setelah hampir seharian tidur, rasa lelah yang Ceysa rasakan tidak menghilang tetapi kepalanya malah terasa berat dan perutnya terasa mual. Rasa mual tersebut semakin parah ketika seorang pelayan masuk ke kamar membawakan makanan.Aroma makanan itu membuatnya ingin muntah, dengan cepat dia terduduk dan menutup hidung. “Apa yang kamu bawa?” tanya Ceysa penuh curiga.“Tuan Olsen meminta saya membuatkan sop daging yang hangat agar membuat tubuh Anda membaik,” jawab pelayan tersebut.“Jauhkan itu dariku, masakanmu membuatku merasa mual.”“Lantas apa yang ingin Nona makan? Saya akan membuatkannya untuk Anda karena sejak pagi Anda belum sarapan.”“Aku ingin potongan buah segar yang dingin,” pinta Ceysa.“Itu tidak akan cukup membuat tubuh Anda mendapatkan energi. Maukah saya buatkan roti gandum panggang dengan isi keju?”“Tidak aku tidak menginginkannya. Buatkan saja apa yang aku minta, aku ...” perkataan Ceysa seketika terhenti ketika dia tidak bisa menahan rasa mual yang menghenta
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

38. Sudut Pandang Berbeda

Ceysa membuka mata dan bingung akan keberadaannya. Dia mengingat kembali apa yang terjadi terakhir kali dan langsung tersentak mengingat kebersamaannya dengan Calvin.Matanya menyapu keadaan di sekitar, dia berbaring di ranjang yang asing dan berada di kamar yang tak dia kenal. Dengan cepat Ceysa turun dari ranjang sambil menahan denyut di kepala dan jantung yang berdetak kencang karena kebingungan yang dia rasakan.Ketika hendak membuka pintu kamar, pintu itu terbuka dari luar dan Calvin masuk membawa nampan berisi makanan yang membuat perutnya mual. “Jauhkan makanan itu dariku!” ucap Ceysa sambil menutup hidung dan mulutnya.“Perutmu kosong dan belum makan apa-apa, itu yang membuatmu sakit dan pingsan. Sebaiknya kamu makan dulu agar perutmu terasa nyaman.”“Di mana ini?” tanya Ceysa tak menanggapi saran pria itu.“Di apartemen yang aku sewa selama aku berada di kota. Biaya hotel sangat mahal sehingga aku memutuskan untuk mencari apartemen,” jawab Calvin.“Kenapa aku ada disini?” Cey
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-06
Baca selengkapnya

39. Janin yang Tumbuh

Calvin yang dari tadi hanya bisa mendengarkan pertengkaran mereka, akhirnya mendekati Ceysa dan hendak menolongnya untuk berdiri, namun Ceysa menolak pertolongan Calvin.“Jangan pernah menyentuhku! Apakah kamu sadar jika kamu baru saja menghancurkan hidupku?” geram Ceysa.“Maafkan aku, Ceysa. Aku tidak tahu jika masalahnya akan menjadi seperti ini, tetapi jangan khawatir, aku akan selalu berada disampingmu dan jika keadaan ini sudah membaik, kamu bisa bicara lagi dengan suamimu.”“Aku dan Olsen tidak butuh bicara lagi,” tolak Ceysa.“Baiklah, terserah kamu saja. Sekarang bangunlah dan kembalilah ke ranjang. Kamu masih sakit, kita tunggu dokter datang.”Ceysa kemudian berusaha berdiri tanpa bantuan Calvin. Pria itu mengira jika Ceysa hendak kembali ke kamar, namun ternyata wanita itu melangkah keluar dari rumahnya.“Kamu mau ke mana?” tanya Calvin cemas.“Ke mana saja yang penting jauh dari kalian semua. Jauh darimu, dari Olsen dan dari papa. Kalian semua pria brengsek yang hanya bisa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status