Beranda / Romansa / Secret Night / Bab 51 - Bab 60

Semua Bab Secret Night: Bab 51 - Bab 60

68 Bab

51. Sikap yang Keterlaluan

Senyum sinis terkembang di bibir Olsen. “Beginikah caramu memperkenalkannya padaku?”“Lalu bagaimana aku harus memperkenalkannya padamu? Aku mengandungnya ketika kita berpisah, aku menyembunyikannya karena takut kamu tidak akan percaya padaku dan menganggap Dizon adalah anak Calvin. Yang perlu kamu tahu, aku dan Calvin tidak memiliki hubungan seperti yang kamu pikirkan. Satu-satunya pria yang tidur denganku hanyalah dirimu,” bukannya merasa bersalah, kemarahan Cesya malah tersulut.Sadar jika tidak ada gunanya mereka bertengkar yang akan membuat hubungan mereka semakin berantakan, Olsen mendekati anak itu. “Bolehkah aku menggendongnya?”Ceysa menatap Olsen terbengong, dia tidak menyangka jika Olsen akan dengan mudah menerima Dizon. Dia kemudian menyodorkan putranya pada Olsen dan memberi kesempatan pada pria itu untuk menggendong putranya pertama kalinya.“Di mana kamarnya?” lanjut Olsen seperti orang linglung.“Di sana,” tunjuk Ceysa ke arah satu-satunya kamar yang ada di rumah terse
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

52. Papanya Dizon

“Ceysa ...!” bisik seseorang dari samping tempat tinggalnya dan ternyata Judy sudah ikut berdiri terdiam menatap pria tampan yang menggendong Dizon.“Judy ...?” gumam Ceysa sambil mendekati wanita tua itu.“Siapa dia?” tanya Judy menunjuk Olsen.Wajah Ceysa merona merah ketika ingin menjawab pertanyaan Judy. “Dia papanya Dizon, suamiku.”Mata Judy terbelalak kaget, tetapi ada binar senang di sana. “Apakah kalian sudah rujuk kembali?”Ceysa menggeleng menjawab pertanyaan Judy. “Dia masih marah padaku dan semalaman kami tidak saling bicara.”“Beri dia waktu, aku yakin dia akan memaafkanmu,” ujar Judy yang membuat bibir Ceysa mengerucut kesal karena wanita itu tidak menyanggah kesalahannya.Judy menanggap ekspresi Ceysa dengan senyuman. “Aku akan ke ladang bersama Anton, jika kalian sudah baikan, kenalkan dia pada kami.”“Tentu saja, aku akan mengenalkannya pada kalian,” janji Ceysa.Judy mengedipkan satu mata menggoda Ceysa lalu pergi menjauh. Setelah Judy pergi, Ceysa berjalan mendekat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

53. Melepas Ketakutan

Sampai di rumah, keadaan begitu sepi, Ceysa mencari Olsen namun tak menemukan pria itu. Dia kemudian berlari ke kamar dan menemukan pria itu sedang menggendong Dizon yang tertidur di pundak.Olsen memunggunginya dan sedang fokus dengan pemandangan di luar kamar sehingga tidak sadar akan kehadiran dirinya. Ceysa menatap nanar pemandangan di depannya, pemandangan yang membuatnya meleleh sekaligus bahagia.Perlahan dia berjalan mendekati Olsen dan memeluk pria itu dari belakang, hal itu membuat Olsen terkejut dan menegang.“Aku ingin melanjutkan pernikahan ini dan menekan semua ketakutanku. Maukah kamu ...”“Lepaskan aku Ceysa!” ucap Olsen menghentikan perkataan Ceysa.Kini ganti tubuh Ceysa yang menegang, mungkinkah dia berharap terlalu banyak pada Olsen karena sikap pria itu tadi pagi. Dia pun langsung melepaskan pelukannya dan menjauh.“Maafkan aku,” gumam Ceysa lirih sambil menundukkan kepala. Kepercayaan dirinya seketika runtuh karena penolakan pria itu.Matanya melirik ke arah Olse
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

54. Kerinduan Tersalurkan

Ceysa menggelengkan kepala tidak habis pikir dengan ide suaminya. Namun dia tetap turun dari ranjang dan berjalan mendekati Olsen, melingkarkan tangannya ke pinggang pria itu lalu menengadahkan wajah memasang wajah menggoda.Lagi-lagi Olsen mengumpat keras karena tak mampu mengendalikan diri menghadapi sikap istrinya. Dia menangkup wajah menggemaskan itu dan melumat bibir Ceysa dengan rakus, menyapu langit-langit mulutnya, mengecap setiap inci.Tak tinggal diam, Ceysa memprovokasi suaminya dengan menarik lepas kaos yang Olsen pakai lalu mengusap dada bidang dan liat pria itu.Tak mau kalah, Olsen melakukan hal yang sama dengan meloloskan pakaian tidur Ceysa, melepaskan dan membuangnya dengan sembarangan.Bibirnya bergerak dari bibir Ceysa menuju leher jenjangnya, mengecap di sana dan memberi tanda kepemilikan. Gerakannya semakin turun menuju dada halus dan menggoda, menelusuri dan menjelajah dua bukit indah yang menjulang menantangnya di sana.Tangannya meremas salah satu bukit itu se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

55. Ada yang Belum Selesai di Akhir Bahagia

“Selamat pagi,” sapa Ceysa saat datang ke rumah Judy sambil membawa masakan. Olsen pun pergi bersama dengannya sambil menggendong Dizon.“Selamat pagi,” balas Judy dan Anton bersamaan. “Aku merasakan aroma kebahagiaan yang memancar dari wajah kalian berdua. Jadi siapa pria ini?” pancing Judy sambil melirik ke arah Olsen.Wajah Ceysa seketika merona merah, lalu bergelayut manja di lengan Judy. “Jangan menggodaku! Aku tahu kamu sudah mengetahui semuanya.”Judy tertawa mendengar apa yang Ceysa katakan, dia kemudian mempersilahkan mereka masuk dan menerima masakan yang Ceysa bawa. Setelah Judy menata semua hidangan di meja makan, mereka berkumpul untuk sarapan bersama.“Jadi kabar bahagia apa yang bisa aku dengar dari kalian,” tanya Judy.Olsen berdeham untuk menjernihkan suara. “Aku mengucapkan banyak terima kasih karena telah menolong dan menyelamatkan Ceysa. Dia merasa sangat bahagia di sini, tetapi kami tidak bisa terus tinggal di sini karena pekerjaanku, jadi aku akan membawa Ceysa p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya

56. Babak Baru

Penat dengan pikirannya, Calvin memutuskan untuk pergi mencari hiburan. Dia mengendarai mobil dan pergi ke kota kecil yang terdekat dengan peternakan menuju sebuah bar yang selalu ramai dikunjungi warga sekitar.Sesampainya di sana, dia memesan minuman keras berharap bisa membuatnya lebih tenang. Satu gelas dia tenggak tetapi tidak ada perubahan, dua gelas dia tenggak dan hasilnya sama saja. Hingga akhirnya dia minum beberapa gelas sampai kepalanya berputar.“Kenapa takdir begitu kejam padaku?” racaunya di bawah kendali minuman memabukkan tersebut.“Jika dia memang bukan untukku, kenapa Tuhan tidak membiarkan aku melupakannya?” Calvin mulai menyalahkan Tuhan untuk mencari pembenaran.“Jika Tuhan itu baik, buat aku untuk bisa melupakannya.” Suaranya lebih keras hingga membuat beberapa orang yang di sekitarnya merasa terganggu.Calvin tersenyum sinis sambil memutar gelas yang sudah kosong di atas meja. “Kamu sungguh bodoh Calvin! Tuhan tidak mendengar doa pria mabuk sepertimu,” terdenga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya

57. Di Balik Rencana Licik

Cameron menatap putranya penuh belas kasihan, dengan penuh hati-hati dia berkata, “mobilmu menabrak seorang gadis hingga terpental beberapa meter dari tempatnya berada.”“Lalu bagaimana keadaan gadis itu sekarang?” tanya Calvin dengan nada bergetar.Raut wajah Cameron seketika berubah menjadi sendu. “Gadis itu masih koma dan dokter mengatakan jika kemungkinan dia akan lumpuh. Entah permanen atau sementara, dokter belum bisa memastikannya.”“Apakah itu artinya aku akan dituntut dan dipenjara?” Calvin memastikan nasibnya.“Jika gadis itu bangun dari koma, masalah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan,” terang Cameron.“Aku akan membayar semua pengobatannya, bilang pada papanya jika aku akan bertanggung jawab atas perbuatanku dan tidak akan melarikan diri,” tegas Calvin.“Mama dan papa sudah bicara baik-baik dengan Jamie, tapi pria itu tidak hanya menuntut kita soal biaya pengobatan dan segala yang dibutuhkannya, namun juga menuntutmu agar menikahi putrinya saat gadis itu sadar nanti
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-27
Baca selengkapnya

58. Kesempatan Emas

Kenny mengalami mimpi buruk setelah kunjungan papanya. Ingatannya kembali ke masa lalu ketika melihat mamanya mendapat perlakuan buruk dan pukulan dari papanya. Dia yang masih kecil hanya mengintip dari balik tirai kamar, melihat bagaimana mamanya terbaring tak berdaya dengan darah segar yang keluar dari luka yang papanya sebabkan.Mimpi itu berlanjut saat dirinya menjadi dewasa, dia mendapatkan perlakuan yang sama seperti yang mamanya dapatkan.Meski sudah berteriak minta ampun, papanya tetap saja memukulnya gara-gara dia tidak memberikan uang yang papanya minta karena tahu uang itu hanya akan digunakan untuk berjudi dan mabuk, sedangkan mereka juga butuh makan.Sering kali dia melarikan diri di sela pukulan papanya, tetapi entah kenapa kakinya kini tak bisa digerakkan. Dia berusaha menyeret kakinya, tetapi sia-sia saja. Rasa sakit di tubuhnya menjalar ke seluruh tubuh.Di dalam tidur dia menangis terisak, rasanya seperti terseret dalam kegelapan hingga dirinya tenggelam di dalamnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

59. Rasa yang Muncul

Kenny mempertimbangkan kesempatan emas yang datang padanya, ingin sekali diambilnya dan berlindung dalam penjagaan Calvin untuk menghindari siksaan papanya, namun hati nuraninya mengatakan hal yang sebaliknya, tidak seharusnya pria baik itu terseret dalam masalah dirinya dengan papanya.“Kamu tidak perlu merasa bertanggung jawab atasku karena sebelum kecelakaan ini terjadi, aku memang sudah tidak memiliki masa depan, bahkan aku tidak memiliki mimpi apapun dalam hidupku.” Kenny mengucapkan hal tersebut tanpa emosi yang malah membuat Calvin semakin khawatir.Orang normal yang mengalami masalah seperti Kenny seharusnya merasa sedih atau marah, apalagi kelumpuhan kakinya bukan hal sepele yang bisa diabaikan begitu saja.“Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak memiliki mimpi. Kenapa kamu berusaha memendam emosimu? Jika kamu merasa sedih, kamu bisa menangis. Jika marah, kamu bisa berteriak memakiku bahkan memukulku,” ujar Calvin membuat Kenny menoleh dan menatapnya.Senyum masam terk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

60. Tidak Ada Lamaran

Keesokan harinya, Jamie datang membuka pintu kamar rawat putrinya dengan kasar. “Kenapa pria brengsek itu tidak menghubungiku untuk membahas pernikahannya denganmu?”“Aku yang menolak pernikahan itu karena aku tahu rencana licik papa,” terang Kenny.“Dasar bodoh! Siapa yang akan merawatmu ketika kamu tidak bisa melakukan apa pun? Siapa yang akan memberimu makan? Apakah kamu tidak sadar jika sekarang sudah menjadi wanita cacat? Tidak akan ada pria yang mau menikahimu. Jangan harap aku akan memberimu uang,” murka Jamie.Mendengar perkataan menyakitkan dari papanya, air mata Kenny langsung meleleh keluar. Di saat keadaannya tidak baik-baik saja seperti sekarang ini, seharusnya papanya memberinya semangat dan tidak merendahkannya, namun yang terjadi malah sebaliknya, mulut pedas papanya berhasil menghancurkan hatinya, membuat rasa percaya dirinya runtuh.Sambil mengumpulkan keberanian, Kenny berkata, “seharusnya aku menjadi tanggung jawabmu bukan tanggung jawab seorang pria asing yang sama
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status