Keira merasakan denyut nadi di pergelangan tangannya, semakin cepat, semakin tak terkendali. Tubuhnya terasa berat, seperti ada beban tak terlihat yang terus menariknya ke dalam kegelapan. Ia berusaha membuka matanya, namun dunia di sekitarnya masih kabur, bercampur dengan cahaya yang bergerak-gerak, seakan membingungkannya. Keira tahu, ia harus segera bangkit. Ini bukan waktunya untuk terjebak dalam ketakutan. Tetapi dalam kekacauan ini, ada sesuatu yang lebih besar sedang menunggu. Tangan Keira terulur ke arah Adrian, yang juga tampak tergeletak di lantai, punggungnya tertutup oleh bayangan gelap yang semakin mendekat. Dengan suara serak, ia mencoba memanggil namanya. "Adrian... bangun... kita... harus... keluar..." suaranya terputus-putus, napasnya tersengal. Kepalanya berputar, namun ia berusaha menguatkan diri. Namun, Adrian tidak bergerak. Keira mulai merasakan keputusasaan merayap. Rencana mereka, yang semula begitu terencana, kini terasa seperti ilusi. Mere
Terakhir Diperbarui : 2025-01-11 Baca selengkapnya