All Chapters of Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris: Chapter 31 - Chapter 40

53 Chapters

Bab 31. Aku Mengkhawatirkanmu

Dokter Reigen datang ke paviliun depan untuk memeriksa kondisi Aleena yang kini tengah demam tinggi. Bibi Julien yang berjalan di belakang, mengajak Dokter Reigen masuk ke dalam kamar Aleena untuk segera memeriksa dan memberikan obat pada nonanya. Dengan sopan, Bibi Julien mendekati Aleena dan mengusap lengannya perlahan-lahan. "Nona Aleena, ada Dokter Reigen di sini. Nona akan diperiksa sebentar," ujar Bibi Julien membangunkannya. Gadis itu membuka kedua matanya yang terasa berat. "Iya, Bi, kepalaku sangat pusing." Dokter pun mendekati Aleena. "Permisi, Nona," ucapnya dengan sopan. Aleena mengerjapkan kedua matanya saat dokter mulai memeriksanya dengan hati-hati. "Demamnya memang sangat tinggi, jadi tidak kaget kalau merasa sangat pusing. Tapi Nona jangan khawatir, saya akan resepkan obatnya," ujar dokter itu, ia kembali melirik Aleena yang juga tampak flu. "Apa Nona baru-baru ini kehujanan?" "Iya dok, semalam saya kehujanan," jawab gadis itu dengan suaranya yang serak. "Ya,
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Bab 32. Jangan Salahkan Asher Perhatian Pada Aleena

Hari telah berubah gelap, Asher baru saja kembali dari kantor. Laki-laki itu berjalan masuk ke dalam rumah sembari menyampirkan tuxedo navy miliknya di lengan kirinya. Begitu Asher masuk ke dalam rumah, suasana yang pertama kali menyambutnya adalah kesunyian. Hanya ada satu pelayan di sana. "Apa istriku belum pulang?" tanya Asher pada wanita setengah baya yang kini menyuguhkan secangkir teh padanya. "Sore tadi Nyonya sudah pulang, Tuan. Tapi tidak lama, Nyonya pergi lagi," jawab wanita itu menundukkan kepalanya. Asher berdecak seketika, laki-laki itu sudah menduga kalau Marsha memang tidak betah di rumah. Meskipun seharian penuh istrinya berada di kantor, namun malam harinya Marsha masih jarang di rumah. Selain ada acara arisan sosialita dengan teman-temannya, pasti ada urusan lainnya yang tidak Asher ketahui. "Apa perlu saya siapkan makan malam untuk Tuan?" tawar pelayan itu. "Tidak. Aku tidak lapar," jawabnya. Laki-laki itu beranjak dari duduknya saat itu juga. Asher berjala
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 33. Pertengkaran Marsha dan Asher

Seharian Marsha menunggu suaminya kembali dari kantor. Wanita itu menahan kekesalan yang mendalam pada Asher sejak pagi tadi. Sore hari saat Asher akhirnya pulang, Marsha langsung mendekatinya yang baru saja duduk di sofa dengan wajah lelah. "Selamat sore, Sayang," sapa Asher mentapnya sambil tersenyum manis. "Hm," jawab Marsha bergumam pelan, tampak tidak tertarik sedikit pun. "Ada yang ingin aku tanyakan padamu."Kening Asher sedikit mengerut. "Katakan, ada apa?" Marsha menarik napasnya panjang dan maju satu langkah menatap kesal suaminya. "Apa kau yang memanggil dokter ke sini untuk memeriksa Aleena?" tanya Marsha dengan nada menuntut. "Katakan dengan jujur, apa kau sekarang benar-benar yang mulai perhatian dengan gadis itu?" Wajah Asher yang mulanya tenang, kini terlihat sedikit demi sedikit mulai mengeruh karena ucapan istrinya.Laki-laki itu berdecak, lalu membuang muka dan memijit pangkal hidungnya dengan perasaan kesal. Lelah di tubuhnya masih belum berkurang sedikit pun
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 34. Jangan Menangis Lagi, Aleena

Hingga larut malam, Marsha belum juga kembali. Wanita itu mengirimkan pesan pada Asher untuk tidak mencarinya, karena Marsha ingin menenangkan diri. Sebelum Marsha meninggalkan rumah, Asher sempat melihat sosok Aleena yang entah sejak kapan berdiri di depan rumahnya saat ia ribut dengan Marsha.Asher memutuskan untuk datang paviliun menemui Aleena. Gadis cantik dengan balutan gaun tidur putih panjang itu, duduk di sebuah sofa yang berada di lantai dua paviliun. Aleena duduk melamun dan sedih. "Aleena," panggil Asher dengan suara dingin. Mendengar namanya dipanggil, Aleena menoleh cepat dan terkejut melihat kedatangan Asher secara tiba-tiba di malam-malam seperti ini. "Tu-Tuan Asher…."Aleena langsung beranjak dari duduknya dan mengusap air matanya cepat. Asher melangkah mendekati Aleena, menatap wajah kecilnya yang tampak sembab dan sedih. Sorot matanya terlihat antara ragu dan was-was hingga terasa jelas perasaan takut Aleena hanya dengan memandangnya. "Tidak perlu memasang eks
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 35. Sosok Istri yang Selama ini Asher Idamkan

Malam ini, lagi-lagi Asher tidak mendapati istrinya di rumah. Untuk kesekian kalinya ia pulang ke rumah dalam keadaan sepi dan tidak ada sambutan apapun. Setelah pertengkaran kemarin, Asher mencoba membujuk istrinya. Ia berupaya memperbaiki hubungannya. Namun, ternyata Marsha masih tidak bisa mengerti perasaannya."Mau sampai kapan kita akan terus seperti ini, Marsha?" dengus Asher, ia menyergah napasnya panjang. Asher beranjak dari duduknya saat itu juga. Rumahnya terasa sepi dan membosankan, hingga ia memutuskan untuk datang ke paviliun menemui Aleena. Sesampainya di tempat itu, Asher mengetuk pintu paviliun karena pintu itu terkunci dari dalam. "Tunggu sebentar!” Suara Aleena terdengar dari dalam. Asher merasakan desiran aneh di hatinya saat mendengar suara gadis itu. Tak lama, pintu paviliun terbuka lebar menyambutnya. Aleena menatapnya terkejut. Wajahnya terlihat begitu segar dan cantik, apalagi gadis itu memakai dress panjang berwarna kuning cerah yang kontras dengan kuli
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 36. Karena Aleena, Juga Istriku

Sampai makan malam selesai, Asher tidak kunjung kembali ke kediaman utama. Laki-laki tampan berbalut kemeja putih itu masih duduk di sofa ruang keluarga sembari membuka lembar demi lembar sebuah buku. Sedangkan Aleena hanya duduk diam dan jemu menunggu Asher yang tidak kunjung pergi. Asher tersenyum tipis memperhatikan ekspresi Aleena yang bosan. "Kenapa kau diam saja? Apa kau berharap aku segera keluar dari tempat ini?" tanya Asher. Laki-laki itu menebak isi hati Aleena dengan sangat tepat! Namun, dengan cepat Aleena menggelengkan kepalanya. "Tidak, Tuan. Tapi dengan Tuan di sini, a-apa Nyonya tidak marah?" Asher menutup buku di tangannya dan meletakkan di atas meja sembari mengendurkan dari berwarna navy yang ia pakai. "Sudah aku katakan padamu, urusan yang terjadi antara aku dan Marsha, itu bukan urusanmu!" katanya dengan dingin dan ketus. "Satu lagi ... mau aku berlama-lama di sini, menginap dan bermalam di sini sekalipun, itu terserah padaku. Paviliun ini milik
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 37. Aku Suamimu, Aleena Pandora!

Pukul sebelas malam, Marsha tiba di rumah setelah mengadakan acara bersama teman-temannya sejak sore tadi. Asher hanya diam memperhatikan istrinya yang baru saja naik ke atas ranjang bergabung dengan dirinya setelah membersihkan tubuh. "Apa kau sibuk sekali seharian ini, Sayang?" tanya Asher menatapnya. "Hmm, aku berkumpul dengan teman-teman, setelah itu aku pergi berbelanja, lalu kami kembali dinner party," jawabnya dengan santai sembari meraih ponselnya di atas nakas. "Dua hari lagi hari libur, kan? Bagaimana kalau kita menginap di villa di dekat pantai?" tawar Asher tiba-tiba, sembari merangkul pinggang Marsha dengan erat. "Kita bisa menyegarkan pikiran kita di sana." Marsha menggeleng dan melepaskan tangan Asher. "Lain kali saja. Aku sangat sibuk," jawabnya sambil menarik selimut dan berbaring. Asher memeluk dan mengecup pipi istrinya. "Apa kau tidak merindukanku sama sekali? Seharian ini kau pergi berkumpul dengan teman-temanmu. Setidaknya—""Aku sangat lelah, Asher," kata
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 38. Asher Mengabaikan Marsha

Usai sarapan bersama Aleena di paviliun, Asher kembali ke kediaman utama. Laki-laki itu tampak dingin tak acuh melihat Marsha yang berada di ruang makan tengah dilayani oleh dua pelayan setianya. Wanita itu menoleh ke arah Asher yang berjalan menuju tangga. Wanita itu segera beranjak dari duduknya dan berdiri di tempat. "Kau tidak ingin bergabung sarapan denganku?" tanya Marsha. "Sayang! Aku bicara denganmu!" pekiknya karena Asher tidak menoleh sedikit pun. Rasa marah di dada Marsha seperti membengkak, bertahun-tahun ia menikah dengan Asher, tidak sekalipun Asher mengabaikannya seperti ini!"Ini semua pasti karena Aleena!" geram Marsha. Wanita itu menggebrak kuat meja makan di hadapannya. “Dia ingin mengambil Asher dariku? Hah! Kau tidak tahu berhadapan dengan siapa, Aleena!”**Aleena dan Asher benar-benar pergi bersama ke tempat kerja. Hal ini membuat Aleena tidak tenang. Pasalnya sebelum mereka berangkat tadi, Marsha tahu kalau ia dan Asher berada dalam satu mobil. Sepanjang p
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 39. Wanita Sekali Pakai yang Asher Manjakan

Dengan langkah gontai, Aleena pulang lebih awal sore ini. Gadis itu berjalan dengan wajah murung masuk ke dalam paviliun. "Jam berapa sekarang? Bukankah kau berjanji pulang lebih awal?" Suara bariton dingin menyapa pendengaran Aleena, membuat gadis cantik itu tersentak seketika. Ia menoleh pada sosok Asher Benedict yang entah sejak kapan duduk di sofa ruang tamu, dengan balutan tuxedo hitamnya yang rapi serta kacamata bening yang menghiasi mata tajamnya. Laki-laki itu beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati Aleena. "Kau bilang akan pulang lebih awal, apa jam empat sore itu sudah sangat awal bagimu?" tanya Asher dengan nada menekan. Aleena menggeleng kecil. "Ma-maaf, Tuan, masih ada beberapa pekerjaan yang harus saya selesaikan." Asher mendengus. “Kau pikir aku tidak punya pekerjaan, begitu?”Aleena kembali menggeleng. “Maksud saya bukan—” Namun, Asher tiba-tiba menarik lengan Aleena. "Ikut denganku," katanya. Debaran aneh menjalar di dadanya saat ia menatap telapak tanga
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 40. Rasa Tak Tega Asher pada Aleena

Seperti terbakar hidup-hidup, Marsha merasakan dadanya panas mendengar Asher berkata dengan mulutnya sendiri kalau ia bebas memanjakan Aleena. Marsha tidak terima dengan semua itu! Aleena bukanlah siapa-siapa, dia tidak pantas mendapatkan apapun dari Asher!Dengan amarah yang tak terbendung, Marsha mendatangi Aleena di paviliun. Wanita itu membuka pintu paviliun dengan kasar. "Di mana Aleena?!" tanya Marsha pada Bibi Julien yang sedang membersihkan ruang tamu. "Nona ada di kamarnya, Nyonya," jawab wanita setengah baya itu. Gegas Marsha melenggang naik ke lantai dua, menuju kamar Aleena yang berada di ujung. Tanpa mengetuk pintu, Marsha langsung membukanya. Di sana, ia melihat Aleena yang terkejut dengan kedatangannya. Mereka sama-sama tercekat. Marsha melihat Aleena yang menangis dan terduduk di lantai. Namun, sekali lagi, ia tidak peduli dengan apapun yang gadis ini lakukan! "Nyonya…?" lirih Aleena dengan suara serak. Dengan kakinya yang kebas, Aleena berusaha berdiri saat Ma
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status