William sudah mengetahui alamat kantornya. Satu kalimat itu berhasil mengacaukan pekerjaannya. Meskipun Dara sudah berusaha fokus akan pekerjaannya, bayang-bayang karangan bunga beserta wajah brengsek William menari-nari di benaknya, membuat konsentrasi dan keprofesionalan Dara dalam bekerja buyar seketika. Sampai sekarang, waktu yang seharusnya digunakan untuk makan siang ini, Dara tetap tak bisa mengolah rasa gelisahnya akibat ulah William. Bunyi pintu yang diketuk membuat Dara tersadar dari pikirannya yang melanglang buana. “Bu, ini makan siangnya. Saya pastikan sesuai request Bu Dara, gerd friendly,” ucap sekretaris Dara dengan nampan di tangannya. Begitu mendengarnya, Dara segera memberesi meja yang dipenuhi berkas berserakan. Padahal ia tak sibuk-sibuk amat, tapi keadaan ruangannya seperti kapal pecah, mungkin karena pikirannya sedang kusut, jadi tanpa sadar ia mengobrak-abrik ruangannya. “Terima kasih, ya,” ucap Dara mengangkat pandangan hingga bertemu tatap dengan a
Huling Na-update : 2025-01-29 Magbasa pa