Semua Bab Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan : Bab 91 - Bab 100

107 Bab

91. Yang Sri Rahmi sembunyikan

Menyebalkan! Meskipun Dara berhasil membuat Namira Sana Soeroso, sang model catwalk, geram dan menjauh darinya dengan hati dongkol, itu tak serta-merta membuat Dara senang. Mungkin Namira akan menyenggolnya di media sosial seperti yang biasa perempuan itu lakukan pada orang-orang yang menyinggungnya. Apakah Dara takut? Jawabannya antara iya dan tidak. Karena ucapan Sagara kapan hari tentang sikap aneh Namira dalam memilih musuh, Dara jadi percaya diri Namira tak akan berani menyentuhnya. Namun, tak ada yang tahu pasti bagaimana masa depan berjalan. Bisa saja Namira akan melakukannya karena Dara terlampau menggores harga dirinya. “Kamu kenapa, Dara?” tanya Sukma begitu melihat wajah putri semata wayangnya yang kusut sejak menuruni mobil. Dara yang sedang berjalan itu menghentikan langkah. “Iya, Ma?” tanya Dara tak mendengar pertanyaan sang ibu. Sukma menatap putrinya penuh penilaian. “Kamu terlihat cemberut sejak pulang, apa yang terjadi? Apakah ada hal buruk yang menimpamu hari in
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

92. Mereka semua gila.

Untuk sesaat Dara dibuat bergeming akan kabar yang dibawa ayah satu anak itu sebelum kemudian menyalak, “Delion! Kamu jangan bercanda, ya!” Terdengar decak sebal dari pria di seberang sana. “Look! Kalau kamu tidak mempercayai fakta ini, maka lihatlah sendiri semua bukti-bukti yang kukirimkan, biar kutahu mulutmu yang ceriwis itu masih berani mempertanyakan kredibilitas kerjaku atau tidak!" suruh Delion dengan nada sewotnya. Bagaimana bisa orang pemarah sperti Delion ini bisa menjadi private investigator? Dara yakin Delion pasti membuat para kliennya kabur gara-gara sikapnya yang menyebalkan ini. Kadang Delion akan kelewatan bercanda tak tahu tempat, tapi di sisi lain Delion juga sering serius di waktu-waktu bercanda. “Kenapa malah kamu yang marah? Hei! Aku hanya memperingatkan dirimu yang kelewat sering bercanda itu," kata Dara dengan penuh penekanan. Berurusan dengan Delion itu sama saja seperti menggenggam udara. Sampai kapan pun Dara tak pernah bisa tahu isi hati Delion yang rum
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya

93. Siapa di sana?

Dara berjalan dengan lesu memasuki rumahnya yang sunyi meskipun langit belum terlalu gelap. Hari ini ia harus rela lembur habis-habisan karena divisi yang dipimpinnya sedang menjalankan proyek baru. Begitu kakinya menapaki lantai marmer kediaman Wijayakusuma, sedikit kelegaan akhirnya merasuki relung hatinya. Jika sudah seperti ini, maka tak akan ada hal lain yang ia lakukan selain tidur hingga esok pagi. Duar! Suara ledakan yang lumayan keras langsung membentur gendang telinga janda kembang yang semula berjalan lesu itu. Mata yang awalnya terkantuk-kantuk itu langsung melek seketika sembari celingak-celinguk mencari sumber suara. “Ahh!” Teriakan histeris dari arah dapur langsung mengambil alih rasa penasaran Dara. Perempuan itu segera menuju ke sumber suara dan mendapati pria paruh baya tengah memakai helm dan mantel sedang berperang dengan ledakan-ledakan yang diciptakan karena kombinasi wajan, minyak panas dan daging baru keluar kulkas. Dara segera mendatangi pamannya yang tam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

94. Tak kunjung hamil

Dara berjongkok di samping semak-semak sembari mengamati sekelompok orang berpakaian hitam itu dengan alis berkerut. Ke mana para petugas keamanan? Bagaimana bisa ada satu yang luput dari pengawasan mereka? Dan kenapa juga segerombolan itu bisa tahu di mana saja titik buta cctv? Sepertinya mereka adalah suruhan salah satu orang penting. Apakah orang penting itu satu dari banyaknya pasien VVIP di sini? Dara merasa perlu mencari tahu karena ini berkaitan dengan rumah sakit Medika Wijaya yang terkenal ekslusif, tapi ia tak bisa meminta bantuan Delion mengingat pria itu sibuk menelusuri keluarga William. “Kamu tak mau mengaku pada kita?" tanya sebuah suara berat yang berhasil membuat bulu kuduk Dara berdiri seketika. Jika sudah mendengar suara berat itu, maka rasa takut yang tercipta jelas lebih besar daripada saat berhadapan dengan orang-orang bertato di warung ubi bakar kapan hari. Sepertinya, keganasan dan tingkat kejahatan sekelompok ini lebih tinggi daripada orang-orang Sagara. “
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-19
Baca selengkapnya

95. Menjadi tukang sayur.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Itu artinya, para budak korporat sudah diperbolehkan melepaskan diri dari penatnya kerajaan, dan mengisi perut mereka dengan maka siang. "Hari ini, Bu Dara ingin makan siang dengan menu apa?” tanya perempuan yang berprofesi sebagai sekretaris manager marketing PT Juita Betari itu dengan nada sungkan. Dara yang sedang memijat pangkal hidungnya untuk meredakan pusing yang menyerang, perlahan bangkit dari kursi kebesarannya. “Ayo, ke kantin saja,” ajaknya sembari melambaikan tangan dan berjalan mendahului sang sekretaris. “Akhir-akhir ini Bu Dara terlihat sangat sumringah, apakah saya salah menebak?” terka wanita berpakaian formal itu sembari mengikuti langkah atasannya. Dara kontan menghentikan langkahnya dan berbalik. “Benarkah?” tanyanya sambil memegangi wajahnya sendiri sebelum kemudian mengedikkan bahunya acuh tak acuh dan kembali berjalan. “Namanya juga hidup, akan ada masa senang dan sedihnya. Masa saya harus murung terus? Yang paling
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

96. Kecupan tiba-tiba

‘Jangan lupa bayaran untukku,’ Dara membaca pesan singkat kiriman Delion dengan alis berkerut samar. ‘Kamu sudah memberi tahuku sebanyak tujuh kali, Delion. Berhenti merecokku, tak akan kukirimkan jika kamu terus mengirimkan pesan-pesan ini.’ Sebelum meletakkan ponsel pintarnya, ia sempatkan untuk membalas pesan Delion dan kembali berdandan untuk pertemuannya dengan Sagara. Begitu anting mutiara terpasang di cuping telinganya, Dara dikejutkan lagi dengan notifikasi dari Delion. ‘Iya, ini yang terakhir kalinya. Lagi pun, hari ini kamu ada kencan dengan Sagara, kan? Aku tak akan mengganggumu lagi. Nikmatilah kencan manismu Nona.’ “Cih! Dasar gila,” maki Dara begitu membaca deretan kalimat penuh ledekan itu. Delion ini memang benar-benar menyebalkan. Namun, Dara tak punya pilihan lagi selain memberitahukan semua rencana kencannya, mengingat niatan mereka untuk membuka tabir yang menyembunyikan rahasia Sagara. Ketika Dara melewati living room, terdapat wanita baya dan putranya yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

97. Lupakan perasaan.

Suasana Padang rumput yang semula teduh itu berubah menjadi panas ketika dua pasang manusia berbeda gender itu saling merasakan manisnya bibir masing-masing. Dara menutup netranya begitu Sagara memegangi wajahnya dengan lembut seolah-olah pria itu takut menyakitinya. Begitu keduanya kehabisan oksigen, mereka memutuskan untuk saling melepaskan diri dari belenggu manis itu. Dara mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Ketika Sagara kembali mendekat, praktis perempuan itu semakin membuka diri. Sesuatu yang lembut dan manis langsung menyapa bibir bulatnya. Pikiran Dara seketika hanya berisi gairah untuk terus mengeksplor rasa menyenangkan ini. Dara lupa akan tujuan utamanya, Dara lupa siapa dirinya selaku orang yang semula terancam. Dara lupa siapa Sagara, selaku orang yang bisa saja mengancam posisinya. Di pikirannya, hanya ada naluri wanitanya yang minta dicintai. Namun, sekelebat bayangan William dan keluarganya yang tengah tersenyum mengejek ke arahnya, seolah-olah menertawakan Da
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

98. Kembali asing.

“Kenapa?” tanya seorang pria yang tengah menikmati hidangan mewah di depannya dengan penuh khidmat.Perempuan yang ditanyai itu tampak tidak fokus dan menatap sang pria dengan pandangan bingung karena tak mengapa baik pertanyaa tadi.“Kenapa dengan raut wajahmu itu?” ulang pria berusia 40-an sembari menyangga kepalanya dengan tangan.Dara, selaku yang ditanya hanya menampilkan senyum tipis sekilas. “Tidak apa-apa,” katanya sembari menyandarkan tubuh lelahnya ke kepala kursi.Delion Sunarija melanjutkan acara makan yang tertunda itu dengan wajah santai. “Dengar, suasana hatimu bukanlah tanggung jawabku, kamu tahu itu, kan? Tanggung jawabku hanyalah mengungkap kebenaran yang semula tertutupi pintu rahasia. Dan kamu! Jangan menunjukkan raut semasam cuka itu di depanku.” Ayah satu anak itu langsung mendamprat Dara dengan ucapan nyelekitnya.Tak heran, dia adalah Delion Sunarija yang memang terkenal savage dalam berbicara kepada siapa pun tak terkecuali Dara. Tambahkan satu catatan, pria i
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

99. Melangkah mundur.

“Penjarakan Sri Rahmi!” seru seorang wanita sembari membawa wajan dan memukul-mukulnya dengan keras hingga terdengar suara bising yang menganggu. Para wanita di belakangnya ikut menyemarakkan suasana dengan sorakan tenor mereka. “Kami tidak Sudi sekampung dengan penipu dan pencuri!” teriak yang lainnya dengan suara menggelegar, membuat tetangga Kana kiri Sri Rahmi langsung keluar untuk melihat sumber kebisingan. “Ya! Selain itu, anak-anaknya juga suka berbuat onar dan mencemarkan nama baik kita semua,” tambah seorang wanita yang disetujui warga-warga lain. Seorang wanita yang baru saja bergabung itu langsung menyela, “Jangan begitu, dong! Sebelum itu suruh dia lunasi semua uang yang dia tilap!” Keadaan di depan rumah Sri Rahmi tampak sangat kacau buntut kasus dugaan penggelapan uang arisan yang meresahkan warga. Persatuan ibu-ibu sekompleks itu langsung mengumpulkan massa dan bergabung untuk memberikan pelajaran bagi sang ratu gosip yang belakangan ini mengurung diri. Entah kar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

100. Bertemu rasa.

“Kamu terlihat lesu, Dara. Sakit?” “Tidak, aku hanya malas datang ke pesta yang sangat ramai, nanti di sana pasti ada banyak teman-teman Mama yang tanya ini-itu,” “Memangnya kenapa? Itu, kan bagus untuk branding kamu Dara. Jadi nanti sekalian kamu dekat dengan mereka, sekalian juga perluas koneksi,” “Mama selalu memandang sesuatu dari segi keprofesionalan, ya? Aku jadi semakin insecure,” “Insecure kenapa?” “Mama tidak pernah merasa terbebani? Status Mama kan pewaris tunggal, otomatis ekspektasi orang-orang akan membuat Mama semakin tertekan bukan?” “Kalu dulu, jelas iya. Apalagi waktu awal-awal menjabat dan menghadapi ombak di dunia enterpreneurship. Dulu semua orang membanding-bandingkan kinerja mama dengan prestasi kakekmu, itu jelas sangat membuat mama tertekan.” “Dara,” “Kamu tidak perlu memaksakan diri dengan menjadi nomor satu seperti mama. Kamu lihat? Mama saja yang skill dan minatnya di dunia enterpreneurship saja kewalahan, apalagi kamu yang malah minatnya di du
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status