Bara duduk di kursi taman rumah sakit, dengan pikiran menerawang jauh ke depan. Begitu banyak hal yang dia pikirkan, dan sekarang ditambah Bima dalam keadaan kurang sehat. Hal itu membuat pikiran Bara benar-benar sangat kacau. Masalah pertama belum terpecahkan, sekarang sudah timbul masalah baru. Ya, Bara merasa seperti orang bodoh yang lamban dalam bergerak. Dia ingin sekali membongkar semua, tapi dia tetap berusaha untuk menahan diri. Sebab, ini bukan waktu yang tepat untuknya membongkar semuanya. “Pak Bara?” panggil Andi yang melangkah mendekat ke arah Bara. Bara mengalihkan pandangannya, menatap Andi yang sudah ada di hadapannya. Pria tampan itu sengaja meminta asisten pribadinya datang. Sebab, dalam kondisi seperti ini, dia sangat membutuhkan asisten pribadinya untuk berada di sisinya. “Andi, ada hal yang ingin saya tanyakan sama kamu,” ucap Bara, dengan nada dingin, dan tegas. Andi menatap sopan Bara. “Iya, Pak. Apa yang ingin Anda tanyakan?” Bara mengembuskan napas kas
Terakhir Diperbarui : 2025-02-18 Baca selengkapnya