All Chapters of Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta: Chapter 31 - Chapter 40

100 Chapters

Bab 31

William terdiam, menahan kesal. Emily menoleh pada pintu, untungnya para pelayan benar-benar sopan, tidak ada yang asal buka pintu. “William, Ayah dan Ibumu datang. Ayo temui mereka,” ucap Emily. Wanita itu menunggu William bangkit dari atas tubuhnya, namun itu tak kunjung terjadi. “Ini salah mereka yang datang di waktu tidak tepat. Lanjutkan saja apa yang ingin kita lakukan,” ucap William, masa bodoh. Mendengar itu, melotot Emily jadinya. “Kau gila ya, William?!” Benar-benar seperti yang diucapkan, William tidak peduli. Pria itu melanjutkan apa yang dia inginkan lakukan. “William... kau benar-benar serius dengan ini?” tanya Emily, menahan diri dengan menggigit bibir bawahnya saat pria itu menyentuh bagian dadanya. Sejenak menatap ke arah pintu, pelayan rumah pasti masih berdiri di sana.
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 32

“Emily, apa kau sadar dengan apa yang kau lakukan?” tanya Sebastian. Dengan cepat, tanpa ragu, Emily pun menganggukkan kepalanya. “Sadar, sadar sekali, Ayah mertua.” Sebastian nampak menahan diri. Kelly mengepalkan tangannya. Sejujurnya, dia cukup menyukai Emily karena gadis itu sangat patuh, dan terlihat siap mencintai Hendrick seumur hidupnya. Tidak meragukan hal itu sebelumnya, Emily bahkan melakukan apapun yang diinginkan Kelly, maupun Hendrick. Tapi, sepertinya sekarang benar-benar tidak bisa mengharapkan apapun dari Emily. William, dengan ekspresi yang dingin berkata, “Sebelum datang ke sini, aku yakin anda berdua sudah bisa menebak, kira-kira apa jawaban yang aku akan berikan saat anda berdua mengatakan itu. Jadi, pergilah jika tidak ada kepentingan lagi.” Kelly merasa terhina, terusir. “Kau benar-benar sangat tidak manusiawi, William.” Emily menatap Se
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 33

“William, apa tidak apa-apa kalau kita meninggalkan orang tuamu begitu saja?” tanya Emily. Mereka sudah kembali masuk ke dalam kamar, entah apa yang sedang dilakukan oleh Sebastian dan juga Kelly di sana. Mungkin juga sudah pulang. Mendengar itu, William pun hanya menghela napasnya. Dia membawa Emily menuju ke tempat tidur. “Tidurlah, Kau pasti kelelahan, kan?” ujar William. Sadar bahwa William tidak ingin membahas soal Sebastian dan juga Kelly, Emily pun memilih untuk diam dan tidak membahas hal itu lagi. Cukup sudah dia mengetahui keadaan, atau hubungan William dan juga kedua orang itu tidak baik. Begitu mereka sudah dalam posisi berbaring, Emily langsung menghadap ke arah William. “Kau belum mau tidur?” tanya William. “Ada yang ingin kau bicarakan padaku?” Emily mendengus. “Kau benar-benar memiliki indera ke enam, ya? Terlalu sensitif. Kau bahkan tahu apa yang ak
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 34

Emily sampai di rumah kedua orang tuanya. Dengan panik, Emily bergegas menuju ke kamar orang tuanya untuk melihat bagaimana keadaan ayahnya. “Ayah,” panggil Emily sambil membuka pintu kamar. Benar saja, Ayahnya Emily tengah berbaring lemah di tempat tidur. “Ayah,” Emily berjalan mendekati Johan, duduk di pinggiran tempat tidur sambil menggenggam tangan pria itu. “Bagaimana keadaan Ayah sekarang?” Johan tersenyum. Lembut tangannya mengusap kepala Emily. Matanya yang dalam menatap Emily itu membuatnya terlihat seolah sedang mencoba menahan sesuatu. “Ayah baik-baik saja, Emily. Kau datang sendiri?” tanya Johan. Emily menganggukkan kepalanya, “Dengan sopir, William tidak bisa ikut karena harus ke kantor.” Johan menghela napasnya. “Ternyata, hubunganmu dengan William benar-benar baik, ya?” Mendengar itu, cepat Emily tersenyum dan menjawab, “Benar, Ayah. Kami memutuskan untuk memperbaiki hubu
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 35

“Breppppp....” William menyemburkan teh hangat yang tengah ia seruput. “Uhuk uhuk!” ia pun terbatuk-batuk. Dia benar-benar tidak menyangka kalau akan mendengar suara Emily yang tengah membandingkan miliknya dengan Hendrick. “Nyonya Emily benar-benar mendekati gila,” ujar Robert, tidak habis pikir. William menyeka sisa teh yang mengenai lengannya. Menahan malu, William menegaskan kepada Robert, “Jangan sembarangan, dia istriku.” Hanya memutarkan bola matanya, Robert tetap saja tidak peduli. “Ide anda untuk memasang alat penyadap di tas Nyonya Emily memang keren. Tapi, sayangnya saya jadi menyesal sudah ikut mendengarkan pembicaraan itu,” ujar Robert. William berdehem beberapa kali, mengusir rasa kikuk itu. “Aku dan Emily adalah pasangan suami istri, kegiatan seksua
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 36

“Jessica, dia pasti akan menghancurkan ku, juga akan menghancurkan William.” Azura bingung, dia tidak memahami apa yang terjadi. Selama ini, dia benar-benar tidak ingin tahu menahu tentang kehidupan Emily. “Kau tahu dari mana dia akan melakukan itu, Emily?” tanya Azura. Emily menatap Azura dengan serius. Ia pun mulai menceritakan apa yang terjadi, dan apa yang membuatnya berubah seperti sekarang ini. “Jadi begitu, ya?” ujar Azura, merasa tak terkejut karena dia sudah tahu sejak lama bagaimana Jessica yang sebenarnya. “Bukan hanya itu, Azura,” ungkap Emily, semakin serius pembicaraannya. “Ayahnya Jessica akan naik sebagai pejabat negara, dan ini akan sangat menyulitkan untukku.” “Jika Ayahnya Jessica mendapatkan jabatannya, maka Hendrick juga akan semakin sulit untuk dilawan. Saat ini, perusahaan Hendrick memang sedang gonjang ganjing. Tapi, Hendrick itu c
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 37

Pagi itu, langit begitu cerah. Jessica bangkit dari tempat tidur. Ia meraih ponselnya, mencari tahu apakah ada notifikasi dari Hendrick. Benar saja, ada banyak sekali! Jessica tersenyum. “Apa dia sangat merindukan ku?” gumamnya. Begitu membuka pesan itu, mata Jessica melotot tak percaya. “Apa ini?” tanya Jessica, tangannya gemetar. Satu persatu dia melihat pesan dari Hendrick yang isinya adalah semua unggahan dari akun anonim. “Bagaimana ini...” seluruh tubuh Jessica gemetar. “Aku tidak boleh mendiamkannya, ini harus dihentikan!” Tidak ingin buang waktu, Jessica turun dari tempat tidurnya. Gegas dia keluar dari kamarnya, mencari keberadaan Ayahnya. Begitu sampai di ruang tengah, di mana Ayah dan Ibunya berada, Jessica terpaksa menunggu Ayahnya sampai selesai bicara di
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 38

Brak!!!! Jessica membanting ponselnya. Dia benar-benar kesal dan bingung harus bagaimana sekarang. Jangankan menerima balasan pesan dari Hendrick, bahkan setiap kali ia menghubungi, pria itu selalu menolak panggilannya. “Hendrick, kau benar-benar sialan!” kesalnya. Sekarang, Jessica benar-benar merasa sendiri. Orang tuanya tidak peduli, pria yang katanya mencintai dirinya pun tidak memiliki minat membantunya. “Bagaimana ini? Aku tidak mau kalau sampai masuk penjara. Aku tidak mau orang-orang menghina dan mengejek. Aku harus cari cara, aku harus memulihkan namaku.” **** Emily mendengus kesal. Hasil konferensi pers itu jelas 70 persennya akan menyalahkan Jessica secara perorangan. “Tidak boleh begini,
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 39

“Emily, kau benar-benar perempuan sialan! Kenapa tidak kau mati saja saat kecelakaan itu, hah?!” ucap Jessica, histeris. Pembicaraan William dan Emily di telepon yang tak sengaja dia dengar tadi rasanya sudah cukup menjelaskan bahwa Emily telah mengetahui banyak hal tentang dirinya. Meski kesal, Jessica tidak bisa lagi menuntut apapun dari Emily. Jessica menjambak rambutnya sendiri, melampiaskan emosi. “Ah!!!” teriaknya sambil membuang barang-barang yang ada di meja riasnya. “Bagaimana ini? Kenapa Emily yang tadinya sangat bodoh sekarang menjadi Wanita berbisa?” Sadar tidak bisa bersantai lebih lama lagi, Jessica memutuskan untuk pergi mencari bantuan ke manapun yang bisa dia dapatkan. **** Emily berdiri di depan gedung megah dengan suasana yang begitu eksklusif dengan gugup. Penampilannya malam ini benar-ben
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 40

Menjelang malam, Emily akhirnya sampai di rumah. “Duh..... badanku pegal semua gara-gara pakai heels ketinggian seperti ini,” gumamnya sambil melangkahkan kaki, melewati pintu utama. “Siapa sih yang memproduksi heels setinggi egrang ini? Ah, sialnya aku juga jadi ikut pakai.” Emily terus menggerutu hingga sampailah di pintu kamarnya. Membuang napas, Emily tersenyum lebar, dan bersiap masuk ke dalam kamar untuk beristirahat dengan nyaman sambil menunggu William pulang. Klek! saat pintu itu terbuka, Emily pun terkejut karena melihat William ada di dalam kamar, berdiri dengan ekspresi wajahnya yang dingin. “Alamak....” Glek... Emily menelan ludahnya. William jelas sedang kesal, tapi tidak tahu karena apa. Apa karena Emily kedapatan keluar rumah? Ah, entahlah... “W–William, t
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more
PREV
123456
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status