All Chapters of Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta: Chapter 21 - Chapter 30

100 Chapters

Bab 21

“Tidak. Emily tidak mungkin mengetahuinya. Aku yakin, ini pasti perbuatan William. Pria itu sudah mempengaruhi Emily,” jawab Hendrick. Emily tidak mungkin secepat itu berubah pikiran, mustahil. Pada dasarnya, Emily adalah wanita yang naif, dan bodoh. Sudah bertahun-tahun mereka mengenal, sejak mereka kecil. Hendrick merasa lebih mengenal Emily dibanding siapapun. Jessica terdiam. Akan tetapi, otaknya menolak mempercayai ucapan Hendrick. Di saat itu, kedua orang tua Emily datang, bersama Sean. Melihat itu, Hendrick langsung mendekati mereka, menyapa dengan sopan, ramah, dan hangat seperti biasanya. “Paman, Bibi, Sean, kalian sudah datang?” ucap Hendrick, mengulurkan tangannya. Julia dan Johan menyambut uluran tangan Hendrik dengan perasaan bahagia, begitu juga dengan Sean. “Kau sudah lama datangnya, Hendrick?” tanya Johan. “Ah, belum lama ini, Paman,” jawab Hendrick
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 22

“Kau sama saja. Sudah aku bilang, Hendrick adalah orang licik! Sekarang, terserah padamu maunya apa.” Emily melangkah cepat meninggalkan Sean yang masih terpaku di lorong sepi itu. Rasa kecewa memenuhi hatinya, tetapi dia menolak untuk memperlihatkan kelemahannya. Dia sudah cukup bersabar. Jika Sean dan orang tua mereka memilih untuk terus buta dan membela Hendrick, maka itu adalah keputusan mereka. Emily tidak akan lagi mencoba meyakinkan mereka. “Emily, tunggu!” teriak Sean, langkah kakinya mendekat. Namun, Emily berhenti sejenak, menoleh, dan menepis tangan Sean yang mencoba menahannya. ”Aku lelah, Kak,” katanya dingin. “Aku sudah berusaha menjelaskan, tapi kalian tetap tidak mau mendengar. Jadi jangan minta aku untuk terus bertahan menghadapi kebohongan Hendrick. Jika kau ingin hancur bersamanya, silakan.” Sean terdiam, tidak bisa menemukan kata-kata yan
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 23

“... I–ini, lagu legendaris terbaik!” “Benar, nadanya yang sulit untuk ditiru bisa dinyanyikan dengan mudah!” “Wah, dia benar-benar hebat rupanya.” Jessica melotot, tak percaya. Nada-nada yang dihasilkan kali ini berbeda. Sebuah melodi indah mengalun, membungkam seluruh ruangan. Semua tamu pun berbisik penuh kekaguman. “Ada sentuhan nada modern, ini keren!” Emily memainkan lagu klasik tahun 1930-an, sebuah lagu yang bercerita tentang kebangkitan setelah keterpurukan. Setiap nada yang dimainkan mengandung emosi yang mendalam, menggetarkan hati para tamu. Ketika Emily mulai bernyanyi, suaranya begitu jernih dan menyentuh. Liriknya penuh makna, seolah menggambarkan perjuangannya sendiri. Para tamu yang sebelumnya mencela kini terpana, terdiam, bahkan ada beberapa yang meneteskan air mata karena keindahan musik dan lirik yang dibawakan Emily. Jessica kini tampak semakin kesal. Senyum sinis di wajahnya menghilang, tergantikan oleh rasa tidak nyaman. Saat
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 24

Alura dan kekasihnya saling menatap dengan ratapannya begitu mendalam. “Kau...” Alura menahan kesalahannya terhadap kekasihnya itu, kembali fokus kepada Emily. “Emily, sepertinya sekarang kau ini Jadi ketularan buta,” sarkas Alura. Mendengar itu, Emily pun melotot tajam. William terdiam, sudah terlalu terbiasa mendengarnya dihina seperti sekarang ini. Tuan Xavier hanya mengamati, tidak ingin ikut campur urusan anak muda. “Emily, Aku adalah sahabatmu, tentu saja aku ingin yang terbaik untukmu,” ucap Alura. “Tapi, apa yang kau katakan tadi sudah benar-benar sangat keterlaluan!” Emily pun mendesah Frustrasi. Sekarang, barulah dia sadar kalau dulu dia berada di lingkaran setan. Tidak ada yang bisa melihat kebenaran, semuanya selalu berpihak kepada Hendrick “Alura,” katanya santai, namun ekspresinya penuh ancaman. “Asal kau tahu, aku sama sekali tidak pernah merasa otakku se–waras i
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 25

Setelah mengobrol dengan santai di restauran, Emily dan William pun kembali ke rumah. William dan Tuan Xavier juga sempat juga membicarakan hal serius tentang bisnis, kedepannya mereka berdua akan bekerja sama untuk saling menguntungkan. Emily dan William bersiap masuk ke kamar. Namun, tiba-tiba saja Elizabeth menghentikan langkah mereka. “Tuan, sebelum anda masuk ke kamar, apakah boleh saya memeriksa keadaan anda?” tanyanya. Mendengar itu, Emily pun memutar bola matanya, jengah. Di ruang tengah rumah, Elizabeth duduk di sebelah William dengan peralatan medis kecil di tangannya. Dia memeriksa denyut jantung William dengan stetoskop, kemudian beralih memeriksa denyut nadinya. Wajah Elizabeth terlihat serius, seolah benar-benar fokus pada tugasnya. Namun Emily duduk sambil melipat tangan di dada, menyaksikan adegan itu dengan tatapan tidak suka. Suaminya disentuh oleh wanita lain, bahkan d
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 26

Emily duduk di ruang tamu besar rumah keluarga William, berhadapan dengan Kelly. Tatapannya lembut, namun ada kilatan otoritas yang sulit dibantah. “Emily, sayang,” ujar Kelly dengan senyum tipis, memulai pembicaraan dengan nada manis. “Ada sesuatu yang ingin Ibu minta darimu.” Emily meneguk ludah, mencoba menjaga ekspresinya tetap tenang. “Apa itu, Bu?” Kelly menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa, tangannya yang berlapis cincin berlian menggenggam cangkir teh. “William menyimpan beberapa dokumen penting. Ibu hanya butuh meminjamnya sebentar, untuk... keperluan keluarga.” Mata Emily langsung membulat. Ia merasa jantungnya berdebar kencang. Dokumen yang dimaksud Kelly pasti berisi informasi yang sangat penting, mungkin tentang perusahaan atau properti William. Emily menggigit bibirnya, mencoba mencari alasan. “Tapi, Bu... aku rasa William tidak akan suka jika dokumen itu dipinjam tanpa sepengetahuannya.”
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 27

Robert dan William tiba di rumah dengan wajah tegang. Tanpa membuang waktu, mereka langsung menuju ruang keluarga tempat Emily berada. Emily, yang sejak tadi merasa gelisah, langsung berdiri saat melihat Robert dan William masuk dengan aura yang begitu menekan. “Kenapa anda masuk ke ruang kerja Tuan William dan mengambil dokumen penting itu, Nyonya Emily?” suara Robert menggema, penuh kemarahan. Emily menatap Robert, lalu beralih kepada William yang berdiri di belakangnya. Tatapan William tidak seperti biasanya, bukan marah yang terlihat, melainkan kekecewaan yang mendalam. Itu lebih menyakitkan bagi Emily dibandingkan apa pun. “Sekretaris Robert... aku hanya meminjam dokumen itu. Aku akan mengembalikannya besok,” Emily mencoba menjelaskan dengan nada pelan, berharap bisa meredakan suasana. Namun, Robert hanya tertawa kecil, lalu mendengus. “Meminjam? Anda pikir dengan mengatakan itu, masalah selesai
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 28

Kafe itu dipenuhi oleh aroma kopi yang hangat dan percakapan ringan pengunjung. Di salah satu sudut, Emily duduk dengan tenang, mengenakan gaun sederhana namun elegan. Di hadapannya, Kelly, wanita dengan senyuman angkuh, tengah menyesap cappuccino-nya. “Ini yang Ibu mertua minta,” kata Emily sambil meletakkan amplop cokelat di meja. Suaranya terdengar tenang, nyaris tak beremosi. Kelly segera meraih amplop itu dengan tangan yang sedikit gemetar. Ia membuka segelnya dan memeriksa isinya. Begitu memastikan dokumen-dokumen itu benar, wajahnya bersinar penuh kepuasan. “Bagus, Emily. Kau melakukan hal yang benar,” ucap Kelly dengan nada penuh kemenangan. Emily hanya tersenyum tipis. “Seperti yang sudah aku janjikan, aku hanya ingin membantu. Lagipula, bukankah Ibu berjanji akan mengembalikan dokumen itu setelah selesai?” Kelly mengangguk cepat, masih asyik memandangi dokumen itu. “Tentu. Kau tidak perlu khawatir. Ini hanya se
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 29

Hendrick duduk dengan percaya diri di ruangan pengacara keluarganya. Di sebelahnya, Kelly menyilangkan kaki sambil tersenyum penuh kemenangan. Di atas meja, amplop cokelat yang berisi dokumen yang mereka yakini akan menghancurkan William telah dibuka. “Dokumen ini adalah kunci,” ucap Hendrick dengan nada penuh kepastian. “Kami ingin Anda mulai memindahkan kepemilikan saham yang tertera di sini. Dengan ini, perusahaan William akan menjadi milik kami secara bertahap, tanpa ada keributan.” Pengacara tersebut memegang dokumen itu dengan wajah datar, memeriksa setiap lembar dengan seksama. Namun, setelah beberapa saat, ekspresinya berubah menjadi kaku. Dia menatap Hendrick dan Kelly dengan tajam, lalu menghempaskan dokumen itu ke meja. “Ini dokumen palsu,” katanya dingin, menatap Hendrick dengan tatapan yang penuh amarah. Hendrick dan Kelly melotot kaget. “Apa?!” seru Kelly, suaranya nyaris pecah. “Itu
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 30

Mendengar ucapan Robert, William pun menghela napasnya. “Entah apa alasannya, aku tidak terlalu peduli. Sekarang, aku hanya ingin melihat setulus apa Emily pada pria buta ini.” Robert pun mengangguk paham. “Kedepannya, pastikan Emily selalu aman, lakukan secara diam-diam.” William menegaskan. “Baik, Tuan,” jawab Robert. **** Emily duduk di pinggir tempat tidur, tangannya erat meremas ujung selimut dengan gelisah. Wajahnya sedikit pucat, pikirannya dipenuhi berbagai kemungkinan buruk untuk hubungannya dengan William. Dia yakin William masih marah, dan malam ini pasti tidak akan datang lagi ke kamar. “Aku ingin menemui William. Tapi, dia di mana, ya?” gumamnya. Klek! Pintu kamar tiba-tiba terbuka perlahan, membuat Emily langsung menoleh. Di sana, berdiri William dengan tongkatnya, langkahnya teratur namun tetap memancarkan aura yang tak tergoyahkan.
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more
PREV
123456
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status