Home / Rumah Tangga / Ketika Suamiku Menikah Lagi / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Ketika Suamiku Menikah Lagi: Chapter 71 - Chapter 80

107 Chapters

71. Tapi

Masih pada sore hari, Devan mengejar Aisyah yang berjalan cepat untuk pulang. "Ada apa Kak Devan? Aku bisa pulang sendiri, aku kan bawa mobil?" Devan tidak tahu kalau Aisyah membawa mobil sendiri saat berangkat tadi. "Syah, aku mohon, aku ingin bicara denganmu di suatu tempat. Kamu mau ya? Kita ke Kafe X yuk? Mumpung kita bertemu, Syah?" Devan menatap wajah Aisyah dengan gelisah saat Aisyah berbalik badan dan tak sengaja memandang Devan sekilas. Lalu Aisyah menunduk kembali karena malu dengan Devan. "Memang penting?" tanya Aisyah sambil mengernyitkan dahi. Aisyah sedikit tidak enak dengan kedua orang tuanya Devan karena baru saja ada acara tunangan yang gagal. Ia takut akan disalahkan. Devan menatap Aisyah dengan serius. "Penting banget Syah. Aku mohon?" Devan memohon agar Aisyah mau bertemu dengannya. "Tapi aku takut Mama dan Papa kamu marah, Kak? Aku pulang dulu ya?" Aisyah masih membantah omongan Devan karena ia tidak mau bermasalah dengan kedua orang tua D
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

72. "Mas Denis!"

"Rina? Kenapa kamu selalu mengganggu hidupku! Jaga mulut kamu! Aisyah itu tidak serendah apa yang kamu ucapkan! Aku menyukai dia dan yang mengajak dia ke sini adalah aku! Pergi dari sini dan jangan ganggu aku lagi!" Devan geram ketika pada waktu senja itu, Rina tiba-tiba datang dan menghina Aisyah. Rina tersenyum kecut. "Karena aku menyukaimu Devan! Aku tidak akan rela jika kamu bersama wanita lain! Aku ingin kita jadi menikah! Apa itu salah?"Rina masih saja kekeh dalam pendiriannya. "Sudah-sudah. Jangan banyak drama begini. Kamu yang pergi, atau kami yang akan pergi. Syah, kita pergi saja dari sini. Dia akan lebih cerewet kalau diladenin terus!"Karena Devan tidak mau ribut dengan Rina, Devan mengajak Aisyah untuk pergi.Karena Aisyah sangat tidak nyaman dengan tingkah Rina, Aisyah menuruti permintaan Devan. Devan dan Aisyah berjalan menuju tempat lain. "Syah, kita pulang yuk? Ini sudah malam. Aku antar ya?" Karena waktu hampir Maghrib, Devan ingin mengantar Aisyah untuk pulang
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

73. Kamu Tega

Pada pagi itu, ketika Aisyah hendak diajak Devan kerumahnya, mereka dikejutkan oleh kedatangan Denis. Denis berniat ingin meminjam uangnya Aisyah untuk melunasi hutang hutangnya yang belum kelar. Tidak hanya itu, Denis juga mengaku bahwa Zola telah meninggal dunia akibat operasi sesar. Aisyah sok mendengar berita dari Denis tersebut."Innalilahi wainnailaihi roji'un. Jadi Zola meninggal dunia? Ya ampun Mas! Kenapa kau nggak bilang dari kemarin? Aku sudah bilang, kemarin Zola sama aku saja. Sekarang Zola malah tidak tertolong. Mungkin ini sudah takdir. Maaf, Mas aku nggak bisa pinjamkan uang untuk kamu. Kamu telah menyakiti aku Mas! Cari pinjaman ke Bank atau minta sama siapa terserah Mas!" Aisyah tidak mau meminjamkan uang ke Denis. Rasa sakit hati Aisyah masih ada walaupun Denis sudah ia maafkan. Denis menunduk lesu. "Dek, kamu kok tega sama aku? Aku bisa dipenjara kalau nggak bisa melunasi hutang temanku! Apa aku m4ti saja di dunia ini!" Denis frustasi dengan apa yang sedang ter
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

74. Debaran Rasa

Siang itu, Devan dan Aisyah berencana akan sepakat untuk nembungnkepada Mama Linda dan Papa Hadi untuk menikah. Devan memberanikan diri menjawab pértanyaan papanya yang sudah tidak sabar. "Pah, Mah, saya membawa Aisyah ke sini bertujuan untuk meminta restu. Semoga kalian merestui hubungan pernikahan antara saya dan Aisyah. Kami berdua sepakat akan menikah. Kami terikat hati yang saling cintandan tidak ada paksaan. Kami sudah berdiskusi." Dengan pelan tapi pasti, Devan akhirnya bisa mengutarakan maksud hatinya kepada kedua orang tuanya. Papa Hadi memegang dagunya. Ia menghela napas. "Mah, bagaimana ini?" Papa Hadi terkejut. Ia tidak marah namun, menoleh kepada sang istri yang tampak wajahnya terkejut. Sama seperti dirinya. "Serius? Ma—ma tidak bisa berkata-kata. Kirain kalian itu nggak saling cinta. Van, ini sungguh konyol. Jangan main-main dengan pernikahan seperti Denis! Aku nggak mau, Aisyah sakit untuk yang kedua kalinya. Mama dan Papa sudah menganggap Aisyah sebagai anak k
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

75

"Aisyah, sekarang kamu sudah menjadi istriku, maukah nanti sore aku ajak kamu ke suatu tempat? Kita bulan madu di sana?" tanya Devan setelah tujuh hari pernikahan. Waktu itu pagi hari, Aisyah dan Devan sedang berada di taman depan rumah. Mereka sedang menikmati pemandangan alam. "Setuju saja. Kapan kita ke sana?" tanya Aisyah sambil memetik bunga di kebun. Kebetulan waktu itu, bunga di depan halaman rumah tersebut sedang bermekaran. Semekar hatinya Aisyah saat itu. "Nanti sore. Kita persiapan sekarang!"ajak Devan kepada Aisyah untuk menuju kamar pribadinya. Devan membantu Aisyah mempersiapkan barang yang akan dibawa ke penginapan. Selesai mempersiapkan barang yang akan dibawa nanti, Aisyah menuju dapur untuk mempersiapkan masakan untuk Devan dan keluarganya. Masakan sudah Aisyah masak sejak tadi pagi sehingga ia hanya memanasi dan membawa maskaan tersebut ke ruang makan. "Mas, dari tdi kita belum sarapan, ini udah jam sembilan pagi, yuk, kita sarapan bareng?" ajak Ai
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

76. Konten Video

"Aku cuma mau kamu ganti rugi atas anak yang kamu kandung! Kamu telah tega menodaiku malam itu, Devan!" Singa hari, Rina tersenyum licik karena ia berhasil bertemu Devan dan mempunyai rencana. "Maksudmu apa, Rina? Saya tidak pernah berhubungan dengan kamu, kau tuduh aku telah mengandung anakku?" Devan terkejut dengan penuturan Rina. Wanita itu selalu mengganggu hidupnya. Rina maju selangkah lebih dekat dengan Denis. Saat ini, ia berdiri tepat di depan Devan yang berdiri. Sementara Aisyah melihat dengan tatapan terkejut. "Lihat, video ini! Kamu tidur denganku! Jangan bilang aku tidak mempunyai video itu!" Rina memperlihatkan video di mana Devan sedang terlelap tidur. Disamping Devan, Rina sedang memeluk pria itu. Aisyah terkejut. Ia ikut melihat durasi konten tersebut dengan saksama. "Mas Devan! Itu benar-benar kamu?" Aisyah menutup mulut dengan kedua tangannya sambil melirik Devan dengan tajam karena ia tak menyangka, bahwa di dalam video tersebut ada Devan. "Sya
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

77. "Masa Sih?"

"Mana buktinya kalau kamu disekap, Devan! Jika ada buktinya, kami mempercayai kamu, tetapi kalau tidak, kami akan mengusir kamu dari komplek ini. Meracuni komplek ini saja!" Siang itu, Bu Lurah yang memakai daster coklat meminta bukti kebenaran apa yang dikatakan oleh Devan. "Ayo, kalian semua saya antarkan ke hotel di mana saya disekap! Pasti di situ masih terekam CCTV. Dan kebetulan pemilik hotel tersebut adalah teman dekat saya! Dia itu wanita licik, tapi kenapa, Ibu-Ibu cepat percaya dengannya?" Devan meyakinkan warga setempat meski mereka belum terlalu percaya dengannya. Warga mulai terdiam. Mereka meresapi perkataan Devan yang ada benarnya juga. "Begini saja, nanti Pak RT sama Devan datang ke hotel itu, untuk mengungkap kebenaran! Jika memang Devan benar, kita harus meminta maaf kepadanya, tetapi jika memang dia dusta, kita beri hukuman padanya. Bagaimana?" Bu Lurah berusaha memberikan solusi agar masalah cepat selesai. "Sekarang juga, saya akan ajak Pak RT da
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

78. Karena Spageti

Di sore yang cerah itu, Devan dan Aisyah masih berada di kamar. Mereka saling bertemu pandang dan berbagi kasih. "Biarkan aku lepas hijabnya sekarang, Suamiku. Lihatlah aku yang banyak kekurangan ini," tutur Aisyah sambil menundukkan kepala dan melepas hijabnya secara perlahan-lahan. Saat itu juga, Aisyah memperlihatkan mahkota indahnya kepada Devan. Seketika, Devan tak berkedip. "Kamu itu cantik, Syah. Sayang sekali kamu Denis, membuang berlian demi batu kali," batin Devan sambil menatap Aisyah karena takjub dengan keindahan wajah dan rambut Aisyah yang panjang dan bergelombang. "Mas Devan, kenapa kamu lihat aku seperti itu? Apa aku jelek?" Aisyah malah merasa dirinya tidak cantik. Ia belum sadar, bahwa Devan sangat mengagumi paras Aisyah yang manis. Devan terkekeh. "Apa aku bilang kamu jelek? Kamu cantik, Aisyah. Seperti bidadari surga. Ditambah hatimu yang lembut. Yuk, kita lalui malam ini dengan keindahan!" Devan langsung memeluk sang istri dan mengecup bibir milik A
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Bab 79. Menangis

"Tidak apa-apa, Suamiku. Kita jenguk Mama Linda sekarang juga!" tegas Aisyah mulai berdiri dari rumah makan. Kemudian ia mengambil tas yang berisi barang penting yang dibawa saat pergi. Setelah mengambil tas pribadinya yang ada di kamar, ia keluar rumah bersama Devan. Devan dan Aisyah sudah berada di mobil. Kini saatnya menuju rumah sakit Medika. Tiga puluh menit kemudian, mereka sampai di rumah sakit tersebut. Mobil sudah terparkir di area parkir sehingga mereka turun dari mobil. Devan langsung ke ruang medis untuk menanyakan di mana Mama Linda berada. Ternyata Mama Linda sedang berada di rumah VIP nomor 8. Akhirnya, mereka berdua menuju ruangan tersebut. Saat sampai di depan ruangan yang dituju, terlihat beberapa petugas medis membawa brankar dan Mama Linda keluar dari ruangan tersebut. "Maaf, Pak Hadi, Pasien harus dipindahkan ke ruang ICU karena kondisinya sedang darurat! Dimohon keluarga bersabar dan tidak boleh berada dalam ruangan tersebut!" tegas salah satu pet
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab. 80

Dokter yang menangani tindakan Mama Linda baru baru saja keluar dari ruang ICU. Beliau mendekati Pak Hadi yang sedang duduk panik di ruang tunggu dengan wajah gugup. "Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" tanya Hadi dengan raut wajah panik. "Anda harus sabar, Tuan Hadi. Mungkin kenyataan ini lebih baik untuk Nyonya Linda. Saya ikut kagum dengan kerja keras istri Anda!" Dokter tersebut juga merupakan temannya Hadi Wiguna sehingga sudah saling kenal. "Maksud Dokter apa? Jangan menakut-nakuti saya!" tegas Hadi dengan perasaan semakin tidak karuan. Pikirannya menerawang ke mana-mana. "Nyonya Linda telah meninggal dunia. Kami sudah berusaha yang terbaik, tetapi Tuhan berkehendak lain, semoga Tuan Hadi bisa kuat," jawab Dokter berwajah bundar tersebut mulai menjelaskan kondisi Mama Linda yang ternyata sudah tidak bernyawa lagi. Tuan Hadi syok. "Itu tidak mungkin, Dokter. Kemarin dia masih sehat? Dia istriku tercinta! Tidak!" Hadi Wiguna tidak kuat menghadapi istrinya yang menin
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status