Home / Rumah Tangga / Dinikahi Majikan / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Dinikahi Majikan: Chapter 1 - Chapter 10

48 Chapters

melamar pekerjaan

"Azizah Puspita. Di sini pendidikan formal tidak diutamakan. Yang penting kamu bisa bekerja dengan baik. Diharuskan menginap. Apa kamu sanggup?" tanya seorang wanita paruh baya yang masih terlihat anggun. Dia adalah Nyonya rumah yang bernama Anita Bimantara.Azizah mendapatkan informasi dari seorang tetangganya, kalau di rumah besar itu sedang membutuhkan seorang pembantu. Sudah pasti ia menerima pekerjaan itu, karena ia memang melamar dan membutuhkan pekerjaan itu demi untuk menghidupi dua orang adiknya yang masih membutuhkan biaya untuk sekolah dan makan sehari-hari. Ibunya aw punyahnya setiap hari kerjaannya hanya berjudi dan mabuk-mabukan. Maka dari itu dia berinisiatif untuk membantu ibunya menghasilkan uang. Meski harus menjadi seorang pembantu."Iya, Buk. Saya sanggup," jawabnya dengan senyum manis yang selalu menghiasi wajahnya setiap hari. Baginya hidup susah bukanlah suatu hal yang harus ditangisi. Hidup akan terasa indah bila dihiasi senyum syukur serta usaha yang maksima
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Karena kamu ngutang

"Boleh kok, Azizah. Semua jadi lima puluh ribu, ya?" "Kok sampai lima puluh ribu, Bi?""Karena kamu ngutang, zah. Beda kalau bayar kontan. Kalau kamu bayar kontan, Bibi akan kasih harga normal!""Tapi itu kan terlalu mahal, Bi?" "Kalau kamu ada uang kontan sekarang, akan Bibi kasih murah! Sebab, seperti kata Pela tadi, belum tentu kamu bisa bayar cepat. Perputaran uang Bibi kan jadi tersendat di kamu!"Azizah terpaksa mengalah demi supaya adiknya bisa makan. Sebelum dia pamit pulang, Pela bertanya kepadanya soal pekerjaan yang dia tawarkan. "Heh Azizah.... Gimana? Kamu jadi kan ngelamar pekerjaan yang aku kasih?""Iya, jadi.""Bagus, lah. Biar kamu bisa bantu bayar hutang! Kasihan Bi Iyun kalau harus bayar hutang sendiri!" Setahu Azizah, mereka tidak pernah berbelas kasihan kepada ibunya. Yang ada, mereka selalu menghasut ayahnya yang tidak lain adalah adik kandung wanita bernama Ijah itu agar menceraikan ibunya karena ibunya tidak bisa membahagiakan adik bungsunya itu.Dia pulang
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Perpisahan

Setelah subuh, Azizah bersiap untuk pergi dari rumah. Ibunya membantu mengangkat tas baju yang akan ia bawa. Azizah menyempatkan diri untuk mencium kedua adiknya yang masih tertidur.Kemudian Azizah memeluk ibunya yang ringkih dengan berlinang air mata. "Azizah pergi ya, Bu. Ibu jaga adik-adik. Nanti kalau Azizah punya uang, Azizah akan kirim buat Ibu," ucapnya sambil berlinang air mata."Kamu jaga diri baik-baik, Nak. Gak perlu mikirin Ibu sama adik-adik mu," lirihnya dengan suara tersendat karena menahan air matanya yang seperti sungai yang meluap. "Cepatlah pergi sebelum ayahmu bangun," ujarnya seraya mendorong anaknya ke pintu. Begitu Azizah keluar dari pintu, ibunya segera mengunci pintu. Tubuhnya luruh ke lantai dengan bersandar di daun pintu. Isak tangisnya yang memilukan dia tutup dengan kedua telapak tangan agar suaranya tidak sampai ke telinga suaminya.Sedangkan dari luar, Azizah juga merapatkan tubuhnya ke daun pintu yang sama dan berkata, "Azizah sayang sama Ibu dan adik-
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Hari pertama

"ini kamar mu nak Azizah. Kamu letakkan tas kamu, lalu kamu ikut saya," titahnya. Azizah melihat kamar berukuran tiga kali empat meter, yang di dalamnya sudah ada spring bed, kipas angin, televisi dan juga kamar mandinya. Bagi Azizah, kamar itu bahkan lebih bagus dibandingkan dengan kamarnya.Setelah meletakkan tasnya di atas spring bed,Mak Icun membawa Azizah menaiki anak tangga. Azizah menurut saja dengan ucapan Mak Icun hingga dia sampai di suatu kamar lalu berhenti. "Kamu lihat pintu itu?""Ya, Mak."" Ini adalah kamar tuan muda Yanto. Kamu akan bertugas membersihkan kamarnya dan menyiapkan kebutuhan tuan muda." "Sekarang kamu ikut aku ke dapur," titahnya. Azizah hanya mengekor, meski di dalam hatinya bertanya-tanya, kenapa hanya kamar tuan muda yang dikasih tahu, sementara kamar yang lain tidak."Tunggu ... Tunggu.... Yanto?!" Kok namanya sama dengan laki-laki yang mengantar aku ke sini? Apa dia orangnya atau cuma kebetulan namanya sama?! Ah iya. Di dunia ini ada banyak orang y
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Anggap sebagai hadiah

"Jadi untukku, Nya?" Azizah masih belum percaya dengan apa yang di dengarnya barusan."Betul. Semua baju itu untukmu," terang Anita. "Tapi, Nya, harganya sangat mahal. Saya tidak pantas menerimanya. bahkan gajiku satu bulan pun tidak akan cukup untuk membeli satu baju ini. Apalagi, aku belum ada bekerja sehari, Nya.""Anggap saja baju ini sebagai hadiah karena kamu sudah masak nasi goreng yang enak, dan sudah menemani saya jalan-jalan," bujuknya, karena melihat wajah Azizah yang cemas."Itu kan sudah tugas saya, Nya.""Azizah.... Kamu gak perlu sungkan, sejak pertama saya melihat kamu, saya sudah menganggap kamu seperti keluarga sendiri. Jadi saya membelikan baju ini dengan sangat ikhlas. Kamu jangan menolak ya?"Azizah tidak kuasa lagi untuk menolak pemberian Anita. Dia tidak mau mengecewakan orang yang sudah memberinya dengan tulus."Baiklah, Nyonya. Terima kasih atas semua pemberian Nyonya. Semoga Nyonya selalu dilimpahi rezeki dan umur yang panjang.""Aamiin," jawab Anita dengan
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

mengendus-endus

"wah.... Gedung yang itu menjulang tinggi. Seolah-olah dia adalah rajanya dari semua gedung di sini," ucap Azizah, seolah dia bicara pada dirinya sendiri saat pandangannya tertuju pada sebuah gedung pencakar langit.Yanto hanya tersenyum miring dari kursi belakang mobilnya. Sopir yang sedang menyetir di sampingnya menjawab gumaman gadis cantik berambut lurus panjang itu dengan tersenyum ramah. "Gedung itu milik Den Yanto. Sekarang kita akan ke sana."Dengan mata terbelalak, Azizah menutup mulutnya yang menganga. "Jadi gedung itu milikmu, Nto? Eh, maksudku, Tuan Yanto."Sopir yang bernama Rio itu tersenyum geli setelah tadi dia terperanjat mendengar sebutan sok akrab dari Azizah kepada tuannya.Sesampainya di gedung yang dituju, Azizah mengekor dari belakang dengan langkah yang tergesa-gesa. Dia kesulitan mengejar langkah kaki Yanto yang berjalan dengan santai melewati orang-orang yang memberi hormat padanya."Sepanjang apa kaki pria ini! Sampai aku sudah seperti berlari saja tetap tid
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bertemu mantan

Begitu Azizah dan Yanto keluar dari lift khusus, mata Azizah tidak sengaja menangkap sepasang mata yang sedang menatapnya tanpa kedip.Dia adalah Rudi, mantan pacar Azizah yang lebih memilih sepupunya Pela, dan memutuskan hubungan dengannya."Benarkah dia Azizah? Apa yang dilakukannya di sini?" batin pria itu.Lelaki itu mendekati Azizah dan bicara, "Kamu Azizah, kan?"Azizah menepis tangan Rudi yang memegang pergelangan tangannya. Dia mengabaikan Rudi dan berjalan dengan cepat untuk mengejar Yanto. Tapi dengan sigap Rudi menghalanginya. Dia menghempaskan napasnya."Azizah. Aku mau bicara penting.""Gak penting buatku!" Azizah kembali mencoba menghindarinya, namun tangannya dicekal."Azizah! Kamu cantik sekali hari ini," ucapnya seraya menelisik Azizah dengan matanya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki."Terima kasih, permisi." Azizah ingin segera berlalu dari hadapan orang yang sudah menghancurkan hatinya itu dengan berjalan cepat mengikuti langkah kaki Yanto."Azizah, tunggu," uc
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Apa dia perempuan?

Azizah dan Yanto duduk di mobil dengan pikiran mereka masing-masing. Sesekali pandangan mereka bertemu. Tetapi, dengan cepat mereka saling mengalihkan pandangan.Memikirkan bagaimana susahnya ibunya sekarang yang sudah pasti menjadi pelampiasan kemarahan dari ayahnya. Azizah tidak mau ambil pusing tentang pertemuannya dengan Rudi. "Ibu.... Maafkan aku. Karena aku, Ibu pasti kena marah oleh ayah," batinnya. Perih rasa hatinya jika memikirkan tentang nasib ibunya yang selalu mendapat kesulitan dari sang ayah yang tidak bertanggung jawab.Yanto yang duduk semobil dengannya berpikir jika Azizah yang baru datang ke kantornya ternyata sudah sangat berani bicara berdua dengan laki-laki asing yang belum dikenalnya. "Itu berarti dia perempuan.... Ah tidak mungkin. Pikiran apa sih ini, bisa saja dia itu temannya atau saudaranya. Atau bisa jadi.... Tapi kenapa aku harus peduli? Toh dia hanya pembantu rumahku.""Ehem.... Apa dia pacarmu?" tanya Yanto mencairkan suasana. Akan tetapi mata dan jari
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

9

Di tempat lain, Pela dan Rudi bertemu di tempat yang sudah ditentukan oleh Rudi. Mereka sama-sama sampai di taman perumahan di waktu yang sama.Kegembiraan Pela sangat terlihat di wajahnya yang sumringah saat melihat pujaan hatinya datang. "Sayang...." Tangannya hendak merangkul Rudi, namun ditepis oleh Rudi. Pela terkejut. "Ada apa, Sayang?" Mata pela menatapnya penuh selidik. "Gak apa-apa kok. Aku cuma kurang pe_de berpelukan, sebab aku belum mandi. Tadi setelah pulang dari kantor, aku langsung kesini," bujuknya saat melihat raut wajah Pela yang mulai berubah. Digenggamnya tangan Pela untuk mendinginkan suasana hatinya.Memang selama ini Rudi selalu dingin kepadanya. Namun saat laki-laki tampan yang sudah menjadi incarannya sejak dia masih di sekolah menengah itu lebih memilih dia dibandingkan Azizah, dia sudah menunjukkan kehangatannya, bahkan di depan Azizah. "Apa itu hanya sandiwara untuk memanas-manasin Azizah?" batin Pela. "Tapi ya sudahl
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

10

Di rumah Yuni. Dia berusaha keras mencari alasan agar suaminya tidak marah ketika mengetahui anak gadisnya tidak ada di rumah. Tapi dia tidak punya alasan selain berkata jujur.Sebuah tamparan yang sangat keras hinggap di pipi kiri dan kanan Yuni, hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah segar. Tubuhnya yang ringan karena kurus sampai terpelanting ke dinding. Telapak tangannya yang menumpu ke dinding untuk melindungi dirinya, terlihat merah menyala, seakan terbakar dan sedikit tergores. Namun rasa sakitnya sampai ke siku-siku tangannya.Dia meringis kesakitan. "Ampun, ampun, Mas. Sakit," lirihnya meringis kesakitan.Semakin Yuni meringis kesakitan dan minta ampun, semakin Doni naik pitam. Dia menarik rambut Yuni dan menamparnya lagi. Tak dihiraukannya tangisan Ainun dan Akbar yang ketakutan melihat ibu mereka dihajar oleh ayah mereka sendiri di depan mata kepala mereka. Tubuh dan umur mereka yang masih kecil membuat mereka hanya bisa pasrah saat melihat ib
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status