Semua Bab Dinikahi Majikan: Bab 21 - Bab 30

48 Bab

21

Sepanjang perjalanan pulang, hanya ada keheningan di dalam mobil yang dikendarai sopir Adi Bimantara. Adi dan istrinya memandang ke luar jendela dengan posisi yang berlawanan arah."Maafkan Papa karena mengambil keputusan seperti tadi, Ma," ucap Adi Bimantara memecah kesunyian."Kenapa?!""Karna, Mama dengar sendiri, kan apa yang dikatakan oleh bibinya Azizah?""Lalu Papa percaya?"Pandangan mata mereka bertemu. Kekecewaan tampak jelas terpancar di mata Anita. Tatapan kecewa yang dulu pernah dilihatnya. Adi sangat ngeri melihat pandangan kecewa sang istri."Apa Mama sudah yakin kalau Azizah akan menjadi istri yang baik untuk Yanto?""Jika aku tidak yakin, aku tidak akan mau menjadikannya menantu keluarga kita, Pa!""Baiklah, Ma. Beri jarak dari hari ini. Dua hari lagi kita datangi keluarga Azizah lagi untuk menentukan tanggal pernikahan. Gak enak juga kan kalau besok kita datang lagi menentukan tanggalnya."
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

22

Seorang pengantin keluar dari kamar rias dengan memakai cadar."Ayo, Azizah," ucap kedua orang sahabat yang menunggu di luar pintu. Mereka tidak tahu siapa yang mereka bawa ke ruang dimana penghulu dan pengantin pria sudah menunggu.Tidak ada yang merasakan keanehan sama sekali. Postur tubuh dan tinggi Azizah dengan Pela mempunyai kemiripan. Pela duduk di samping pengantin pria menghadap penghulu dan para undangan. Tanpa sengaja, saat dia hendak duduk, penutup mukanya terlepas, sehingga tampaklah kalau yang sedang duduk bersama Yanto bukanlah Azizah, melainkan Pela sepupunya. Anita dan Yuni terkejut bukan kepalang melihat Pela yang tersenyum tanpa tahu kalau penutup mukanya terlepas.Seketika Yuni histeris. "Pela! Kenapa kamu yang memakai baju pengantin Azizah?!"Seketika Pela terlonjak kaget. Raut wajah ketakutan tampak sangat jelas. Semua mata menatapnya dengan tatapan mengejek. Air matanya luruh kelantai. Badannya terasa din
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

23

"Aku akan temukan Azizah. Aku tidak mau menikah dengan wanita itu, Pa." Matanya menatap ke arah Pela. "Walaupun aku tidak mencintai Azizah, tetapi aku juga tidak mau menikah dengan wanita licik seperti dia. Lebih baik pernikahan ini dibatalkan saja." Mata Yanto menunjukkan arah kata-katanya kembali ke Pela yang sedang bersembunyi di belakang Ijah."Nak. Mama paham dengan apa yang kamu pikirkan. Mama juga setuju. Tapi untuk menutupi malu, apa tidak lebih baik kita ikuti saran papamu? Setelah itu, baru kita cari Azizah," saran Anita."Tidak, Ma. Aku akan cari Azizah. Aku akan temukan dia. Setelah itu..., aku akan buat perhitungan dengan wanita itu!" Tatapan tajam Yanto yang mematikan tak sanggup untuk dilihat oleh Pela. Dia hanya bisa menunduk dari kejauhan saat Yanto menatapnya dengan bengis."Papa tangani di sini, aku akan bawa Azizah secepatnya. Jika penghulunya ingin pergi, biarkan saja.""Baiklah, Nak. Jika kamu bisa bawa Azizah dalam waktu tiga puluh menit, pernikahan ini tidak ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

24

"Kalau cuma itu, tidak masalah. Jadi aku harus panggil apa dong?""Panggil Sayang lah....""Hey, hey, hey. Anak sama mantu cantik mama lagi ngomongin apa sih?"Anita tiba-tiba datang menghampiri mereka."Gak ngomong apa-apa, Ma." Mereka menjawab dengan serentak. Azizah terlihat agak malu.Anita menghampiri Azizah dan Yanto dengan membawa sebuah kotak yang dibalut kertas kado. Melihat menantunya menunduk malu, dia tersenyum."Mama bawa apa itu?" Yanto tersenyum melihat sesuatu yang dibawa mamanya."Ini, kado untuk menantu Mama," kata Anita seraya menyerahkan kotak itu ke tangan Azizah. Azizah menerimanya, meskipun dia merasa sungkan. Bisa menjadi menantu di keluarga majikannya saja sudah merupakan keberuntungan buat dia. Sesuatu yang tidak disangkanya sama sekali. Niat hatinya hanya untuk mencari tempat berlindung dari ayah yang berniat menjualnya, tetapi Allah memberikannya lebih dari sekedar tempat bersembunyi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

25

Setelah semua yang terpampang di layar besar itu berakhir, ruangan itu kembali gelap, lalu terang, karena semua lampu kembali menyala."Apa maksudnya ini?!" Lutut Azizah terasa goyah. Sekujur tubuhnya terasa tidak bertulang. Tapi dia masih ingin bertanya kepada Yanto. Karena dia tidak mau mengambil kesimpulan sendiri tanpa tahu yang sebenarnya."Apa yang aku lihat ini, Sayang? Apa ini kejutannya?"Mendengar kata sayang dari mulut Azizah, Elena terkekeh. "Apa? Sayang. Ternyata hubungan kalian sudah sedekat itu?!""Tentu saja, karena dia adalah suamiku. Jadi tidak ada salahnya kalau aku memanggilnya dengan sebutan sayang," jawab Azizah. Lalu dia berjalan ke arah Yanto dan melingkarkan tangannya di pergelangan tangan Yanto.Mendengar Azizah berkata dengan lantang, Anita tersenyum. Tapi di mata Elena, Azizah terlihat seperti gadis bodoh.Azizah kembali bicara saat melihat Elena tersenyum miring. "Apa kamu sehat-sehat saja Elena? Kala
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

26

"Baik. Tapi kamu harus bercerai dengan suamiku.""Maaf. Tapi saya tidak bisa bercerai dengan tuan muda Yanto."Dalam hati, Azizah berkata, " Mana mungkin aku akan bercerai dengan suamiku. Dia sudah membebaskan aku dari laki-laki yang zalim seperti ayahku. Jika dia tidak menikahiku, mana mungkin aku bisa lari dari ayah dan membebaskan ibu dari cengkramannya.""Jika kamu mau uang suamiku, aku akan bayar berapapun yang kamu inginkan. Tapi pergilah dari kehidupan kami!""Kenapa bukan dari sebelum pernikahan? Kenapa harus sekarang?""Karena tidak ada yang memberi tahuku sebelumnya."Para tamu dari keluarga Yanto mulai berpamitan. Salah satu bibinya Yanto bicara, "Anita. Kami pamit dulu. Selesaikan masalah anakmu dengan baik. Kami hanya bisa membantumu dengan do'a. Semoga Allah memberikan jalan terbaik untuk masalah ini.""Aamiin, Kak. Maaf karena Kakak harus melihat permasalahan seperti ini," ucapnya dengan penuh penyesalan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

27

Azizah menarik napas dalam sebelum menjawab pertanyaan papa mertuanya. Dalam hati dia berharap, semoga apa yang akan dikatakannya tidak melukai siapapun."Aku sudah banyak berhutang Budi kepada Papa dan Mama, juga tuan muda Yanto. Jadi sekarang, keputusan apapun yang tuan muda, Papa dan Mama berikan untukku, aku terima. Meskipun aku sudah mulai mencintai suamiku, aku siap meninggalkannya jika itu memang menjadi keputusan Papa, Mama dan tuan muda Yanto," tegasnya.Mendengar itu, Elena merasa lega. Sekarang hanya tinggal menunggu keputusan suaminya dan mertuanya."Bagus Azizah. Ternyata, kamu tahu diri juga," ucap Elena dengan senyum sinis.Azizah hanya menunduk. Dia tidak bisa membalas hinaan dari orang yang sudah hancur seperti Elena."Yang Papa tanya, apa kamu masih mau menerima Yanto sebagai suamimu?"Sebelum menjawab pertanyaan Adi Bimantara, Azizah melihat ke arah Elena yang menunggu jawabannya dengan harap-harap cemas, denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

28

"Aku tidak percaya, kamu bisa bicara seperti itu, Mas. Selama ini kamu selalu mendukungku. Kenapa kamu jadi berubah seperti ini? Apa itu semua karena perempuan ini?!" Elena menunjuk Azizah."Ini semua kerena dirimu sendiri. Sadarlah, Elena. Kamu sendiri yang telah menghancurkan rumah tangga kita. Bukan salah siapa-siapa. Sekarang, pergilah. Sudah tidak ada yang tersisa diantara kita." "Dia tidak akan pergi ke mana-mana! Azizah juga tidak akan pergi ke mana-mana," sela Adi Bimantara.Semua orang tercengang mendengar kata-katanya."Apa maksudmu, Pa?" Anita bertanya dengan kening berkerut."Ini mungkin memang tabu. Tapi poligami diperbolehkan. Karena itu, saran Papa lebih baik anak kita menjadi suami yang baik untuk mereka berdua," usul Adi Bimantara."Pa. Mengusulkan dengan memutuskan itu dua hal yang berbeda. Tadi Papa bukan mengusulkan, tapi memutuskan." Anita memasang wajah kesal.Sekarang, suami Anita hanya bisa terdi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

29

"Rumah ini milik Azizah. Siapa pun boleh tinggal di sini, jika istriku, Azizah mengizinkan!""Tentu saja. Boleh kok. Malah bagus dong. Jika teman Azizah ada di sini, tentu saja dia tidak akan kerepotan lagi mengurus rumah sebesar ini," timpal Elena dengan antusias. Tapi sayangnya jawaban Yanto mematahkan hatinya, "Bukan kamu, tapi Azizah. Jika Azizah mengizinkan, aku tidak keberatan. Karena dialah nyonya rumah di sini. Bagaimana, Sayang?" tanya Yanto kemudian kepada istrinya."Silakan kalau mau tinggal di sini. Tapi dilarang menyusahkan orang lain." Mendengar kata-kata Azizah, Pela mencibir. "Sok jadi nyonya rumah! Dasar gembel naik kelas," makinya dalam hati.Malam harinya, Azizah sudah mandi dengan sangat bersih. Ini adalah malam pertamanya tidur dengan orang lain di sisinya. Jantungnya berdegup kencang. Berulang kali dia menarik napas lalu menghempaskannya."Aduh.... Bagaimana ini? Kok aku jadi merinding. Apa malam ini dia a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

30

"Istriku." Yanto membelai rambut Azizah dengan lembut. Kemarahan tidak tampak di wajahnya, walaupun pertanyaannya tidak dijawab oleh Azizah dengan baik."Tuan muda memanggil saya?" Setengah sinis Azizah bertanya."Kalau bukan kamu, siapa lagi?" jawabnya lembut."Bisa saja Elena, kan?"Yanto memegang kedua pundak Azizah dan menatapnya dalam-dalam. "Apa kamu masih marah dengan kejadian tadi siang? Dengar istriku. Jika kamu tidak merasa nyaman dengan kehadiran Elena di rumah ini, kita bisa menyuruhnya pergi." "Lah! Apa dia pikir aku ini perempuan bodoh? Setelah puas dia bercinta dengan Elena, sekarang dia bersandiwara akan mengusir Azizah jika aku menginginkannya," batin Azizah."Enggak kok. Aku sama sekali tidak merasa terganggu dengan kehadirannya. Cuma yang aku heran, kenapa Tuan muda Yanto tidak langsung tidur di sana saja?"Tampak raut wajah terkejut di muka Yanto, sehingga Azizah yakin dengan pertanyaannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status