Share

Dinikahi Majikan
Dinikahi Majikan
Penulis: Neny nina

melamar pekerjaan

Penulis: Neny nina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-16 15:15:49

"Azizah Puspita. Di sini pendidikan formal tidak diutamakan. Yang penting kamu bisa bekerja dengan baik. Diharuskan menginap. Apa kamu sanggup?" tanya seorang wanita paruh baya yang masih terlihat anggun. Dia adalah Nyonya rumah yang bernama Anita Bimantara.

Azizah mendapatkan informasi dari seorang tetangganya, kalau di rumah besar itu sedang membutuhkan seorang pembantu. Sudah pasti ia menerima pekerjaan itu, karena ia memang melamar dan membutuhkan pekerjaan itu demi untuk menghidupi dua orang adiknya yang masih membutuhkan biaya untuk sekolah dan makan sehari-hari. Ibunya aw punyahnya setiap hari kerjaannya hanya berjudi dan mabuk-mabukan. Maka dari itu dia berinisiatif untuk membantu ibunya menghasilkan uang. Meski harus menjadi seorang pembantu.

"Iya, Buk. Saya sanggup," jawabnya dengan senyum manis yang selalu menghiasi wajahnya setiap hari. Baginya hidup susah bukanlah suatu hal yang harus ditangisi. Hidup akan terasa indah bila dihiasi senyum syukur serta usaha yang maksimal, lalu untuk hasil, pasrahkan kepada Tuhan Yang Maha Berkuasa.

"Tapi kamu kan masih muda. Apa kamu mau dan tidak malu bekerja sebagai pembantu?"

"Aku mau, Buk. Sebab aku sudah mencari pekerjaan seharian ini, tapi gak dapat-dapat. Saat aku di jalan ketemu sama Pela sepupu aku, dia ngasih tahu kalau di sini lagi butuh pembantu rumah tangga, aku senang banget. Buatku, pekerjaan apa pun tidak masalah, Buk. Yang penting halal."

"Apa orang tuamu akan mengizinkan jika kamu bekerja di rumah ini? Diharuskan menginap lho."

"Jika saya diterima, saya akan minta izin dulu sama ibu saya, Buk."

"Azizah...."

"Ya, Buk?" Azizah merasa dia tidak akan diterima bekerja, karena dia melihat Nyonya rumah itu ingin mengatakan sesuatu, tetapi ragu-ragu untuk mengatakannya.

"Kalau begitu, kamu bisa mulai bekerja besok pagi. Sekarang kamu pulanglah, beri tahu ibumu kalau kamu akan bekerja di sini mulai besok pagi." Mendengar kata-kata Nyonya Anita, Azizah sangat senang bukan kepalang. Ternyata dugaannya salah.

"Terima kasih, Buk. Saya pamit pulang dulu."

Wanita paruh baya yang bernama asli Anita Wijaya itu menatap punggung Azizah yang berlalu dibalik pintu besar rumahnya. Dengan pakaian sederhana, dan rambut panjang terurai, kecantikan gadis remaja yang masih berumur sembilan belas tahun itu terlihat cantik alami. Anita Wijaya kagum sekaligus prihatin dengan kesederhanaannya saat pertama dia melihat Azizah.

"Kasihan sekali. Dia masih muda dan cantik. Tapi harus menjadi pembantu rumah tangga untuk menghidupi keluarganya," batinnya.

Sesampainya di rumah, Azizah mendapati adiknya Ainun sedang membujuk Akbar yang sedang menangis. Akbar adalah adik bungsunya yang masih berumur empat tahun.

"Kenapa Akbar menangis, Dek?" tanyanya ke Ainun sambil menggantikan Ainun menggendong Akbar.

"Dia minta makan, Kak. Nasi gak ada. Lalu dia menangis dan gak mau berhenti," terang Ainun yang ikut tersedu karena menahan tangisnya juga.

"Ibu belum pulang, ya?" tanya Azizah seraya terus mengelus kepala adiknya agar mau diam. Matanya juga mulai berembun, namun dia berusaha agar tidak menangis di depan adik-adiknya.

"Belum, Kak. Tapi tadi Ayah yang pulang, beliau nanyain Kakak, terus pergi lagi," sungut Ainun yang kecewa dengan sikap Ayahnya yang tukang judi dan mabuk.

"Ayah bilang apa aja, Dek?"

"Kata Ayah, kalau Kakak pulang, jangan pergi ke mana-mana. Ada yang mau dibicarakan sama Kakak, begitu."

Akbar yang berada dalam gendongan Azizah masih saja menangis minta makan. Azizah tidak tega melihat adik-adiknya kelaparan. Akhirnya dia memberanikan diri untuk berhutang ke warung tetangganya.

"Kamu tinggal dulu di rumah sama kak Ainun ya, Dek? Kakak akan beli beras untuk kita masak," ucapnya dengan lembut.

"Jangan lama-lama, ya Kak...."

"Ya, Dek."

"Semoga Bi Ijah mau menghutangiku beras, telur dan minyak goreng, Ya Allah. Aamiin," batin Azizah sambil menengadah ke langit, sebelum dia melangkahkan kakinya ke warung.

Kebetulan, warung kelontong tidak jauh dari rumahnya. Hanya berjarak dua buah rumah. Jadi tidak memakan waktu lama untuk sampai di warung itu.

Setelah menunggu dua orang ibu-ibu yang juga belanja sayuran membayar belanjaannya, Azizah memberanikan dirinya untuk bicara. "Bi..., A-a...." Ucapannya tersendat.

Pemilik warung kelontong tersenyum melihat Azizah yang seperti orang ketakutan. "Apa, Azizah? Kamu mau beli apa? Kok malah gugup, kayak mau ngomong sama pacar?" tanyanya dengan ramah sambil bercanda, agar kegugupannya hilang.

"Sudah pasti mau ngutang lah, Ma. Makanya dia gugup kayak gitu," timpal anak gadis Bi Ijah yang seumuran dengan Azizah yang tiba-tiba datang dari belakang pemilik warung kelontong itu.

Mendengar kata-kata anaknya yang kasar Bi Ijah memarahinya. "Jaga mulut kamu Pela...."

"Emang betul, kan Azizah? Kamu kan memang datang ke sini untuk nambah hutang, kan!" bentaknya seketika.

"Pela! Dia itu masih saudara sepupumu! Kenapa ngomong seperti itu. Biarpun dia ngutang, apa salahnya. Nanti kalau dia sudah punya uang juga pasti dibayar," ujar Bi Ijah.

"Halah, paling tunggu dia ubanan atas bawah gak bakalan bisa bayar hutang. Yang ada malah hutangnya yang tambah numpuk!" Bola mata Pela melotot saat dia menghina Azizah.

Meski harga dirinya terasa diinjak-injak, Azizah tidak mau melawan hinaan dari sepupunya, karena dia ingat dengan adiknya yang menangis kelaparan di rumah. Dia mengabaikan wanita bernama Pela itu dan bicara kepada Bi Ijah. "Bi.... Bolehkah aku ngutang beras, minyak goreng sama telur lima biji dulu, Bi?" katanya sambil menahan air mata yang sudah menganak gunung.

Harap-harap cemas Azizah menunggu jawaban dari BI Ijah. "Semoga saja Bi Ijah tidak keberatan menghutangiku beras dan telur. Kasihan adikku kelaparan," batinnya.

Bab terkait

  • Dinikahi Majikan   Karena kamu ngutang

    "Boleh kok, Azizah. Semua jadi lima puluh ribu, ya?" "Kok sampai lima puluh ribu, Bi?""Karena kamu ngutang, zah. Beda kalau bayar kontan. Kalau kamu bayar kontan, Bibi akan kasih harga normal!""Tapi itu kan terlalu mahal, Bi?" "Kalau kamu ada uang kontan sekarang, akan Bibi kasih murah! Sebab, seperti kata Pela tadi, belum tentu kamu bisa bayar cepat. Perputaran uang Bibi kan jadi tersendat di kamu!"Azizah terpaksa mengalah demi supaya adiknya bisa makan. Sebelum dia pamit pulang, Pela bertanya kepadanya soal pekerjaan yang dia tawarkan. "Heh Azizah.... Gimana? Kamu jadi kan ngelamar pekerjaan yang aku kasih?""Iya, jadi.""Bagus, lah. Biar kamu bisa bantu bayar hutang! Kasihan Bi Iyun kalau harus bayar hutang sendiri!" Setahu Azizah, mereka tidak pernah berbelas kasihan kepada ibunya. Yang ada, mereka selalu menghasut ayahnya yang tidak lain adalah adik kandung wanita bernama Ijah itu agar menceraikan ibunya karena ibunya tidak bisa membahagiakan adik bungsunya itu.Dia pulang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Dinikahi Majikan   Perpisahan

    Setelah subuh, Azizah bersiap untuk pergi dari rumah. Ibunya membantu mengangkat tas baju yang akan ia bawa. Azizah menyempatkan diri untuk mencium kedua adiknya yang masih tertidur.Kemudian Azizah memeluk ibunya yang ringkih dengan berlinang air mata. "Azizah pergi ya, Bu. Ibu jaga adik-adik. Nanti kalau Azizah punya uang, Azizah akan kirim buat Ibu," ucapnya sambil berlinang air mata."Kamu jaga diri baik-baik, Nak. Gak perlu mikirin Ibu sama adik-adik mu," lirihnya dengan suara tersendat karena menahan air matanya yang seperti sungai yang meluap. "Cepatlah pergi sebelum ayahmu bangun," ujarnya seraya mendorong anaknya ke pintu. Begitu Azizah keluar dari pintu, ibunya segera mengunci pintu. Tubuhnya luruh ke lantai dengan bersandar di daun pintu. Isak tangisnya yang memilukan dia tutup dengan kedua telapak tangan agar suaranya tidak sampai ke telinga suaminya.Sedangkan dari luar, Azizah juga merapatkan tubuhnya ke daun pintu yang sama dan berkata, "Azizah sayang sama Ibu dan adik-

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Dinikahi Majikan   Hari pertama

    "ini kamar mu nak Azizah. Kamu letakkan tas kamu, lalu kamu ikut saya," titahnya. Azizah melihat kamar berukuran tiga kali empat meter, yang di dalamnya sudah ada spring bed, kipas angin, televisi dan juga kamar mandinya. Bagi Azizah, kamar itu bahkan lebih bagus dibandingkan dengan kamarnya.Setelah meletakkan tasnya di atas spring bed,Mak Icun membawa Azizah menaiki anak tangga. Azizah menurut saja dengan ucapan Mak Icun hingga dia sampai di suatu kamar lalu berhenti. "Kamu lihat pintu itu?""Ya, Mak."" Ini adalah kamar tuan muda Yanto. Kamu akan bertugas membersihkan kamarnya dan menyiapkan kebutuhan tuan muda." "Sekarang kamu ikut aku ke dapur," titahnya. Azizah hanya mengekor, meski di dalam hatinya bertanya-tanya, kenapa hanya kamar tuan muda yang dikasih tahu, sementara kamar yang lain tidak."Tunggu ... Tunggu.... Yanto?!" Kok namanya sama dengan laki-laki yang mengantar aku ke sini? Apa dia orangnya atau cuma kebetulan namanya sama?! Ah iya. Di dunia ini ada banyak orang y

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Dinikahi Majikan   Anggap sebagai hadiah

    "Jadi untukku, Nya?" Azizah masih belum percaya dengan apa yang di dengarnya barusan."Betul. Semua baju itu untukmu," terang Anita. "Tapi, Nya, harganya sangat mahal. Saya tidak pantas menerimanya. bahkan gajiku satu bulan pun tidak akan cukup untuk membeli satu baju ini. Apalagi, aku belum ada bekerja sehari, Nya.""Anggap saja baju ini sebagai hadiah karena kamu sudah masak nasi goreng yang enak, dan sudah menemani saya jalan-jalan," bujuknya, karena melihat wajah Azizah yang cemas."Itu kan sudah tugas saya, Nya.""Azizah.... Kamu gak perlu sungkan, sejak pertama saya melihat kamu, saya sudah menganggap kamu seperti keluarga sendiri. Jadi saya membelikan baju ini dengan sangat ikhlas. Kamu jangan menolak ya?"Azizah tidak kuasa lagi untuk menolak pemberian Anita. Dia tidak mau mengecewakan orang yang sudah memberinya dengan tulus."Baiklah, Nyonya. Terima kasih atas semua pemberian Nyonya. Semoga Nyonya selalu dilimpahi rezeki dan umur yang panjang.""Aamiin," jawab Anita dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Dinikahi Majikan   mengendus-endus

    "wah.... Gedung yang itu menjulang tinggi. Seolah-olah dia adalah rajanya dari semua gedung di sini," ucap Azizah, seolah dia bicara pada dirinya sendiri saat pandangannya tertuju pada sebuah gedung pencakar langit.Yanto hanya tersenyum miring dari kursi belakang mobilnya. Sopir yang sedang menyetir di sampingnya menjawab gumaman gadis cantik berambut lurus panjang itu dengan tersenyum ramah. "Gedung itu milik Den Yanto. Sekarang kita akan ke sana."Dengan mata terbelalak, Azizah menutup mulutnya yang menganga. "Jadi gedung itu milikmu, Nto? Eh, maksudku, Tuan Yanto."Sopir yang bernama Rio itu tersenyum geli setelah tadi dia terperanjat mendengar sebutan sok akrab dari Azizah kepada tuannya.Sesampainya di gedung yang dituju, Azizah mengekor dari belakang dengan langkah yang tergesa-gesa. Dia kesulitan mengejar langkah kaki Yanto yang berjalan dengan santai melewati orang-orang yang memberi hormat padanya."Sepanjang apa kaki pria ini! Sampai aku sudah seperti berlari saja tetap tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Dinikahi Majikan   Bertemu mantan

    Begitu Azizah dan Yanto keluar dari lift khusus, mata Azizah tidak sengaja menangkap sepasang mata yang sedang menatapnya tanpa kedip.Dia adalah Rudi, mantan pacar Azizah yang lebih memilih sepupunya Pela, dan memutuskan hubungan dengannya."Benarkah dia Azizah? Apa yang dilakukannya di sini?" batin pria itu.Lelaki itu mendekati Azizah dan bicara, "Kamu Azizah, kan?"Azizah menepis tangan Rudi yang memegang pergelangan tangannya. Dia mengabaikan Rudi dan berjalan dengan cepat untuk mengejar Yanto. Tapi dengan sigap Rudi menghalanginya. Dia menghempaskan napasnya."Azizah. Aku mau bicara penting.""Gak penting buatku!" Azizah kembali mencoba menghindarinya, namun tangannya dicekal."Azizah! Kamu cantik sekali hari ini," ucapnya seraya menelisik Azizah dengan matanya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki."Terima kasih, permisi." Azizah ingin segera berlalu dari hadapan orang yang sudah menghancurkan hatinya itu dengan berjalan cepat mengikuti langkah kaki Yanto."Azizah, tunggu," uc

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Dinikahi Majikan   Apa dia perempuan?

    Azizah dan Yanto duduk di mobil dengan pikiran mereka masing-masing. Sesekali pandangan mereka bertemu. Tetapi, dengan cepat mereka saling mengalihkan pandangan.Memikirkan bagaimana susahnya ibunya sekarang yang sudah pasti menjadi pelampiasan kemarahan dari ayahnya. Azizah tidak mau ambil pusing tentang pertemuannya dengan Rudi. "Ibu.... Maafkan aku. Karena aku, Ibu pasti kena marah oleh ayah," batinnya. Perih rasa hatinya jika memikirkan tentang nasib ibunya yang selalu mendapat kesulitan dari sang ayah yang tidak bertanggung jawab.Yanto yang duduk semobil dengannya berpikir jika Azizah yang baru datang ke kantornya ternyata sudah sangat berani bicara berdua dengan laki-laki asing yang belum dikenalnya. "Itu berarti dia perempuan.... Ah tidak mungkin. Pikiran apa sih ini, bisa saja dia itu temannya atau saudaranya. Atau bisa jadi.... Tapi kenapa aku harus peduli? Toh dia hanya pembantu rumahku.""Ehem.... Apa dia pacarmu?" tanya Yanto mencairkan suasana. Akan tetapi mata dan jari

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Dinikahi Majikan   9

    Di tempat lain, Pela dan Rudi bertemu di tempat yang sudah ditentukan oleh Rudi. Mereka sama-sama sampai di taman perumahan di waktu yang sama.Kegembiraan Pela sangat terlihat di wajahnya yang sumringah saat melihat pujaan hatinya datang. "Sayang...." Tangannya hendak merangkul Rudi, namun ditepis oleh Rudi. Pela terkejut. "Ada apa, Sayang?" Mata pela menatapnya penuh selidik. "Gak apa-apa kok. Aku cuma kurang pe_de berpelukan, sebab aku belum mandi. Tadi setelah pulang dari kantor, aku langsung kesini," bujuknya saat melihat raut wajah Pela yang mulai berubah. Digenggamnya tangan Pela untuk mendinginkan suasana hatinya.Memang selama ini Rudi selalu dingin kepadanya. Namun saat laki-laki tampan yang sudah menjadi incarannya sejak dia masih di sekolah menengah itu lebih memilih dia dibandingkan Azizah, dia sudah menunjukkan kehangatannya, bahkan di depan Azizah. "Apa itu hanya sandiwara untuk memanas-manasin Azizah?" batin Pela. "Tapi ya sudahl

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • Dinikahi Majikan   47

    "Kesabaranku sudah habis. Aku pastikan kamu akan mendapatkan balasannya Azizah," gumam Rudi.Keesokkan harinya, Azizah terbangun di dalam mobil. Seingatnya dia semalam berada di sebuah kamar dengan suaminya Yanto setelah merayakan malam tahun baru."Aduh," ringisnya seraya memegang kepalanya yang terasa berat. Di luar mobil, dia melihat tiga orang laki-laki sedang berbicara, lebih tepatnya sedang bernegosiasi. Satu orang yang tidak dikenalnya, sementara yang dua orang lagi adalah orang yang dikenalnya. Mereka adalah Rudi dan Doni. Azizah kembali menajamkan penglihatannya. Ya, ternyata memang mereka berdua, tidak salah lagi. Azizah segera membuka pintu mobil untuk melarikan diri. Tapi ternyata pintunya terkunci dan tidak bisa dibuka.Ketiga orang itu sekarang masuk ke dalam mobil dan tersenyum sinis kepada Azizah."Dimana saya?! Kenapa saya ada di sini?! Ayah dan Rudi kenapa kalian juga ada di sini?!"Dengan sinis Rudi menjawab pertanyaan Azizah."Kami di sini untuk menjualmu! Uangnya

  • Dinikahi Majikan   46

    Hari-hari berlalu tanpa ada kegaduhan. Doni seperti menghilang ditelan badai semenjak dia melancarkan aksinya. Yuni sudah mulai tenang. Azizah juga tidak lagi mencemaskan adik-adiknya akan diculik oleh sang ayah.Malam ini adalah malam tahun baru. Mereka semua yang ada di rumah Yanto sedang bersiap-siap untuk merayakan tahun baru ke sebuah pantai.Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, akhirnya mereka sampai di sebuah pantai yang indah."Ayo masuk, Sayang." Elena menuntun Azizah masuk ke sebuah villa yang sangat indah."Ini adalah villa kita." "Indah sekali, Ma." Azizah memandang takjub keindahan villa itu. "Kamu akan lebih kagum lagi jika melihat pemandangan laut dari balkon. Ayo mama tunukkan," ajak Anita kemudian.Sesampainya di balkon, Azizah benar-benar terpesona dengan pemandangan laut yang tampak dari sana.Elena mencoba memanfaatkan waktu untuk mendekati Yanto disaat Azizah sibuk dengan mertua, ibu dan adik-adiknya."Sayang. Sudah lama kita tidak ke sini, ya?" Elena meran

  • Dinikahi Majikan   45

    Tok. Tok. Tok.Suara ketukan pintu membuat perhatian Azizah teralihkan. Dia yang tadinya saling pandang dari balik kaca transparan bersama sang suami, kini menoleh ke arah pintu."Masuk," seru Azizah.Ternyata Rudi yang datang dengan membawa beberapa laporan."Setelah memeriksa sejenak, Azizah berucap dengan nada dingin."Kenapa laporannya jadi berbeda dengan aslinya?!""M_maksudnya?""Pak Dino sudah menyerahkan tentang laporan gaji karyawan yang banyak potongannya. Saya harap Pak Rudi segera menyelesaikannya dalam satu bulan. Laporan ini sangat tidak akan bagus jika sampai ke tangan Pak Yanto. Jadi tolong kerja samanya. Berhenti jadi orang culas, karena itu akan menyengsarakan dirimu sendiri. Atau... kamu mau mendekam di penjara?!"Yanto terperangah dan berkeringat dingin mendengar kata-kata Azizah. Dalam hatinya berkata, "Sombong sekali dia sekarang. Baru sehari menjadi bos sudah sok-sokan gayanya. Tapi aku ti

  • Dinikahi Majikan   44

    Rudi merasa bersyukur karena Azizah menolak menolong Pela secara halus. Karena dia tidak mau kebusukannya di perusahaan akan ketahuan oleh Pela. Mau ditaruh di mana mukanya jika dia ketahuan korupsi. Pela pasti akan membatalkan rencana pernikahan mereka. Rudi menyeka keringat yang ada di keningnya dan menghembuskan napas secara perlahan."Azizah benar, Sayang. Dan... menurutku, sebaiknya kamu tidak usah bekerja lagi. Kita kan mau menikah, jadi, biar aku saja yang bekerja.""Umm, so sweet...." Pela menggenggam tangan Rudi dengan mesra..Azizah sedikit merasa kecewa mendengar Rudi melarang Pela untuk bekerja. Apalagi melihat kemesraan yang mereka tunjukkan di depan Azizah. Dia bermonolog dalam diam."Ternyata Rudi memang sangat mencintai Pela. Jika tidak, dia tidak akan melarang Pela untuk bekerja. Pela memang sudah mengisi hatinya. Sedangkan aku hanya sekedar penjaga jodoh sepupuku. Nasibnya memang jauh lebih baik dariku. Walaupun sekarang aku sudah menikah, suamiku tetap milik perempu

  • Dinikahi Majikan   43

    Elena terperangah hingga matanya melotot mendengar ancaman dari Azizah. Tapi Azizah mengulang kembali ancamannya."Kalau kamu berani mempermalukan aku di depan para tamu, aku pastikan semua orang akan mengetahui tentang perselingkuhan mu dengan Nofer mantan pacarmu."Elena terperangah mendengar ancaman dari Azizah. Dia tidak menyangka gadis lugu seperti Azizah akan berani mengancamnya."S_siapa Nofer? Jangan mengada-ada, kamu! Beraninya kamu mengancamku dengan membuat kebohongan!"Mendengar Elena mengatakan itu, Azizah tertawa kecil. "Elena, Elena. Aku pernah melihatmu bermesraan dengan Nofer di Mall, seperti halnya yang mas Yanto lihat. Tadinya aku pikir, cuma aku yang lihat. Tapi ternyata, mas Yanto juga melihatnya. Yah aku kasihan melihatmu bertengkar dengan mas Yanto. Tapi jika kamu mempermalukan aku nanti, bukan cuma dengan mas Yanto, tetapi, kamu akan bertengkar dengan mama dan papa mertua juga. Sebagai bonusnya, kamu akan menjadi bahan perbincangan semua orang. Bagaimana, Elen

  • Dinikahi Majikan   42

    "Kurang ajar! Kenapa aku bisa ketahuan. Yang lebih parahnya lagi, paman juga terseret. Gara-gara dia, paman harus dirawat di rumah sakit."Selama ini aman-aman saja. Tidak ada pemeriksaan gaji karyawan atau pun tentang uang bahan baku. Rudi bekerja sama dengan pamannya untuk menilap uang perusahaan karena dilihatnya sang Presdir jarang masuk ke perusahaannya. Tapi semenjak dia menikah, dia jadi sangat rajin memeriksa segala sesuatunya. Keadaan jadi sangat buruk untuk Rudi dan pamannya.Walau terasa lama, tapi akhirnya waktu berlalu. Rudi masih menimbang-nimbang apakah ia akan datang menghadiri pesta yang diadakan oleh bosnya. Pesta untuk memperkenalkan istrinya.Tapi dia memang harus pergi ke pesta itu, karena Yanto sudah memberikan signal kepadanya dengan memberikan keputusan jangka waktu jatuh tempo pelunasan uang gaji karyawan yang ia korupsi.Dia segera menghubungi Pela. Pela sangat senang sekali karena Rudi mau mengajaknya ke pesta yang diadakan bosnya. Tapi sayangnya dia merasa

  • Dinikahi Majikan   41

    "Secara tidak sengaja, aku mendengar pertengkaran antara Mas dan Elena semalam." Azizah tersenyum hambar. "Tapi jangan khawati, Mas. Aku gak masalah, kok. Setidaknya, dengan menjadi istrimu, sudah mengangkat derajatku sebelumnya yang hanya sebagai seorang pembantu, menjadi seorang istri dari majikanku sampai aku diceraikan.""Apa? Kamu menguping pembicaraan kami?! Jangan biasakan hal seperti itu. Tidak baik.""Aku bukannya sengaja menguping. Makanya kalau mau bertengkar ataupun bercinta, pintu kamar ditutup rapat dulu! Biar kalau ada orang yang lewat gak bisa dengar!"Seketika muka Yanto memerah mendengar penjelasan Azizah. Badannya terasa ngilu karena malu. Yanto sama sekali tidak menyangka kalau Azizah ternyata pernah memergokinya sedang bercinta dengan Elena.Dia melepas pelukannya dari Azizah. Pura-pura marah untuk menutupi rasa malunya, "A_apa! Bercinta?! Siapa yang bercinta?! Jangan asal bicara Zah?! Kamu kan tahu kalau aku masih marah dan belum bisa menerima dia. Bagaimana mung

  • Dinikahi Majikan   40

    Dari luar pintu yang tidak rapat, Azizah mendengar pertengkaran Yanto dan Elena dengan sangat jelas. Air matanya menitik tanpa ia sadari.Bukan maksudnya sengaja untuk menguntit atau mencuri dengar pembicaraan mereka. Tetapi karena ia harus melewati pintu kamar Elena untuk menuju kamarnya. Tanpa sengaja langkahnya terhenti mendengar perdebatan mereka yang menyebut tentang dirinya dengan sebutan merendahkan."Ternyata aku hanya dinikahi untuk melahirkan anak untuk mereka," batin Azizah dari balik pintu yang sedikit terbuka.Azizah melangkahkan kakinya yang terasa berat ke kamarnya. Tidak ada gunanya ia mendengar lebih banyak lagi. Yang ada hanya akan menambah luka batinnya.Sesampai di dalam kamar, dia duduk di depan cermin. Ia tak kuasa menahan perihnya hati saat mendengar pertengkaran antara Yanto dan Elena. Perselingkuhan Elena dengan lelaki lain menjadi sumber dari pertengkaran mereka, tetapi dialah yang menjadi peran utama dalam permasalahan mereka.Tangisan tak dapat meredam per

  • Dinikahi Majikan   39

    Yanto menjalankan mobilnya dengan pikiran yang bercabang. Disatu sisi, dia ingin menghibur Azizah, tetapi sekarang bahkan dia tidak bisa tersenyum.Elena dan seorang laki-laki yang bergandeng tangan selalu menari di pelupuk matanya.Perjalanan yang tidak memakan waktu lama terasa sangat lama bagi Yanto.Sesampainya di rumah, Dia membiarkan Azizah beserta adik-adik dan ibunya turun dari mobil. Dia tetap memperlihatkan senyum bahagianya. Setelah dia tinggal sendiri di dalam mobil, dia kembali murung."Selama ini, aku sudah banyak berkorban buat dia. Tapi kenapa tega sekali dia menghianatiku. Aku bahkan menikahi Azizah demi dia. Apa dia sama sekali tidak melihat pengorbananku? Jika bukan karena ingin memiliki seorang anak, aku tidak akan menikahi perempuan lain seperti yang diinginkan mamaku. Tapi dia! Tega sekali dia bermain api di belakangku. Dia tidak mau merusak tubuhnya jika melahirkan seorang anak. Tetapi teganya dia mengobral tubuhnya untuk lelaki lain. Apa karena itu dia tidak ma

DMCA.com Protection Status