Share

Hari pertama

Author: Neny nina
last update Last Updated: 2024-11-16 15:18:08

"ini kamar mu nak Azizah. Kamu letakkan tas kamu, lalu kamu ikut saya," titahnya.

Azizah melihat kamar berukuran tiga kali empat meter, yang di dalamnya sudah ada spring bed, kipas angin, televisi dan juga kamar mandinya. Bagi Azizah, kamar itu bahkan lebih bagus dibandingkan dengan kamarnya.

Setelah meletakkan tasnya di atas spring bed,Mak Icun membawa Azizah menaiki anak tangga. Azizah menurut saja dengan ucapan Mak Icun hingga dia sampai di suatu kamar lalu berhenti. "Kamu lihat pintu itu?"

"Ya, Mak."

" Ini adalah kamar tuan muda Yanto. Kamu akan bertugas membersihkan kamarnya dan menyiapkan kebutuhan tuan muda." "Sekarang kamu ikut aku ke dapur," titahnya.

Azizah hanya mengekor, meski di dalam hatinya bertanya-tanya, kenapa hanya kamar tuan muda yang dikasih tahu, sementara kamar yang lain tidak.

"Tunggu ... Tunggu.... Yanto?!" Kok namanya sama dengan laki-laki yang mengantar aku ke sini? Apa dia orangnya atau cuma kebetulan namanya sama?! Ah iya. Di dunia ini ada banyak orang yang bernama Yanto," batin Azizah.

"Ayo.... Kok malah bengong!" Azizah kaget saat Mak Icun membuyarkan lamunannya.

Saat dia ke dapur bersama Mak Icun, tanpa sengaja dia mendengar percakapan antara Anita dengan seorang lelaki. "Kamu sudah pertimbangkan saran Mama, Yan? Ingat! Waktu yang Mama kasih tinggal satu bulan lagi. Jika dalam waktu sebulan Mama tidak mendapatkan kabar yang baik, maka kamu harus menuruti saran Mama."

"Iya, Ma. Yanto ngerti."

"Kok bisa sama ya, nama anak Nyonya Anita dengan orang yang hampir menabrakku tadi? Dan suaranya juga agak mirip," batinnya.

Azizah berusaha untuk mengedarkan pandangannya ke Sember suara. Jika dia dapat melihat wajah orang ini, rasa penasaran dihatinya akan hilang. Tapi baru saja ia celingukan sambil berjalan, suara Mak Icun sudah mengagetkannya, sehingga perhatiannya teralihkan ke Mak Icun.

"Sekarang kamu buat sarapan untuk tiga orang," suruh Mak Icun saat dia sampai di dapur.

Karena Mak Icun buru-buru untuk mengerjakan pekerjaan yang lain, dia lupa memberitahu sarapan apa yang akan dibuat. Akhirnya Azizah membuat sarapan nasi goreng dengan bahan-bahan yang sudah ada di lemari pendingin.

Makanan sudah tersedia di meja makan. Aromanya yang harum menggugah selera penghuni rumah. Adi Bimantara sudah lebih dulu mencicipi nasi goreng buatan Azizah. "Emm, Ini enak banget. Kalian coba deh," suruhnya kepada anak dan istrinya.

Yanto dan Anita sangat jarang makan makanan berminyak di pagi hari. Tapi karena tidak enak hati menolak kata-kata Adi Bimantara sebagai kepala keluarga, mereka mengisi piring mereka dengan satu sendok nasi goreng, lalu mencicipinya.

Ternyata rasanya memang enak, hingga mereka menambah porsi piring mereka.

"Siapa yang masak ini? Gak biasanya kita makan seenak ini," tanya Adi.

"Azizah, Pa.... Dia baru mulai bekerja hari ini di rumah kita," Terang Anita.

"Kalau begitu, dia harus sering-sering masak, Mah...."

"Iya, ya Pa.... Menurut kamu gimana, Yan?"

"Lumayan, Ma...."

"Ini bukan lumayan lagi, tapi benar-benar enak," ujar Adi Bimantara.

Selanjutnya hanya suara denting piring dan sendok yang terdengar. Sesekali disela oleh percakapan kecil mereka.

Percakapan mereka di meja makan tidak berlangsung lama, karena suami dan anak Anita harus pergi ke kantor.

Anita merasa kesepian ditinggal suami dan anaknya. Dia bosan hanya di rumah tanpa ada kegiatan. Akhirnya dia memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan berbelanja ke mall.

"Azizah...."

"Ya, Nyonya."

"Kamu sudah sarapan?"

"Sudah Nyonya, tadi saya sarapan di dapur."

"Sekarang kamu mandi, terus ganti baju. Kamu temanin saya ke mall ya," suruhnya.

"Siap Nyonya." Bergegas Azizah untuk mandi dan bersiap-siap menemani Anita berbelanja. Sebetulnya pagi-pagi sekali dia sudah mandi, tapi karena dia kembali berkeringat dia pun mandi lagi untuk menyegarkan tubuhnya.

Akhirnya mereka sampai di sebuah Mall terbesar di kota itu. "Kamu coba pakai baju ini," suruh Anita kepada Azizah.

"Saya, Nya?" tanya Azizah untuk memastikan.

"Iya, kamu," jawab Anita sambil menyerahkan satu stel baju yang di bandrolnya tertera angka yang pantastis.

"Saya takut nanti bajunya rusak, Nya," tolak Azizah.

"Gak akan rusak, kamu coba aja. Kalau rusak nanti saya yang bayar," suruhnya meyakinkan Azizah.

Dengan terpaksa Azizah mencoba baju itu di kamar pas. Setelah itu ia keluar untuk memperlihatkannya kepada Anita. Sampai lima stel baju yang ia coba, semua dibayar oleh Anita.

"Yang ini tidak perlu di ganti lagi," katanya saat Azizah mencoba baju yang ke lima.

Setelah membayar semuanya, Anita mengajaknya untuk ke restoran yang ada di lantai atas.

"Azizah, sekarang sudah jam makan siang. Sebaiknya kita ajak Yanto untuk makan siang bersama," ujarnya seraya menarik bangku untuk duduk di salah satu meja.

"Saya ngikut aja, Nya."

"Kamu cantik sekali pakai baju itu, Azizah."

"Nyonya.... Dari tadi Nyonya bilang begitu. Saya jadi tersanjung Nyonya. Tapi Nya, kalau saya pakai baju ini lama-lama, nanti bisa kotor. Nanti orang yang mau Nyonya hadiahi gak mau lagi menerima, bagaimana?"

"Hahaha...."

"Kok Nyonya tertawa?"

"Karena kamu terlihat lucu saat sedang cemas. Baju itu memang untukmu, Azizah. Jadi gak usah cemas," ucapnya dengan senyum yang belum lepas dari bibirnya.

"Lha.... Kenapa Nyonya ini memberiku baju yang begitu mahal? Bahkan gajiku saja mungkin tak akan cukup untuk membeli satu baju ini. Lagi pula, aku belum genap bekerja satu hari pun, Ini aneh sekali," batin Azizah.

Related chapters

  • Dinikahi Majikan   Anggap sebagai hadiah

    "Jadi untukku, Nya?" Azizah masih belum percaya dengan apa yang di dengarnya barusan."Betul. Semua baju itu untukmu," terang Anita. "Tapi, Nya, harganya sangat mahal. Saya tidak pantas menerimanya. bahkan gajiku satu bulan pun tidak akan cukup untuk membeli satu baju ini. Apalagi, aku belum ada bekerja sehari, Nya.""Anggap saja baju ini sebagai hadiah karena kamu sudah masak nasi goreng yang enak, dan sudah menemani saya jalan-jalan," bujuknya, karena melihat wajah Azizah yang cemas."Itu kan sudah tugas saya, Nya.""Azizah.... Kamu gak perlu sungkan, sejak pertama saya melihat kamu, saya sudah menganggap kamu seperti keluarga sendiri. Jadi saya membelikan baju ini dengan sangat ikhlas. Kamu jangan menolak ya?"Azizah tidak kuasa lagi untuk menolak pemberian Anita. Dia tidak mau mengecewakan orang yang sudah memberinya dengan tulus."Baiklah, Nyonya. Terima kasih atas semua pemberian Nyonya. Semoga Nyonya selalu dilimpahi rezeki dan umur yang panjang.""Aamiin," jawab Anita dengan

    Last Updated : 2024-11-16
  • Dinikahi Majikan   mengendus-endus

    "wah.... Gedung yang itu menjulang tinggi. Seolah-olah dia adalah rajanya dari semua gedung di sini," ucap Azizah, seolah dia bicara pada dirinya sendiri saat pandangannya tertuju pada sebuah gedung pencakar langit.Yanto hanya tersenyum miring dari kursi belakang mobilnya. Sopir yang sedang menyetir di sampingnya menjawab gumaman gadis cantik berambut lurus panjang itu dengan tersenyum ramah. "Gedung itu milik Den Yanto. Sekarang kita akan ke sana."Dengan mata terbelalak, Azizah menutup mulutnya yang menganga. "Jadi gedung itu milikmu, Nto? Eh, maksudku, Tuan Yanto."Sopir yang bernama Rio itu tersenyum geli setelah tadi dia terperanjat mendengar sebutan sok akrab dari Azizah kepada tuannya.Sesampainya di gedung yang dituju, Azizah mengekor dari belakang dengan langkah yang tergesa-gesa. Dia kesulitan mengejar langkah kaki Yanto yang berjalan dengan santai melewati orang-orang yang memberi hormat padanya."Sepanjang apa kaki pria ini! Sampai aku sudah seperti berlari saja tetap tid

    Last Updated : 2024-11-16
  • Dinikahi Majikan   Bertemu mantan

    Begitu Azizah dan Yanto keluar dari lift khusus, mata Azizah tidak sengaja menangkap sepasang mata yang sedang menatapnya tanpa kedip.Dia adalah Rudi, mantan pacar Azizah yang lebih memilih sepupunya Pela, dan memutuskan hubungan dengannya."Benarkah dia Azizah? Apa yang dilakukannya di sini?" batin pria itu.Lelaki itu mendekati Azizah dan bicara, "Kamu Azizah, kan?"Azizah menepis tangan Rudi yang memegang pergelangan tangannya. Dia mengabaikan Rudi dan berjalan dengan cepat untuk mengejar Yanto. Tapi dengan sigap Rudi menghalanginya. Dia menghempaskan napasnya."Azizah. Aku mau bicara penting.""Gak penting buatku!" Azizah kembali mencoba menghindarinya, namun tangannya dicekal."Azizah! Kamu cantik sekali hari ini," ucapnya seraya menelisik Azizah dengan matanya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki."Terima kasih, permisi." Azizah ingin segera berlalu dari hadapan orang yang sudah menghancurkan hatinya itu dengan berjalan cepat mengikuti langkah kaki Yanto."Azizah, tunggu," uc

    Last Updated : 2024-11-16
  • Dinikahi Majikan   Apa dia perempuan?

    Azizah dan Yanto duduk di mobil dengan pikiran mereka masing-masing. Sesekali pandangan mereka bertemu. Tetapi, dengan cepat mereka saling mengalihkan pandangan.Memikirkan bagaimana susahnya ibunya sekarang yang sudah pasti menjadi pelampiasan kemarahan dari ayahnya. Azizah tidak mau ambil pusing tentang pertemuannya dengan Rudi. "Ibu.... Maafkan aku. Karena aku, Ibu pasti kena marah oleh ayah," batinnya. Perih rasa hatinya jika memikirkan tentang nasib ibunya yang selalu mendapat kesulitan dari sang ayah yang tidak bertanggung jawab.Yanto yang duduk semobil dengannya berpikir jika Azizah yang baru datang ke kantornya ternyata sudah sangat berani bicara berdua dengan laki-laki asing yang belum dikenalnya. "Itu berarti dia perempuan.... Ah tidak mungkin. Pikiran apa sih ini, bisa saja dia itu temannya atau saudaranya. Atau bisa jadi.... Tapi kenapa aku harus peduli? Toh dia hanya pembantu rumahku.""Ehem.... Apa dia pacarmu?" tanya Yanto mencairkan suasana. Akan tetapi mata dan jari

    Last Updated : 2024-12-12
  • Dinikahi Majikan   9

    Di tempat lain, Pela dan Rudi bertemu di tempat yang sudah ditentukan oleh Rudi. Mereka sama-sama sampai di taman perumahan di waktu yang sama.Kegembiraan Pela sangat terlihat di wajahnya yang sumringah saat melihat pujaan hatinya datang. "Sayang...." Tangannya hendak merangkul Rudi, namun ditepis oleh Rudi. Pela terkejut. "Ada apa, Sayang?" Mata pela menatapnya penuh selidik. "Gak apa-apa kok. Aku cuma kurang pe_de berpelukan, sebab aku belum mandi. Tadi setelah pulang dari kantor, aku langsung kesini," bujuknya saat melihat raut wajah Pela yang mulai berubah. Digenggamnya tangan Pela untuk mendinginkan suasana hatinya.Memang selama ini Rudi selalu dingin kepadanya. Namun saat laki-laki tampan yang sudah menjadi incarannya sejak dia masih di sekolah menengah itu lebih memilih dia dibandingkan Azizah, dia sudah menunjukkan kehangatannya, bahkan di depan Azizah. "Apa itu hanya sandiwara untuk memanas-manasin Azizah?" batin Pela. "Tapi ya sudahl

    Last Updated : 2024-12-12
  • Dinikahi Majikan   10

    Di rumah Yuni. Dia berusaha keras mencari alasan agar suaminya tidak marah ketika mengetahui anak gadisnya tidak ada di rumah. Tapi dia tidak punya alasan selain berkata jujur.Sebuah tamparan yang sangat keras hinggap di pipi kiri dan kanan Yuni, hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah segar. Tubuhnya yang ringan karena kurus sampai terpelanting ke dinding. Telapak tangannya yang menumpu ke dinding untuk melindungi dirinya, terlihat merah menyala, seakan terbakar dan sedikit tergores. Namun rasa sakitnya sampai ke siku-siku tangannya.Dia meringis kesakitan. "Ampun, ampun, Mas. Sakit," lirihnya meringis kesakitan.Semakin Yuni meringis kesakitan dan minta ampun, semakin Doni naik pitam. Dia menarik rambut Yuni dan menamparnya lagi. Tak dihiraukannya tangisan Ainun dan Akbar yang ketakutan melihat ibu mereka dihajar oleh ayah mereka sendiri di depan mata kepala mereka. Tubuh dan umur mereka yang masih kecil membuat mereka hanya bisa pasrah saat melihat ib

    Last Updated : 2024-12-13
  • Dinikahi Majikan   11

    Satu bulan sudah berlalu, Azizah menerima gaji pertamanya. Dia berniat akan memberikan gaji pertamanya seutuhnya untuk ibunya. Azizah memegang sebuah amplop berwarna coklat susu yang berisi uang gajinya. Senyum cemerlang terpampang di wajahnya."Ibu pasti senang banget menerima gaji pertamaku ini, seperti hatiku yang sekarang berbunga-bunga." Azizah asik bergumam sementara dari kejauhan Yanto memperhatikannya dengan tersenyum.Saat malam menjelang, Azizah yang akan menyiapkan makan malam, harus menghentikan pekerjaannya, karena dicegah oleh Anita. "Ada apa, Nyah?" tanyanya heran karena Anita memanggilnya saat dia sedang bekerja, dengan menautkan kedua alisnya."Kenapa kamu tidak pakai baju yang saya belikan, Azizah?" Anita terlihat agak kecewa. Sebuah pertanyaan yang menimbulkan pertanyaan lagi di benak Azizah. Tapi dia menjawab dengan logika."Sayang, Nya. Bajunya terlalu bagus untuk dipakai buat di dapur," jawabnya dengan sopan dan mas

    Last Updated : 2024-12-13
  • Dinikahi Majikan   Dilamar

    Mereka semua sampai di sebuah restoran elite. Restoran yang hanya kalangan konglomerat yang bisa masuk ke sana."Wah.... Ini istana atau restoran? Indah sekali." Baru kali ini Azizah bisa masuk ke dalam restoran yang megah ini. Selama ini, dia hanya bisa melihat dari dalam angkot, kadang berjalan kaki. Sambil berjalan matanya melirik restoran tersebut dan berkata dalam hati, "Apa aku bisa suatu saat bekerja di restoran besar ini?" Gadis lugu itu hanya bisa menatap dari kejauhan. Tapi kali ini dia bisa memasuki gedung ini, bahkan menjadi tamu."Andai saja ibu dan adik-adikku juga bisa menikmati makanan selezat ini pasti mereka akan senang banget," batin Azizah."Azizah. Kamu makan yang banyak ya? Jangan sungkan, kita sudah membayar makanan ini, jadi harus dihabiskan." Anita memperhatikan Azizah yang terlihat takut-takut mengambil makanan.Azizah hanya mengangguk dan bilang iya, tapi di hatinya berkata, "Makanan sebanyak ini, apa habis dimakan berempat? Ini bisa buat orang sekampung."S

    Last Updated : 2024-12-13

Latest chapter

  • Dinikahi Majikan   47

    "Kesabaranku sudah habis. Aku pastikan kamu akan mendapatkan balasannya Azizah," gumam Rudi.Keesokkan harinya, Azizah terbangun di dalam mobil. Seingatnya dia semalam berada di sebuah kamar dengan suaminya Yanto setelah merayakan malam tahun baru."Aduh," ringisnya seraya memegang kepalanya yang terasa berat. Di luar mobil, dia melihat tiga orang laki-laki sedang berbicara, lebih tepatnya sedang bernegosiasi. Satu orang yang tidak dikenalnya, sementara yang dua orang lagi adalah orang yang dikenalnya. Mereka adalah Rudi dan Doni. Azizah kembali menajamkan penglihatannya. Ya, ternyata memang mereka berdua, tidak salah lagi. Azizah segera membuka pintu mobil untuk melarikan diri. Tapi ternyata pintunya terkunci dan tidak bisa dibuka.Ketiga orang itu sekarang masuk ke dalam mobil dan tersenyum sinis kepada Azizah."Dimana saya?! Kenapa saya ada di sini?! Ayah dan Rudi kenapa kalian juga ada di sini?!"Dengan sinis Rudi menjawab pertanyaan Azizah."Kami di sini untuk menjualmu! Uangnya

  • Dinikahi Majikan   46

    Hari-hari berlalu tanpa ada kegaduhan. Doni seperti menghilang ditelan badai semenjak dia melancarkan aksinya. Yuni sudah mulai tenang. Azizah juga tidak lagi mencemaskan adik-adiknya akan diculik oleh sang ayah.Malam ini adalah malam tahun baru. Mereka semua yang ada di rumah Yanto sedang bersiap-siap untuk merayakan tahun baru ke sebuah pantai.Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, akhirnya mereka sampai di sebuah pantai yang indah."Ayo masuk, Sayang." Elena menuntun Azizah masuk ke sebuah villa yang sangat indah."Ini adalah villa kita." "Indah sekali, Ma." Azizah memandang takjub keindahan villa itu. "Kamu akan lebih kagum lagi jika melihat pemandangan laut dari balkon. Ayo mama tunukkan," ajak Anita kemudian.Sesampainya di balkon, Azizah benar-benar terpesona dengan pemandangan laut yang tampak dari sana.Elena mencoba memanfaatkan waktu untuk mendekati Yanto disaat Azizah sibuk dengan mertua, ibu dan adik-adiknya."Sayang. Sudah lama kita tidak ke sini, ya?" Elena meran

  • Dinikahi Majikan   45

    Tok. Tok. Tok.Suara ketukan pintu membuat perhatian Azizah teralihkan. Dia yang tadinya saling pandang dari balik kaca transparan bersama sang suami, kini menoleh ke arah pintu."Masuk," seru Azizah.Ternyata Rudi yang datang dengan membawa beberapa laporan."Setelah memeriksa sejenak, Azizah berucap dengan nada dingin."Kenapa laporannya jadi berbeda dengan aslinya?!""M_maksudnya?""Pak Dino sudah menyerahkan tentang laporan gaji karyawan yang banyak potongannya. Saya harap Pak Rudi segera menyelesaikannya dalam satu bulan. Laporan ini sangat tidak akan bagus jika sampai ke tangan Pak Yanto. Jadi tolong kerja samanya. Berhenti jadi orang culas, karena itu akan menyengsarakan dirimu sendiri. Atau... kamu mau mendekam di penjara?!"Yanto terperangah dan berkeringat dingin mendengar kata-kata Azizah. Dalam hatinya berkata, "Sombong sekali dia sekarang. Baru sehari menjadi bos sudah sok-sokan gayanya. Tapi aku ti

  • Dinikahi Majikan   44

    Rudi merasa bersyukur karena Azizah menolak menolong Pela secara halus. Karena dia tidak mau kebusukannya di perusahaan akan ketahuan oleh Pela. Mau ditaruh di mana mukanya jika dia ketahuan korupsi. Pela pasti akan membatalkan rencana pernikahan mereka. Rudi menyeka keringat yang ada di keningnya dan menghembuskan napas secara perlahan."Azizah benar, Sayang. Dan... menurutku, sebaiknya kamu tidak usah bekerja lagi. Kita kan mau menikah, jadi, biar aku saja yang bekerja.""Umm, so sweet...." Pela menggenggam tangan Rudi dengan mesra..Azizah sedikit merasa kecewa mendengar Rudi melarang Pela untuk bekerja. Apalagi melihat kemesraan yang mereka tunjukkan di depan Azizah. Dia bermonolog dalam diam."Ternyata Rudi memang sangat mencintai Pela. Jika tidak, dia tidak akan melarang Pela untuk bekerja. Pela memang sudah mengisi hatinya. Sedangkan aku hanya sekedar penjaga jodoh sepupuku. Nasibnya memang jauh lebih baik dariku. Walaupun sekarang aku sudah menikah, suamiku tetap milik perempu

  • Dinikahi Majikan   43

    Elena terperangah hingga matanya melotot mendengar ancaman dari Azizah. Tapi Azizah mengulang kembali ancamannya."Kalau kamu berani mempermalukan aku di depan para tamu, aku pastikan semua orang akan mengetahui tentang perselingkuhan mu dengan Nofer mantan pacarmu."Elena terperangah mendengar ancaman dari Azizah. Dia tidak menyangka gadis lugu seperti Azizah akan berani mengancamnya."S_siapa Nofer? Jangan mengada-ada, kamu! Beraninya kamu mengancamku dengan membuat kebohongan!"Mendengar Elena mengatakan itu, Azizah tertawa kecil. "Elena, Elena. Aku pernah melihatmu bermesraan dengan Nofer di Mall, seperti halnya yang mas Yanto lihat. Tadinya aku pikir, cuma aku yang lihat. Tapi ternyata, mas Yanto juga melihatnya. Yah aku kasihan melihatmu bertengkar dengan mas Yanto. Tapi jika kamu mempermalukan aku nanti, bukan cuma dengan mas Yanto, tetapi, kamu akan bertengkar dengan mama dan papa mertua juga. Sebagai bonusnya, kamu akan menjadi bahan perbincangan semua orang. Bagaimana, Elen

  • Dinikahi Majikan   42

    "Kurang ajar! Kenapa aku bisa ketahuan. Yang lebih parahnya lagi, paman juga terseret. Gara-gara dia, paman harus dirawat di rumah sakit."Selama ini aman-aman saja. Tidak ada pemeriksaan gaji karyawan atau pun tentang uang bahan baku. Rudi bekerja sama dengan pamannya untuk menilap uang perusahaan karena dilihatnya sang Presdir jarang masuk ke perusahaannya. Tapi semenjak dia menikah, dia jadi sangat rajin memeriksa segala sesuatunya. Keadaan jadi sangat buruk untuk Rudi dan pamannya.Walau terasa lama, tapi akhirnya waktu berlalu. Rudi masih menimbang-nimbang apakah ia akan datang menghadiri pesta yang diadakan oleh bosnya. Pesta untuk memperkenalkan istrinya.Tapi dia memang harus pergi ke pesta itu, karena Yanto sudah memberikan signal kepadanya dengan memberikan keputusan jangka waktu jatuh tempo pelunasan uang gaji karyawan yang ia korupsi.Dia segera menghubungi Pela. Pela sangat senang sekali karena Rudi mau mengajaknya ke pesta yang diadakan bosnya. Tapi sayangnya dia merasa

  • Dinikahi Majikan   41

    "Secara tidak sengaja, aku mendengar pertengkaran antara Mas dan Elena semalam." Azizah tersenyum hambar. "Tapi jangan khawati, Mas. Aku gak masalah, kok. Setidaknya, dengan menjadi istrimu, sudah mengangkat derajatku sebelumnya yang hanya sebagai seorang pembantu, menjadi seorang istri dari majikanku sampai aku diceraikan.""Apa? Kamu menguping pembicaraan kami?! Jangan biasakan hal seperti itu. Tidak baik.""Aku bukannya sengaja menguping. Makanya kalau mau bertengkar ataupun bercinta, pintu kamar ditutup rapat dulu! Biar kalau ada orang yang lewat gak bisa dengar!"Seketika muka Yanto memerah mendengar penjelasan Azizah. Badannya terasa ngilu karena malu. Yanto sama sekali tidak menyangka kalau Azizah ternyata pernah memergokinya sedang bercinta dengan Elena.Dia melepas pelukannya dari Azizah. Pura-pura marah untuk menutupi rasa malunya, "A_apa! Bercinta?! Siapa yang bercinta?! Jangan asal bicara Zah?! Kamu kan tahu kalau aku masih marah dan belum bisa menerima dia. Bagaimana mung

  • Dinikahi Majikan   40

    Dari luar pintu yang tidak rapat, Azizah mendengar pertengkaran Yanto dan Elena dengan sangat jelas. Air matanya menitik tanpa ia sadari.Bukan maksudnya sengaja untuk menguntit atau mencuri dengar pembicaraan mereka. Tetapi karena ia harus melewati pintu kamar Elena untuk menuju kamarnya. Tanpa sengaja langkahnya terhenti mendengar perdebatan mereka yang menyebut tentang dirinya dengan sebutan merendahkan."Ternyata aku hanya dinikahi untuk melahirkan anak untuk mereka," batin Azizah dari balik pintu yang sedikit terbuka.Azizah melangkahkan kakinya yang terasa berat ke kamarnya. Tidak ada gunanya ia mendengar lebih banyak lagi. Yang ada hanya akan menambah luka batinnya.Sesampai di dalam kamar, dia duduk di depan cermin. Ia tak kuasa menahan perihnya hati saat mendengar pertengkaran antara Yanto dan Elena. Perselingkuhan Elena dengan lelaki lain menjadi sumber dari pertengkaran mereka, tetapi dialah yang menjadi peran utama dalam permasalahan mereka.Tangisan tak dapat meredam per

  • Dinikahi Majikan   39

    Yanto menjalankan mobilnya dengan pikiran yang bercabang. Disatu sisi, dia ingin menghibur Azizah, tetapi sekarang bahkan dia tidak bisa tersenyum.Elena dan seorang laki-laki yang bergandeng tangan selalu menari di pelupuk matanya.Perjalanan yang tidak memakan waktu lama terasa sangat lama bagi Yanto.Sesampainya di rumah, Dia membiarkan Azizah beserta adik-adik dan ibunya turun dari mobil. Dia tetap memperlihatkan senyum bahagianya. Setelah dia tinggal sendiri di dalam mobil, dia kembali murung."Selama ini, aku sudah banyak berkorban buat dia. Tapi kenapa tega sekali dia menghianatiku. Aku bahkan menikahi Azizah demi dia. Apa dia sama sekali tidak melihat pengorbananku? Jika bukan karena ingin memiliki seorang anak, aku tidak akan menikahi perempuan lain seperti yang diinginkan mamaku. Tapi dia! Tega sekali dia bermain api di belakangku. Dia tidak mau merusak tubuhnya jika melahirkan seorang anak. Tetapi teganya dia mengobral tubuhnya untuk lelaki lain. Apa karena itu dia tidak ma

DMCA.com Protection Status