Semua Bab Tuan Menjadi Gila Setelah Nyonya Pergi: Bab 31 - Bab 40

70 Bab

Bab 31 Tidur Sekamar

Mahira tertidur di sofa. Dia telah mematikan lampu utama sehingga ruangan itu tampak remang. Elvis terbangun dari tidur dan berjalan keluar dari kamar.“Mahira tidur di mana?” Elvis melihat Mahira yang meringkuk di sofa. Pria itu segera menggendongnya dan membawa ke kamar. “Bukankah kita sudah terbiasa tidur satu ranjang berdua.” Elvis merebahkan diri di samping Mahira. Dia menyelimuti tubuh mereka berdua. “Mahira, alasanku tidak menyentuhmu adalah berharap kamu sendiri yang menyerahkan diri padaku, tetapi dua tahun itu tetap menjadi penikahan yang dingin. Tidak ada cinta darimu untukku.” Elvis mencium dahi Mahira. Dia memeluk wanita itu dan memejamkan matanya.Sasa masih menunggu kedatangan Elvis. Mobilnya berhenti tepat di depan sebuah penginapan sederhana yang cukup jauh dari pusat kota sehingga dia tidak bisa mendapatkan bahan bakar kendaraanya.“Kenapa Kak Elvis lama sekali? Aku sudah mempesiapkan diri untuk menghabiskan malam bersamanya di sini.” Sasa mengenakan pakaian yang se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

Bab 32 Perjanjian Mahira dan Elvis

Langkah kaki Elvis terhenti karena mendengarkan dering ponselnya yang ditinggalkan di ruang tengah. Pria itu memberikan nada khusus untuk panggilan dari Relia.“Relia.” Elvis segera menuju ponsel yang ada di ruang tengah. Pria itu menerima panggilan dari nomor Relia.Melihat Elvis yang tidak lagi mengejarnya. Mahira kembali ke kamar dengan tidak lupa mengunci pintu. Dia segera membersihkan diri dan berganti pakaian. Wanita itu cukup lama di dalam kamar.“Mahira.” Elvis mengetuk pintu kamar Mahira. “Sebaiknya kamu segera pulang,” ucap Mahira dari dalam kamar.“Aku akan pulang setelah sarapan.” Elvis duduk di sofa. Dia dengan sabar menunggu Mahira. “Aku akan buatkan sarapan, tetapi kamu harus membuka blokir akunku.” Mahira berdiri di depan Elvis. Wanita itu mengenakan celana jeans panjang dan kaos putih lengan pendek. Dia sangat menyukai warna putih sesuai dengna profesinya seorang dokter.“Ya, tetapi kamu harus mengirimkan makan siang kepadaku selama seminggu.” Elvis tersenyum. “Apa?
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 33 Dunia Kampus

Sasa dan Elvita sarapan berdua saja. Tidak ada Relia dan Elvis sehingga membuat pagi yang sepi.“Tante, kemana Kak Elvis? Aku tidak melihatnya dari semalam,” ucap Sasa.“Tante juga tidak tahu. Mungkin sudah pergi kerja. Sekarang, Elvis tidak berselera untuk makan. Dia benar-benar sudah terbiasa dengan masakan Mahira.” Elvita menggelengkan kepalanya. Dia sadar, Elvis berubah sejak Mahira pergi dari rumah mereka.“Apa?” Sasa terkejut dengan kejujuran Elvita yang seakan tidak peduli dengan perasaannya.“Tante juga baru sadar. Ternyata, Mahira sangat pandai memasak. Padahal dia seorang dokter dan bukan hanya ibu rumah tangga.” Elvita tersenyum.“Itu karena dia terbiasa hidup sendiri, Tan. Berbeda dengan diriku yang semuanya dilayani pelayan.” Sasa benar-benar tidak suka mendengar pujian Elvita untuk Mahira.“Benar. Dia terbiasa hidup miskin karena tidak punya orang tua lengkap.” Elvita tersenyum dan beranjak dari kursi. Mereka sudah selesai sarapan.Relia sarapan di kantin kampus. Wanita m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

Bab 34 Makan Siang

Mahira pulang ke rumah untuk membuatkan menu makan siang. Wanita itu benar-benar menuruti keinginan Elvis agar bisa mendapatkan kebebasan dari suaminya. Perempuan yang telah terluka akan sulit untuk memaafkan. Apalagi berhubungan dengan peselingkuhan.“Ah, aku lupa meminta mobilku dari Elvis. Dasar pria kejam itu.” Mahira harus memanggil taksi untuk bisa pergi ke kantor Elvis. Dia bersyukur karena kartunya sudah bisa digunakan sehingga tidak kesulitan dalam urusan uang.Elvis duduk di ruang tunggu. Pria itu benar-benar rela turun ke bawah untuk menyambut Mahira. Dia sudah tidak sabar ingin makan masakan sang istri yang sangat dirindukannya.“Siapa yang ditunggu Pak Elvis?” tanya para karyawan berbisik.“Aku tidak tahu. Baru kali ini Pak Elvis turun ke bawah dan duduk di ruang tunggu,” jawab rekannya.“Apa Ibu Sasa ya? Dia kan kekasih Pak Elvis.” Para karyawan tersenyum.“Ah, senangnya bisa dicintai Pak Elvis secara ugal-ugalan seperti ini,” ucap yang lain.“Tidak mungkin menunggu Ibu S
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

Bab 35 Kecelakaan

Mahira terus berlari. Dia sadar akan statusnya seorang dokter yang harus bergerak cepat sehingga tidak tertarik untuk menggunakan sepatu tinggi.“Tolong, korban terjebit di dalam mobil!” teriak seorang pria.“Kenapa mereka tidak membuka jalan untuk ambulan?” Mahira memperhatikan sekeliling. Dia segera menghubungi pihak rumah sakit dan juga mobil pemadam kebakaran.“Aarggh!” Rangga kesulitan untuk keluar. Tidak ada yang berani mendekat karena mobil yang sudah berasap.“Ada tiga mobil. Bagaimana bisa terjadi kecelakaan beruntun di jalan yang lurus?” Mahira harus memahami situasi. Dia mencari korban yang berada pada posisi paling berbahaya.“Mobil putih sudah berasap. Ah, ini pasti karena mobil dengan bawaan yang berat.” Mahira melewati mobil merah dan berlari menuju mobil putih yang berada di depan.“Kak Mahira,” sapa Relia pelan. Dia benar-benar bisa mengenali kakak iparnya.“Mm. Kak Mahira seorang dokter. Pasti lebih mengutamakan korban yang paling berbahaya.” Relia tersenyum. Dia berh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

Bab 36 Penyelamat

Ambulan yang membawa Relia dan Rangga serta korban lain sudah tiba di rumah sakit. Para perawat dan dokter yang piket bergerak cepat. “Dokter Mahira.” Dokter dan perawat terkejut melihat Mahira yang turun dari mobil. Mereka juga sangat kagum karena para korban telah ditangani dengan sangat baik dan tepat oleh wanita mud aitu. “Ada pasien harus segera diopearsi. Kaki mereka cidera. Aku sudah menghentikan pendarahan dan memberikan obat bius,” jelas Mahira.“Baik, Dok. Kami akan memeriksa pasien dan mempersiapkan ruangan operasi dan tim dokter.” Para perawat yang bertugas segera bekerja dengan cekatan. “Aku akan ikut dalam daftar operasi,” ucap Mahira.“Iya, Dok. Itu sudah pasti.” Ela tersenyum. Tidak ada yang mampu menandingi kemampuan bedah Mahira yang menyatuhan ilmu teknologi dan tradisional.Kemampuan yang sangat dibutuhkan di dunia kesehatan yang modern. Pengurangan penggunaan bahan kimia agar tidak memberikan efek samping yang buruk. Pemulihan yang cepat dan sangat dimintai Masy
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

Bab 37 Tanda Tangan Elvis

Mahira benar-benar sibuk sehingga Elvis tidak punya kesempatan untuk mendekati istrinya. Ditambah lagi wanita itu memang tidak ingin peduli dengan pria yang akan menjadi calon mantan suaminya.“Kenapa tidak seakan tidak melihatku?” tanya Elvis yang duduk di koridor rumah sakit. Dia hanya bisa melihat Mahira yang mondar-mandir di depannya. “Mahira.” Elvis mencengkram tangan Mahira yang melewati dirinya.“Ada apa, Elvis? Aku sangat sibuk. Ada pasien yang harus segera mendapatkan tindakan.” Mahira menepis tangan Elvis.“Bisakah kita bicara ketika kamu sudah senggang?” tanya Elvis.“Apa yang perlu dibicarakan? Kita tidak ada urusan lagi,” tegas Mahira. “Aku hanya mau berterma kasih kepada kamu karena telah menolong Relia.” Elvis berdiri di depan Mahira.“Itu hanya kebetulan aku berada di lokasi,” ucap Mahira.“Katakan apa yang kamu inginkan sebagai ucapan terima kasih ku dan Relia.” Elvis menatap Mahira.“Mm.” Mahira tampak berpikir. Dia harus memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

Bab 38 Mencari Sasa

Elvis menghubungi mamanya yang sedang berada di luar kota menemani papa mereka yang yang sedang dinas. Pria itu hanya bisa menuduh Elvita dan Sasa. “Halo, Elvis.” Elvita menerima panggilan dari Elvis.“Mama, apa gugatan ceraiku di mama?” tanya Elvis.“Tidak ada. Kamu sendiri yang mengambilnya. Apa sudah kamu antar ke pengadilan?” Elvita balik bertanya.“Tidak ada, Ma. Aku akan cari dulu.” Elvis menutup panggilan. Dia tidak memberitahu orang tuanya tentang kecelakaan Relia. Pria itu tidak mau papa dan mamanya khawatir. “Bagaimana, Kak?” tanya Relia.“Mama masih di luar kota. Aku tidak memberitahunya tentang kecelakaan kamu,” jawab Elvis.“Ya.” Relia mengangguk. “Aku pulang dulu. Kamu ditemari Rino.” Elvis beranjak dari sofa. “Rino. Jaga Relia. Kamu bisa beli apa pun yang kamu mau.” Elvis keluar dari kamar Relia.“Siap, Bos.” Rino mengantar Elvis ke pintu.Elvis mengendarai mobil pulang ke rumah. Dia sudah tidak sabar ingin memastikan bahwa gugatan cerai masih tersimpan di laci kema
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

Bab 39 Bergairah

Sasa bangun tidur. Dia duduk di tepi kasur dan membuka tas. Melihat berkas gugatan cerai yang sudah di tanda tangan atas nama Elvis.“Aku akan langsung antar berkas penting ini ke pengadilan. Ah, aku harus tanya nomor pengacara yang mengurus perceraian Kak Elvis.” Sasa menyimpan kembali berkas ke dalam tas. Dia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Berganti pakaian dan berdandan cantik.“Sarapan dan pulang. Aku benar-benar beruntung lahir dari keluarga kaya sehingga bisa melakukan apa pun dengan uang.” Sasa turun ke ruang makan. Dia sarapan seorang diri tanpa peduli pada apa pun.“Halo, ada apa?” tanya Sasa yang sedang menikmati sarapan.“Apa kamu tidak bisa menahan Elvis agar tidak mengganggu Mahira lagi?” tanya seorang pria dari panggilan telepon.“Apa maksud kamu? Mahira yang selalu datang ke Perusahaan Kak Elvis,” tegas Sasa.“Aku tidak buta melihat pria itu memohon kepada Mahira agar kembali pulang bersama nya,” jelas pria di seberang panggilan.“Apa?” Sasa melihat layar p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bab 40 Menginginkan Mahira

Mahira beranjak dari kursi. Dia tidak ingin berada di rumah sakit karena kondisinya yang tidak stabil.“Ela, aku akan pulang. Tidak ada jadwal juga di siang hari.” Mahira mengambil tasnya.“Baik, Dok. Anda di rumah saja untuk menenangkan diri dan mengobati luka bakar.” Ela membuang pecahan gelas ke tempat sampah.“Ya. Aku akan mengobati luka dengan ramuan yang ada di rumah. Terima kasih, Ela. Aku pulang dulu.” Mahira tersenyum. Dia keluar dari ruang kerjanya dan memesan taksi.“Mahira.” Feliz bertemu dengan Mahira di koridor rumah sakit.“Ya.” Mahira menghentikan langkah kakinya dan tersenyum.“Apa kamu mau pergi makan siang?” tanya Feliz.“Tidak. Aku mau pulang ke rumah saja. Tubuh dan pikiranku tidak nyaman,” jawab Mahira.“Aku akan mengantar kamu. Sekalian mau pergi ke Perusahaan.” Feliz membalas senyuman manis dari Mahira.“Apa sejalur?” tanya Mahira.“Tentu saja. Apa kamu mau ikut ke kantorku?” Feliz balik bertanya.“Ah, tidak. Aku hanya mau pulang dan beristirahat,” jawab Mahira.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status