Entah kenapa suasana menjadi tidak nyaman. Di depan rumah lama Amira, mereka saling tatap. Dika masih kukuh ingin Amira merespon. Namun, Amira malah enggan dan memalingkan wajah. “Bilang ke Dina makasih udah bersihin makam keluarga gue,” ucap Amira singkat.Amira hendak berbalik. Dia tak ingin bicara lagi. Namun, tangan Dika menahannya. “Kak, minta nomor Kakak, dong. Biar kita bisa kontakan.”Seketika, tangan Dika ditepis. Raga, yang sejak tadi ada di samping Amira, tak bisa bersabar. “Siapa lo?” Tanya Raga, dingin. Berani-beraninya cowok itu memegang tangan Amira?Dika memicing sekilas. Dia menatap penampilan rapi Raga. Meski memakai kemeja, Raga tampak masih muda. Mungkin seumuran dengan Amira. "Lo enggak punya nama?" Sindir Raga, lagi. Kali ini tatapannya semakin tajam. Raga menunjukkan rasa tidak sukanya dengan sangat, sangat jelas. Dika menghela. “Nama aku Dika,” jawabnya. Seketika, Raga tertawa keras. Pandangannya mencemooh, menghina meski tanpa kata. Nama Dika sungguh men
Last Updated : 2025-02-06 Read more