All Chapters of Redemption: Karma & Rasa Sang Pemburu Siluman : Chapter 91 - Chapter 100

104 Chapters

Bab 90 Kembali ke Kediaman Ye

Langkah kaki Jung Jinsi langsung terhenti begitu mereka semua tiba didepan pos depan kediaman Keluarga Ye. Bukan karena adanya banyak penjaga di sana, melainkan sosok pria dengan jubah mewah yang berdiri tepat di depan gerbang masuk. Pria itu adalah Ye Qingyu yang berdiri dengan tenang, disampingnya ada sang tangan kanan Guo Jingming. Ayah Ye Xuanqing itu tampak tenang saat melihat putranya. Menyadari Jung Jinsi tidak lekas berjalan dan malah berhenti tiba-tiba, membuat Ye Xuanqing menoleh ke arah perempuan siluman itu. “Jinsi, kenapa diam? Ayo masuk!” ajaknya. Jung Jinsi masih diam ditempatnya, ada kekhawatiran yang merayap dihatinya begitu melihat Ye Qingyu yang berdiri di gerbang. Dia ingat hari dimana Ye Qingyu melarangnya masuk ke kediaman Keluarga Ye. Meski saat itu hujan turun cukup deras, namun hati Ye Qingyu tidak terkeketuk sama sekali untuk membiarkannya masuk meski sebentar. “Aku… aku tidak bisa ikut dengan mu,” balas Jung Jinsi. Ye Xuanqing bisa melihat adanya kekhaw
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 91 Kasih Sayang Saudara

Ditengah malam, Jung Jinsi keluar dari kamarnya dan mendapati Jung Qian tengah duduk dengan bersandar pada pilar. Tidak ada siapa-siapa di luar kamarnya atau bahkan sepanjang koridor. Ye Xuanqing sendiri memang sudah meninggalkan Jung Jinsi sejak tadi, berharap bisa memberi ruang pada Jinsi agar beristirahat. "Kakak," panggil Jung Jinsi pada Jung Qian yang tampak melamun sembari bersidekap. Jing Qian mendongakkan kepalanya, lalu menegakkan tubuhnya. "Ada apa, kau butuh sesuatu?" tanyanya dengan nada yang datar. Jung Jinsi menggeleng pelan, dia hanya ikut duduk disamping sang kakak. "Tidak ada," balasnya singkat. "Kalau begitu kenapa kau keluar?" todong Jing Qian yang tidak puas dengan jawaban adiknya. "Aku hanya mengkhawatirkan mu kak, udara semakin dingin dan kau tak kunjung masuk." Jung Jinsi menjawab jujur, ada gurat cemas diwajahnya yang anggun. Mendengar itu Jing Qian hanya tersenyum samar, kemudian menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Jung Jinsi.
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 92 Dibalik Pintu Kediaman Ye

Di kediaman keluarga Ye, pagi itu udara terasa sedikit lebih berat dari biasanya. Langit masih berwarna jingga keemasan ketika seorang tamu agung datang dengan pakaian sederhana bahkan datang dengan menyelinap. Kaisar ke-8, Zhao Yun Taek turun dari kudanya di depan gerbang belakang. Tidak seperti biasanya, dia hanya membawa beberapa pengawal kepercayaannya. Kedatangannya kali ini tidak dengan keangkuhan seorang penguasa, melainkan seorang pria yang sedang mencari sekutu. Di dalam aula utama, Ye Qingyu, kepala keluarga Ye, sudah menunggu. Meski sudah berusia lanjut, posturnya tetap tegap, memancarkan aura seorang mantan jenderal yang masih dihormati hingga kini. Saat Kaisar memasuki aula, para pelayan segera mundur setelah memberikan teh. Zhao Yun Taek duduk di hadapan Ye Qingyu dengan ekspresi yang sulit ditebak. "Aku tidak menyangka Yang Mulia akan datang secara langsung," ujar Ye Qingyu seraya mengamati sang kaisar. Zhao Yun Taek menghela napas panjang. Matanya menatap can
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 93 'Mata Enam' Sang Siluman

“Tidak, ini bukan lah Zhao Yun Taek yang aku kenal,” ucap Ye Qingyu tiba-tiba.Senyum sinis juga tercetak jelas di wajahnya yang tenang, tapi tetap waspada. Dia juga menggenggam lebih erat cangkir teh miliknya.Wajah sang kaisar langsung menengang seketika, seluruh anggota tubuhnya mendadak kaku. Seluruh titik akupuntur miliknya sudah ditotok oleh Ye Qingyu dari jarak jauh menggunakan energi spirirtualnya.“Apa yang kau katakan Ye Qingyu? Apa kau tahu kalau tindakan mu ini akan menyulitkan mu nanti, cepat lepaskan aku dan biarkan aku bergerak!” geram sang kaisar.“Sungguh, kau masih berpura-pura menjadi Zhao Yun Taek padahal aku sudah tahu siapa kau sebenarnya. Wah menarik!” Ye Qingyu bangkit dari duduknya, kemudian menatap nyalang sosok yang menyerupai kaisar ke-8.Kemudian dengan cepat pria paruh baya itu membaca mantra, dalam sekejap hawa disekeliling aula mendadak dingin hingga menusuk tulang. Sosok yang menyerupai kaisar itu pun mengerang kesakitan.Ye Qingyu mengeluarkan jimat d
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 94 Peringatan Dalam Bayangan

Malam masih pekat ketika Jung Jinsi dan Ye Xuanqing bersiap untuk pergi. Udara di kediaman Keluarga Ye terasa tegang setelah mereka mendapatkan petunjuk dari mata enam milik Jing Qian. Waktu sangat berharga, dan mereka harus segera mencari keberadaan Hei Lian Hua sebelum siluman itu bergerak lebih jauh. Namun, sebelum mereka bisa melangkah keluar dari kediaman, seorang pelayan mendekati mereka dengan wajah cemas. “Tuan Muda, ada tamu yang ingin menemui Anda secara pribadi.” Ye Xuanqing mengerutkan kening, dia yakin tidak memiliki janji temu dengan siapapun kali ini. "Siapa?” Pelayan itu menunduk menjaga hormat. "Putri Daiyan, Zhao Yun Mei dari Istana Kekaisaran.” Jung Jinsi melirik Xuanqing dengan penuh tanya, tetapi pria itu hanya menghela napas sebelum berkata tegas memberi perintah. "Bawa dia ke taman belakang. Aku akan menemuinya.” Jung Jinsi awalnya ingin ikut, tetapi Ye Xuanqing meletakkan tangan di bahunya dengan pelan. "Aku akan menemui dia sebentar. Ini mungkin pen
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

Bab 95 Malam Penuh Peringatan

Malam di kediaman Keluarga Ye semakin larut, dan sebagian besar penghuni rumah telah terlelap dalam tidur mereka. Namun, di taman belakang yang diterangi sinar rembulan, Jung Jinsi dan Ye Xuanqing masih terjaga.Angin malam bertiup lembut, membawa aroma bunga melati yang bermekaran di sekitar paviliun tempat mereka duduk. Xuanqing duduk bersandar pada salah satu tiang kayu, sementara Jinsi berdiri tak jauh darinya, menatap kolam yang permukaannya berkilauan tertimpa cahaya bulan.“Kenapa kau masih di sini?” suara Xuanqing memecah keheningan.Jinsi menoleh sekilas sebelum kembali menatap air. “Aku tidak bisa tidur.”Xuanqing tersenyum tipis. “Kalau begitu, kau harusnya tidur di kamarku. Aku bisa menyanyikan lagu pengantar tidur untukmu.”Jinsi menoleh cepat, menatapnya dengan ekspresi tidak percaya. “Kau pikir aku anak kecil?”Xuanqing terkekeh. “Bukan. Tapi kalau itu bisa membuatmu tidur lebih nyenyak, aku tidak keberatan.”Jinsi mendengus pelan sebelum berjalan mendekatinya. Ia bersa
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Bab 96 Menghadapi Bayangan

Angin malam berhembus kencang ketika Jung Jinsi dan Ye Xuanqing bergegas keluar dari ruang kerja. Aroma aneh yang tersisa dari sosok bayangan tadi masih menggantung di udara—bau logam yang samar dan hawa siluman yang dingin."Dia tidak pergi jauh," ujar Jung Jinsi dengan tatapan tajam. "Aku bisa merasakan jejak energinya.""Arah mana?" tanya Ye Xuanqing sudah menggenggam gagang pedangnya, siap bertindak kapan saja.Jung Jinsi memejamkan mata, ujung jarinya menyentuh udara seolah membaca aliran energi di sekitarnya. Lalu, secara perlahan matanya terbuka, bersinar keemasan. "Ke atap paviliun belakang!"Tanpa berpikir panjang, keduanya melesat dengan kecepatan luar biasa. Ye Xuanqing melompat dari satu pilar ke pilar lain dengan lincah, sementara Jung Jinsi menggunakan kekuatan silumannya untuk melesat lebih cepat, tubuhnya seperti bayangan yang hampir tidak terlihat di tengah gelapnya malam.Di atap paviliun, sosok misterius itu sudah berdiri menunggu. Matanya merah menyala, tubuhnya d
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

Bab 97 Melawan Roh Terikat

"Jadi itu bukan roh terikat yang sebenarnya," ujar Ye Xuanqing akhirnya, suaranya berat. "Apa yang kita hadapi tadi hanyalah proyeksi." Jung Jinsi menatapnya tajam. "Aku sempat merasakan auranya. Itu nyata, Xuanqing. Kalau itu hanya proyeksi, bagaimana bisa serangannya melukai kita?" "Mantra pengganda," sela Jing Qian, nada suaranya datar. "Beberapa siluman tingkat tinggi bahkan roh terikat sekalipun bisa menggunakan sihir semacam itu. Mereka menciptakan bayangan diri mereka yang mampu menyerang dan bertahan, seolah-olah itu tubuh asli mereka." Ye Xuanqing mengangguk. "Saat aku menebasnya, seharusnya roh terikat itu melemah atau mati. Tapi luka-luka yang kita berikan padanya seakan tak berpengaruh. Lalu, saat aku merasakan auranya lagi… Aku sadar, ada dua sumber yang berbeda dalam radius yang sama. Itu bukan satu roh, tapi duplikat." Jung Jinsi menggigit bibirnya, matanya meredup. "Jadi, yang kita hadapi tadi bukanlah yang asli?" "Benar," jawab Jing Qian. "Yang asli pasti te
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Bab 98 Perlindungan Tak Terduga

Ye Xuanqing dan Jung Jinsi duduk bersandar di depan pintu kamar Ye Qingyu. Malam semakin larut, namun mereka tetap berjaga. Udara dingin merayap, tapi kehangatan di antara mereka tak bisa disangkal. Jung Jinsi menyandarkan kepalanya ke bahu Ye Xuanqing. "Aku tak menyangka ini akan seberat ini… Aku takut kita tak bisa menyelamatkan Tuan Besar Ye." Ye Xuanqing melingkarkan tangannya di bahunya, memberi kehangatan. "Tapi kita berhasil, Jinsi. Ayah selamat, dan roh terikat itu sudah dihancurkan. Kau juga sudah melakukan banyak hal. Aku tak bisa melakukannya tanpamu." Jung Jinsi mendongak, menatap wajah pria itu yang tampak lelah namun tetap penuh keteguhan. "Aku hanya tak ingin melihatmu terluka. Aku… aku khawatir padamu, Xuanqing." Ye Xuanqing tersenyum tipis, lalu tanpa ragu, dia mengusap pipi Jung Jinsi dengan lembut. "Aku juga khawatir padamu. Saat kita bertarung tadi… Aku takut sesuatu akan terjadi padamu. Aku tak ingin kehilanganmu." Jung Jinsi merasakan jantungnya berdeta
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Bab 99 Tiga Penyusup

Malam merayap di atas Istana Kekaisaran Sheng, menebarkan bayang-bayang gelap yang menari di antara paviliun dan lorong berornamen keemasan. Di atap sebuah gedung yang menghadap ke pelataran dalam, tiga sosok melayang di antara kegelapan.Jung Jinsi, si siluman rubah ekor sembilan itu berdiri tegak dengan tatapan tajam, telinganya bergerak pelan menangkap setiap suara samar di sekelilingnya. Di sebelahnya, Jing Qian yang lebih ramping dan gesit, memejamkan mata sejenak, mengatur napas agar lebih halus dari hembusan angin malam. Fen Rou, satu-satunya manusia di antara mereka, merapat ke bayangan dinding, tangannya siap mencabut pedang dari sarungnya.“Menurut informasi yang kudapat,” bisik Fen Rou hampir tanpa suara, “Ibu Suri Zhao Weini memiliki janji temu rahasia di aula belakang Istana Liuyang.”"Baiklah, kita hanya perlu menyusup ke sana dan mencari tahu siapa yang ditemui wanita tua itu." Jing Qian mengangguk dan mulai bergerak lebih dulu. Dibelakangnya, Jung Jinsi dan Fen Rou be
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more
PREV
1
...
67891011
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status