Semua Bab Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan : Bab 51 - Bab 60

78 Bab

Bab 51 Masih Memikirkan Mantan Kekasih?

Wijaya Grup Arumi terkejut, karena mulai hari ini dia akan satu ruangan dengan Dewa. Membuat ia merasa tidak nyaman karena tidak memiliki privasi atau pun waktu untuk sendiri. Melihat Arumi yang masih mematung di depannya, membuat Dewa tak sungkan untuk menegurnya. "Arumi! kenapa kamu malah diam duduk dan aku ingin kamu menunjukkan kemampuan mu. Aku belum melihat jelas kinerja mu tunjukkan pada ku, apa kamu memang layak jadi seorang sekertaris?" Ledek Dewa yang sengaja ingin menguji. Seketika Arumi tersulut emosi, saat mendengar perkataan Dewa yang membuatnya kesal. Tapi tentu saja ia merasa lebih tertantang untuk menunjukan tentang kemampuan nya karena tidak ingin di remehkan. Dengan helaan nafas yang panjang, Arumi pun tentu berusaha menunjukkan kemampuannya. "Baiklah, memangnya tuan ingin aku melakukan apa?" tanya Arumi dengan penuh kepercayaan diri. Dewa melempar pelan, satu dokumen pendapatan dan pengeluaran keuangan perusahaan lalu meminta Arumi untuk memperbarui
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 52 Sebuah Konspirasi

Arumi menyergitkan dahi, dia terkejut saat sang ayah mengirimkan pesan tentang Daniel yang meminta kompensasi yang sangat mengejutkan atas batalnya pernikahan mereka. "Mas Daniel keterlaluan, bisa-bisanya dia memanfaatkan situasi seperti ini," geram Arumi tak terima dengan kedua tangan yang terkepal menahan emosi yang saat ini menyelimuti dirinya saat ini. Dewa yang baru saja membuka laptopnya, ia tak sengaja melihat ekspresi Arumi yang terlihat sangat marah membuatnya sedikit cemas dan khawatir mengingat Arumi saat ini sedang mengandung darah dagingnya. Meskipun ragu, Dewa melontarkan satu pertanyaan pada Arumi dengan nada dinginnya. "Arumi! ada apa? kenapa kamu malah bengong bukankah aku meminta mu untuk menyalin semua data-data baru," peringat Dewa dengan nada sindiran. Arumi terbuyar dari lamunannya, lalu melirik ke arah Dewa dengan perasaan tidak enak hati. Lalu spontan menjawab. "Ti-tidak ada apa-apa," jawab Arumi dengan nada lirih dengan kedua bola mata yang berkaca
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

Bab 53 Kembalinya Sang Kekasih

Disebuah Bandara Kota M. Terlihat wanita yang berpenampilan seksi belahan dada rendah, dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Dia berjalan dengan sangat menggoda di iringi asisten pribadinya di belakang. "Nona Laura, apa tuan Dewa akan menjemput kita?" tanya Rini melihat sekitar bandara sembari menderet koper majikannya. "Tentu saja tidak, karena aku sengaja pulang lebih awal karena ingin memberi kejutan untuk pacar ku," jawab Laura tersenyum penuh semangat setelah kembali dari Paris. Rasanya Laura sudah tak sabar ingin menemui Dewa, kekasih yang sangat dia cintai. Berharap kepulangannya membuat Dewa senang dan tidak marah lagi padanya. Melihat jarum jam yang berjalan sangat cepat, kini Laura dan asistennya pun di jemput oleh supir pribadinya. Kepulangannya dari paris sengaja ia rahasiakan dari Dewa. Mengingat beberapa hari lagi adalah ulang tahun hubungannya dengan Dewa yang sudah genap tiga tahun ini. Laura memberikan perintah pada para asisten da
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

Bab 54 Bermain Curang

Dewa gelagapan saat Laura menghubunginya, melalui video call, lelaki tampan itu tampak bingung dengan sikapnya saat bertatapan dengan kekasih yang belum tahu tentang statusnya saat ini. "Mas Dewa! ko bengong? senang tidak aku banyak waktu luang menghubungi mu?" Laura tersenyum senang seraya melambaikan tangannya. Dewa berusaha tetap tenang, mungkin setelah nanti mereka bertemu secara langsung dia akan menceritakan semua yang telah terjadi padanya.. "Tentu saja aku senang, apa pekerjaan mu sudah selesai di sana?" sahut Dewa yang sengaja mengalihkan topik pembicaraan. Jauh dalam lubuk hati Dewa terlihat sangat panik dan cemas. "Iya mas, semua pekerjaan ku sudah beres. Setelah ini aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama mu," Ungkap Laura dengan perasaan tak sabarnya ingin segera bertemu untuk melepas rindu yang selalu menyiksa diri beberapa bulan ini. Ketika mereka tengah asyik mengobrol tiba-tiba saja Dewa mendapatkan satu pesan masuk dari neneknya. Membuat ia terpaksa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Bab 55 Hanya Sebuah Gosip

"Berani sekali kau berbicara seperti itu pada Arumi!" Dewa mengeram, ia meraih leher Daniel dan mencekiknya sampai wajah pria itu membiru. Arumi terkejut saat melihat sorot mata elang Dewa, yang seakan ingin membunuh. Mengingat nenek Rima yang begitu menjaga image cucunya membuat Arumi pun segera menghentikan. "Mas Dewa! hentikan, jangan kotori tangan mu untuk melukai dia," kata Arumi mengingatkan dan menahan lengan Dewa. Seketika Dewa melepaskan tangannya, Jika bukan karena Arumi dia begitu enggan. Daniel tersungkur ke bawah lantai. Sampai sudut bibirnya mengeluarkan darah karena satu kepalan tangan yang di layangkan oleh Dewa. "Mas Daniel, apa kamu tidak apa-apa ?" Rania segera menghampiri dan membantu untuk membangunkan kekasihnya itu. "Sakit, tidak papa apanya," Daniel menatap tajam pada Dewa. Dan tanpa ragu Dewa mengingatkan pria itu agar tidak berbicara sembarang lagi pada Arumi. "Jika bukan Arumi yang meminta, aku tidak akan melepaskan mu! sekali lagi kau berani
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

Bab 56 Hanya Sebatas Membalas Budi

Disebuah Elite Kafe. Laura berjalan ke arah meja VIP no 23, dia begitu antusias saat menemui sahabat kekasihnya. Radit yang sudah menunggu cukup lama di sana. Lelaki itu terlihat sedikit cemas dan tidak enak hati. Tapi karena Laura terus memohon agar dia membantu, membuat ia tidak bisa menolak. "Radit! apa aku sudah lama menunggu?" tanya Laura menghampiri lalu duduk di di depan sahabat baik Dewa. Pertanyaan Laura membuyarkan fokus Radit, lalu pria itu berusaha untuk tetap tenang dan segera menjawab. "Tid-aak terlalu juga, mungkin baru sekitar tiga puluh menitan," jawab Radit dengan nada yang terbata-bata. Laura bernafas lega, karena akhirnya dia hanya terlambat sebentar. Mereka berdua duduk saling berhadapan. Radit yang merasa tidak enak hati karena sampai janjian dengan Laura tanpa sepengetahuan Dewa. Tapi dia berusaha untuk tenang dan setelah mempersilahkan Laura duduk. Suasana di antara mereka cukup akrab, tapi membuat Laura sudah tidak sungkan lagi meminta bantuan pad
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

Bab 57 Luka Di Balik Senyuman

"Iya kau tidak usah sungkan katakan saja jika ada yang perlu di bantu." Dewa membenarkan semua perkataan Arumi. Arumi perlahan mengangkat wajahnya lalu menatap dalam kembali lelaki yang sudah menjadi suaminya itu. "Sebelumnya aku ingin berterima kasih pada tuan Dewa atas tawarannya, tapi sampai saat ini aku masih memikirkan kesehatan ayah," Balas Arumi tersenyum getir, dengan jemarinya yang meremas erat dressnya. Hati Arumi terasa sedikit sesak saat mendengar perkataan Dewa yang hanya mengatakan sebagai balas budi, wanita cantik itu baru menyadari jika selama ini Dewa hanya memikirkan tanggung jawabnya pada calon bayi mereka. Tanpa memikirkan hati dan perasaan dirinya. "Arumi, kenapa kamu harus sedih. Bukankah dari awal pernikahan ini untuk meredam skandal dan image tuan Dewa apa yang kamu harapkan," batin Arumi merutuki diri sendiri. Ketika keduanya tengah berbicara serius, tiba-tiba saja Hera yang baru saja datang menghampiri Arumi. Wanita paruh baya itu pun selalu tak p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

Bab 58 Calon Seorang Ayah

"Arumi kesal dengan ibu dan saudara tirinya," jawab Dewa dengan singkat. Mendengar jawaban cucunya, nyonya Rima terlihat sangat kecewa. Karena bagaimana bisa Dewa begitu enteng menjawabnya. Padahal dia sudah mewanti-wanti agar Arumi tidak terlalu banyak lagi bergaul dengan ibu dan saudari tirinya yang tidak baik. "Dewa, seharusnya masalah istri mu kamu selesaikan sendiri, dia sedang mengandung calon pewaris keluarga kita, nenek tidak ingin terjadi sesuatu padanya," tuntut Nyonya Rima dengan penuh penekanan. Dewa tidak ingin membuat neneknya nya marah, apa lagi jika serangan jantungnya kembali kambuh, hingga membuatnya terpaksa mengalah. "Baik nek, maafkan Aku, Ku akan melarang Arum," sesal Dewa lalu pamit lalu berjalan menaiki tangga menuju ke arah kamarnya yang berada di lantai dua. Nyonya Rima menggelengkan kepala, dia begitu berharap jika Dewa dan Arumi bisa saling mencintai satu sama lain layaknya pasangan suami istri pada umumnya. Mendengar kabar Laura yang sudah ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

Bab 59 Butuh Perhatian

"Laura!" Dewa terdiam, dia segera pergi menjauh dari Arumi untuk mengangkat telpon. Karena tidak ingin pembicaraan mereka terdengar yang akan membuat masalah untuk kondisi kandungan Arumi. "Tuan Dewa menerima telepon dari siapa? kenapa akhir-akhir ini dia selalu sembunyi-sembunyi," Arumi bertanya-tanya dalam hati seraya meremas selimut dengan erat. Setelah sampai di balkon, Dewa terlihat cemas lalu dia mengangkat telepon dari kekasihnya Laura yang sebenarnya sulit untuk dia hadapi apa lagi dengan statusnya sekarang. "Mas Dewa!" Panggilan suara manja Laura terdengar nyaring di telinga Dewa. Seketika wajah Dewa memucat keringat dingin pun mulai membasahi wajahnya. Lalu berusaha untuk tetap tenang dan menjawab seolah tidak ada apa-apa. "Laura! kenapa malam-malam seperti ini ada waktu menelpon?' Dewa sengaja mengalihkan topik pembicaraan. Kening Laura berkerut penuh keheranan, dia merasa ada yang tidak beres dengan kekasihnya. Meskipun ragu Laura ragu tanpa sungkan mengung
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

Bab 60 Ide Gila

"Benarkah seperti itu?" Dewa meragukan, tapi dia berusaha mencoba untuk melakukan apa yang di sarankan. Meskipun Arumi sempat menolak. Tak ingin mengganggu mereka berdua, nyonya Rima sengaja memberikan waktu agar keduanya bisa bersama. "Pelayan, nanti antarkan segelas susu hangat dah vitamin untuk nona Arumi dan juga teh untuk tuan Dewa!" perintah nyonya Rima sebelum keluar dari kamar. Arumi berusaha menolak, karena dia tidak ingin merepotkan. Tapi nyonya Rima tidak suka di bantah. Membuat gadis cantik itu pun tak bisa berkata banyak lagi. Setelah semua orang keluar dan hanya ada mereka berdua. Suasana di dalam kamar itu terasa hening dan canggung, Arumi perlahan tidur lebih dulu membalik badan karena ia merasa sangat tidak nyaman saat Dewa berada dekat dengannya. "Kenapa? apa masih merasa mual?" tanya Dewa penasaran. "A-akh tidak tuan, rasa mual itu akan datang sesekali sekarang aku mau beristirahat dulu," Jawab Arumi yang tak berani menatap wajah lelaki yang bergelar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status