Semua Bab Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan : Bab 61 - Bab 70

79 Bab

Bab 61 Cucu Mantu Kesayangan

Keesokan harinya, Arumi bangun lebih awal dia sudah berpenampilan rapih dan cantik. Meskipun dia dalam keadaan hamil muda tidak menyurutkan semangatnya untuk bekerja. "Tu-tuan Dewa ini sudah pagi," Arumi memberanikan diri untuk membangunkan Dewa meskipun ia sedikit ragu takut pria itu akan marah. Dewa yang mendengar suara lembut Arumi perlahan ia membuka kedua pelupuk matanya, pandanganya yang buram perlahan kian menjadi jelas. "Kamu!" Dewa terkejut saat melihat Arumi yang sudah cantik dan rapi, lelaki itu bertanya apakah Arumi masih akan tetap bekerja di saat kondisi kehamilannya yang sudah cukup membuat lelah. Dengan senyuman tipis di wajah cantiknya, Arumi menegaskan jika dia masih ingin bekerja ke kantor karena hanya diam di rumah hanya akan membuatnya bosan saja. Dewa tak bisa melarang, dia mengingatkan jika Arumi harus tetap menjaga kehamilan sampai melahirkan pewaris Wijaya yang sudah dia dan sang nenek inginkan. Arumi mengangguk patuh, ketika Dewa beranjak dari atas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Bab 62 Sudah Tak sabar Lagi

"Syukurlah kalau kamu suka, nenek senang makan yang banyak, biar calon bayi kalian tumbuh dengan sehat," imbuh nyonya Rima seraya memancarkan senyum sumringahnya. Arumi mengangguk patuh, lalu melanjutkan kembali makannya sebelum pergi ke kantor bersama dengan Dewa, mengingat hari ini ada project pentung. Dan tidak ingin membuat Dewa kecewa dengan kinerjanya. Ketika Arumi dan nyonya Rima terlihat begitu Akrab. Dewa yang berjalan menuruni tangga dan di sambut hangat oleh Arumi dan juga neneknya. "Mas Dewa sudah siap, aku sudah menyiapkan sarapannya untuk mu," kata Arumi tersenyum sembari menyiapkan sarapan untuk suaminya, dia harus berusaha terlihat seperti seorang istri seutuhnya. Dewa memghampiri lalu dia duduk, dan tak lupa menghampiri dan juga bersikap manis seperti suami dan istri pada umumnya. "Makasih, kamu sangat perhatian sayang," ungkap Dewa lalu mengecup kening Arumi. Arumi terkejut, jantungnya berdegup sangat kencang dan tak menentu saat bibir Dewa mendarat tepat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-17
Baca selengkapnya

Bab 63 Sebatas Kaka Senior

Dewa sebenarnya sangat marah saat mitra bisnis barunya mengenal Arumi, tapi sebagai pimpinan perusahaan dia berusaha bersikap profesional apa lagi di sana banyak para pemegang saham. "Lama tidak bertemu Arumi," Andrian menyapa sembari mengulurkan tangannya. Namun Dewa yang tidak suka Arumi terlihat akrab dengan pria lain apa lagi di depan semua orang. Membuat dia pun mempersilahkan Adrian untuk duduk dan memulai meeting yang sudah di tunggu dari tadi, Arumi bernafas lega saat Dewa seolah menghalangi Adrian agar tidak berjabat tangan dengannya. "Untung saja tuan Dewa yang mengalihkan perhatian tuan Adrian, kalau tidak aku tidak enak juga jika harus menolak niat baiknya," gumam Arumi dalam hati. Tanpa membuang waktu lagi, Dewa memimpin rapat tentang perencanaan project barunya, yang akan segera launching akhir bulan nanti, semua perhatian para pria berdasi di sana tertuju dan menangkap dengan serius tentang keuntungan dan kelebihan dari Bisnis mereka. Tidak terkecuali dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-17
Baca selengkapnya

Bab 64 Kembalinya Cinta Lama

Arumi Sedikit tersinggung dengan perkataan Dewa yang seolah menyudutkan dirinya. Bagaimana bisa hanya karena bertemu dengan Kaka seniornya di salahkan. "Tuan, aku tidak berbuat apa-apa kenapa anda marah pada ku?" tanya Arumi kesal, padahal sudah susah payah dia berusaha membantu Dewa di rapat tadi, tapi yang dia dapat malah omelan. "Sudah aku tidak suka kamu terlalu akrab dengan teman sekampus mu itu sekarang lebih baik kembali kerjakan beberapa doku..." Belum sempat Dewa menyelesaikan perkataannya. Tiba-tiba saja satu panggilan telepon dari Radit masuk. Dewa pun segera meraih dan mengusap layar ponselnya, lalu mengangkat panggilan dari Radit. "Halo Radit ada apa?" Tanya Dewa memulai topik pembicaraan. "Dewa! nanti sore kamu bisa datang kan?" Radit memastikan. Dewa yang melihat Arumi masih berada di dekatnya dengan cepatnya ia mencari tempat yang cukup nyaman untuk berbicara penting dengan Radit. Meskipun pernikahan mereka hanya sebatas kontrak, tapi entah kenapa Arumi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

Bab 65 Apa Kamu Tidak Merindukan Aku?

Setelah berjalan menaiki tangga, Dewa akhirnya sampai di ruang VIP kafe yang berada di lantai atas. Dia merasa sedikit aneh karena untuk apa Radit mengajak bertemu di ruangan khusus. "Tuan, seseorang yang menunggu anda sudah ada di dalam. Saya undur diri dan jika ada yang anda butuhkan hubungi saja saya," ujar pelayan wanita itu. Dewa yang tidak suka banyak bicara, dia hanya berdehem sebagai jawaban jika dia sudah tahu, lalu perlahan membuka pintu ruangan makan VIP itu dan.. Pintu terbuka, terlihat ruangan itu temaram, hanya ada seorang wanita yang berdiri membelakangi dengan balutan dress di atas lutut yang terlihat begitu seksi dan menggoda. Membuat Dewa menyergitkan dahi penuh keheranan sembari bertanya siapa wanita yang ada di depannya itu, melihat bentuk tubuh wanita itu yang terlihat tidak asing baginya. "Radit! sepertinya kau mengerjai ku, benar benar-benar keterlaluan." Geram Dewa lalu ia memutar badan. Barus aja lelaki tampan itu berjalan beberapa langkah untuk kelu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

Bab 66 Jangan Bercanda Mas

"Memangnya kenapa mas Dewa? kita ini pacaran biasanya juga seperti ini kenapa sekarang tidak boleh?" protes Laura dengan bibir yang mengerucut. Dewa sangat dilema ketika dia ingin memberitahu kan tentang jati dirinya yang sebenarnya. Tetapi jika tidak segera di bicarakan nantinya masalah ini akan semakin besar. "Mas Dewa! kamu ini kenapa sih dari tadi cuma bengong aja? biasanya kamu sangat senang kalau kita ke sin Lihat ada beberapa kado lagi dari ku, kamu buka lagi ya," Bujuk Laura yang bersandar manja di bahu kekar Dewa. Dewa menghela nafas berat, dia sedikit bingung harus menjelaskan dari mana dulu pada Laura, meskipun dia ragu dan takut Laura marah. Tapi lelaki tampan itu pun berusaha keras untuk mencobanya. "Laura, aku sangat senang sekali menerima kado dari mu semua sangat bagus. Tapi aku sekarang tidak bisa lama-lama berada di luar dengan mu," Celetuk Dewa memulai topik pembicaraan. "Kenapa kamu bilang begitu mas? kita ini baru Bertemu ko terburu-buru pergi sih?"
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

Bab 67 Ceraikan Dia

Di kediaman keluarga Wijaya. Arumi masih menemani nyonya Rima di meja makan, wanita cantik yang tengah memakai baju piyama tidurnya itu terlihat tidak bersemangat saat mencoba beberapa menu makanan yang cukup banyak tersedia di meja. "Arumi! kenapa tidak di makan nak? ini sayuran dan beberapa lauk sangat bagus dan sehat untuk masa pertumbuhan janin mu nak," Perintah Nyonya Rima yang tidak ingin Jika sampai calon cicitnya kekurangan asupan gizi. Perkataan nyonya Rima membuat Arumi tersadar dari lamunannya, lalu ia segera menyahut. "I-iya nek, Arumi akan mencoba untuk mencicipinya." Melihat senyum terpaksa yang tersirat jelas di wajah cantik Arumi, menjadi pertanyaan besar bagi hati seorang nyonya Rima. Yang begitu mengharapkan seorang cicit. "Katakan pada nenek, kenapa dari tadi hanya bengong saja? apa karena Dewa belum pulang kamu jadi tidak semangat makan?" tanya nyonya Rima menatap penuh selidik. Arumi terkejut, dengan pertanyaan nyonya Rima, jauh dari lubuk hatinya y
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

Bab 68 Parfum Wanita

"Tidak mudah gimana mas? jangan bilang kamu takut sama nenek mu, ini bukan jaman kuno nurut kalau di jodohin orang tua. Yang mau menikah itu kamu mas, seharusnya kamu yang nentuin siapa pasangan mu!" Bentak Laura yang sengaja memprovokasi Dewa. Dewa terdiam, saat mendengar perkataan Laura di sisi lain dia tidak bermaksud untuk menyakiti Laura, tapi dia juga tidak ingin membuat neneknya kecewa. "Aku tidak ingin berdebat Laura, beri aku waktu untuk membereskan semua. Sekarang aku harus pulang jaga dirimu baik-baik," Dewa pamit. Laura yang masih berdiri mematung pun terlihat sangat kesal dan marah, setelah Dewa pergi dari apartemennya. Tidak terima dengan status Revan yang sudah beristri wanita itu pun meraih beberapa barang yang ada di dekatnya lalu melemparkannya ke sembarang arah. "Aaakkh!" kurang ajar berani sekali dia mas Dewa mengkhianati aku, tidak aku tidak akan membiarkan ja-lang itu memiliki mas Dewa," teriak Laura membuat Rini yang sedang ada di dapur pun kaget. P
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

Bab 69 Apakah Aku Sudah Terlambat?

Rini akhirnya menemukan identitas Arumi sesuai keinginan Laura, setelah dia mencari beberapa album prewedding di akun media sosial Dewa. "Nona Laura, lihatlah aku sudah menemukan wanita itu," teriak Rini yang terlihat begitu antusias. Laura yang sedang duduk merias dirinya pun sejenak dia menghentikan aktifitasnya, setelah asisten pribadinya itu menemukan wanita yang sudah membuatnya marah dan kesal. "Bawa ke sini, aku ingin melihatnya!" perintah Laura. Rini beranjak dari sofa, lalu dia membawa laptop lalu memperlihatkan foto pernikahan Dewa dan Arumi yang menjadi trending topik beberapa waktu lalu. Laura menatap tajam penuh kebencian saat melihat Arumi yang berdiri di samping lelaki yang sangat dia cintai. "Dasar wanita penggoda, berani sekali dia mengambil posisi yang seharusnya menjadi milik ku," Geram Laura mengepalkan kedua tangan sembari menggertakkan gigi menahan emosi yang sudah membakar dirinya, rasanya ingin sekali dia menjambak rambut Arumi jika ada di depannya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

Bab 70 Hanya Bisa Patuh

Keesokan harinya, Hera sangat terkejut saat mendengar perkataan sang Dokter setelah mengetahui hasil medis yang lebih baru jika pak Harun terserang struk ringan juga membuat wanita paruh baya itu kecewa. "Dok! sampai kapan suami saya mengalami struk seperti ini?" Hera memastikan, karena ia sangat lelah saat membayangkan bagaimana mengurusnya juga. "Kami tidak bisa memastikan kapan pasien bisa sembuh total, dan sangat disarankan sekali harus sering cek up, dan di bantu dengan dukungan keluarga juga agar pasien memiliki semangat yang tinggi untuk membantu rasa ingin sembuhnya," imbuh sang Dokter. Hera mengerucutkan bibirnya, dia sangat kesal karena harus banyak menghabiskan banyak waktu dan banyak uang yang harus di keluarka Meskipun ragu, Hera memberanikan diri untuk bertanya apakah pak Harun sudah bisa di bawa pulang. Tentu saja Dokter tidak setuju dan perlu beberapa hari lagi untuk pak Harun di rawat. . "Baiklah Dokter, saya akan mendiskusikan dulu dengan anak-anak saya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status