Semua Bab Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan : Bab 21 - Bab 30

37 Bab

Bab 21 Takdir Yang Tidak Adil (Kehamilan Yang Tak Diinginkan)

Beberapa jam kemudian, Dewa yang baru saja sampai di sebuah rumah sakit pusat kota dia memangil semua para tenaga medis. Hingga terlihat ke tiga wanita berseragam serba putih yang datang menghampiri sembari membawa brankar ke arahnya. "Tuan apa yang terjadi pada nyonya? apa ada yang bisa kami bantu?" tanya para tenaga medis yang terlihat panik. "Cepat periksa dan beri tindakan medis yang terbaik!" Perintah Dewa yang perlahan membaringkan Arumi di atas brankar, lalu membantu para suster itu mendorong menyusuri lobi panjang rumah sakit terbesar itu hingga akhirnya sampai di sebuah ruangan UGD. Dengan berat hati, Para suster itu meminta Dewa cukup mengantar sampai pintu saja, dan hanya perlu menunggu di luar saja. Dewa yang tidak bisa melanggar prosedur pun hanya bisa mematuhi peraturan yang ada berharap tidak terjadi apa-apa pada Arumi, karena dia tidak ingin jika sampai neneknya marah dan menyalahkan dirinya. "Dia kenapa lagi, dulu hampir mau bvnuh diri, sekarang membuat ku r
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Bab 22 Akting Yang Sempurna

"Nona Arumi, bayi itu adalah milikku jadi aku ingin kau menjaga dan melahirkannya baik-baik dan aku berjanji akan memberikan kompensasi yang sesuai untuk mu nanti," tegas Dewa dengan nada tinggi dan penuh penekanan. Buliran air mata Arumi kembali berjatuhan membasahi wajah cantiknya, saat mendengar perintah Dewangga yang terdengar jelas begitu enteng di gendang telinganya. Ingin sekali Gadis cantik itu berteriak dan memprotes kenyataan pahit yang harus dia terima dan dia jalani. "Beristirahatlah dulu, setelah kondisi mu membaik kita pulang," Dewangga mengingatkan dengan nada datar dan sikap dinginnya. Lalu dia keluar karena sengaja memberikan ruang sendiri untuk Arumi menenangkan diri. Arumi terlihat bingung, bagaimana bisa dia menjalani hari-harinya menjadi seorang calon ibu sementara pernikahannya dengan Dewa hanyalah sebuah status belaka. Namun mengingat janin yang hadir di dalam perut, membuat Arumi tidak bisa menolak atau menyalahkannya. Dan dia hanya bisa berusaha untu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bab 23 Satu Permintaan

Baru saja Dewa masuk ke dalam ruang rawat, Rudi sang asisten yang baru datang tak sengaja berpapasan dengan nyonya Rima. Wanita tua itu menatap nyalang paper bag yang di bawa oleh bawahan cucunya. "Tunggu! Rudi, apa yang kamu bawa?" tanya nyonya Rima menatap penuh selidik. "Maaf nyonya, jika saya lancang. Ada kiriman paket untuk tuan dari Paris." Jelas Rudi sembari membungkukkan badan dengan penuh hormat.. Kening Nyonya Rima berkerut, tentu saja dia tidak mengijinkan Rudi untuk memberikan paper bag hitam mewah dengan cepatnya wanita tua itu meraih dan membawanya. "Tidak usah di berikan pada Dewa, dan satu hal yang harus kamu lakukan anggap saja tidak ada apa-apa hari ini apa kau mengerti?" tegas Nyonya Rima memberi perintah. Rudi mengangguk patuh, tanpa berani membangkang perintah nyonya besar yang selalu dia hormati. "Baik nyonya besar, saya mengerti, hanya saja ada lagi yang harus saya sampaikan pada tuan, jika hari ini ada undangan pesta dari koleganya." Mengingat Dewa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Bab 24 Seperti Burung Dalam Sangkar

Setelah Rania keluar dari kamar Arumi, Marisa yang dari tadi menunggu putrinya dengan cepat dia menghampiri dan melontarkan pertanyaan untuk memastikan. "Rania, bagaimana apakah ayah sudah setuju untuk memberi kompensasi itu pada Daniel?" Marisa sangat penasaran. Karena kado pernikahan yang di janjikan cukup lumayan. "Ibu tidak usah khawatir, nanti setelah mas Daniel dan aku menikah kata ayah, dia akan memberikannya," Jawab Rania dengan penuh semangat. Marisa begitu semangat, meskipun perusahaan suaminya tidak terlalu besar tapi setidaknya dia dan putrinya akan mendapat bagian saham terbesar. "Bagus, kamu harus pintar mengambil hati ayah mu. jangan membiarkan Arumi dekat kembali dengan ayahnya. Yang ada nanti kita malah tidak mendapat bagian daftar warisan," Hera mengingatkan. "Ibu tenang saja, sepertinya ayah sudah sangat kecewa dengan Arumi. Rasanya gak mungkin kalau dia di manja seperti dulu," ujar Rania enteng dan begitu yakin. "Kamu benar, Ayah selalu sakit-sakitan kala
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 25 Kado Ulang Tahun

Ekspresi wajah Dewa terlihat sangat muram, saat mendengar jawaban dari asisten kepercayaannya. Padahal jelas-jelas kemarin adalah tanggal penting. Rudi menelan saliva beberapa kali, sebenarnya dia merasa sangat bersalah karena telah berbohong tapi sebagai seorang pegawai dia tidak bisa berbuat lebih apa lagi itu semua perintah Nyonya Rima. "Ya sudah, kau boleh pergi," usir Dewa berdecak kesal dengan perasaan kecewa. Karena tidak seperti biasanya di malam hari ulang tahunnya selalu ada kado kejutan yang tidak pernah terlewatkan. Tanpa banyak bicara lagi, Rudi segera undur diri dari ruangan sang bos. Namun dia tak lupa menyampaikan pesan jika malam ini harus pulang lebih awal. Dewa hanya berdehem, dan kembali fokus mengerjakan beberapa berkas project kerja samanya dengan perusahaan lain meskipun hatinya terlihat kesal dan marah. Tapi lelaki tampan itu berusaha untuk bekerja profesional. Apa lagi sore ini dia harus segera pulang sesuai perintah neneknya, yang tidak mungkin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 26 Menjadi Pusat Perhatian

Arumi terdiam, dia mencerna semua perkataan nyonya Rima yang membuat hatinya sangat dilema karena bagaimana pun juga ia tidak ingin sang ayah dan orang lain memojokkannya lagi. Melihat Arumi yang masih terlihat bingung nyonya Rima terus meyakinkan. Jika apa yang dia usulkan adalah hal yang sudah sangat tepat. "Kenapa malah bengong, nenek tidak mau hanya karena permasalahan keluarga Kehamilan mu terganggu Arumi, jadi alangkah baiknya kita temui keluarga mu," tegas Nyonya Rima yang sudah berpikir dengan matang. Baru saja nyonya Rima ingin memberikan perintah pada para pengawalnya, agar mempersiapkan beberapa barang dan uang yang akan dia bawa ke rumah orang tua Arumi sebagai mahar pernikahan yang akan mereka berikan. Dengan cepatnya Arumi mencoba untuk membujuk nyonya Rima untuk memberikan dia waktu berbicara semua tentang pernikahannya pada sang Ayah. Karena ia tidak mau mengambil resiko ayahnya kaget dan kena serangan jantung lagi. "Nenek, terima kasih karena nenek sudah peduli. T
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 27 Dikira Upik Abu Ternyata Cinderela

Sesampainya di parkiran Rania segera di sambut oleh Daniel, setelah mereka saling mencium bibir satu sama lain keduanya masuk mobil. Melihat wajah Rania yang terlihat cemberut membuat satu alis Daniel terangkat lalu dia melontarkan satu pertanyaan pada kekasihnya. "Rania, kamu kenapa terlihat bete seperti itu katakan padaku ada apa?" Rania menghela nafas berat, lalu menceritakan pada Daniel jika ada seseorang yang sengaja meminta cctv di club itu membuatnya sangat penasaran. "Mas, Beni bilang tadi ada ketiga pria yang meminta cctv club di saat Arumi masuk ke kamar hotel itu, kira-kira siapa ya mas yang mencari tahu?" Rania terheran. "Benarkah ada yang mencari? Aku juga tidak tahu Rania. Mungkin pria yang tidur dengan Arumi saja siapa lagi?' jawab Daniel dengan nada enteng sembari fokus menyetir. Rania terdiam dan berpikir sejenak, dia benar-benar penasaran siapa pria yang sudah bersama dengan Arumi. Karena jelas-jelas malam itu pria bayarannya bilang jika Arumi salah masuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 28 Istri Tersembunyi

Jam mewah bernilai jutaan dolar itu melingkar sempurna di tangan besarnya, Dewa menatap datar dengan sikap dingin saat Arumi memasangkannya. "Sangat cocok, Arumi kamu sangat pintar dalam memilih. Dewa kamu sangat beruntung," imbuh Nyonya Rima, yang berusaha mendekatkan mereka berdua. Karena dia tahu diantara Dewa dan Arumi masih terlihat sama-sama asing. "Nenek, terlalu berlebihan. Aku hanya menyesuaikan sesuai profesi mas Dewa saja," cicit Arumi seketika wajahnya memerah padam. Dewa hanya tersenyum tipis, Nyonya Rima juga tak sungkan meminta cucunya agar membelikan beberapa stel dress yang cocok untuk wanita hamil mengingat di rumah belum menyediakan. Dewa yang sebenarnya sangat malas untuk menemani wanita berbelanja, demi membuat neneknya senang akhirnya ia terpaksa setuju. Setelah memilih satu jam tangan dan melakukan transaksi, nyonya Rima tidak lupa juga menegur kedua pelayan tadi melalui manager toko jam branded itu dan meminta mereka meminta maaf pada Arumi, ata
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

Bab 29 Memberi Waktu Berdua

Apa! Maksud mu? Siapa yang merepotkan?" Dewa menatap tajam pada Arumi, seketika Arumi terlihat salah tingkah karena takut bicara dan membuat pria di depannya marah. Sehingga membuat ia segera menyanggah dan mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan di antara mereka berdua. "Tidak, aku tidak bicara itu. Tuan mungkin salah dengar. Bisakah kita segera menyelesaikan perintah nenek," ungkap Arumi yang tak berani menatap wajah Dewa. Dewa berdecak kesal, saat melihat Arumi yang berusaha mengelak padahal jelas-jelas dia mendengar jika berjalan dengan hanya membuat repot. Tak ingin terlalu lama berada di luar lelaki tampan itu berusaha untuk tidak memperdebatkan lagi. Hingga akhirnya mereka berdua masuk ke dalam sebuah butik , yang di hiasi ragam pakaian wanita yang sangat bagus dan kualitas termahal. Kedatangan mereka di sambut hangat oleh para pelayan bahkan sampai manager butik itu sendiri. "Selamat datang Tuan dan nyonya apa ada yang bisa kami bantu?" Ujar sang manager dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 30 Bertemu Mantan

Di kediaman rumah pak Hasan, Marisa terlihat sangat sibuk mempersiapkan pesta lamaran untuk Rania. Bahkan semua menu makanan sengaja dia pilihkan dengan menu khusus untuk calon besannya. Rania terlihat begitu bersemangat saat kedua orang tua Daniel akan datang untuk melamarnya. Rasanya dia sudah tidak sabar lagi. "Bu, semua makanan keluarga mas Daniel harus di siap dengan baik-baik karena aku tidak mau jika mereka berkunjung ke sini merasa tidak buas dengan jamuan kita," Rania mewanti-wanti ibunya. "Rania, tentu saja ibu akan menjamu dengan baik. Secara ini kan pesta lamaran putri kesayangannya ibu jadi jangan khawatir kamu fokus ambil hati ayah dan mertua mu. Agar mereka menyukai dan memberikan banyak saham sebagai kado pernikahan kalian," imbuh Marisa yang begitu bangga. Ketika kedua wanita itu tengah asik membahas persiapan sambutan buat besok, pak Hasan yang baru pulang kerja pria paruh baya itu pun sedikit terkejut saat melihat beberapa hadiah yang sedang di siapkan oleh is
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status