All Chapters of Cinta dalam Bayangan Hutang: Chapter 21 - Chapter 30

94 Chapters

Bab 21: Batasan yang Terlupakan

"Apa kau pernah merasa seperti sedang berjalan di atas tali, Adrian?" Ara bertanya sambil menatap cangkir kopi di tangannya. Mereka sedang duduk di teras belakang rumah Adrian, suasana senyap kecuali suara gemerisik dedaunan yang tertiup angin sore. Pertanyaan itu keluar dengan nada pelan, tetapi penuh beban.Adrian menatapnya, memiringkan kepalanya sedikit, ekspresinya penuh perhatian. "Apa maksudmu, Ara?"Ara menghela napas panjang, menatap ke arah taman kecil di belakang rumah Adrian yang ditata dengan rapi. "Aku merasa seperti aku sedang berjalan di atas tali yang sangat tipis. Satu langkah salah, dan aku akan jatuh."Adrian tidak langsung menjawab. Ia menunggu, membiarkan Ara melanjutkan."Aku tahu apa yang aku ras
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 22: Pernyataan Kejujuran

Ara duduk di meja makan, kedua tangannya menggenggam cangkir teh yang mulai dingin. Pandangannya terpaku pada meja kayu di depannya, tetapi pikirannya melayang jauh, memutar semua hal yang telah terjadi. Di dalam rumah yang sunyi, hanya ada suara jam dinding yang berdetak, menambah tekanan di dalam hatinya.Ia tahu ini harus dilakukan. Sudah terlalu lama ia menghindar, terlalu lama membiarkan dirinya terperangkap dalam kebingungan. Tetapi bagaimana ia bisa menjelaskan semuanya kepada Raka tanpa melukai dirinya sendiri? Tanpa menghancurkan apa yang tersisa dari hubungan mereka?Langkah kaki terdengar dari lorong, mengiringi kehadiran Raka yang baru saja bangun dari tidur siangnya. Pria itu memasuki dapur dengan ekspresi datar, mengenakan kaus lusuh dan celana
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 23: Ancaman Raka

Suara pintu yang dibanting keras menggema di seluruh rumah. Ara yang sedang berada di dapur tertegun. Ia meletakkan piring yang sedang ia cuci dan memutar badan, rasa khawatir mulai menyelimuti dirinya. Langkah berat Raka terdengar mendekat, dan saat ia muncul di pintu dapur, ekspresinya gelap, wajahnya tegang seperti kawat yang siap putus kapan saja.“Kita harus bicara, sekarang juga,” suara Raka dingin, hampir menggertak.Ara mencoba menenangkan dirinya, meski jantungnya mulai berdebar keras. "Apa yang terjadi, Raka?" tanyanya, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang.Raka menatapnya dengan tatapan penuh amarah. “Apa kau pikir aku tidak tahu apa yang sedang terjadi? Apa kau pikir aku bodoh, Ara?” Tangan Raka mengepal, dan urat-urat di lengannya menegang.
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 24: Dua Dunia yang Berbeda

"Ara, percayalah, hanya satu malam. Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu," kata Adrian dengan nada lembut namun penuh keyakinan. Mereka berdiri di luar kantor tempat Ara bekerja, langit malam mulai memercikkan gerimis tipis. Adrian tampak santai dengan kemeja putihnya yang digulung hingga siku, tetapi matanya menyiratkan keseriusan.Ara menggigit bibir bawahnya, sebuah kebiasaan yang selalu muncul ketika ia merasa ragu. "Adrian, aku tidak tahu apakah ini ide yang baik," katanya, memandang ke arah jalanan yang sibuk."Aku tidak akan memaksamu," balas Adrian, langkahnya setengah mundur, memberi Ara ruang. "Tapi aku pikir kau butuh ini. Kau butuh melihat dunia yang berbeda, yang bukan hanya penuh tekanan dan kebingungan."Ara memandang Adrian, matanya mencari ketulusa
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 25: Keraguan Mendalam

Ara duduk di tepi ranjangnya, memandangi jendela yang terbuka. Tirai tipis berkibar lembut diterpa angin malam, tetapi hawa dingin yang masuk tidak mampu mendinginkan pikirannya yang penuh gejolak. Perasaan yang beradu di dalam dirinya membuatnya merasa seperti sedang terjebak di tengah pusaran yang semakin kuat.Di satu sisi, ada Raka—suaminya, pria yang pernah ia cintai dengan sepenuh hati. Pernikahan mereka, meski kini penuh celah, tetaplah fondasi hidupnya selama bertahun-tahun. Namun, fondasi itu kini retak, dan Ara tidak tahu apakah ia memiliki kekuatan untuk memperbaikinya.Di sisi lain, ada Adrian—pria yang datang seperti angin segar di tengah hidupnya yang penuh sesak. Bersama Adrian, Ara merasa seperti dirinya sendiri lagi, seperti menemukan bagian dari dirinya yang telah lama hilang. 
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 26: Perasaan yang Tak Terucap

Hujan turun dengan deras di luar jendela, memukul-mukul kaca dengan ritme yang tidak teratur. Ara duduk di tepi tempat tidurnya, memeluk lututnya sambil memandang tetesan air yang membentuk jalur acak di kaca. Rumah itu sunyi, tetapi bukan jenis keheningan yang membawa kedamaian. Ini adalah keheningan yang berat, seperti beban tak terlihat yang menekan setiap sudut ruangan.Raka sudah pergi bekerja lebih awal pagi ini, seperti biasanya, meninggalkan Ara sendirian dengan pikirannya yang bergejolak. Ia mencoba menyibukkan diri, membersihkan rumah, memasak, bahkan membaca buku yang sudah lama ia tinggalkan. Tetapi di tengah setiap aktivitas, pikirannya selalu kembali ke satu orang: Adrian."Kenapa aku memikirkan dia seperti ini?" batin Ara, menggigit bibir bawah
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 27: Permintaan Adrian

Hujan deras mengguyur kota, menciptakan riak-riak kecil di trotoar. Ara berdiri di bawah kanopi kecil sebuah restoran, memeluk tubuhnya sendiri untuk melawan dingin. Ia sudah berada di sana selama beberapa menit, menunggu Adrian yang berjanji akan datang. Meski malam basah dan gelap, pikirannya jauh lebih kacau daripada langit di atasnya.Ketika mobil Adrian berhenti di depan restoran, Ara langsung mengenali sosoknya. Adrian keluar dengan payung hitam besar di tangannya. Ia tersenyum kecil saat melihat Ara, tetapi ada ketegangan yang tidak bisa disembunyikan dari wajahnya."Ayo, masuk ke mobil," katanya, nada suaranya rendah tetapi hangat. Ia membuka payung di atas kepala Ara, melindunginya dari hujan.Tanpa banyak bicara, Ara mengikuti Adrian masuk ke dalam mobil.
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 28: Perjalanan ke Tempat Tersembunyi

Adrian menatap Ara dengan senyuman yang lembut namun penuh arti, seolah-olah ia sedang menyimpan rahasia kecil yang akan segera dibagikan. Mereka berdiri di halaman rumahnya, udara pagi terasa segar setelah hujan semalam. "Ikutlah denganku," katanya, nadanya tenang tetapi mengundang rasa penasaran. "Ada tempat yang ingin aku tunjukkan padamu."Ara memandang Adrian dengan ragu. "Tempat apa?" tanyanya pelan.Adrian tersenyum lebih lebar, tetapi tetap tidak memberikan jawaban langsung. "Kau harus melihatnya sendiri."Meski hatinya penuh keraguan, Ara mendapati dirinya mengangguk. Ada sesuatu tentang cara Adrian berbicara, cara ia membawa dirinya, yang membuat Ara sulit menolak. "Baiklah," katanya akhirnya, mencoba menyembunyikan debaran di dadanya.
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 29: Cincin di Meja

Ara membuka pintu rumah dengan perlahan, merasa seperti beban dunia berada di pundaknya. Lampu ruang tamu menyala terang, mengusir keheningan yang biasanya menyambutnya. Di sana, Raka duduk di sofa dengan tubuh bersandar dan lengan disilangkan di dadanya. Tatapan matanya gelap, penuh dengan sesuatu yang Ara tidak bisa baca sepenuhnya—amarah, rasa sakit, atau mungkin keduanya."Kau pulang terlambat," kata Raka, suaranya datar tetapi menusuk.Ara menelan ludah. "Aku hanya pergi keluar sebentar," jawabnya, mencoba terdengar tenang."Kemana?" Raka bertanya, nadanya mengeras. "Dengan siapa?"Pertanyaan itu seperti pisau yang menusuk hati Ara. Ia ingin berbohong, tetapi ia tahu bahwa Raka sudah tahu jawabannya. "Adrian," kata
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 30: Hati yang Terikat

Ara duduk di tepi tempat tidur, cincin kawinnya masih tergenggam di tangan. Udara di kamar itu terasa berat, seolah-olah setiap sudut ruangan dipenuhi oleh perasaan bersalah dan kebingungan yang tidak bisa ia lari darinya. Pintu kamar yang setengah terbuka memperlihatkan siluet Raka di ruang tamu, duduk dengan tubuh membungkuk, menatap kosong ke arah televisi yang menyala tanpa suara."Apa yang sebenarnya aku lakukan?" Ara bertanya pada dirinya sendiri, tetapi tidak ada jawaban yang datang. Hatinya terasa seperti medan perang, dengan dua kekuatan yang saling tarik-menarik. Ada kenangan dan janji yang ia buat bersama Raka—fondasi hidupnya selama bertahun-tahun. Namun, ada juga rasa yang baru, berapi-api, dan tak terbantahkan setiap kali ia bersama Adrian.Air
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status