"Ara… Ara!"Suara itu seperti jangkar yang menarik Ara dari gelapnya tidur. Ia terbangun dengan terengah-engah, keringat dingin membasahi dahinya. Selimutnya kusut di sekitar tubuhnya, dan matanya yang lebar berusaha menyesuaikan diri dengan kegelapan kamar tamu di apartemen Adrian.Di sebelahnya, Adrian berdiri dengan raut wajah cemas, mengenakan kaus sederhana yang kusut oleh malam. Matanya penuh perhatian, tetapi tetap menjaga jarak yang aman."Kau baik-baik saja?" tanyanya, suaranya rendah, tidak ingin mengejutkan Ara lebih jauh.Ara mengangguk cepat, meskipun tubuhnya masih gemetar. Ia menunduk, mencoba menarik napas dalam, tapi paru-parunya terasa sesak. "Aku... aku baik-baik saja," gumamnya, meski jelas itu kebohongan.Adrian tidak menjawab. Ia hanya menarik kursi kecil dari sudut kamar, duduk dengan tenang di hadapan Ara, membiarkan kehadirannya berbicara lebih banyak daripada kata-kata.Ara mendekap selimut lebih erat di seke
Last Updated : 2025-01-21 Read more