Semua Bab Maafkan Aku Telah Mendua: Bab 51 - Bab 60

76 Bab

Bab 51 Fakhri yang Ingin Tahu

“Aku gak nangis,” sahut Aina.Ia mendongak dan menatap Damar yang sudah duduk di sampingnya. Damar tersenyum, memandang Aina dengan sendu. Kemudian perlahan tangannya terulur menyeka air mata di pipi wanita itu. Aina hanya diam saat tangan Damar mengusap air matanya.“Aku punya banyak tisu di mobil. Apa kamu tidak keberatan kalau kita pindah tempat, Aina?”Aina mengulum senyum sambil menganggukkan kepala. Perlahan dia bangkit, kemudian berjalan keluar lewat bagian belakang gedung. Damar yakin, Aina pasti tidak ingin bertemu banyak orang kali ini.“Sudah lebih baik?” tanya Damar.Mereka sudah di dalam mobil dan Aina tampak usai menyeka air matanya dengan tisu. Ia mengangguk sambil tersenyum ke arah Damar.“Iya, lebih baik.”“Sudah siap pulang?” Kembali Damar mengajukan pertanyaan.“Iya. Aku ingin lekas pulang. Zafran pasti sedang menantiku.”Damar men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya

Bab 52 Kamu Cemburu?

“Jadi kamu sudah bertemu dengannya tadi?” tanya Damar.Alih-alih menjawab pertanyaan Fakhri, Damar malah balik bertanya. Fakhri berdecak dan mengangguk dengan pelan. Damar tersenyum memperhatikan reaksi Fakhri.“Aku butuh dia untuk membantuku, Fakhri. Bukankah aku pernah bilang.”Fakhri berdecak dan menggelengkan kepala. Dia kesal karena jawaban Aina dan Damar sama seolah mereka berdua sedang merencanakan sesuatu di belakangnya. Tanpa sebab ada banyak rasa cemburu bersemayam di dada Fakhri. Namun, sebisa mungkin Fakhri menyembunyikan reaksinya.“Tenang saja, aku masih memberinya kebebasan untuk melanjutkan kerjaannya yang dulu. Aina itu programmer handal dan sangat pintar. Sayang sekali kalau ilmunya tidak digunakan.”Lagi-lagi Fakhri berdecak dan menatap tajam Damar.“Kenapa kamu tidak bertanya dulu padaku saat merekrutnya? Dia itu istriku, Damar. Harusnya kamu minta izin padaku!!”Dama
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya

Bab 53 Amarah yang Mereda

“Cemburu katamu?” sergah Fakhri.Kini dia tampak marah. Wajahnya menegang, matanya berkilatan menyalang, Rona merah memenuhi rautnya yang rupawan. Setelah beberapa bulan terakhir baru kali ini Aina melihat reaksi Fakhri yang berbeda. Namun, apa pun reaksi Fakhri kali ini tidak membuat Aina peduli.“Iya, kamu cemburu, kan?” Aina malah membalas pertanyaan Fakhri.Fakhri terdiam, tidak menjawab. Sekilas Aina melihat tangannya terkepal seakan sedang menahan amarah. Entah mengapa Aina tersenyum penuh kemenangan saat melihat reaksinya. Anggap saja sakit hatinya saat weekend kemarin terbayar tuntas hari ini.Aina berdecak sambil membuka seat belt. Ia melihat Fakhri masih membeku di posisinya.“Lebih baik kamu pulang. Aku bisa naik taxi dari sini.”Aina bersiap beranjak keluar mobil, tapi tiba-tiba tangan Fakhri terulur dan menyambar lengan Aina. Aina tersentak kaget dan menatap Fakhri dengan bingung. Fakhri sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-29
Baca selengkapnya

Bab 54 Aku Bukan Ban Serep

“Ngapain katamu? Ini masih kamarku juga, ya?” sergah Fakhri.Aina hanya diam, menelan saliva sambil memegang erat handuk yang menutup tubuhnya. Fakhri hanya diam, menatapnya datar. Kemudian dia bangkit dan berjalan menghampiri Aina. Ia berdiri sangat dekat di depan Aina. Bahkan matanya kini tampak terus tertuju ke dada Aina.Tubuh Aina memang lebih sintal dan molek dari biasanya. Gara-gara kehamilan ini membuat wanita cantik itu terlihat seksi dan menggoda dalam balutan handuk. Berulang jakun Fakhri naik turun dengan manik mata yang tak lepas dari Aina.Aina menunduk dan menghindari mata tajam itu. Mungkin dulu Aina akan suka dengan tatapan itu, tapi kini malah membuat Aina risih melihatnya. Fakhri mendengkus dengan keras kemudian berjalan melewati Aina. Aina menghela napas lega sambil mengurut dada dan memejamkan mata sekilas.Namun, dia terlalu cepat melakukannya. Tak disangka Fakhri malah menghentikan langkah, membalikkan badan dan berdiri di belakang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-29
Baca selengkapnya

Bab 55 Perubahan Fakhri

“Ban serep?” tanya Fakhri.Aina tidak menjawab, pasalnya dia sudah keluar kamar lebih dulu dan memilih tidur di kamar tamu. Fakhri terdiam menghela napas panjang sambil meraup wajahnya. Padahal hari ini dia sengaja pulang sekalian mengantar ibunya hanya untuk memperbaiki keadaan. Namun, sepertinya Aina malah menolaknya.Fakhri urung terpejam. Ia bangkit usai merapikan piyamanya kemudian berjalan keluar kamar menuju kamar tamu tempat Aina berada. Fakhri langsung menekan handle pintu, tapi Aina sudah menguncinya dari dalam.“Aina … buka pintunya!!” ucap Fakhri.Ia berkata sambil mengetuk pintu kamar, tapi tidak ada jawaban dari dalam kamar. Beberapa kali Fakhri mengetuk, tapi tetap tidak ada jawaban. Fakhri berdecak, menggelengkan kepala kemudian dengan gontai berjalan kembali ke kamar.Ia tidak mau terus mengetuk pintu dan membuat seisi rumah ini terbangun. Fakhri berbaring kembali ke kasur. Ia melirik tempat Aina terl
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Bab 56 Suami Pencemburu

“Pesan taxi??? Tapi, Mas ---”Belum selesai Wulan meneruskan kalimatnya, Fakhri sudah masuk ke dalam mobil dan langsung melaju meninggalkan Wulan seorang diri. Wulan terperangah kaget melihat ulah Fakhri. Wajah putihnya sontak merah padam, matanya menyalang penuh amarah.“Sial!! Hanya semalam menginap di sini saja kamu sudah memperlakukanku seperti ini, Mas,” geram Wulan.Wulan makin kesal saat Bu Rahma keluar dan menghampirinya.“Loh, kok kamu masih di sini, Wulan?” tanya wanita paruh baya itu.“Iya, Bu. Mas Fakhri mau ketemuan ama klien. Saya … saya naik taxi saja ke kantor.”Bu Rahma hanya manggut-manggut dengan bibir yang sudah membentuk huruf ‘o’. Namun, Wulan melihat sorot mata mertuanya itu sudah menatap penuh ejekan. Wulan tahu dari awal berpacaran dengan Fakhri dulu, Bu Rahma tidak suka dengannya.Wulan pikir dengan menjadi istri kedua Fakhri akan bisa memenan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Bab 57 Obrolan Dua Hati

“Fakhri!! Kamu apa-apaan?” seru Damar.Fakhri tidak menggubris ocehan Damar, matanya terus mengunci ke arah Aina. Ulah Fakhri kali ini benar-benar membuat Aina kesal. Aina menarik napas panjang kemudian mengangguk dan berjalan menghampiri Fakhri.“Aku bisa jalan sendiri,” jawab Aina.Fakhri tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Baguslah kalau begitu. Ayo, kita pulang!!”Aina mengangguk sambil melirik Damar seakan berpamitan dengan isyarat matanya. Damar balas mengangguk dan menatap Aina serta Fakhri yang sudah berlalu pergi menjauh.Aina langsung masuk ke dalam mobil dengan Fakhri duduk di sampingnya. Sama seperti tempo hari, lagi-lagi Aina merasa asing di dalamnya. Banyak jejak Wulan di dalam mobil itu dan secara tidak langsung itu mengiris hati Aina. Kemudian tanpa diminta terlintas kejadian semalam dan kini Aina sibuk menerka apa yang akan terjadi selanjutnya.Perlahan mobil Fakhri melaju menin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 58 Melebur Jadi Satu

“Aku masih mencintaimu, Aina,” desis Fakhri.Aina terdiam. Matanya berkabut menatap pria tampan di depannya. Sungguh kalimat Fakhri bagai angin surga yang berhembus di telinganya. Tanpa diminta buliran bening luruh berjatuhan membasahi pipi Aina. Ia tidak menduga Fakhri akan berkata seperti ini. Banyak amarah di dadanya belakangan ini kemudian perlahan melebur menghilang ditelan angin usai mendengar kalimat Fakhri."Ak---aku ... aku ---"Belum selesai Aina bersuara, tangan Fakhri tiba-tiba terulur mengusap lembut pipinya. Menyeka air mata Aina, bersamaan dengan luruhnya semua murka. Perlahan Fakhri mendekat, menempelkan keningnya di kening Aina."Aku minta maaf ... ."Sontak Aina tercengang, ia mendongak dan langsung beradu dengan netra coklat Fakhri. Lagi-lagi Fakhri melakukan hal yang tidak diduga Aina. Apa ini tandanya semuanya sudah berakhir? Perselisihan mereka beberapa bulan ini terselesaikan. Aina tidak tahu.Kemudian deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 59 Suami Posesif

“Mas, aku bisa berangkat sendiri. Kamu gak usah mengantarku pagi ini,” pinta Aina.Usai semalam menginap di hotel dekat pantai, pagi ini Fakhri bersikeras hendak mengantar Aina kerja. Fakhri berdecak sambil menatap Aina tajam.“Kamu gak berubah, Aina. Selalu sok mandiri dan keras kepala.”Aina hanya diam saat Fakhri berkata seperti itu. Ia tahu, Fakhri sangat mengenal sifatnya dan Aina membenarkan ucapannya.“Aku suamimu dan aku ingin mengantarmu sekarang. Apa kamu mau aku memintamu berhenti kerja?”Sontak mata Aina membola saat mendengar ucapan Fakhri kemudian perlahan kepalanya menggeleng. Memang Fakhri sudah berubah, tapi tidak semudah itu juga Aina resign dari kerjaannya. Terlebih Damar sudah sangat baik membantunya belakangan ini.Fakhri tersenyum melihat reaksi Aina. Ia berjalan mendekat dan berdiri sejajar di depan Aina. Dengan lembut Fakhri menyentuh bahu Aina. Netra coklatnya kini mengamati Aina d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya

Bab 60 Istri Pengatur

“Maaf, Fakhri. Aku tidak bisa sepenuhnya menurutimu. Ada beberapa hal yang membuatku harus dekat dengan Aina,” jawab Damar.Fakhri hanya diam, tapi matanya tampak berkilatan tajam menatap Damar. Terlihat sangat kecurigaan di tatapan Fakhri kali ini. Damar berdecak sambil tersenyum.“Maksudku dalam hal ini urusan kerjaan, Fakhri. Dia bawahanku dan sewaktu-waktu aku juga butuh kemampuannya. Jadi apa mungkin aku harus menjauhinya?”Fakhri manggut-manggut memahami ucapan Damar.“Aku juga tidak bodoh, Damar. Kalau urusan kerjaan, aku tidak masalah. Namun, di luar itu aku tidak akan mentolerir.”Damar hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Fakhri membalas senyumannya dan terlihat lega. Selanjutnya mereka tampak sibuk membicarakan urusan kerjaan, bahkan Fakhri membutuhkan waktu hampir setengah hari berada di kantor Damar.Menjelang jam makan siang, Fakhri berpamitan pulang. Ia langsung melajukan mobilnya me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status