Home / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Maafkan Aku Telah Mendua: Chapter 61 - Chapter 70

76 Chapters

Bab 61 Ayah yang Kembali

“Apa katamu? Kamu mau menceraikanku?” tanya Wulan.Wanita cantik berwajah putih bak porselen itu tersentak kaget saat mendengar ucapan Fakhri. Namun, sepertinya Fakhri tidak memperhatikan reaksinya dan terlihat sibuk dengan pekerjaannya. Tentu saja Wulan kesal karena merasa diabaikan Fakhri.“MAS!!! Aku bicara denganmu!!”“Iya, aku dengar.” Fakhri malah menjawabnya dengan santai dan tanpa melihat ke arah Wulan.Melihat reaksi Fakhri membuat Wulan semakin kesal. Wanita cantik itu langsung bangkit dari duduknya, kemudian tanpa bersuara, pergi berlalu meninggalkan ruangan Fakhri. Fakhri hanya meliriknya sekilas kemudian kembali sibuk dengan pekerjaannya tanpa berusaha untuk membujuk Wulan yang merajuk.Sementara itu, Damar sudah keluar ruangan dan berjalan menuju ruangan Aina. Kebetulan Aina sedang sendiri, anak buahnya sudah keluar untuk beristirahat makan siang.“Hai!! Kamu tidak istirahat, Aina?&rdqu
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 62 Suamiku yang Dulu

“Zafran mau memaafkan Ayah, kan?” tanya Fakhri.Ia kembali menanyakannya karena sedari tadi Zafran hanya diam bergeming dalam pelukan Fakhri. Masih belum ada jawaban keluar dari mulut Zafran, hingga tiba-tiba bocah laki-laki itu mengurai pelukannya lebih dulu.Aina dan Fakhri terdiam menatap Zafran dengan ekspresi bingung. Aina berharap Zafran mau memaafkan Fakhri dan mereka bisa kembali utuh menjadi satu keluarga seperti sebelumnya. Sementara Fakhri hanya membisu dengan mata yang penuh tanya menatap Zafran.Tidak masalah jika pria kecil ini tidak memaafkannya. Ulahnya beberapa bulan lalu pasti telah menorehkan luka yang teramat dalam. Namun, meski Zafran bukan anak kandungnya, Fakhri tidak mengingkari kalau perasaan sayangnya sangat besar pada Zafran. Ia sangat berharap Zafran mau memaafkannya.“Zafran sayang Ayah. Tentu saja Zafran akan memaafkan Ayah.” Serta merta Zafran bersuara.Fakhri langsung tersenyum dan kembali men
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 63 Hati yang Berpaling

“Wulan!!! Kamu apa-apaan?” seru Fakhri.Fakhri sangat terkejut saat melihat Wulan sedang berdiri di balik pintu kamarnya sambil berkacak pinggang. Wulan terdiam, matanya menyalang dengan napas tersenggal sesekali melirik ke dalam kamar mencoba mencari Aina.“Mas yang apa-apaan. Kenapa tidak pulang lagi malam ini? Kenapa juga harus menginap di sini?”Fakhri menghela napas panjang sambil menatap Wulan dengan tajam.“Kamu lupa, kalau Aina juga istriku. Dia berhak mendapat perhatian dan waktuku juga.”Wulan berdecak sambil menggelengkan kepala.“Selalu itu alasanmu. Apa kamu lupa, alasanku mau menerima menjadi istri keduamu, Mas?”Fakhri terdiam sesaat menelan saliva dan membuat jakunnya naik turun, kemudian perlahan dia menganggukkan kepala.“Aku tidak lupa.”“Ya sudah, kenapa kamu ke sini? Bukannya kamu janji tidak akan ke sini lagi dan menemui Aina?”
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 64 Mencoba Adil

“Apa katamu? Cerai? Kamu ingin bercerai dariku?” ulang Wulan.Fakhri tidak menjawab hanya menatap tajam dengan netra coklatnya. Wulan membisu di tempatnya kemudian berjalan mendekat hingga tak berjarak di depan Fakhri. Perlahan wanita cantik itu mengulurkan tangan membelai wajah Fakhri.“Apa kamu tidak tahu, Mas? Betapa besar rasa cintaku padamu. Aku putus asa, kecewa dan merana saat kamu putuskan aku dulu. Aku semakin nelangsa begitu tahu kamu malah memilih Aina yang dijodohkan ibumu. Sungguh, itu adalah masa yang sulit bagiku.”Wulan menjeda kalimatnya dan sama sekali tidak melepas pandangannya dari Fakhri. Sementara Fakhri hanya membisu tanpa mau mengusik cerita Wulan.“Lalu, saat kamu datang kembali dan meminta menikah denganmu. Sungguh, itu adalah kebahagiaan yang tak terkira bagiku. Meskipun aku harus jadi yang kedua, tak masalah. Asalkan aku selalu bersamamu. Namun … kini kamu malah berkata seperti itu.”
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 65 Keindahan yang Kembali

“Eng … maaf, Damar. Kalau akhir pekan ini rasanya aku tidak bisa,” jawab Aina.Damar terdiam dan raut wajahnya menunjukkan kekecewaan. Aina serba salah, tapi dia juga tidak mau berbohong.“Mas Fakhri mau mengajak kami pergi,” imbuh Aina.Damar tidak menjawab, tapi sudah menganggukkan kepala.“Hmm … begitu. Baiklah, aku akan memberi tahu jika kamu berhalangan.”Aina mengangguk, tapi matanya melihat raut Damar yang muram karena jawabannya tadi.“Apa aku boleh kembali ke ruanganku?” Aina mengalihkan topik pembicaraan. Obrolan mereka pagi ini membuat Aina tidak enak hati pada Damar. Damar mengangguk kemudian menyilakan Aina berlalu pergi.Helaan napas panjang sontak terdengar keluar dari bibir Damar usai wanita cantik itu berlalu dari ruangannya.“Kenapa juga aku selalu kalah dengan Fakhri? Padahal jelas-jelas ia sudah menyakitimu, Aina,” gumam Damar.
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 66 Sebuah Kecurigaan

“Halo, Selamat malam. Saya Yeni. Yang tempo hari mengurus gugatan cerai Ibu,” ucap suara di seberang.Aina terdiam sejenak. Ia sangat terkejut mendapat panggilan tak terduga ini. Memang sebelumnya Aina sudah mengajukan gugatan cerai. Ia bahkan meminta bantuan seorang pengacara untuk mengurusnya. Hanya saja karena waktu tunggu untuk proses itu cukup lama membuat Aina melupakan hal tersebut.“Iya, Bu. Kalau boleh tahu ada perlu apa, ya?” Aina terlihat gugup saat menjawabnya.Ia sedang berada di kamar seorang diri usai makan malam tadi. Fakhri sedang menidurkan Zafran di kamar sebelah, tapi tentu saja Aina takut jika pembicaraannya ini didengar Fakhri.“Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan berhubungan dengan gugatan cerai Ibu? Apa bisa kita bertemu?”Aina terdiam sesaat. Entah mengapa dia terlihat ragu untuk menjawab. Sebelumnya Aina memang sudah membulatkan tekad untuk mengajukan gugatan cerai ke Fakhri. Namun
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 67 Cemburu dan Amarah

“Bunda, tadi seru banget. Aku sama Ayah … .”Zafran terus berceloteh sepanjang perjalanan pulang. Aina yang duduk di bangku depan hanya tersenyum sambil sesekali menganggukkan kepala. Sementara Fakhri terus fokus menatap lalu lintas yang semakin padat.“Nanti kita pergi ke pantai ya, Ayah. Tempo hari Om Damar pernah janji akan mengajak ke pantai, tapi belum terwujud sampai sekarang.”Zafran kembali bersuara dan kini sambil menyisipkan nama Damar di tengah permintaannya. Fakhri tidak bersuara hanya kepalanya yang terus mengangguk. Aina yang duduk di sebelahnya terdiam sambil menatap Fakhri dengan penasaran. Ia berharap Fakhri tidak mengambil hati semua ucapan Zafran kali ini.Selang beberapa saat, mereka tiba di rumah. Zafran langsung berhambur lari masuk ke dalam rumah. Kemudian sama seperti tadi, ia sibuk berceloteh menceritakan keseruan hari ini ke Bi Isa dan Mang Samin.Aina dan Fakhri mengikuti di belakang. Mereka
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 68 Terjebak Status

“Apa maksudmu, Fakhri?” tanya Damar.Fakhri berdecak sambil menyilangkan kaki melihat Damar dengan sudut matanya. Sebuah senyuman seringai terukir di raut tampan Fakhri kali ini dan itu membuat Damar semakin kesal.“Memangnya aku tidak tahu jika kamu tertarik pada istriku? Apa belum jelas laranganku tempo hari?”Damar kini yang berdecak sambil mengacak rambutnya.“Astaga!! Kamu cemburu ternyata. Dengar, Fakhri!! Ini murni urusan kerja dan tidak ada sangkut pautnya aku tertarik pada Aina atau tidak.”“Oh ya? Benarkah? Lalu kenapa kamu tidak menundanya senin pagi saja? Bahkan seharusnya yang menghubungi Aina kliennya yang bersangkutan, bukan kamu.”Damar terdiam, dadanya mengembang sibuk mengolah oksigen. Entah mengapa tiba-tiba dia merasa sesak usai mendengar kalimat Fakhri barusan. Wajah Damar menegang dan berusaha meredam emosinya. Ia tidak mau meladeni ucapan Fakhri kali ini.“Aku hanya berniat membantu. Aku yang mengenalkan Aina de
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Bab 69 Keputusan Fakhri

“Dia juga istri saya, Pak,” jawab Fakhri dengan lantang.Pak Ramli hanya diam sambil menganggukkan kepala. Sementara Aina tampak serba salah dan terus menunduk di sebelah Fakhri. Hanya Damar yang tampak bersikap datar dan tak bereaksi dengan situasi yang sedang berlangsung.“Kalau sudah selesai, kami mau pulang dulu.” Fakhri kembali menambahkan kalimatnya.Pak Ramli mengangguk kemudian menyilakan Fakhri dan Aina berlalu lebih dulu. Hanya Damar kini yang masih tinggal bersama Pak Ramli. Pak Ramli tersenyum sambil menepuk bahu Damar berulang.“Saya pikir Anda dan Bu Aina punya hubungan khusus, Pak. Ternyata dugaan saya salah.”Damar hanya tersenyum miring sambil melihat Pak Ramli dengan sudut matanya.“Aku memang punya hubungan khusus dengannya. Sayangnya hanya aku dan Aina saja yang tahu. Tenang saja, suatu saat kamu juga akan tahu, Fakhri dan aku tidak sabar melihat reaksimu,” gumam Damar dalam
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Bab 70 Keinginan yang Gagal

“Wulan? Kamu mau menceraikan Wulan?” ulang Robby.Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir Fakhri, tapi kepalanya sudah mengangguk berulang. Tentu saja gestur tubuh Fakhri tidak terlihat oleh Robby.“Gila!! Yang ada bisa mati kamu, Fakhri!!” Robby kembali menambahkan kalimatnya.Fakhri hanya diam dengan bahu naik turun mengolah oksigen.“Apa kamu lupa kalau kalian sudah membuat perjanjian pranikah saat itu dan Wulan tidak mau kamu ceraikan dengan alasan apa pun. Kamu lupa, Fakhri?”Fakhri mendengkus, menyandarkan punggungnya ke kursi sambil mengangguk dengan lesu.“Iya, aku tahu. Namun, aku rasa kamu bisa mengakalinya. Beri dia kompesasi harta gono gini dua atau tiga kali lipat pasti juga beres.”Robby menghela napas panjang sambil menggelengkan kepala. Berulang pria berwajah Tionghoa itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.“Kamu bener-bener gila, Fakhri. Makanya sudah kub
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status