Home / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Maafkan Aku Telah Mendua: Chapter 31 - Chapter 40

76 Chapters

Bab 31 Permintaan Bu Rahma

“Mas Fakhri … ,” lirih Aina.Sudah tiga minggu lebih dia tidak bertemu pria ini dan kini tiba-tiba dia dipertemukan lagi di sini. Fakhri tampak terkejut saat melihat ada Aina dan juga Zafran. Saat di depan tadi, dia memang tidak melihat mobil Aina yang terparkir tersembunyi di balik tanaman. Jadi reaksinya tampak sangat kaget.“Ada apa, Bu? Kenapa Ibu memanggil Aina juga?” sergah Fakhri.Bu Rahma menghela napas panjang bangkit dari duduknya kemudian menghampiri Fakhri.“Memangnya kenapa? Ibu hanya ingin mengundang mereka makan siang.”Fakhri hanya diam. Ia tidak bersuara, tapi matanya sudah melirik sinis ke arah Aina. Aina hanya diam menundukkan kepala. Sementara Zafran tampak girang begitu melihat kehadiran Fakhri. Namun, berbanding terbalik dengan sikap acuh Fakhri.Aina langsung membimbing Zafran agar mendekat ke arahnya dan tidak mengusik Fakhri. Ia tidak mau membuat suasana menjadi runyam.
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 32 Tak Mau Berdamai

“Aku sudah menyelesaikannya dengan caraku sendiri,” seru Fakhri.Ia kini mengangkat kepala dan menatap tajam Aina yang duduk di depannya. Aina hanya diam. Ia tidak memalingkan wajah juga tidak membalas tatapan Fakhri, hanya diam melihat kosong.Bu Rahma berdecak sambil menggelengkan kepala. Wanita paruh baya itu melihat ulah Fakhri dan Aina kemudian memperhatikan Zafran yang sudah selesai makan. Bocah pria itu tampak bingung dengan situasai saat ini. Mungkin ini kali pertama Zafran melihat kedua orang tuanya bersitegang.“Ibu jangan ikut campur urusanku. Aku sudah dewasa dan aku tahu yang kulakukan.”Fakhri kembali bersuara dan menoleh ke arah Bu Rahma. Bu Rahma tidak bisa menjawab, ia hanya diam sambil sesekali melirik Aina. Aina tahu wanita paruh baya itu sedang membantunya menyelesaikan masalah, tapi sepertinya suaminya sendiri tidak mau mendengar. Hati dan telinga Fakhri sudah tertutup rapat. Sebegitu sakitnya Aina melukai hing
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 33 Aku yang Salah

“Kamu memang tukang pengadu, Aina!!” suara Fakhri menyeruak menginterupsi konsentrasi Aina.Aina menoleh dan melihat Fakhri sedang berdiri di depan pintu kamar. Bajunya terlihat lembab, rambutnya basah bahkan wajahnya sudah banyak titik air di sana.“Mas … apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu basah kuyup?”Aina tergesa mematikan laptop dan gegas bangkit menghampiri Fakhri.“Kamu kehujanan?” tanya Aina.Ia berdiri sejajar di depan Fakhri. Fakhri hanya diam menatapnya dengan dingin. Entah mengapa netra coklat itu bagai ribuan pisau yang menusuk hati Aina. Bibir Fakhri membiru bergetar karena kedinginan, wajahnya yang putih semakin terlihat pucat dengan beberapa buliran air menempel di sana.Aina tampak khawatir dan segera berjalan ke lemari mengambil handuk serta baju ganti. Untung masih tersisa beberapa baju Fakhri di sana.“Sini, ganti baju dulu!! Nanti kamu sakit,” pinta Aina.
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 34 Luka yang Tersiksa

“MAS!! Kamu dari mana? Kenapa basah kuyup begini?” tanya Wulan.Dia sangat terkejut saat Fakhri tiba-tiba datang dengan badan basah kuyup. Fakhri tidak menjawab, ia langsung berjalan masuk menuju kamar mandi. Wulan tercengang dibuatnya. Tadi Fakhri memang berpamitan hendak menemui klien usai jam pulang kantor. Fakhri bahkan meminta Wulan pulang lebih dulu, tapi nyatanya ia malah ke rumah Aina.Wulan berjalan menuju kamar dan melihat Fakhri sudah masuk kamar mandi sebelum ia sempat bertanya. Wulan menghela napas panjang sambil menyiapkan baju ganti Fakhri.“Memangnya tidak ada payung di mobilnya hingga basah kuyup seperti itu,” gumam Wulan.Ia tidak mau menunggu Fakhri di kamar dan memilih kembali ke ruang tengah untuk melihat tv. Sementara itu, Fakhri hanya diam di dalam kamar mandi. Ia sudah menyalakan shower dan berdiri diam di bawahnya sambil memejamkan mata.Air hangat yang membasahi tubuhnya seakan sedang mengingatkan k
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 35 Fakhri Sakit

“MAS FAKHRI!!!” seru Aina.Ia langsung berdiri dan spontan berlari ke tempat Fakhri. Sudah ada beberapa yang mengerubunginya di sana. Damar ikut mendekat dan langsung menyeruak kerumunan itu.“Kenapa dia? Mas Fakhri kenapa, Wulan?” tanya Aina.Wulan tampak terkejut dengan kehadiran Aina yang tiba-tiba. Wulan memang tidak memperhatikan keberadaan Aina di kafe tadi. Ia hanya fokus dengan dua kliennya.“Aku gak tahu. Tiba-tiba dia pingsan.” Wulan berkata dengan acuh dan seolah tak peduli pada Fakhri.Aina terlihat kesal. Ia langsung merunduk, membantu menyadarkan Fakhri bersama beberapa orang yang lain. Kemudian Damar juga bersimpuh, menyanggah tubuh Fakhri.“Badannya panas, Aina,” gumam Damar.Aina mendengkus menggelengkan kepala sambil menatap Wulan dengan kesal.“Hei!! Kenapa kamu melihatku seperti itu? Kamu sedang menyalahkanku, Aina?” Wulan malah kembali bersuara den
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 36 Intimidasi Wulan

“Apa maksudmu, Wulan?” tanya Aina.Wulan berdecak sambil menggelengkan kepala. Mata wanita berkulit putih itu kini menatap dengan tajam ke Aina seolah sedang mengulitinya.“Harusnya kamu tidak membuatnya kesulitan, Aina. Kamu yang sudah selingkuh, kamu yang membohonginya. Harusnya kamu tahu diri dan mengajukan gugatan cerai sendiri, tanpa harus menunggu keputusan Mas Fakhri.”Aina terdiam. Kini dia tahu apa maksud pembicaraan Wulan.“Kalau kamu memang mencintainya, harusnya kamu rela melihatnya dia bahagia. Dan kali ini, hanya aku yang bisa membuatnya bahagia. Bukan kamu!!”Belum ada jawaban dari Aina. Ia hanya diam dan memilih menjadi pendengar saja kali ini.“Keluarga Pak Fakhri?” Tiba-tiba seorang perawat datang menginterupsi percakapan mereka.“Iya, Sus!!” sahut Wulan.“Pasien sudah dipindahkan ke kamar rawat inap, Bu. Jadi sudah bisa dijenguk,” imbuh p
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 37 Telepon dari Ibu

“Halo, Ibu. Ada apa?” sapa Aina.Malam itu baru saja Aina hendak memejamkan mata, tiba-tiba Bu Rahma menelepon.“Aina kamu di mana? Apa kamu sudah tahu jika Fakhri masuk rumah sakit?” Suara Bu Rahma di seberang tampak khawatir.Aina terdiam sesaat, mengangguk dengan ragu. Jelas ia tahu, dia yang membawa Fakhri ke rumah sakit bersama Damar tadi siang. Namun, rasanya saat ini jawaban itu tidak diperlukan.“Sakit apa Mas Fakhri, Bu?” Aina malah balik bertanya. Anggap saja dia tidak tahu dan saat ini dia ingin mencari tahu lebih banyak.“Kata Wulan kecapekan terus juga kemungkinan kena asam lambung. Duh, kok bisa Fakhri kena asam lambung. Dia kan gak pernah telat makan. Bukankah saat bersama kamu dulu, Fakhri baik-baik saja, Aina?”Aina terdiam. Tidak menjawab. Ia tidak mau berargumen. Percuma saja dia membela diri, toh Fakhri tidak akan memenangkannya.“Sakit asam lambung bukan hanya
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Bab 38 Sakitnya Penolakanmu

“Iya, tentu,” jawab Aina.Sebuah senyuman sontak terukir di wajah cantik wanita itu. Aina langsung menarik kursi mendekat brankar Fakhri, mulai membuka plastik wrap pada makanan, kemudian bersiap menyuapinya.“Mas, hadap sini, dong!!” pinta Aina.Awalnya Fakhri tampak malas, tapi perlahan kepalanya menoleh dengan patuh ke arah Aina. Kalau dipikir-pikir ulah Fakhri saat ini seperti anak kecil yang sedang merajuk dan ini mengingatkan Aina pada Zafran.“Buka mulutnya!!” Lagi-lagi Aina memberi perintah, lalu dengan tunduk Fakhri menuruti perintahnya.Fakhri tidak berkomentar sedikit pun. Ia menoleh ke arah Aina, membuka mulut meski matanya sama sekali tidak melihat ke istrinya sedikit pun. Aina tidak peduli, asal ia bisa bersama Fakhri beberapa saat saja sudah cukup. Siapa tahu dengan momen seperti ini membuka jalan komunikasi mereka yang tersendat.“Sudah, aku sudah kenyang.”Hanya beberapa
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Bab 39 Aku yang Pengecut

“Fakhri, Aina mana?” tanya Bu RahmaBeberapa saat setelah Fakhri mengusir Aina, Bu Rahma kembali masuk ke ruang rawat inap tempat Fakhri berada. Wanita paruh baya itu terkejut saat tidak melihat Aina di sana.“Aku menyuruhnya pergi,” jawab Fakhri.Bu Rahma tampak terkejut dan menatap Fakhri dengan tajam.“Apa maksudmu menyuruhnya pergi? Kamu mengusirnya, Fakhri?”Fakhri tidak menjawab hanya berdecak sambil menatap Bu Rahma dengan malas. Bu Rahma semakin marah, berjalan mendekat ke brankar Fakhri.“Dia istrimu juga. Apa salahnya menjengukmu, Fakhri?”Fakhri menghela napas panjang sambil berdecak melihat Bu Rahma.“Bu … sudah kubilang jangan ikut campur dengan urusanku. Biarkan aku selesaikan sendiri masalahku.”Bu Rahma terdiam menatap Fakhri dengan seksama sambil menggelengkan kepala berulang.“Ibu lihat kamu tidak menyelesaikan masalahmu, ta
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 40 Istri Serakah

“Mas, aku bawain nasi Padang kesukaanmu,” ucap Wulan.Ia berjalan mendekat ke Fakhri sambil menyodorkan nasi kotak bertuliskan nama sebuah rumah makan Padang. Fakhri hanya diam tidak berkomentar sedikit pun. Sementara Bu Rahma hanya menghela napas panjang.Wanita paruh baya itu mendekat ke Wulan, kemudian mengambil nasi kotak tersebut.“Wulan, apa kamu tidak tahu jika Fakhri belum boleh makan nasi. Pencernaannya ada masalah dan dia hanya boleh makan bubur.”Wulan tampak terkejut dan menatap Fakhri dengan bingung.“Mas … kok kamu gak bilang tadi.”Fakhri berdecak, melirik Wulan dengan gemas. Padahal semalam dokter sudah memberitahu tentang hal itu padanya, kenapa Wulan malah berkata seperti itu?“Maaf, Bu. Saya gak tahu. Mungkin nasi Padangnya buat Ibu saja.”Bu Rahma hanya diam sambil melirik sinis Wulan. Wulan tampak mengabaikan tatapan Bu Rahma kemudian dia melihat Damar
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status