Beranda / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Bab 58 Melebur Jadi Satu

Share

Bab 58 Melebur Jadi Satu

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-31 12:00:27

“Aku masih mencintaimu, Aina,” desis Fakhri.

Aina terdiam. Matanya berkabut menatap pria tampan di depannya. Sungguh kalimat Fakhri bagai angin surga yang berhembus di telinganya. Tanpa diminta buliran bening luruh berjatuhan membasahi pipi Aina. Ia tidak menduga Fakhri akan berkata seperti ini. Banyak amarah di dadanya belakangan ini kemudian perlahan melebur menghilang ditelan angin usai mendengar kalimat Fakhri.

"Ak---aku ... aku ---"

Belum selesai Aina bersuara, tangan Fakhri tiba-tiba terulur mengusap lembut pipinya. Menyeka air mata Aina, bersamaan dengan luruhnya semua murka. Perlahan Fakhri mendekat, menempelkan keningnya di kening Aina.

"Aku minta maaf ... ."

Sontak Aina tercengang, ia mendongak dan langsung beradu dengan netra coklat Fakhri. Lagi-lagi Fakhri melakukan hal yang tidak diduga Aina. Apa ini tandanya semuanya sudah berakhir? Perselisihan mereka beberapa bulan ini terselesaikan. Aina tidak tahu.

Kemudian deng

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Irma Rumasoreng
alur ceritanya bagus.
goodnovel comment avatar
Nenih Damayanti
jadi penasaran, anak aina tuh anak siapa thor
goodnovel comment avatar
Sri Minarni
thor karma u Wulan dan fakhri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 59 Suami Posesif

    “Mas, aku bisa berangkat sendiri. Kamu gak usah mengantarku pagi ini,” pinta Aina.Usai semalam menginap di hotel dekat pantai, pagi ini Fakhri bersikeras hendak mengantar Aina kerja. Fakhri berdecak sambil menatap Aina tajam.“Kamu gak berubah, Aina. Selalu sok mandiri dan keras kepala.”Aina hanya diam saat Fakhri berkata seperti itu. Ia tahu, Fakhri sangat mengenal sifatnya dan Aina membenarkan ucapannya.“Aku suamimu dan aku ingin mengantarmu sekarang. Apa kamu mau aku memintamu berhenti kerja?”Sontak mata Aina membola saat mendengar ucapan Fakhri kemudian perlahan kepalanya menggeleng. Memang Fakhri sudah berubah, tapi tidak semudah itu juga Aina resign dari kerjaannya. Terlebih Damar sudah sangat baik membantunya belakangan ini.Fakhri tersenyum melihat reaksi Aina. Ia berjalan mendekat dan berdiri sejajar di depan Aina. Dengan lembut Fakhri menyentuh bahu Aina. Netra coklatnya kini mengamati Aina d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 60 Istri Pengatur

    “Maaf, Fakhri. Aku tidak bisa sepenuhnya menurutimu. Ada beberapa hal yang membuatku harus dekat dengan Aina,” jawab Damar.Fakhri hanya diam, tapi matanya tampak berkilatan tajam menatap Damar. Terlihat sangat kecurigaan di tatapan Fakhri kali ini. Damar berdecak sambil tersenyum.“Maksudku dalam hal ini urusan kerjaan, Fakhri. Dia bawahanku dan sewaktu-waktu aku juga butuh kemampuannya. Jadi apa mungkin aku harus menjauhinya?”Fakhri manggut-manggut memahami ucapan Damar.“Aku juga tidak bodoh, Damar. Kalau urusan kerjaan, aku tidak masalah. Namun, di luar itu aku tidak akan mentolerir.”Damar hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Fakhri membalas senyumannya dan terlihat lega. Selanjutnya mereka tampak sibuk membicarakan urusan kerjaan, bahkan Fakhri membutuhkan waktu hampir setengah hari berada di kantor Damar.Menjelang jam makan siang, Fakhri berpamitan pulang. Ia langsung melajukan mobilnya me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 61 Ayah yang Kembali

    “Apa katamu? Kamu mau menceraikanku?” tanya Wulan.Wanita cantik berwajah putih bak porselen itu tersentak kaget saat mendengar ucapan Fakhri. Namun, sepertinya Fakhri tidak memperhatikan reaksinya dan terlihat sibuk dengan pekerjaannya. Tentu saja Wulan kesal karena merasa diabaikan Fakhri.“MAS!!! Aku bicara denganmu!!”“Iya, aku dengar.” Fakhri malah menjawabnya dengan santai dan tanpa melihat ke arah Wulan.Melihat reaksi Fakhri membuat Wulan semakin kesal. Wanita cantik itu langsung bangkit dari duduknya, kemudian tanpa bersuara, pergi berlalu meninggalkan ruangan Fakhri. Fakhri hanya meliriknya sekilas kemudian kembali sibuk dengan pekerjaannya tanpa berusaha untuk membujuk Wulan yang merajuk.Sementara itu, Damar sudah keluar ruangan dan berjalan menuju ruangan Aina. Kebetulan Aina sedang sendiri, anak buahnya sudah keluar untuk beristirahat makan siang.“Hai!! Kamu tidak istirahat, Aina?&rdqu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 62 Suamiku yang Dulu

    “Zafran mau memaafkan Ayah, kan?” tanya Fakhri.Ia kembali menanyakannya karena sedari tadi Zafran hanya diam bergeming dalam pelukan Fakhri. Masih belum ada jawaban keluar dari mulut Zafran, hingga tiba-tiba bocah laki-laki itu mengurai pelukannya lebih dulu.Aina dan Fakhri terdiam menatap Zafran dengan ekspresi bingung. Aina berharap Zafran mau memaafkan Fakhri dan mereka bisa kembali utuh menjadi satu keluarga seperti sebelumnya. Sementara Fakhri hanya membisu dengan mata yang penuh tanya menatap Zafran.Tidak masalah jika pria kecil ini tidak memaafkannya. Ulahnya beberapa bulan lalu pasti telah menorehkan luka yang teramat dalam. Namun, meski Zafran bukan anak kandungnya, Fakhri tidak mengingkari kalau perasaan sayangnya sangat besar pada Zafran. Ia sangat berharap Zafran mau memaafkannya.“Zafran sayang Ayah. Tentu saja Zafran akan memaafkan Ayah.” Serta merta Zafran bersuara.Fakhri langsung tersenyum dan kembali men

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 63 Hati yang Berpaling

    “Wulan!!! Kamu apa-apaan?” seru Fakhri.Fakhri sangat terkejut saat melihat Wulan sedang berdiri di balik pintu kamarnya sambil berkacak pinggang. Wulan terdiam, matanya menyalang dengan napas tersenggal sesekali melirik ke dalam kamar mencoba mencari Aina.“Mas yang apa-apaan. Kenapa tidak pulang lagi malam ini? Kenapa juga harus menginap di sini?”Fakhri menghela napas panjang sambil menatap Wulan dengan tajam.“Kamu lupa, kalau Aina juga istriku. Dia berhak mendapat perhatian dan waktuku juga.”Wulan berdecak sambil menggelengkan kepala.“Selalu itu alasanmu. Apa kamu lupa, alasanku mau menerima menjadi istri keduamu, Mas?”Fakhri terdiam sesaat menelan saliva dan membuat jakunnya naik turun, kemudian perlahan dia menganggukkan kepala.“Aku tidak lupa.”“Ya sudah, kenapa kamu ke sini? Bukannya kamu janji tidak akan ke sini lagi dan menemui Aina?”

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 64 Mencoba Adil

    “Apa katamu? Cerai? Kamu ingin bercerai dariku?” ulang Wulan.Fakhri tidak menjawab hanya menatap tajam dengan netra coklatnya. Wulan membisu di tempatnya kemudian berjalan mendekat hingga tak berjarak di depan Fakhri. Perlahan wanita cantik itu mengulurkan tangan membelai wajah Fakhri.“Apa kamu tidak tahu, Mas? Betapa besar rasa cintaku padamu. Aku putus asa, kecewa dan merana saat kamu putuskan aku dulu. Aku semakin nelangsa begitu tahu kamu malah memilih Aina yang dijodohkan ibumu. Sungguh, itu adalah masa yang sulit bagiku.”Wulan menjeda kalimatnya dan sama sekali tidak melepas pandangannya dari Fakhri. Sementara Fakhri hanya membisu tanpa mau mengusik cerita Wulan.“Lalu, saat kamu datang kembali dan meminta menikah denganmu. Sungguh, itu adalah kebahagiaan yang tak terkira bagiku. Meskipun aku harus jadi yang kedua, tak masalah. Asalkan aku selalu bersamamu. Namun … kini kamu malah berkata seperti itu.”

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 65 Keindahan yang Kembali

    “Eng … maaf, Damar. Kalau akhir pekan ini rasanya aku tidak bisa,” jawab Aina.Damar terdiam dan raut wajahnya menunjukkan kekecewaan. Aina serba salah, tapi dia juga tidak mau berbohong.“Mas Fakhri mau mengajak kami pergi,” imbuh Aina.Damar tidak menjawab, tapi sudah menganggukkan kepala.“Hmm … begitu. Baiklah, aku akan memberi tahu jika kamu berhalangan.”Aina mengangguk, tapi matanya melihat raut Damar yang muram karena jawabannya tadi.“Apa aku boleh kembali ke ruanganku?” Aina mengalihkan topik pembicaraan. Obrolan mereka pagi ini membuat Aina tidak enak hati pada Damar. Damar mengangguk kemudian menyilakan Aina berlalu pergi.Helaan napas panjang sontak terdengar keluar dari bibir Damar usai wanita cantik itu berlalu dari ruangannya.“Kenapa juga aku selalu kalah dengan Fakhri? Padahal jelas-jelas ia sudah menyakitimu, Aina,” gumam Damar.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 66 Sebuah Kecurigaan

    “Halo, Selamat malam. Saya Yeni. Yang tempo hari mengurus gugatan cerai Ibu,” ucap suara di seberang.Aina terdiam sejenak. Ia sangat terkejut mendapat panggilan tak terduga ini. Memang sebelumnya Aina sudah mengajukan gugatan cerai. Ia bahkan meminta bantuan seorang pengacara untuk mengurusnya. Hanya saja karena waktu tunggu untuk proses itu cukup lama membuat Aina melupakan hal tersebut.“Iya, Bu. Kalau boleh tahu ada perlu apa, ya?” Aina terlihat gugup saat menjawabnya.Ia sedang berada di kamar seorang diri usai makan malam tadi. Fakhri sedang menidurkan Zafran di kamar sebelah, tapi tentu saja Aina takut jika pembicaraannya ini didengar Fakhri.“Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan berhubungan dengan gugatan cerai Ibu? Apa bisa kita bertemu?”Aina terdiam sesaat. Entah mengapa dia terlihat ragu untuk menjawab. Sebelumnya Aina memang sudah membulatkan tekad untuk mengajukan gugatan cerai ke Fakhri. Namun

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04

Bab terbaru

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bonus Bab

    “Saudari Wulan Ariani terbukti bersalah telah melakukan penggelapan uang perusahaan … .” Hari ini adalah hari pembacaan keputusan sidang untuk Wulan. Semua bukti yang terkumpul untuk kejahatan yang dilakukan Wulan sama sekali tidak disangkal dan Wulan mengakuinya. Bahkan dia juga mengaku telah menukar bayi Fakhri dan Aina serta menjebak Aina dengan memberi minuman obat perangsang. Fakhri yang ikut hadir di sana hanya diam mendengarkan. Sesekali ia melirik Wulan yang duduk di kursi pesakitan. Wulan sudah jauh berbeda. Wajahnya tidak secantik dulu, rambut indahnya juga tampak ditata dengan asal apalagi kini tubuhnya semakin kurus tidak seksi seperti dulu. Kalau boleh jujur, Fakhri kasihan melihatnya. Aina yang duduk di samping Fakhri hanya diam. Ia sadar siapa yang sedang diperhatikan suaminya saat ini. Aina tidak berkomentar dan terus memperhatikan Fakhri. “Kamu mau menemuinya?” Tiba-tiba Aina bertanya usai pembacaan keputusan berakhir. Fakhri menghela napas dan melihat Aina.

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Extra Bab

    “Udah, Mas. Mau sampai berapa kali kamu melakukannya?” dumel Aina.Ia berkata sambil menyingkirkan wajah Fakhri yang menempel di dadanya. Fakhri terkekeh sambil terus mendaratkan beberapa kecupan di sana. Ia sama sekali tidak mau melepas pelukannya ke Aina.“Memangnya kamu lupa, kalau Ibu bersama Zafran dan Ryan minta oleh-oleh adik. Makanya aku berusaha mewujudkannya.”Aina berdecak, sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga. Fakhri sudah mengangkat kepalanya dan kini duduk bersandar di samping Aina.“Iya, aku tahu. Namun, ini sudah sore, Mas. Kita bahkan melewatkan makan pagi dan makan siang. Aku laper.”Fakhri mengulum senyum saat melihat ekspresi Aina. Kalau mau jujur dia juga sudah merasa lapar. Namun, rasanya Fakhri tidak mau kehilangan satu momen pun dengan Aina.“Ya sudah, aku pesan makanan dulu.”Fakhri membalikkan tubuhnya dan bersiap meraih telepon yang ada di nakas. Namun

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 325 Happy End

    BRAK!!!Pintu kamar tertutup dan Fakhri hanya diam melongo berdiri di depannya. Matanya mengerjap berulang saat menyadari jika dirinya sudah berada di luar kamar.“Fakhri!! Kamu ngapain di sini?” seru Bu Rahma.Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat putranya berdiri di depan pintu kamar dengan ekspresi wajah bingung. Fakhri menoleh sambil menghela napas panjang.“Istriku baru saja disabotase Zafran dan Ryan, Bu.”Sontak Bu Rahma terkekeh mendengar aduannya.“Sudah, biarin saja. Toh, kamu tadi siang sudah melakukannya. Lagian besok kalian sudah berangkat untuk honeymoon. Jadi biarkan anak-anak bersama bundanya malam ini.”Fakhri menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala. Untung saja, tadi siang dia sudah melakukan pemanasan tiga ronde dengan Aina, kalau tidak pasti sangat kesal malam ini.“Apa mau ditemani Ibu tidur, Fakhri?” Tiba-tiba Bu Rahma bersuara dengan menggod

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 324 Rebutan Bunda

    “Fakhri!! Kamu ke mana aja? Dari tadi Ibu telepon gak diangkat!” Suara Bu Rahma langsung terdengar di telinga Fakhri.Fakhri menguap lebar sambil mengucek matanya. Usai ijab kabul di KUA, harusnya Fakhri bersama Aina merayakan resepsi dan tasyakuran di rumah Bu Rahma. Namun, Fakhri malah sengaja mengajak Aina pulang ke rumah baru mereka dan menikmati malam pernikahan lebih awal.“Aku ngantuk, Bu,” jawab Fakhri sambil menguap.“Ngantuk? Memangnya kamu di mana? Kenapa juga Pak Udin gak balik ke rumah?”Pak Udin adalah sopir Fakhri yang baru dan kebetulan tadi Fakhri menyuruhnya untuk istirahat. Sepertinya Pak Udin menurut perintahnya.“Banyak tamu mencari kamu dan Aina. Mereka pengen ketemu, Fakhri.”Fakhri menghela napas panjang. Dari awal, Fakhri dan Aina memang tidak mau melakukan perayaan. Toh, ini bukan pernikahan pertama mereka. Hanya Bu Rahma saja yang telah mengundang para tamu hingga mer

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 323 Hari Bahagia

    Rabu pagi, satu minggu kemudian tampak kesibukan di rumah Bu Rahma. Wanita paruh baya itu tampak berjalan mondar mandir dari ruang tamu ke kamar Fakhri. Wajahnya terlihat gelisah saat melihat pintu kamar Fakhri masih tertutup rapat.“Ryan, Zafran, coba periksa ayahmu!! Kenapa dari tadi belum keluar? Nenek takut kita datang terlambat ke KUA,” ujar Bu Rahma.Hari ini memang hari pernikahan Fakhri. Sesuai permintaan Aina, mereka akan melakukan jiab kabul di kantor KUA. Setelahnya akan mengadakan tasyakuran dan resepsi sederhana di rumah Bu Rahma.Sebenarnya Bu Rahma ingin merayakan pernikahan kedua putranya ini dengan meriah, tapi Aina dan Fakhri menolaknya. Mereka tidak mau lelah, bahkan sehari setelahnya akan melakukan perjalanan keluar negeri untuk honeymoon.“Iya, Nek!!” Ryan dan Zafran menjawab berbarengan.Mereka berjalan beriringan menuju kamar Fakhri. Baru saja Ryan hendak mengentuk pintu kamar Fakhri, tiba-tiba handel

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 322 Penebusan Wulan

    “TUNGGU!!! STOP!!! Jangan bilang kamu mau mencabut gugatanmu ke Wulan!!” sahut Robby.Rini yang mendengar ucapan Robby tampak terkejut. Hal yang sama juga ditunjukkan Fakhri, sayangnya Robby tidak bisa melihat reaksinya kali ini.“HEH??? Mencabut gugatan ke Wulan? Siapa juga yang mau mencabut gugatan?” ucap Fakhri.Sontak helaan napas panjang keluar dengan kasar dari bibir Robby, bahkan pria bermata sipit itu sudah mengurut dadanya.“Lalu kamu mau minta tolong apa tadi?”Fakhri mendengkus sambil melirik interaksi Aina bersama Zafran dan Ryan di ruangannya.“Aku mau minta tolong kamu percepat pernikahanku.”Kini berganti Robby yang terkejut, mata sipitnya melebar usai mendengar permintaan Fakhri.“Bukannya tinggal dua minggu lagi. Kenapa mau dipercepat lagi?”Fakhri tersenyum sambil menyembunyikan wajahnya. Ia berdiri dan menjauh dari Aina serta kedua putranya. F

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 321 Keyakinan Rini

    “Sayang … kok kamu ngomong gitu?” tanya Fakhri.Aina tidak menjawab, malah kini yang berganti menundukkan kepala. Dia paham hanya wanita kedua yang datang ke hati Fakhri. Meski pada akhirnya Fakhri lebih memilihnya, tapi setidaknya ada kenangan indah antara Fakhri dan Wulan.“Aku sama sekali gak bermaksud akan membahas ke arah sana. Aku sudah tidak mencintainya. Aku hanya sekedar memberitahumu mengenai keadaan Wulan.” Fakhri menambahkan kalimatnya dan terkesan sedang membuat pembelaan.Aina menghela napas panjang sambil mengangkat kepalanya. Matanya bertemu dengan netra coklat Fakhri dan terdiam untuk beberapa saat.“Aku juga sama sekali gak masalah jika kamu mengenang momen dengannya. Dia cinta pertamamu, bagaimanapun ada kenangan indah antara kamu dan dia. Bisa jadi itu yang membuatmu melankolis seperti ini.”Suara Aina terdengar datar, tidak tertangkap dia sedang sedih apalagi cemburu. Hanya saja Fakhri

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 320 Penyesalan Wulan

    “Sialan!! Bangsat!! Jadi kamu yang menyebabkan kecelakaanku?” sergah Wulan.Damar tersenyum sambil berdiri menjauh dari sisi brankar. Wajah Wulan sudah merah padam dengan bunyi gigi yang saling beradu belum lagi tangannya yang sudah mengepal seakan hendak melayangkan sebuah pukulan ke Damar.“Kalau iya, kenapa? Kamu ingin membalasku, Wulan?”Tidak ada jawaban dari Wulan. Ia duduk bersandar ke bantal dengan dada kembang kempis mengolah amarah dan wajah yang semakin merah.“Bukankah kamu juga yang telah menabrakku tempo hari hingga membuatku tak berdaya.”Wulan membisu dan buru-buru memalingkan wajah.“Aku rasa kita sudah impas, Wulan. Aku akan mencabut gugatanku dan melupakan semua. Sayangnya, kamu tidak bisa melakukan hal yang sama seperti aku.”Wulan belum menjawab, tapi wajahnya sudah meredup bahkan tatapan matanya tampak sayu. Dengan sendu Wulan menatap kaki kanannya yang kini dibabat

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 319 Kunjungan Sahabat

    “APA!!! Mama mau bunuh diri?” seru Devi.Amar yang duduk di sebelah Devi tampak terkejut. Tanpa banyak bertanya, ia langsung menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Fakhri lebih dulu. Fakhri yang berada di dalam mobil mengabaikannya. Bisa jadi Amar dan Devi punya kepentingan lain yang harus dilakukan.Selang beberapa saat Devi dan Amar sudah tiba di rumah sakit tempat Bu Vita dirawat. Wanita paruh baya itu tampak tergolek lemah di atas brankar dengan kedua pergelangan tangannya di babat perban.Devi baru saja dijelaskan oleh perawat yang bertugas jika Bu Vita berusaha mengakhiri hidupnya dengan menyayat pergelangan tangan menggunakan pecahan cermin di kamarnya. Bu Vita shock saat tahu kenyataan tentang Wulan.“Memangnya siapa yang memberitahu keadaan Kak Wulan ke Mama? Bukannya hanya kita yang diberitahu dokter,” gumam Devi.Ia seolah sedang berbicara pada dirinya sendiri. Amar yang berdiri di sebelahnya hanya diam sambil menatap Bu Vita dengan iba.“Sebenarnya beberapa saat yang lalu,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status