Home / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Chapter 291 - Chapter 300

All Chapters of Maafkan Aku Telah Mendua: Chapter 291 - Chapter 300

327 Chapters

Bab 291 Tentang Ryan

“Bunda?” tanya Zafran.Karena belum ada jawaban dari Aina, Zafran menoleh dan melihat Aina. Wanita cantik itu tampak diam. Matanya menatap lurus ke depan. Entah dia sedang fokus dengan lalu lintas di depan atau sedang melamun.“Bunda.” Kembali Zafran bersuara kini sambil menyentuh lengan Aina.Aina menoleh dengan ekspresi wajah terkejut, kemudian tak lama sebuah senyuman terukir di raut cantiknya. Dia tidak ingin membuat Zafran curiga. Namun, Aina juga kebingungan harus menjawab apa.Tidak dia duga kehadiran Ryan di sekolah Zafran malah menimbulkan tanya di antara teman-temannya. Apa memang sekritis itu anak-anak zaman sekarang atau mereka hanya sekedar ingin tahu saja.“Maaf, Zafran. Bunda tadi sedang fokus mengemudi. Nanti kita bahas di rumah saja, ya?”Akhirnya Aina terpaksa mengalihkan perhatian Zafran. Zafran tersenyum sambil menganggukkan kepala. Dia juga sudah memalingkan wajahnya. Kini matanya mena
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Bab 292 Permintaan Tak Terduga

“Aku … aku hanya ingin bertemu dengannya, Mas,” cicit Devi.Fakhri terdiam. Ia tertegun menatap Devi. Ia sudah mendengar dari Robby tentang apa saja yang telah dilakukan Devi selama ini pada Ryan. Devi yang sempat mengalami depresi karena kehilangan putranya mengira Ryan adalah anaknya. Itu sebabnya dia sangat menyayangi anak itu.“Apa boleh aku bertemu dengannya, Mas?” ulang Devi.Fakhri belum menjawab. Belum habis ia menyelesaikan urusannya dengan keluarga orang tua kandung Zafran. Kini malah Devi yang berkata seperti itu. Mungkin selama ini Ryan juga menduga Devi orang tuanya. Itu sebabnya mereka berdua sangat akrab.“Asal Mas Fakhri tahu, aku tidak pernah mengatakan jika aku ibunya Ryan.”Seakan tahu isi benak Fakhri, Devi kembali bersuara. Namun, Fakhri sama sekali tidak bereaksi. Ia hanya diam menatap tajam Devi.“Selama ini aku hanya bilang kalau dia mirip dengan putraku yang meninggal.
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Bab 293 Cinta yang Berubah

“Fakhri Agam? Mantan suamimu itu?” ulang Alex.Ia ingin memastikan jika pria yang dimaksud Wulan adalah yang Alex kenal. Wulan mengangguk sambil menyungging sebuah senyum aneh. Sedangkan Alex hanya diam sambil menatap Wulan dengan datar.“Iya. Aku ingin dia mati!! Dia yang membuatku seperti ini. Dia juga yang memisahkan kita.”Tidak ada jawaban dari berondong itu, hanya jakunnya yang bergerak menelan saliva. Wulan melihat dengan jelas reaksi Alex. Perlahan tangannya terulur menyentuh tangan Alex yang tergeletak di atas meja.“Hanya kamu yang bisa aku andalkan kali ini, Lex. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi.”Alex tidak menjawab, tapi matanya sudah berkilatan tajam menatap Wulan.“Lalu kamu ingin dia merenggang nyawa seperti apa?”Kembali senyuman seringai terbentuk di wajah cantik Wulan. Ia mengendikkan bahu sambil membalas tatapan Alex.“Terserah, kamu buat sesukamu s
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Bab 294 Sabar Dulu, Mas

“Bagus!! Kalau begitu cepat kembali ke kantor. Kamu tidak ingin dipecat, kan,” ucap suara di seberang.Alex mengangguk, mengakhiri panggilannya kemudian mulai menstater mobil dan meninggalkan kantor polisi tersebut. Sejak Wulan masuk penjara, Alex memang sudah tidak mau berurusan dengannya lagi.Wulan sudah tidak mencukupi hidupnya dan menurut Alex berakhir sudah hubungan mereka. Biar saja Wulan menyebutnya gigolo atau istilah yang lainnya. Dia tidak menyangkal. Sejak dulu, dia memang hidup dengan cara seperti itu. Sayangnya, Wulan terlalu menyukainya hingga Alex tak mau pisah dengannya.Memang dia sempat jatuh cinta ke Wulan, tapi cinta juga ada masanya. Apalagi jika urusan perut sudah tidak bisa dipenuhi Wulan. Sementara itu di sebuah ruang kantor tampak seorang pria sedang duduk di atas sebuah kursi roda. Ia terdiam sambil berulang mengetuk jarinya ke atas meja.Sebuah ketukan di pintu menginterupsi lamunannya.“Pak Damar, sudah waktunya meeting.”Pria di atas kursi roda itu yang ta
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Bab 295 Hasrat Mas Mantan

“Gawat apanya?”Tiba-tiba Fakhri membuka mata dan tersenyum menatap Aina. Aina hanya diam. Mereka berdiri tanpa jarak dan entah mengapa jantung Aina berdetak semakin cepat. Perlahan Fakhri menarik tangan Aina dan entah mengapa mata Aina sudah tertuju ke jari manisnya.Ia sontak terperangah saat melihat ada sebuah cincin bermata berlian tengah melingkar menghiasi jari manisnya.“Kamu suka?” tanya Fakhri.Aina terdiam. Ia tidak tahu kapan Fakhri meletakkan cincin itu di sana. Yang pasti hati Aina sudah bersorak kesenangan dibuatnya.“Ini … ini bagus banget, Mas.”Mata Aina terpaku menatap cincin tersebut. Fakhri tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Syukurlah kalau kamu suka.”Aina mendongak, membuat mata mereka bertemu. Kemudian tanpa malu, Aina langsung merangkul Fakhri dan mendaratkan sebuah kecupan di pipi pria tampan itu. Terang saja mendapat perlakuan Aina membuat Fak
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

Bab 296 Percakapan Pagi

“Bagaimana tidurnya, Aina?” sapa Bu Rahma pagi itu.Karena terbiasa bangun pagi, Aina sudah terbangun dan ikut sibuk menyiapkan sarapan di ruang makan dengan Bu Rahma.Aina tersenyum sambil mengangguk. “Saya tidur nyenyak, Bu.”Bu Rahma tersenyum sambil mengangguk. “Syukurlah, soalnya sebelum subuh tadi ada yang sudah bangun dan mengeluh susah tidur.”Aina terdiam, alisnya terangkat dengan mata melihat Bu Rahma penuh selidik.“Apa Ibu yang susah tidur?”Bu Rahma tersenyum sambil menggelengkan kepala. “Bukan, tapi Mas-mu, tuh.”Bu Rahma berkata sambil menggerakkan dagunya seakan memberi tahu keberadaan Fakhri. Aina menoleh dan melihat Fakhri sedang berdiri sambil menatapnya. Wajahnya tampak merah dengan banyak keringat di sana. Sepertinya dia baru saja olah raga. Mungkin karena susah tidur, Fakhri memilih berolah raga pagi ini.Aina mengulum senyum saat matanya beradu d
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

Bab 297 Jangan Cemburu Zafran!!

“Zafran!! Kamu ngapain di situ?” tegur Ryan.Seketika Aina, Fakhri dan Bu Rahma terkejut saat mendengar suara Ryan. Mata Aina dan Fakhri bertemu seakan sibuk berbincang. Kemudian perlahan kepala keduanya menggeleng. Mereka berharap Zafran tidak mendengar apa pun yang sedang mereka bahas tadi.Ryan mendekat menarik tangan Zafran agar masuk ke dalam ruang makan. Zafran hanya diam, tapi dia tidak menolak sama sekali. Ryan tersenyum lebar saat melihat ada Aina, Fakhri dan juga Bu Rahma yang berkumpul di sana.“Selamat pagi, Ayah, Bunda dan Nenek.” Ryan tersenyum dengan manisnya berbanding terbalik dengan bocah laki-laki yang berada di belakangnya.“Selamat pagi, Ryan. Sudah siap sekolah?” Bu Rahma yang menyahut.“Sudah, Nek. Aku suka sekolah di sini.”Bu Rahma tersenyum sambil menganggukkan kepala. Sedangkan Fakhri hanya tersenyum sekilas sementara Aina memilih memperhatikan Zafran kali ini.
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

Bab 298 Sebuah Rencana

“Wulan pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit pagi ini. Kemungkinan sidang perdana tentang kasus penggelapan itu akan berjalan tanpa kehadiarannya.” Fakhri hanya membisu usai mendengar keterangan dari Robby. Sebelumnya Fakhri memang tahu jika Wulan sempat masuk rumah sakit. Ia pikir Wulan sudah baik-baik saja, tapi mengapa kini dia masuk rumah sakit lagi? “Kamu tahu dia sakit apa?” tanya Fakhri. “Aku sudah tanya ke pengacaranya. Tempo hari saat dia masuk ke rumah sakit dikarenakan ada infeksi di rahimnya. Bisa jadi karena terlalu sering melakukan aborsi, terjadi infeksi di sana.” Fakhri tidak menjawab. Ia jadi kesal sendiri tiap ingat pengakuan Wulan yang sudah berulang kali melakukan aborsi. Ia merasa dibohongi dan tidak bisa memaafkan ulah Wulan hingga sekarang. “Bisa jadi penyakitnya kambuh dan membuat dia harus dilarikan ke rumah sakit pagi ini.” Tidak ada jawaban dari Fakhri hanya helaan napas panjang yang terdengar. “Oh ya, aku juga diberi tahu oleh orangku jika bebera
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

Bab 299 Dugaan Zafran

“Loh, Ryan. Zafran mana? Kok gak sama kamu?” tanya Aina.Pukul tiga sore saat Aina tiba di sekolah untuk menjemput Zafran dan Ryan. Ia sudah diberitahu Fakhri jika hari ini tidak bisa menjemput dan meminta Aina yang melakukannya.“Eng … aku gak tahu, Bunda. Tadi aku sudah ke kelasnya dan kosong. Aku pikir Zafran sudah ke parkiran menemui Bunda.”Aina terlihat panik. Ia jadi ingat saat tempo hari Zafran kabur dari rumah. Apa mungkin Zafran mendengar semua pembicaraan mereka dan bersikap seperti ini sekali lagi?“Ya sudah, tasmu taruh mobil dulu. Kita cari Zafran!!!”Ryan mengangguk. Ia gegas meletakkan tas ke dalam mobil, kemudian bersama Aina masuk kembali ke dalam sekolah. Aina berjalan tergesa menyusuri koridor sekolah. Ia menuju kelas Zafran dan seperti kata Ryan kelasnya sudah kosong.“Aku gak bohong kan, Bunda?”Aina tersenyum menganggukkan kepala sambil mengelus dagu Ryan. K
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Bab 300 Kemelut Dua Putra

“Ada apa, Aina?” tanya Fakhri.Fakhri terkejut saat mendapat panggilan dari Aina sore ini. Usai menjemput sekolah Zafran dan Ryan, Aina mengantar mereka berangkat les. Kali ini Aina sengaja menunggu mereka. Usai kejadian tadi siang membuat Aina sedikit gelisah dan menghubungi Fakhri.“Kamu sibuk gak, Mas?”Fakhri tersenyum sambil membubuhkan tanda tangannya di beberapa berkas yang ada di atas meja.“Hmm … gak seberapa. Aku udah mau pulang. Ada apa?”Aina terdiam sejenak. Ia ingin menceritakan tentang perilaku Zafran siang ini, tapi Aina ragu untuk mengatakannya.“Apa bisa akhir pekan ini kita liburan, Mas?” Tiba-tiba Aina berkata seperti itu. Fakhri menghentikan aktivitasnya.Matanya kini melirik ke kalender duduk yang ada di atas mejanya.“Akhir pekan ini kayaknya aku gak bisa. Memangnya kenapa? Kamu pengen liburan? Bukannya sebentar lagi kita mau honeymoon. Kamu sud
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more
PREV
1
...
282930313233
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status