Home / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Chapter 311 - Chapter 320

All Chapters of Maafkan Aku Telah Mendua: Chapter 311 - Chapter 320

327 Chapters

Bab 311 Bersama Zafran Kembali

“AYAH!!!” pekik Zafran tertahan.Matanya langsung berbinar saat tahu tangan yang menariknya tadi adalah Fakhri. Fakhri tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Ayo, buruan kita pergi dari sini!!”Zafran mengangguk kemudian sudah mengikut langkah Fakhri menjauh dari kamar mandi. Aina tersenyum lega saat melihat Fakhri kembali bersama Zafran.“Reza masih di dalam?” lirih Fakhri.Aina tidak menjawab hanya mengangguk sambil menunjuk ke arah jendela. Fakhri melirik sekilas dan dia buru-buru buang muka usai melihat pemandangan di dalam rumah. Ia melihat Reza sedang asyik mencumbu Wulan bahkan pakaian mereka sudah tidak lengkap menempel di tubuh.“Ayo, kita pergi!! Mumpung mereka sedang sibuk.”Aina mengangguk. Ia berjalan lebih dulu di depan bersama Zafran sedangkan Fakhri di belakang sambil sesekali memperhatikan keadaan sekitar.Tinggal beberapa langkah mereka tiba di mobil Fakhri, tib
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

Bab 312 Akhir dari Reza dan Wulan

“Aku puas kalau Wulan mengalami hal yang sama denganku, Lex,” jawab suara di seberang yang tak lain Damar.Alex, sosok pria muda yang sedari tadi sembunyi di kegelapan malam itu hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Tanpa diketahui Reza, Alex kenal dengan orang suruhan Reza. Alex juga yang menyiapkan mobil untuk pelarian Reza dan Wulan.Secara tak sengaja Alex tahu akan ke mana Reza bersama Wulan malam ini. Alex mendengar saat orang suruhan Reza menelepon Reza tempo hari. Ia memberitahu Damar dan membantu Damar memuluskan rencana balas dendamnya.“Aku sudah menyabotase rem mobilnya. Kalau tidak mati, dia pasti akan lumpuh sama seperti kamu. Apalagi melaju cepat di area perbukitan seperti ini. Jadi aku rasa semuanya akan terselesaikan malam ini.”Sebuah seringai puas terukir di raut manis Damar. Sebelumnya Damar memang bekerja sama dengan Wulan untuk mendapatkan Aina. Namun, saat tahu Wulan mengkhianatinya bahkan mencoba menc
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 313 Mulai Bahagia

“Kecelakaan?” gumam Fakhri.Ia sangat terkejut saat Robby memberitahu mengenai Wulan pagi ini. Robby sengaja datang ke rumah Fakhri untuk memberitahu itu semua.“Iya, polisi menemukan mobil mereka di jurang. Reza ditemukan sudah tak bernyawa sedangkan Wulan masih dalam perawatan di rumah sakit.”Fakhri tidak menjawab. Ia hanya diam sambil menganggukkan kepala. Robby tersenyum sambil menepuk bahu Fakhri.“Apa pun yang terjadi pada Wulan, dia masih harus mempertanggung jawabkan perbuatannya di persidangan. Kamu tenang saja. Aku pastikan dia tidak akan melarikan diri lagi.”Belum ada jawaban dari Fakhri. Ia sudah sangat marah dengan semua ulah Wulan. Rasanya semua yang terjadi pada Wulan adalah karma dari Tuhan.“Oh ya, aku lupa memberitahu padamu. Aku sudah berhasil menghubungi kakek Zafran. Mereka bersedia bertemu denganmu. Tinggal kamu saja tentukan harinya.”Sontak kepala Fakhri terangk
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 314 Bertemu Kakek Zafran

“Kamu mau melanjutkan yang tadi?” tanya Fakhri.Aina melebarkan matanya sambil menatap Fakhri penuh selidik. Fakhri langsung tertawa mendengar reaksi Aina.“Aku hanya bercanda, Sayang. Lagipula aku masih bisa menahan sampai beberapa minggu ke depan, kok.”Aina tertawa sambil mencubit gemas pipi Fakhri. Fakhri sontak mengadu kesakitan saat tangan mungil Aina sudah menyentuh pipinya. Sedang asyik mereka bercanda, tiba-tiba ponsel Fakhri berdering. Ada nama Robby di sana.Fakhri menghela napas beberapa kali sebelum menjawab panggilannya.“Fakhri aku sudah menghubungi kakek Zafran dan beliau bersedia bertemu denganmu,” suara Robby lebih dulu terdengar dari seberang sana.“Syukurlah. Di mana tempat pertemuannya?” tanya Fakhri.“Aku akan kirim alamatnya. Beliau minta kamu datang tepat waktu. Pukul lima sore.”Fakhri tidak menjawab, tapi sudah menganggukkan kepala berulang.
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Bab 315 Nenek yang Pengertian

“Tidak,” ucap Robby tak kalah lirih.Fakhri melebarkan matanya sambil menatap Robby. Hal yang sama juga dilakukan Robby. Seolah dua sahabat itu sedang saling menyakinkan.“Silakan duduk!!”Tiba-tiba terdengar wanita paruh baya yang sedari tadi diam di sebelah Pak Hadi bersuara. Fakhri dan Robby menoleh ke arahnya sambil mengangguk. Kemudian ketiganya sudah duduk saling berhadapan dengan Pak Hadi.“Pak … bukannya tadi saya sudah menjelaskan jika ---” Robby kembali bersuara, tapi belum sempat menyelesaikan kalimatnya, tangan Pak Hadi sudah terangkat ke udara.“Saya tahu. Saya mendengarnya dengan baik. Hanya saja seperti yang saya katakan tadi, saya tidak punya cucu bernama Zafran.”Robby membisu, jakunnya naik turun menelan saliva. Fakhri yang duduk di sampingnya menghela napas sambil menatap Pak Hadi dengan datar.“Lalu apa hubungan Bapak dengan Devi Komalasari? Dia bukan put
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Bab 316 Satu Sudah Selesai

“JANGAN TANDA TANGAN DULU!!” seru Pak Hadi.Bu Hadi mendongak, menghentikan gerakannya menoleh ke arah suara. Hal yang sama juga dilakukan Fakhri, Aina dan Robby. Ketiganya kini melihat pria paruh baya itu dengan gelisah.Pak Hadi berjalan dengan langkah mantap menghampiri istrinya. Rautnya terlihat tegang dan sama seperti tadi, tidak ada senyuman di wajahnya. Hanya wajah suram yang tergambar jelas.Berulang jakun Fakhri naik turun menelan saliva. Ia tidak menduga akan serumit ini menyelesaikan status Zafran. Aina yang duduk di sebelahnya hanya diam, memperhatikan Pak Hadi. Berbanding dengan Fakhri dan Robby, Aina malah terlihat lebih tenang.“Ada apa, Pak? Kenapa Ibu dilarang tanda tangan?” Aina memberanikan diri bertanya.Tidak ada jawaban keluar dari bibir pria paruh baya itu, hanya dengusan dengan napas berat yang terdengar. Bu Hadi hanya diam tak bergerak di tempatnya sambil menundukkan kepala. Sepertinya kehadiran Pak
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Bab 317 Karma untuk Wulan

“APA??? Lumpuh total?? Kak Wulan lumpuh?” ulang Devi.Dokter itu mengangguk sambil menatap Devi dengan sendu.“Iya, tepatnya lumpuh total di tubuh bagian bawah. Itu keadaan sesungguhnya. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Kecelakaannya memang sangat parah. Beruntung Kakak Anda masih diberi umur panjang.”Devi hanya diam membisu tak bisa berkata apa-apa. Dia tidak tahu bagaimana kecelakaan itu terjadi. Namun, yang pasti Devi sudah mencerna semua penjelasan dokter. Bisa jadi semua yang Wulan alami adalah karma dari semua perbuatannya.“Hanya itu yang bisa saya sampaikan.”“Terima kasih, Dok,” ucap Amar.Selanjutnya Amar sudah membimbing Devi keluar dari ruangan dokter. Devi tampak masih shock dan terdiam sejak tadi.“Sayang … kamu baik-baik saja?”Pertanyaan Amar menginterupsi lamunan Devi. Wanita berkulit putih itu menoleh sambil menatap Amar dengan bingung.
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Bab 318 Berdamai dan Memaafkan

“Maaf, Mas. Kami bertamu sepagi ini,” ujar Devi.Keesokan harinya, Devi bersama Amar sengaja datang ke rumah Fakhri. Fakhri yang hendak berangkat kerja terpaksa tertunda dan memilih menemui tamunya.“Iya, gak papa. Ayo, silakan duduk!!”Devi dan Amar duduk di sofa berhadapan dengan Fakhri. Mereka terlihat kikuk dan Fakhri tidak tahu apa yang menyebabkan itu.“Mas … kami sudah tahu mengenai kecelakaan Kak Wulan.” Devi membuka pembicaraannya.Fakhri hanya manggut-manggut sambil menatap sepasang suami istri di depannya.“Sejujurnya kami tidak mengerti mengapa Kak Wulan sampai mengalami kecelakaan di jalur puncak. Padahal setahu kami, dia ada di rumah sakit. Kami sudah berusaha menghubungi pengacaranya, tapi katanya pengacaranya meninggal usai dibunuh oleh orang tidak dikenal. Jadi, saya mohon Mas Fakhri bisa menjelaskan semuanya.”Belum ada jawaban dari Fakhri, hanya helaan napas yan
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

Bab 319 Kunjungan Sahabat

“APA!!! Mama mau bunuh diri?” seru Devi.Amar yang duduk di sebelah Devi tampak terkejut. Tanpa banyak bertanya, ia langsung menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Fakhri lebih dulu. Fakhri yang berada di dalam mobil mengabaikannya. Bisa jadi Amar dan Devi punya kepentingan lain yang harus dilakukan.Selang beberapa saat Devi dan Amar sudah tiba di rumah sakit tempat Bu Vita dirawat. Wanita paruh baya itu tampak tergolek lemah di atas brankar dengan kedua pergelangan tangannya di babat perban.Devi baru saja dijelaskan oleh perawat yang bertugas jika Bu Vita berusaha mengakhiri hidupnya dengan menyayat pergelangan tangan menggunakan pecahan cermin di kamarnya. Bu Vita shock saat tahu kenyataan tentang Wulan.“Memangnya siapa yang memberitahu keadaan Kak Wulan ke Mama? Bukannya hanya kita yang diberitahu dokter,” gumam Devi.Ia seolah sedang berbicara pada dirinya sendiri. Amar yang berdiri di sebelahnya hanya diam sambil menatap Bu Vita dengan iba.“Sebenarnya beberapa saat yang lalu,
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

Bab 320 Penyesalan Wulan

“Sialan!! Bangsat!! Jadi kamu yang menyebabkan kecelakaanku?” sergah Wulan.Damar tersenyum sambil berdiri menjauh dari sisi brankar. Wajah Wulan sudah merah padam dengan bunyi gigi yang saling beradu belum lagi tangannya yang sudah mengepal seakan hendak melayangkan sebuah pukulan ke Damar.“Kalau iya, kenapa? Kamu ingin membalasku, Wulan?”Tidak ada jawaban dari Wulan. Ia duduk bersandar ke bantal dengan dada kembang kempis mengolah amarah dan wajah yang semakin merah.“Bukankah kamu juga yang telah menabrakku tempo hari hingga membuatku tak berdaya.”Wulan membisu dan buru-buru memalingkan wajah.“Aku rasa kita sudah impas, Wulan. Aku akan mencabut gugatanku dan melupakan semua. Sayangnya, kamu tidak bisa melakukan hal yang sama seperti aku.”Wulan belum menjawab, tapi wajahnya sudah meredup bahkan tatapan matanya tampak sayu. Dengan sendu Wulan menatap kaki kanannya yang kini dibabat
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more
PREV
1
...
282930313233
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status