Home / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Bab 295 Hasrat Mas Mantan

Share

Bab 295 Hasrat Mas Mantan

Author: Aira Tsuraya
last update Last Updated: 2025-03-30 11:00:22

“Gawat apanya?”

Tiba-tiba Fakhri membuka mata dan tersenyum menatap Aina. Aina hanya diam. Mereka berdiri tanpa jarak dan entah mengapa jantung Aina berdetak semakin cepat. Perlahan Fakhri menarik tangan Aina dan entah mengapa mata Aina sudah tertuju ke jari manisnya.

Ia sontak terperangah saat melihat ada sebuah cincin bermata berlian tengah melingkar menghiasi jari manisnya.

“Kamu suka?” tanya Fakhri.

Aina terdiam. Ia tidak tahu kapan Fakhri meletakkan cincin itu di sana. Yang pasti hati Aina sudah bersorak kesenangan dibuatnya.

“Ini … ini bagus banget, Mas.”

Mata Aina terpaku menatap cincin tersebut. Fakhri tersenyum sambil menganggukkan kepala.

“Syukurlah kalau kamu suka.”

Aina mendongak, membuat mata mereka bertemu. Kemudian tanpa malu, Aina langsung merangkul Fakhri dan mendaratkan sebuah kecupan di pipi pria tampan itu. Terang saja mendapat perlakuan Aina membuat Fak

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 296 Percakapan Pagi

    “Bagaimana tidurnya, Aina?” sapa Bu Rahma pagi itu.Karena terbiasa bangun pagi, Aina sudah terbangun dan ikut sibuk menyiapkan sarapan di ruang makan dengan Bu Rahma.Aina tersenyum sambil mengangguk. “Saya tidur nyenyak, Bu.”Bu Rahma tersenyum sambil mengangguk. “Syukurlah, soalnya sebelum subuh tadi ada yang sudah bangun dan mengeluh susah tidur.”Aina terdiam, alisnya terangkat dengan mata melihat Bu Rahma penuh selidik.“Apa Ibu yang susah tidur?”Bu Rahma tersenyum sambil menggelengkan kepala. “Bukan, tapi Mas-mu, tuh.”Bu Rahma berkata sambil menggerakkan dagunya seakan memberi tahu keberadaan Fakhri. Aina menoleh dan melihat Fakhri sedang berdiri sambil menatapnya. Wajahnya tampak merah dengan banyak keringat di sana. Sepertinya dia baru saja olah raga. Mungkin karena susah tidur, Fakhri memilih berolah raga pagi ini.Aina mengulum senyum saat matanya beradu d

    Last Updated : 2025-03-30
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 297 Jangan Cemburu Zafran!!

    “Zafran!! Kamu ngapain di situ?” tegur Ryan.Seketika Aina, Fakhri dan Bu Rahma terkejut saat mendengar suara Ryan. Mata Aina dan Fakhri bertemu seakan sibuk berbincang. Kemudian perlahan kepala keduanya menggeleng. Mereka berharap Zafran tidak mendengar apa pun yang sedang mereka bahas tadi.Ryan mendekat menarik tangan Zafran agar masuk ke dalam ruang makan. Zafran hanya diam, tapi dia tidak menolak sama sekali. Ryan tersenyum lebar saat melihat ada Aina, Fakhri dan juga Bu Rahma yang berkumpul di sana.“Selamat pagi, Ayah, Bunda dan Nenek.” Ryan tersenyum dengan manisnya berbanding terbalik dengan bocah laki-laki yang berada di belakangnya.“Selamat pagi, Ryan. Sudah siap sekolah?” Bu Rahma yang menyahut.“Sudah, Nek. Aku suka sekolah di sini.”Bu Rahma tersenyum sambil menganggukkan kepala. Sedangkan Fakhri hanya tersenyum sekilas sementara Aina memilih memperhatikan Zafran kali ini.

    Last Updated : 2025-03-31
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 298 Sebuah Rencana

    “Wulan pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit pagi ini. Kemungkinan sidang perdana tentang kasus penggelapan itu akan berjalan tanpa kehadiarannya.” Fakhri hanya membisu usai mendengar keterangan dari Robby. Sebelumnya Fakhri memang tahu jika Wulan sempat masuk rumah sakit. Ia pikir Wulan sudah baik-baik saja, tapi mengapa kini dia masuk rumah sakit lagi? “Kamu tahu dia sakit apa?” tanya Fakhri. “Aku sudah tanya ke pengacaranya. Tempo hari saat dia masuk ke rumah sakit dikarenakan ada infeksi di rahimnya. Bisa jadi karena terlalu sering melakukan aborsi, terjadi infeksi di sana.” Fakhri tidak menjawab. Ia jadi kesal sendiri tiap ingat pengakuan Wulan yang sudah berulang kali melakukan aborsi. Ia merasa dibohongi dan tidak bisa memaafkan ulah Wulan hingga sekarang. “Bisa jadi penyakitnya kambuh dan membuat dia harus dilarikan ke rumah sakit pagi ini.” Tidak ada jawaban dari Fakhri hanya helaan napas panjang yang terdengar. “Oh ya, aku juga diberi tahu oleh orangku jika bebera

    Last Updated : 2025-03-31
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 299 Dugaan Zafran

    “Loh, Ryan. Zafran mana? Kok gak sama kamu?” tanya Aina.Pukul tiga sore saat Aina tiba di sekolah untuk menjemput Zafran dan Ryan. Ia sudah diberitahu Fakhri jika hari ini tidak bisa menjemput dan meminta Aina yang melakukannya.“Eng … aku gak tahu, Bunda. Tadi aku sudah ke kelasnya dan kosong. Aku pikir Zafran sudah ke parkiran menemui Bunda.”Aina terlihat panik. Ia jadi ingat saat tempo hari Zafran kabur dari rumah. Apa mungkin Zafran mendengar semua pembicaraan mereka dan bersikap seperti ini sekali lagi?“Ya sudah, tasmu taruh mobil dulu. Kita cari Zafran!!!”Ryan mengangguk. Ia gegas meletakkan tas ke dalam mobil, kemudian bersama Aina masuk kembali ke dalam sekolah. Aina berjalan tergesa menyusuri koridor sekolah. Ia menuju kelas Zafran dan seperti kata Ryan kelasnya sudah kosong.“Aku gak bohong kan, Bunda?”Aina tersenyum menganggukkan kepala sambil mengelus dagu Ryan. K

    Last Updated : 2025-04-01
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 300 Kemelut Dua Putra

    “Ada apa, Aina?” tanya Fakhri.Fakhri terkejut saat mendapat panggilan dari Aina sore ini. Usai menjemput sekolah Zafran dan Ryan, Aina mengantar mereka berangkat les. Kali ini Aina sengaja menunggu mereka. Usai kejadian tadi siang membuat Aina sedikit gelisah dan menghubungi Fakhri.“Kamu sibuk gak, Mas?”Fakhri tersenyum sambil membubuhkan tanda tangannya di beberapa berkas yang ada di atas meja.“Hmm … gak seberapa. Aku udah mau pulang. Ada apa?”Aina terdiam sejenak. Ia ingin menceritakan tentang perilaku Zafran siang ini, tapi Aina ragu untuk mengatakannya.“Apa bisa akhir pekan ini kita liburan, Mas?” Tiba-tiba Aina berkata seperti itu. Fakhri menghentikan aktivitasnya.Matanya kini melirik ke kalender duduk yang ada di atas mejanya.“Akhir pekan ini kayaknya aku gak bisa. Memangnya kenapa? Kamu pengen liburan? Bukannya sebentar lagi kita mau honeymoon. Kamu sud

    Last Updated : 2025-04-01
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 301 Bertemu Mama Devi

    “Mama?” gumam Aina.Ia sangat terkejut saat Ryan mengenali wanita ini dan menyebutnya ‘Mama’. Wanita itu yang tak lain Devi langsung menunduk memberi salam ke Aina.“Mbak Aina, saya Devi. Adiknya Kak Wulan.”Aina sontak tercengang saat mendengar Devi memperkenalkan diri. Aina masih bergeming di posisinya, tapi Ryan sudah kembali bersuara.“Bunda, ini Mama Devi. Dia yang selama ini selalu mengunjungi Ryan di panti. Dia juga yang selalu mengajak Ryan jalan-jalan.”Aina hanya diam sambil menatap Ryan dengan tertegun. Fakhri dan Robby memang sempat bercerita mengenai Devi. Kini Aina jadi ingat padanya.“Oh iya, terima kasih, Devi. Sudah menjaga Ryan selama ini.”Devi tersenyum, kemudian Aina sudah mengizinkannya duduk bersebelahan. Bahkan Aina sudah memesan makanan yang sama untuk Devi. Mereka kembali menikmati makanan sambil ngobrol random.Hingga pada satu kesempatan tin

    Last Updated : 2025-04-02
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 302 Aku atau Ryan?

    “Kamu gak nunggu Fakhri, Aina?” tanya Bu Rahma.Aina baru saja mengantar Ryan ke rumah Bu Rahma dan kali ini Bu Rahma yang menyambutnya. Aina terdiam sejenak sambil melirik Zafran yang duduk diam di dalam mobil. Sebenarnya banyak hal yang ingin dia bicarakan dengan Fakhri, tapi melihat sikap Zafran seharian ini membuat Aina ragu untuk mengatakannya.“Eng … enggak, Bu. Zafran lelah, mungkin ---”“Ya sudah kalau lelah sekalian saja menginap di sini seperti tempo hari.” Belum selesai Aina berkata, Bu Rahma sudah menyahut.Aina tersenyum hendak mengiyakan, tapi Zafran malah tiba-tiba keluar dari mobil kemudian berdiri di samping Aina sambil menarik ujung bajunya membuat Aina menoleh ke arah Zafran. Mata mereka bertemu dan reaksi Zafran menunjukkan ketidak setujuan.“Maaf, Bu. Mungkin lain kali saja.”Bu Rahma terdiam sejenak. Wanita paruh baya itu melihat Zafran, tapi bocah itu buru-buru menunduk seakan tidak mau dilihat neneknya. Padahal sebelumnya Zafran begitu akrab dengan Bu Rahma.Bu

    Last Updated : 2025-04-03
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 303 Kenyataan untuk Zafran

    “Zafran … ,” lirih Aina.Ia tidak bisa menjawab pertanyaan Zafran hanya menatap bocah laki-laki itu penuh kasih. Zafran terdiam, bahunya tampak naik turun sambil melihat Aina dengan sendu.“Jawab saja pertanyaanku, Bunda. Aku janji tidak akan marah saat mendengarnya.”Aina trenyuh, matanya berkabut saat mendengar ucapan Zafran. Ini bukan salah Zafran, juga bukan salah Ryan. Hanya karena ulah Wulan dan Reza membuat dua anak ini bertukar nasib hingga pada akhirnya kenyataan membuat mereka terluka.Aina menghela napas, dadanya terasa sesak. Ia takut berkata salah, benaknya sudah sibuk menyusun kata-kata berharap Zafran bisa menerima semua penjelasannya.“Zafran … Bunda harap kamu tidak akan berubah sikap setelah mendengar jawabannya.”Zafran tidak bereaksi hanya diam sambil fokus menatap Aina. Usianya masih delapan tahun, harusnya dia belum siap menerima semua ini. Namun, sepertinya Zafran sudah

    Last Updated : 2025-04-03

Latest chapter

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bonus Bab

    “Saudari Wulan Ariani terbukti bersalah telah melakukan penggelapan uang perusahaan … .” Hari ini adalah hari pembacaan keputusan sidang untuk Wulan. Semua bukti yang terkumpul untuk kejahatan yang dilakukan Wulan sama sekali tidak disangkal dan Wulan mengakuinya. Bahkan dia juga mengaku telah menukar bayi Fakhri dan Aina serta menjebak Aina dengan memberi minuman obat perangsang. Fakhri yang ikut hadir di sana hanya diam mendengarkan. Sesekali ia melirik Wulan yang duduk di kursi pesakitan. Wulan sudah jauh berbeda. Wajahnya tidak secantik dulu, rambut indahnya juga tampak ditata dengan asal apalagi kini tubuhnya semakin kurus tidak seksi seperti dulu. Kalau boleh jujur, Fakhri kasihan melihatnya. Aina yang duduk di samping Fakhri hanya diam. Ia sadar siapa yang sedang diperhatikan suaminya saat ini. Aina tidak berkomentar dan terus memperhatikan Fakhri. “Kamu mau menemuinya?” Tiba-tiba Aina bertanya usai pembacaan keputusan berakhir. Fakhri menghela napas dan melihat Aina.

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Extra Bab

    “Udah, Mas. Mau sampai berapa kali kamu melakukannya?” dumel Aina.Ia berkata sambil menyingkirkan wajah Fakhri yang menempel di dadanya. Fakhri terkekeh sambil terus mendaratkan beberapa kecupan di sana. Ia sama sekali tidak mau melepas pelukannya ke Aina.“Memangnya kamu lupa, kalau Ibu bersama Zafran dan Ryan minta oleh-oleh adik. Makanya aku berusaha mewujudkannya.”Aina berdecak, sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga. Fakhri sudah mengangkat kepalanya dan kini duduk bersandar di samping Aina.“Iya, aku tahu. Namun, ini sudah sore, Mas. Kita bahkan melewatkan makan pagi dan makan siang. Aku laper.”Fakhri mengulum senyum saat melihat ekspresi Aina. Kalau mau jujur dia juga sudah merasa lapar. Namun, rasanya Fakhri tidak mau kehilangan satu momen pun dengan Aina.“Ya sudah, aku pesan makanan dulu.”Fakhri membalikkan tubuhnya dan bersiap meraih telepon yang ada di nakas. Namun

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 325 Happy End

    BRAK!!!Pintu kamar tertutup dan Fakhri hanya diam melongo berdiri di depannya. Matanya mengerjap berulang saat menyadari jika dirinya sudah berada di luar kamar.“Fakhri!! Kamu ngapain di sini?” seru Bu Rahma.Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat putranya berdiri di depan pintu kamar dengan ekspresi wajah bingung. Fakhri menoleh sambil menghela napas panjang.“Istriku baru saja disabotase Zafran dan Ryan, Bu.”Sontak Bu Rahma terkekeh mendengar aduannya.“Sudah, biarin saja. Toh, kamu tadi siang sudah melakukannya. Lagian besok kalian sudah berangkat untuk honeymoon. Jadi biarkan anak-anak bersama bundanya malam ini.”Fakhri menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala. Untung saja, tadi siang dia sudah melakukan pemanasan tiga ronde dengan Aina, kalau tidak pasti sangat kesal malam ini.“Apa mau ditemani Ibu tidur, Fakhri?” Tiba-tiba Bu Rahma bersuara dengan menggod

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 324 Rebutan Bunda

    “Fakhri!! Kamu ke mana aja? Dari tadi Ibu telepon gak diangkat!” Suara Bu Rahma langsung terdengar di telinga Fakhri.Fakhri menguap lebar sambil mengucek matanya. Usai ijab kabul di KUA, harusnya Fakhri bersama Aina merayakan resepsi dan tasyakuran di rumah Bu Rahma. Namun, Fakhri malah sengaja mengajak Aina pulang ke rumah baru mereka dan menikmati malam pernikahan lebih awal.“Aku ngantuk, Bu,” jawab Fakhri sambil menguap.“Ngantuk? Memangnya kamu di mana? Kenapa juga Pak Udin gak balik ke rumah?”Pak Udin adalah sopir Fakhri yang baru dan kebetulan tadi Fakhri menyuruhnya untuk istirahat. Sepertinya Pak Udin menurut perintahnya.“Banyak tamu mencari kamu dan Aina. Mereka pengen ketemu, Fakhri.”Fakhri menghela napas panjang. Dari awal, Fakhri dan Aina memang tidak mau melakukan perayaan. Toh, ini bukan pernikahan pertama mereka. Hanya Bu Rahma saja yang telah mengundang para tamu hingga mer

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 323 Hari Bahagia

    Rabu pagi, satu minggu kemudian tampak kesibukan di rumah Bu Rahma. Wanita paruh baya itu tampak berjalan mondar mandir dari ruang tamu ke kamar Fakhri. Wajahnya terlihat gelisah saat melihat pintu kamar Fakhri masih tertutup rapat.“Ryan, Zafran, coba periksa ayahmu!! Kenapa dari tadi belum keluar? Nenek takut kita datang terlambat ke KUA,” ujar Bu Rahma.Hari ini memang hari pernikahan Fakhri. Sesuai permintaan Aina, mereka akan melakukan jiab kabul di kantor KUA. Setelahnya akan mengadakan tasyakuran dan resepsi sederhana di rumah Bu Rahma.Sebenarnya Bu Rahma ingin merayakan pernikahan kedua putranya ini dengan meriah, tapi Aina dan Fakhri menolaknya. Mereka tidak mau lelah, bahkan sehari setelahnya akan melakukan perjalanan keluar negeri untuk honeymoon.“Iya, Nek!!” Ryan dan Zafran menjawab berbarengan.Mereka berjalan beriringan menuju kamar Fakhri. Baru saja Ryan hendak mengentuk pintu kamar Fakhri, tiba-tiba handel

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 322 Penebusan Wulan

    “TUNGGU!!! STOP!!! Jangan bilang kamu mau mencabut gugatanmu ke Wulan!!” sahut Robby.Rini yang mendengar ucapan Robby tampak terkejut. Hal yang sama juga ditunjukkan Fakhri, sayangnya Robby tidak bisa melihat reaksinya kali ini.“HEH??? Mencabut gugatan ke Wulan? Siapa juga yang mau mencabut gugatan?” ucap Fakhri.Sontak helaan napas panjang keluar dengan kasar dari bibir Robby, bahkan pria bermata sipit itu sudah mengurut dadanya.“Lalu kamu mau minta tolong apa tadi?”Fakhri mendengkus sambil melirik interaksi Aina bersama Zafran dan Ryan di ruangannya.“Aku mau minta tolong kamu percepat pernikahanku.”Kini berganti Robby yang terkejut, mata sipitnya melebar usai mendengar permintaan Fakhri.“Bukannya tinggal dua minggu lagi. Kenapa mau dipercepat lagi?”Fakhri tersenyum sambil menyembunyikan wajahnya. Ia berdiri dan menjauh dari Aina serta kedua putranya. F

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 321 Keyakinan Rini

    “Sayang … kok kamu ngomong gitu?” tanya Fakhri.Aina tidak menjawab, malah kini yang berganti menundukkan kepala. Dia paham hanya wanita kedua yang datang ke hati Fakhri. Meski pada akhirnya Fakhri lebih memilihnya, tapi setidaknya ada kenangan indah antara Fakhri dan Wulan.“Aku sama sekali gak bermaksud akan membahas ke arah sana. Aku sudah tidak mencintainya. Aku hanya sekedar memberitahumu mengenai keadaan Wulan.” Fakhri menambahkan kalimatnya dan terkesan sedang membuat pembelaan.Aina menghela napas panjang sambil mengangkat kepalanya. Matanya bertemu dengan netra coklat Fakhri dan terdiam untuk beberapa saat.“Aku juga sama sekali gak masalah jika kamu mengenang momen dengannya. Dia cinta pertamamu, bagaimanapun ada kenangan indah antara kamu dan dia. Bisa jadi itu yang membuatmu melankolis seperti ini.”Suara Aina terdengar datar, tidak tertangkap dia sedang sedih apalagi cemburu. Hanya saja Fakhri

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 320 Penyesalan Wulan

    “Sialan!! Bangsat!! Jadi kamu yang menyebabkan kecelakaanku?” sergah Wulan.Damar tersenyum sambil berdiri menjauh dari sisi brankar. Wajah Wulan sudah merah padam dengan bunyi gigi yang saling beradu belum lagi tangannya yang sudah mengepal seakan hendak melayangkan sebuah pukulan ke Damar.“Kalau iya, kenapa? Kamu ingin membalasku, Wulan?”Tidak ada jawaban dari Wulan. Ia duduk bersandar ke bantal dengan dada kembang kempis mengolah amarah dan wajah yang semakin merah.“Bukankah kamu juga yang telah menabrakku tempo hari hingga membuatku tak berdaya.”Wulan membisu dan buru-buru memalingkan wajah.“Aku rasa kita sudah impas, Wulan. Aku akan mencabut gugatanku dan melupakan semua. Sayangnya, kamu tidak bisa melakukan hal yang sama seperti aku.”Wulan belum menjawab, tapi wajahnya sudah meredup bahkan tatapan matanya tampak sayu. Dengan sendu Wulan menatap kaki kanannya yang kini dibabat

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 319 Kunjungan Sahabat

    “APA!!! Mama mau bunuh diri?” seru Devi.Amar yang duduk di sebelah Devi tampak terkejut. Tanpa banyak bertanya, ia langsung menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Fakhri lebih dulu. Fakhri yang berada di dalam mobil mengabaikannya. Bisa jadi Amar dan Devi punya kepentingan lain yang harus dilakukan.Selang beberapa saat Devi dan Amar sudah tiba di rumah sakit tempat Bu Vita dirawat. Wanita paruh baya itu tampak tergolek lemah di atas brankar dengan kedua pergelangan tangannya di babat perban.Devi baru saja dijelaskan oleh perawat yang bertugas jika Bu Vita berusaha mengakhiri hidupnya dengan menyayat pergelangan tangan menggunakan pecahan cermin di kamarnya. Bu Vita shock saat tahu kenyataan tentang Wulan.“Memangnya siapa yang memberitahu keadaan Kak Wulan ke Mama? Bukannya hanya kita yang diberitahu dokter,” gumam Devi.Ia seolah sedang berbicara pada dirinya sendiri. Amar yang berdiri di sebelahnya hanya diam sambil menatap Bu Vita dengan iba.“Sebenarnya beberapa saat yang lalu,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status