All Chapters of Penyesalan Cinta yang Disadari Setelah Reinkarnasi: Chapter 11 - Chapter 20

50 Chapters

Bab 11

Sarah sangat berharap Naomi secepatnya berbaikan dengan Owen.Bagaimanapun, Sarah dan Michael tetap akan diuntungkan selama Naomi menikah ke Keluarga Pandawa.Melihat Sarah begitu panik, Naomi pun berkata sambil tertawa, "Ya.""Benarkah?! Baguslah!"Sarah dengan semangat berkata, "Sudah kuduga kalau Pak Owen pasti masih punya perasaan padamu. Kalau nggak, bagaimana mungkin dia mengajak bertemu denganmu?""Bibi, kamu salah paham. Pak Owen mengajakku bertemu untuk membahas masalah pembatalan pertunangan," ujar Naomi."Eh ...."Di bawah tatapan Sarah yang tegang, Naomi berkata dengan jelas, "Pertunangan kami sudah dibatalkan.""Apa? Sudah dibatalkan?"Sarah hampir saja pingsan setelah mendengarnya.Michael buru-buru memapah Sarah sambil menegur Naomi, "Naomi, kamu ini sungguh keterlaluan! Kenapa kamu nggak membahas dengan kami tentang masalah pertunanganmu? Kenapa kamu membuat keputusan sendiri? Sebenarnya kalian ada menganggapku sebagai keluarga atau nggak?!""Aku tentu saja memutuskan s
Read more

Bab 12

"Nona Naomi, ini hanyalah dokumen yang nggak penting dan kamu pasti nggak tertarik. Lebih baik Nona pergi ke ruang istirahat saja."Sunardi hanya terus tersenyum.Maksud dari kata-kata Sunardi yaitu tidak berharap Naomi mengurus satu pun masalah di perusahaan.Naomi malah langsung mengulurkan tangannya dan berkata, "Coba berikan padaku.""Ini ....""Pak Sunardi, apa kamu menganggap dirimu yang mengatur semua masalah Grup Irawan?"Menghadapi Naomi yang begitu tegas, Sunardi langsung menjelaskan, "Aku nggak berani! Kalau Nona Naomi mau membacanya, tentu saja kami akan memberinya. Kami hanya khawatir Nona Naomi nggak paham.""Begini saja, nggak perlu ke ruang istirahat lagi, kita langsung ke ruang direktur saja. Sekalian berikan dokumen akhir-akhir ini yang perlu ditandatangani.""Nona Naomi ...."Naomi langsung menyela pembicaraan Sunardi, Naomi melihat ke arah Dian sambil berkata, "Kamu Dian, ya? Tolong ambilkan dokumen-dokumennya. Pak Sunardi, tolong antar aku ke arah ruang direktur."
Read more

Bab 13

"Nggak perlu, aku hanya baca-baca saja."Naomi mengatakannya sambil berpura-pura membaca buku kas dengan teliti.Naomi sengaja baca dengan pelan-pelan dari halaman pertama sampai akhir.Menghadapi tekanan yang besar, kaki Sunardi sudah lemas hingga tidak bisa berdiri.Apa konsep dari penggelapan dana perusahaan hingga puluhan miliar?Itu menandakan sisa hidupnya akan dihabiskan di dalam penjara."Plak!"Naomi tiba-tiba melempar dokumen tersebut ke meja.Sunardi terkejut hingga hampir berlutut, tapi Naomi malah mengernyit sambil mengomel, "Apa saja isi dokumen ini? Semuanya hanya angka, siapa yang bisa paham?"Sunardi kebingungan setelah mendengarnya.Ternyata Naomi nggak paham?Dian yang di samping juga mengernyit dan merasa sedikit kecewa.'Apa putri Pak Bobi nggak bisa memahami laporan keuangan?'Sunardi menyeka keringatnya, lalu tersenyum sambil berkata, "Nona Naomi, sudah kubilang kalau kamu ingin mengetahui kondisi perusahaan, aku boleh menjelaskannya padamu agar kamu nggak perlu
Read more

Bab 14

"Jadi, Nona Naomi hanya berpura-pura bodoh untuk menipu mereka?""Benar. Kita jangan bertindak dulu agar nggak mengejutkan mereka. Buktinya harus pelan-pelan dikumpulkan karena penggelapan dana perusahaan yang mereka lakukan sudah memengaruhi keuntungan para pemegang saham. Setelah aku mengumpulkan semua bukti-bukti dan relasi mereka di perusahaan disingkirkan, maka itu adalah hari kematian mereka," ujar Naomi.Dian menatap Naomi sesaat, kemudian berkata, "Nona Naomi, sepertinya kamu berbeda dari yang dulu."Dulu Naomi adalah wanita yang lembut dan baik hati, meskipun dia sangat pintar, dia juga tidak bisa bermain taktik di dunia bisnis.Semua kata-kata Naomi tadi sangat masuk akal.Dian pun mulai mengaguminya."Dian, kamu sudah lumayan lama bekerja di sini. Sebelumnya ayahku pernah membantumu dalam ekonomi, jadi aku harap kamu bisa membantuku.""Aku pasti akan membantumu, Nona Naomi. Aku nggak akan membiarkan Pak Sunardi dan Nyonya Sarah menjadi bencana di perusahaan.""Oke.""Pak Sun
Read more

Bab 15

"Kalau Naomi bilang mau menemuiku, bilang aku sibuk.""Tapi, bukankah Pak Owen menunggu dia mengalah?""Aku mau membuatnya putus asa karena nggak menemukan bantuan apa pun."Tatapan mata Owen terlintas oleh sebuah aura dingin, dia berkata, "Aku mau membuatnya berlutut meminta maaf di depan Rochelle."Di saat ini, Naomi sudah membeli beberapa produk kesehatan. Saat dia mau turun ke bawah untuk membeli kopi, dia tidak sengaja melihat pengawal berbaju hitam yang terus mengikutinya dari belakang.Pengawal itu dikepung oleh banyak orang karena terlalu menarik perhatian.Naomi pun menggelengkan kepala sambil tertawa melihat hal ini.Naomi merasa Owen terlalu mementingkannya. Owen menyuruh orang mengikutinya karena takut Naomi melukai Rochelle atau ingin melihat Naomi stres karena masalah perusahaan?Naomi hanya bersikap tenang, dia lanjut berjalan ke arah keramaian setelah membeli kopi.Pengawal itu buru-buru mengikutinya, tapi karena Naomi terlalu cepat, bahkan sengaja berjalan ke arah keru
Read more

Bab 16

"Naomi, apa dia sudah minta maaf?"Menghadapi pertanyaan Rani, Naomi sengaja memiringkan kepalanya melirik Owen.Melihat Naomi sudah mau mengatakan sesuatu, Owen menyadari niat buruknya dan takut Naomi sembarangan berbicara di depan Rani. Owen langsung menarik Naomi sambil berkata, "Nenek, aku perlu berbicara berdua dengannya. Kami naik dulu."Owen mengatakannya sambil menarik Naomi berjalan ke atas.Ketika melihat tindakan mendadak ini, Rani buru-buru berkata, "Owen! Kamu ini kenapa begitu kasar! Dia adalah perempuan! Kalau kamu berani menindasnya, aku nggak akan memaafkanmu!"Di lantai dua, Owen langsung melempar Naomi ke atas ranjang, kemudian mengunci pintu kamar dari dalam."Pak Owen, apa yang kamu lakukan?"Naomi bersandar di samping kasur sambil bercanda dengan Owen yang berdiri di depan pintu, "Bagaimana kalau Nona Rochelle tahu kamu seperti ini padaku? Nona Rochelle, pasti akan cemburu.""Naomi!"Owen langsung mendekatinya dan mencekiknya, kemudian berkata, "Apa aku terlalu ba
Read more

Bab 17

"Kalau begitu, nggak bisa dibicarakan lagi, ya?""Menurutmu?"Naomi sudah menebak kalau Owen tidak mungkin begitu mudah diancam. Kali ini Naomi datang untuk mengingatkan Owen kalau semua ada batasnya. Semua orang juga punya batas kesabaran, apalagi Naomi bukanlah orang yang bisa ditindas."Pak Owen, apakah mau bertaruh?""Bertaruh apa?""Bertaruh dirimu akan sial tahun ini kalau kamu melawanku."....Naomi berdiri dan hendak pergi, tapi dia tiba-tiba berhenti di depan pintu sambil berkata, "Oh ya, Pak Owen, aku lupa beri tahu kalau aku belum memberi tahu Nenek kalau kamu menindasku. Coba tebak, kalau aku memberi tahu Nenek, Nenek akan membantu kamu atau aku?""Naomi!""Owen, aku nggak memberi tahu Nenek tentang penyeranganmu terhadap Keluarga Irawan adalah bentuk keikhlasanku terbesarku. Cepat hentikan taktik konyolmu, karena aku nggak akan mengalah padamu. Kemudian, percaya saja kalau kamu akan sial selama setahun ini.""Kamu!"Naomi langsung meninggalkan kamar Owen dan tidak lupa unt
Read more

Bab 18

"Kalau Bibi yang berjanji, maka Bibi urus sendiri saja."Naomi berbicara kepada pembantu di samping, "Audrey, tolong pesankan kamar hotel untuk Nona Angel. Terserah dia mau tinggal berapa lama. Hanya saja, Nona Angel seharusnya membedakan siapa tuan rumah dan siapa tamu di sini. Bagaimana menurutmu, Nona Angel?"Naomi pun menyadari tatapan Angel terhadapnya tadi.Angel mulai panik mendengar kata-kata Naomi, dia menatap Sarah seperti meminta bantuan, Sarah pun langsung mengamuk dan berkata, "Dasar Naomi! Kamu belum mulai memimpin rumah ini saja sudah begitu sombong?! Jangan lupa, ya, siapa yang selalu mengurus rumah ini? Apa kamu nggak malu mengatakan hal-hal seperti itu?""Bibi, Kediaman Irawan berada di bawah tanggung jawabku. Dulu Bibi adalah senior, jadi kuserahkan semua urusan padamu. Tapi, kamu jangan mengira dirimu adalah tuan rumahnya. Kalau kamu nggak rela Angel pergi, maka aku terpaksa mengusirmu juga.""Kamu!""Maaf! Ini salahku! Nona Naomi, aku yang datang tanpa diundang. Ma
Read more

Bab 19

Mobil berhenti di depan gerbang sekolah. Jovani bersama Naomi berlari ke ruang kelas lantai tujuh.Peter sudah mulai mengajar belasan menit, suasana di kelas pun sangat serius.Jovani hanya melirik dari depan pintu saja langsung berkata, "Mereka semua serius sekali! Sepertinya kita datang telat ...."Naomi segera membuka pintu ruang kelas.Melihatnya buka pintu, Jovani tidak sengaja berteriak, "Gila!"Tatapan semua orang di ruangan kelas tertuju pada Naomi, bahkan Peter juga menatapnya.Peter memakai kemeja putih dengan lengan baju yang sedikit dilipat. Dia memiliki badan yang tinggi, wajah yang tajam dan kacamata kerangka emas menunjukkan ekspresinya yang dingin. Di saat ini, Naomi pun berkata, "Maaf sudah datang telat, Pak!"Suaranya yang keras dan nada yang tinggi membuat orang-orang tertawa.Siapa yang sudah telat masih begitu percaya diri?"Silakan duduk."Peter mempersilakannya dengan santai, lalu melihat ke arah lain dan melanjutkan topik sebelumnya seakan-akan tidak ada yang te
Read more

Bab 20

Naomi langsung terdiam.Sebelumnya Naomi memang sengaja membicarakan Peter bersama beberapa nyonya kaya di sebuah perjamuan malam untuk membantu Owen balas dendam.Namun, Naomi tidak tahu kalau Peter begitu pendendam.Selain itu, bagaimana kata-kata itu bisa tersebar sampai telinga Peter?Naomi menenangkan dirinya dan berkata, "Pak Peter, nilai Vandura hanya satu triliun. Owen telah melakukan pemalsuan data, dia hanya menjebakmu agar kamu mengalami kerugian."Peter melepaskan Naomi, dia duduk di sofa menyeduhkan teh, lalu berkata tanpa melihat Naomi, "Lanjutkan.""Nilai awal Vandura sudah pasti 600 miliar. Owen menyuruh orang menaikkan harganya hingga delapan triliun. Akibatnya, Pak Peter akan mengalami kerugian bersih sebanyak 6 triliun lebih. Dengan begitu, Grup Gunaida akan mengalami krisis dan itu akan menjadi kesempatan bagi Owen untuk balas dendam karena dirimu merebut proyek pembangunan kota sebelumnya."Peter minum seteguk teh dan berkata, "Berapa banyak uang yang diberikan Owe
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status