"Permisi, Pak. Ini dokumennya. Maaf, sekadar mengingatkan, meetingnya sepuluh menit lagi di ruang rapat direksi—lantai tujuh belas."Nina meletakkan dokumen yang diminta sang CEO di atas meja dengan gerakan terukur. Sikapnya tetap profesional, meski ia tahu Bara jarang menanggapi lebih dari sekadar anggukan."Ada lagi yang bisa saya bantu, Pak?" tanyanya sopan.Bara menggeleng pelan tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptopnya. "Terima kasih." Ucapannya singkat, lugas, dan dingin, seperti biasa.Nina mengangguk kecil. "Baik, Pak. Saya permisi."Saat berbalik, pandangannya jatuh pada lunch box yang masih tergeletak di meja. Isinya masih utuh. Tanpa berpikir lama, ia meraihnya, lalu memastikan meja tamu di ruangan itu tetap rapi, agar selalu siap jika ada klien atau tamu penting yang datang.Keluar dari ruangan CEO, Nina melangkah menuju meja sekretarisnya dan memencet interkom. "Tolong ke sini sebentar."Beberapa saat kemudian, seorang OB masuk.Nina menunjuk lunch box yang tergelet
Terakhir Diperbarui : 2025-02-01 Baca selengkapnya