Sambil mencengkeram perutnya, Leony perlahan-lahan bangkit dan mendekati Laura. Tangannya masih berdarah. Darah menetes di permukaan lantai."Sekarang, lepaskan gaunku." Leony mengangkat tangan untuk menyeka air mata. Darah menodai wajahnya, membuatnya terlihat agak ganas. Padahal, wajahnya sangat pucat sekarang.Leony menunduk dan menatap Laura, lalu mengulangi ucapannya lagi, "Lepaskan."Laura panik dan hendak kabur. Namun, Leony sontak meraih pergelangan tangannya dan menegur, "Jangan sentuh barang yang bukan milikmu! Kalau kamu ingin mengambil sesuatu dariku, ambil saja Andreas!"Leony tersenyum dingin. Sementara itu, Andreas yang berdiri di samping terbelalak untuk sesaat. Dia menatap ekspresi Leony yang datar, seolah-olah wanita ini benar-benar tidak punya perasaan apa pun lagi padanya, seolah-olah dia telah melepaskan hubungan tiga tahun ini."Leony," panggil Andreas dengan suara serak. Namun, Leony langsung mengedarkan tatapan suram dan tersenyum dingin."Kenapa? Kamu mau bilan
Baca selengkapnya