Semua Bab Pesugihan Kandang Bubrah: Bab 131 - Bab 140

173 Bab

131. Ritual Pengorbanan Dimulai

Di dalam hatinya, Lila merasa terombang-ambing antara cinta dan amarah. Ia ingin menyelamatkan Arif, suami yang dulu ia cintai, namun ia juga tak bisa menahan rasa sakit dan kecewa atas keputusan-keputusan yang telah membawanya ke titik ini. Ia mulai bertanya-tanya apakah segala sesuatu yang mereka jalani, semua kebahagiaan mereka hanyalah ilusi yang dibangun di atas dosa dan pengorbanan. Lila duduk di samping Arif yang terbaring lemah, matanya menatap suaminya dengan penuh kecemasan. "Arif..." suara Lila terhenti, terisak pelan. "Apa yang sudah kita lakukan? Kenapa kita harus terjerumus sejauh ini? Kenapa kamu memilih jalan ini?" Arif tidak menjawab. Wajahnya pucat, tubuhnya semakin lemah. Hanya ada keheningan yang semakin menebal di antara mereka. Lila merasa seolah berada di persimpangan jalan yang gelap dan tak ada arah. Setiap pilihan yang ia pikirkan terasa salah. Namun, ia tidak bisa mundur sekarang. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-17
Baca selengkapnya

132. Lila Mencari Pertolongan

Arif menutup matanya, berusaha mengusir suara-suara itu, namun semakin keras ia mencoba menenangkan pikirannya, semakin besar kekuatan yang menariknya ke dalam dunia gaib. Ia merasakan tangan roh-roh itu menyentuhnya, menariknya lebih dalam ke dalam dunia yang tidak nyata, dunia yang hanya dipenuhi dengan kegelapan dan keputusasaan. "Arif..." bisik suara lain, lebih lembut dan penuh penyesalan. Itu adalah suara Lila, wajahnya muncul dalam benak Arif, tampak cemas dan penuh dengan cinta. "Kau masih bisa kembali, Arif. Jangan biarkan dirimu tenggelam sepenuhnya. Kami butuh kau. Anak kita butuh kau." Namun, suara itu segera lenyap, digantikan dengan jeritan roh-roh yang mengelilinginya, yang semakin kuat dan semakin nyata. Arif terperangkap, antara dunia yang nyata dan dunia yang penuh dengan bayangan gelap. Ia merasa terpisah dari dirinya sendiri, tubuhnya terasa berat dan tak lagi sepenuhnya miliknya. Ia semakin terjebak dalam dunia yang penu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

133. Pengorbanan Terakhir Lila    

Dukun itu memandangnya dengan tatapan penuh empati, lalu memberinya sebuah kantong kecil berisi jimat dan ramuan cair dalam botol kaca kecil. “Ini untuk melindungi dirimu dan anakmu. Tapi ingat, jika kau mengganggu keseimbangan pesugihan, kutukan itu bisa berubah menjadi lebih buruk. Dan kau harus bersiap menghadapi kemarahan para roh.”Lila menggenggam kantong itu erat-erat, berterima kasih sebelum bergegas kembali ke rumah. Namun, di tengah jalan, pikirannya dipenuhi kekhawatiran. Bisakah ia benar-benar menyelamatkan Arif? Atau akankah semua ini menjadi sia-sia?Di sisi lain, warga desa yang dipimpin oleh Pak Mardi, seorang tokoh masyarakat yang dihormati, mulai berkumpul di balai desa. Suasana tegang. Warga mulai menyuarakan kemarahan mereka terhadap keluarga Mahoni.“Kita sudah cukup bersabar!” teriak salah satu warga. “Berapa banyak nyawa yang harus melayang karena mereka?”“Kematian Afifah adalah bukti bahwa keluarga Mahoni membawa petaka!” seru yang lain.Pak Mardi mencoba menen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

134. Keputusan Lila

Dengan tekad yang bulat, Lila mendekati Arif dan berlutut di depannya. “Aku tidak akan menyerahkanmu pada warga desa, Arif,” katanya pelan, matanya penuh air mata.Arif menggeleng lemah. “Lila, ini satu-satunya cara. Mereka butuh jawaban, dan aku yang harus bertanggung jawab.”“Tidak,” potong Lila. “Jika aku harus memilih antara kau dan Jatinegara, aku akan memilih untuk mengakhiri semua ini dengan caraku sendiri.”Arif menatapnya dengan bingung. “Apa maksudmu?”“Aku akan mengorbankan diriku,” jawab Lila dengan suara tegas. “Ritual pesugihan ini dimulai oleh keluargamu, dan aku akan mengakhirinya. Jika aku menyerahkan diriku, roh-roh itu mungkin akan puas dan membebaskan kita semua.”“Tidak, Lila! Aku tidak akan membiarkanmu melakukannya!” Arif mencoba bangkit, tetapi tubuhnya terlalu lemah.“Aku tidak punya pilihan lain, Arif,” kata Lila sambil menyeka air matanya. “Ini untuk Jatinegara, untuk masa depannya.”Lila mengeluarkan kantong jimat dan ramuan yang diberikan dukun, menyiapkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

135. Perdebatan Arif dan Lila

Namun, saat ia mencoba mendekat, kekuatan gaib yang tidak ia mengerti menarik tubuhnya masuk ke dalam lingkaran ritual. Lila merasa tubuhnya menjadi ringan, seperti melayang, dan bayangan-bayangan gelap mulai melingkari dirinya.Lila menatap Arif dengan mata yang dipenuhi air mata. “Apa yang kau lakukan, Arif? Kenapa aku juga terlibat?” tanyanya dengan suara bergetar.Arif menoleh ke arahnya, untuk pertama kalinya menunjukkan ekspresi terkejut. Namun, sebelum ia sempat menjawab, bayangan gelap itu semakin erat mengikat Lila, membuatnya berteriak kesakitan.“Lila, aku... aku tidak menginginkannya terjadi!” teriak Arif.Tetapi semuanya terlambat. Ritual itu telah mencapai titik klimaksnya, dan kekuatan gelap yang dipanggil oleh Arif kini menuntut lebih dari yang ia tawarkan.Kilatan cahaya merah menyilaukan memenuhi ruangan, disertai dengan suara jeritan yang tidak manusiawi. Saat semuanya berakhir, hanya tersisa keheningan yang menakutkan.Lila jatuh terkulai di lantai, sementara Arif b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

136. “Arif, tolong hentikan! Mereka akan mengambil kita semua!”

Namun, saat ia mencoba mendekat, kekuatan gaib yang tidak ia mengerti menarik tubuhnya masuk ke dalam lingkaran ritual. Lila merasa tubuhnya menjadi ringan, seperti melayang, dan bayangan-bayangan gelap mulai melingkari dirinya.Lila menatap Arif dengan mata yang dipenuhi air mata. “Apa yang kau lakukan, Arif? Kenapa aku juga terlibat?” tanyanya dengan suara bergetar.Arif menoleh ke arahnya, untuk pertama kalinya menunjukkan ekspresi terkejut. Namun, sebelum ia sempat menjawab, bayangan gelap itu semakin erat mengikat Lila, membuatnya berteriak kesakitan.“Lila, aku... aku tidak menginginkannya terjadi!” teriak Arif.Tetapi semuanya terlambat. Ritual itu telah mencapai titik klimaksnya, dan kekuatan gelap yang dipanggil oleh Arif kini menuntut lebih dari yang ia tawarkan.Kilatan cahaya merah menyilaukan memenuhi ruangan, disertai dengan suara jeritan yang tidak manusiawi. Saat semuanya berakhir, hanya tersisa keheningan yang menakutkan.Lila jatuh terkulai di lantai, sementara Arif b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

137. Kehancuran yang Tidak Terhindarkan  

Pusaran energi itu semakin kuat, dan dalam sekejap, tubuh Arif menghilang bersama roh-roh tersebut. Cahaya lingkaran ritual padam, meninggalkan ruangan dalam kegelapan total.Lila merangkak menuju tempat di mana Arif terakhir kali berdiri, tangannya menyentuh lantai dingin yang kosong. Air matanya mengalir deras saat ia menyadari bahwa Arif telah pergi, terperangkap dalam dunia gaib untuk selamanya.Namun, sebelum ia bisa memproses semuanya, sebuah suara menggelegar terdengar dari kegelapan. “Ini belum berakhir. Kalian masih bagian dari perjanjian.”Lila menoleh dengan mata penuh ketakutan, menyadari bahwa kutukan itu belum sepenuhnya selesai.Rumah Mahoni yang besar kini sunyi, seperti diselimuti aura mencekam yang tak terlihat. Lila duduk di lantai, tubuhnya gemetar di tengah sisa-sisa ritual yang baru saja menghancurkan keluarganya. Lingkaran di lantai telah pudar, hanya meninggalkan bekas samar, tetapi udara di sekitarnya masih terasa berat dan dingin.Jatinegara, yang sejak tadi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

138. Sosok Mbah Mijan dan Tawaran yang Mengerikan  

Malam itu, suasana terasa begitu mencekam. Udara di sekitar rumah Mahoni terasa berat, penuh dengan bisikan-bisikan gaib yang tidak bisa ditangkap oleh telinga manusia biasa. Lila berdiri di ambang pintu, tubuhnya bergetar. Di kejauhan, ia melihat kerumunan warga desa dengan obor dan senjata, mendekat perlahan, tetapi pasti.Di belakangnya, Jatinegara, anak laki-lakinya, meringkuk di sudut ruangan dengan wajah pucat. Bocah itu memeluk lututnya, menangis tanpa suara. Lila berjongkok di hadapannya, mencoba menenangkan."Jatinegara, dengarkan Ibu." Suara Lila bergetar, tapi penuh ketegasan. "Apa pun yang terjadi, kamu harus tetap tenang. Ibu tidak akan membiarkan mereka menyakitimu.""Iya, Bu..." Jatinegara memandang ibunya dengan mata yang basah.Lila menarik napas dalam-dalam, menahan air matanya agar tidak tumpah. Ia menggenggam bahu putranya dengan erat, mencoba menyalurkan keberanian yang nyaris hilang.Ketukan keras tiba-tiba terdengar di pintu, membuat keduanya terlonjak. Lila men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya

139. Penyerangan Warga Desa

”Mereka sudah sampai,” gumam Lila ketakutan. Sedangkan Mbah Mijan seketika menghilang bersama dengan suara warga yang mendekat.Suara kayu pintu yang didobrak bergema di dalam rumah Mahoni. Warga desa menyerbu masuk dengan amarah yang meluap, membawa obor, golok, dan kayu yang mereka ayunkan ke segala arah. Suasana berubah menjadi kekacauan dalam hitungan detik. Perabotan di ruang tamu hancur berantakan, dan simbol-simbol ritual yang ada di rumah itu menjadi sasaran pertama.“Ini bukti! Mereka melakukan pesugihan!” teriak salah satu warga sambil menunjuk lingkaran ritual di tengah ruangan.“Akhiri keluarga ini! Mereka telah menghancurkan hidup kita!” seru yang lain, membakar amarah massa lebih jauh.Lila berdiri mematung, memeluk Jatinegara yang kini menangis ketakutan di pelukannya. Mbah Mijan entah bagaimana menghilang di tengah kekacauan itu, meninggalkan Lila dan Jatinegara menghadapi amukan massa seorang diri.“Dengarkan aku!” Lila berteriak, mencoba menjangkau akal sehat warga. “
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya

140. Munculnya Solusi yang Mengerikan

Dari balik bayang-bayang, Mbah Mijan melangkah maju, senyum tipis yang menyeramkan terukir di wajahnya.“Lila, waktumu tidak banyak,” katanya dengan suara yang terdengar seperti bisikan bercampur desis ular. “Kau bisa mengakhiri semua ini. Tapi, untuk itu, Jatinegara harus menjadi tumbal terakhir.”Lila menatap Mbah Mijan dengan mata membelalak. “Tidak! Aku tidak akan menyerahkan anakku! Kau gila!” serunya dengan penuh ketegasan, meskipun tubuhnya gemetar ketakutan.Mbah Mijan tertawa kecil, tetapi ada kegelapan di matanya. “Kalau begitu, pilih jalan lain. Tapi ingat, semakin lama kau menunda, kutukan ini akan merenggut nyawa Jatinegara secara perlahan, sampai tidak ada yang tersisa. Apa kau siap melihatnya menderita?”Lila memeluk Jatinegara yang tubuhnya semakin dingin. Pola-pola gaib di kulit anaknya semakin menyala, seakan-akan menjadi tanda bahwa waktunya hampir habis.“Tidak ada cara lain?” Lila bertanya dengan suara bergetar. Air mata mengalir di pipinya, mencerminkan rasa putu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
18
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status