All Chapters of Penjara Dendam Suami Konglomerat: Chapter 41 - Chapter 50

85 Chapters

Bunga Anyelir

Nicholas menghentikan mobilnya tepat di depan sebuah toko bunga. Pria itu berjalan keluar seraya mengamati bunga-bunga segar yang berjejer di sepanjang toko.“Selamat sore, Tuan Nicholas. Sudah lama tidak ke sini?” Penjaga toko itu menyapa ramah ketika menyadari kedatangan Nicholas.“Hm. Aku sangat sibuk akhir-akhir ini. Karin ada?”“Ada, Tuan. Nona Karin sedang ada di dalam. Masuk saja.”Nicholas mengangguk, lalu segera berjalan masuk ke dalam toko bunga itu setelah mendapat persetujuan.“Hai, Kak Nicholas.” Seorang wanita bernama Karin langsung menyapa kedatangan Nicholas.Karin adalah adik Julian. Dan itu berarti wanita itu juga merupakan sepupu Nicholas.Pria itu hanya bergumam, berdiri di samping Karin yang tampak sibuk menata sebuket bunga mawar putih.“Pesanan untuk siapa?” Tanya Nicholas.“Salah satu temanku. Dia ingin memberikan ini kepada kekasihnya,” jawab Karin.“Jaman sekarang masih ada ya yang menghadiahi kekasihnya dengan sebuket bunga?”Karin memutar bola mata. “Ayolah
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Tidak Butuh Anjing Penjaga

Hari ini adalah hari ke sepuluh Aleeta di rawat di rumah sakit. Kondisinya juga sudah sepenuhnya membaik di bandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Seperti biasa, hanya Lukas yang rutin berkunjung, selain pria itu, tidak ada yang berkunjung. Ah, Aleeta hampir melupakan Karina. Iya, ibu Nicholas juga mengunjunginya, sekali, seingat Aleeta. Karena setelah hari itu Ibu Nicholas sudah tidak pernah mengunjunginya lagi. Sedangkan Nicholas? Entahlah. Aleeta tidak tahu. Pria yang menjadi alasan Aleeta untuk bunuh diri itu tidak pernah penampakan dirinya di rumah sakit. Dan Aleeta merasa lega karena pria itu tidak datang.“Kapan aku boleh pulang?” Tanya Aleeta ketika Lukas sedang mengambilkan minum untuknya.Pria itu baru saja selesai menemani Aleeta makan siang.“Besok,” ujar Lukas menyerahkan secangkir minuman kepada Aleeta.“Besok?”“Ya. Nicholas yang akan menjemputmu besok.”Gerakan Aleeta yang hendak meneguk a
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Kembali Pulang Ke Rumah Nicholas

Setelah hampir dua minggu lamanya Aleeta di rawat di rumah sakit, Nicholas akhirnya datang menemuinya. Hanya pria itu sendiri yang datang secara khusus untuk menjemputnya.Tidak ada yang berubah sedikitpun dari pria itu. Dia tetaplah Nicholas yang dingin dengan tatapan penuh kebencian terhadap Aleeta. Lalu, apa Aleeta peduli? Tidak. Bagi Aleeta semua itu sudah menjadi hal yang biasa baginya.Aleeta duduk di tepi ranjang, dengan sebelah kaki yang di gips. Aleeta hanya diam ketika Nicholas menyuruh seorang perawat membawakan sebuah kursi roda, lalu perawat itu membantu Aleeta duduk di atasnya. Perawat itu juga yang mendorong kursi roda Aleeta hingga ke lobi utama. Sebuah mobil sudah menunggu di sana. Perawat itu tampak kesulitan membantu Aleeta masuk ke dalam mobil, sementara Nicholas memasukkan kursi roda ke dalam bagasi. Kemudian, mobil itu melaju.“Apa kamu masih ingin bunuh diri lagi?” Nicholas bertanya datar.Pria itu duduk
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Permainan Lukas

Nicholas berhenti melangkah ketika melihat Julian berdiri di samping mobilnya. Tampaknya pria itu memang sengaja menunggu kedatangan Nicholas.“Kamu sudah ingin pulang?” Julian bertanya dengan sebelah alis terangkat.“Menurutmu?” Balas Nicholas datar.“Begini, Nich ...” Julian mendekati Nicholas, lalu merangkul bahu saudaranya. “Aku tahu saat ini istrimu sedang sakit.”Nicholas mendengus mendengar kalimat tersebut.“Dia pasti membutuhkanmu dan kamu pasti juga ingin menemaninya,” ujar Julian dramatis. “Tapi ... Aku nggak bisa menunda untuk mengajakmu datang ke Klub Daniel malam ini. Dia baru saja membuka klub baru, dan dia mengundang kita untuk berpesta.”“Daniel?” Nicholas menatap Julian.“Ya. Tapi kalau kamu nggak bisa juga nggak masalah. Aku akan bilang—““Ayo kita datang,” sahut Nicholas cepat.“Tapi kamu ...” Julian meringis ketika Nicholas memicing ke arahnya. “Baiklah-baiklah. Ay
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Yang Kuperlukan Hanya Tubuhmu

“N-Nicho? Apa yang kamu lakukan?” “Menurutmu apa lagi?” Nicholas membuka pakaiannya, kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Mengabaikan Aleeta yang tampak begitu terkejut dengan kehadirannya. Sementara Aleeta hanya bisa diam menatap pintu kamar mandi yang telah tertutup. Tubuhnya tiba-tiba terasa begitu dingin. Aleeta yakin, pria itu tentu tidak ingin kehilangan kesempatannya setelah hampir dua minggu ini membiarkan Aleeta menikmati kebebasannya seorang diri di rumah sakit. Pria itu pasti ingin kembali memerkosanya, menyakitinya dan memaksanya.Aleeta menjerit dalam hati. Ia sudah sangat lelah. Sudah cukup rasanya.Aleeta mengerjap ketika melihat knop pintu kamar mandi bergerak. Sebentar lagi Nicholas pasti akan keluar dari sana. Aleeta begitu panik. Ia harus melakukan sesuatu. Tapi apa? Untuk berdiri sendiri saja rasanya begitu sulit. Aleeta semakin panik saat pintu kamar mandi itu terbuka secara perlahan.Dengan cepat Aleeta b
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Johan Ingin Sekali Menolong Aleeta

Keesokan harinya, Aleeta terbangun seorang diri di dalam kamarnya. Pria bernama Nicholas itu sudah tidak ada, bahkan pakaian pria itu juga sudah tidak ada. Aleeta sedikit mendesah lega, karena setidaknya apa yang ia harapkan semalam bisa terkabul pagi ini. Aleeta harus segera bangun sebelum Mary masuk ke kamarnya, dan melihat kondisinya yang begitu kacau. Aleeta tidak memakai pakaian apapun, karena gaun tidurnya semalam sudah di rusak oleh Nicholas. Aleeta mencoba bangkit, meraih jubah tidur yang tersampir di ranjangnya. Tanpa Aleeta tahu kalau jubah tidur itu yang di pakai Nicholas semalam. Mary muncul dari balik pintu, setelah Aleeta berhasil memakai jubah tidur, menutupi leher dan juga tubuhnya yang terdapat beberapa tanda merah yang di buat oleh Nicholas. “Anda sudah bangun rupanya.” Mary mendekat seraya tersenyum. “Nona ingin mandi sekarang?” “Ya. Sekarang saja,” sahut Aleeta cepat. “Baiklah. Mari s
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Hukuman Untuk Aleeta

Nicholas menatap Mary yang baru saja memasuki dapur. Tidak seperti biasanya wanita itu pergi sebelum menyiapkan apapun untuk Nicholas. Meskipun makanan sudah tersedia di atas meja. Tapi biasanya Mary pasti akan tetap berada di sana untuk melayani keperluan Nicholas.“Maaf, Tuan. Sudah membuat Anda menunggu lama,” ujar Mary penuh penyesalan.“Hm. Aku juga baru saja duduk,” sahut Nicholas datar.Mary segera menyiapkan minuman untuk Nicholas. Seperti biasa, setiap pagi pria itu pasti akan meminum secangkir kopi hitam sebelum berangkat bekerja. “Silakan, Tuan.” Mary meletakkan cangkir kopi Nicholas tepat di sebelah tangan pria tersebut.“Dimana wanita itu?”Mary menoleh ketika mendengar pertanyaan tersebut. “Maksud Anda, Nona Aleeta?” Tanyanya. Namun, Nicholas tidak menjawab. Pria itu hanya diam seraya menyesap kopinya. “Nona sedang berganti pakaian, Tuan. Saya baru saja membantunya mandi,” imbuh Mary.“Bukank
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Bahkan Binatang Bisa Bersikap Lebih baik

“Jangan terlalu berisik. Aku takut jika temanmu akan semakin panik ketika mendengar suaramu,” ujar Nicholas seraya mencengkeram erat rahang Aleeta.Aleeta menggeleng dengan mata yang mulai berair.“Aku mohon, pergilah,” lirih Aleeta. Ia meringis ketika Nicholas mulai meremas rahangnya. Aleeta yakin, dalam sekali sentak pria itu bisa meremukkan rahangnya.“Bagus. Teruslah memohon supaya temanmu itu bisa mendengarnya.” Kata Nicholas sembari tertawa.“Nicho, aku mohon—Nicho!” Aleeta menjerit ketika Nicholas langsung mengangkat tubuhnya dari kursi roda begitu saja. “Lepaskan aku!”“Ya. Teruslah berteriak.”“Aku mohon. Lepaskan aku!” Aleeta berteriak sembari meronta dalam gendongan Nicholas.Tapi Nicholas tampak tidak peduli. Ia terus menggendong Aleeta, dan masuk ke dalam kamar wanita itu. Begitu sampai, Nicholas langsung melempar tubuh Aleeta ke atas ranjang, sementara ia menutup pintu dengan cara menendangnya
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

Kabar Tentang Sonya

Johan yang mendengar Aleeta berteriak di seberang telepon seketika menjadi panik. Ia yakin, pria itu pasti ingin menyakiti Aleeta. “Jangan sentuh Aleeta, berengsek!” Teriaknya sembari menatap telepon yang ia genggam.Tidak ada sahutan. Yang ia dengar hanya suara Aleeta yang sedang mencoba memohon di seberang sana.“Sialan! Kamu lihat saja aku pasti benar-benar akan membunuhmu!” Johan kembali berteriak lalu membanting ponsel genggamnya ke atas lantai.Pria itu jatuh terduduk ke atas lantai. Kedua tangannya menjambak rambutnya kuat-kuat. “Arrgghh!” Teriak Johan.Ia ingin menolong Aleeta, tapi ia tidak bisa. Ia ingat, setakut apa suara Aleeta tadi. Ketika wanita itu memohon ampun pada pria bernama Nicholas. Johan ingin sekali menolongnya. Tapi apa kenyataannya? Ia justru hanya bisa diam di rumahnya, tanpa tahu harus menolong Aleeta dengan cara apa.“Jo, tumben kamu ...” Thomas tidak jadi melanjutkan kalimatn
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

Nicholas Tidak Pulang Semalam

“Mari saya antar ke rumah sakit, Nona.” Kata Mary setelah ia memastikan bahwa Nicholas sudah benar-benar berangkat bekerja.Mary segera mendorong kursi roda Aleeta keluar kamar. Sementara Aleeta hanya duduk lemah di atasnya.Aleeta benar-benar sudah kehilangan tenaga. Di tambah dengan rasa sakit di kaki kirinya yang sejak tadi tak kunjung hilang.“Mary.”“Ya, Nona.”“Apa Nicho benar-benar sudah pergi?” Tanya Aleeta dengan suara lemah. “Sudah, Nona. Tuan Nicholas sudah berangkat bekerja,” jawab Mary seraya membuka pintu rumahnya. Kemudian kembali mendorong kursi roda Aleeta.Saat sudah sampai di depan gerbang rumah Nicholas. Mary berhenti dan memanggil Steven yang tengah berjaga di pos jaga.“Ada apa?” Pria bernama Steven itu keluar seorang diri. Karena Mark sedang di beri tugas lain oleh Nicholas.“Tolong antar kami ke rumah sakit. Kaki Nona Aleeta kembali terluka.” Kata Mary.
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status