Semua Bab Disia-siakan Suami, Diratukan Mantan Terindah: Bab 11 - Bab 20

43 Bab

Bab 11. Kegaduhan

Hadi menggenggam erat ponsel di tangannya. Rasa amarah menginvasinya setelah mendengar teriakan dan makian pada putrinya. Sedangkan Ratna menutup mulut tidak percaya. Sungguh, sebagai ibu ia sakit mendengar putrinya mendapar teriakan seperti tadi. "Gita? Pa, Gita, Pa," isak Ratna membuat hati Hadi tercubit melihat istrinya menangis. "Kita ke rumahnya sekarang, Ma," ucap Hadi tegas menggandeng tangan istrinya. Ya, mereka tak akan mau menunda lagi. Biar saja Gita salah memilih suami, tapi sekarang ini tugasnya adalah melindungi putrinya. Sebelumnya Hadi sudah pernah mencari tahu rumah Abimana. Bahkan sudah tahu latar belakang keluarganya. Abimana adalah putra semata wayang dari Danu Sasongko. Dimana ia adalah teman bisnisnya dulu. Namun jadi pengkhianat karena telah mencuri apa yang seharusnya menjadi miliknya. Untuk itulah, Hadi melarang Gita menikah dengan Abimana. Salahnya yang tak mengatakan alasannya pada putrinya itu. Kini, nasi sudah menjadi bubur. Hadi dan Ratna sampai di d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

Bab 12. Di Restoran

Abimana menggeram marah ketika melihat cctv di rumahnya lewat ponsel. Lebih marah lagi ketika melihat Gita dibawa pergi oleh kedua orang tuanya. "Sial! Kenapa jadi begini, sih!" geram Abimana kesal. Ia segera bersiap-siap hendak pulang ke rumahnya. "Mau kemana?" tanya Sandra heran melihat suaminya sibuk dan mulai merapikan diri. "Kita harus pulang sekarang, Sayang. Di rumah ada masalah. Dan aku harus segera pergi," ujar Abimana sudah siap memakain pakaiannya. "Gita lagi?" tanya Sandra dengan nada kesal. Abimana tahu, akhir-akhir ini istri keduanya itu selalu merajuk ketika membahas soal Gita. Ya, bagaimanapun Gita juga istrinya, meskipun Sandra lebih menggoda dan bergelimang harta. Untuk itu Abimana harus hati-hati menjaga perasaan Sandra. Atau kalau tidak, perjanjian untuk membantu perusahaan ayahnya akan lenyap begitu saja. "Sayang. Untuk saat ini, aku gak bisa lepas tangan begitu saja tentang Gita. Aku gak mau dia curiga kalau aku terlalu lama meninggalkan dia. Jadi aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Bab 13. Janji

"Jangan pikir anda ini istimewa ya. Justru anda memang tidak pantas dengan wanita manapun!" Sandra mulai meninggikan suara. ia kesal dengan ucapan Devan yang merendahkannya. Usut punya usut, dulu Sandra sudah jatuh hati pada pebisnis bernama Devandra El Barra. Bahkan ia langsung setuju, saat Mamanya menjodohkan dengannya. Namun Devan adalah Devan, menolak segala macam jenis wanita yang dikenalkan oleh ibunya. Aldo tersedak makanannya mendengar ucapan Sandra. Pedas pula yang dirasa, tapi tak tahan juga untuk tidak tertawa dengan apa yang didengarnya. Aldo segera meminum segelas air dan berdiri demi membalas ucapan yang merendahkan bos nya itu. "What?! Tidak pantas dengan wanita manapun?" Aldo tersenyum remeh menatap lawan bicaranya. Lalu kembali bicara setelah merubah wajah seriusnya, "Anda ingat pernah memberi saya uang hanya untuk menjauhkan partner bisnis Pak Devan yang sedang ada proyek saat itu? Bahkan anda cemburu buta pada setiap wanita yang dekat dengan Pak Devan. S
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Bab 14. Pindah

Bruk! "Sudah aku bilang, kan! Jangan pernah keluar dari rumah tanpa seizinku!" Gita meringis pedih saat tubuhnya terjatuh di atas ranjang. Lebih tepatnya didorong hingga jatuh oleh Abimana. "Dan lagi! Jangan pernah menampakkan kesedihan di depan orang tuamu! Kamu itu udah jadi istri aku! Jangan mentang-mentang papa dan mama kamu udah nerima pernikahan kita, kamu jadi gampang buat mengadu apapun sama mereka!" ancam Abimana membuat Gita hanya terdiam tak percaya. "Mas aku gak ...." "Ingat! Jaga marwah suamimu! Jangan sampai mengumbar aib kemana-mana! DAN JANGAN PERNAH BERTEMU MEREKA TANPA SEIJINKU!" teriak Abimana yang sudah menahan emosi sejak kemarin. Gita menutup telinganya, merasa penging mendengar kemarahan Abimana padanya. Sakit hatinya menerima kemarahan Abimana padanya. Kenapa dan mengapa suaminya berubah bahkan berbanding terbalik dari yang dulu ia kenal? Benarkah hubungannya dulu dengan Abimana sebatas memanfaatkan dirinya saja? Benarkah tak ada setitik pun ras
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 15. Gila! Ini benar-benar gila!

"Pindah? Abi, Mama mohon. Mama gak akan berulah lagi, yang penting kamu di rumah ya?" pinta Sekar pada Abimana. Namun Abimana hanya mendengus kasar. "Gita. Mama tahu Mama salah. Mama minta maaf, Mama gak akan berbuat seperti itu lagi sama kamu. Jadi kalian jangan pergi ya. Kalau kalian pergi, rumah ini sepi," ucap Sekar memelas yang dibuat. Sedang Gita hanya menunduk. Ia bukan pemberi keputusan di sini. Namun, sebenarnya Gita merasa senang jika pergi dari rumah ini. "Kami akan tetap pindah dari sini, Ma, Pa. Sampai jumpa lagi." Abimana menarik tangan Gita. Dengan langkah cepat ia segera pergi dari sana menuju Apartemen. "Maaf," lirih Abimana di tengah perjalanan ke apartemen. Gita tersenyum miris mendengar kalimat itu. "Kenapa, Mas? Kenapa kamu berubah?" "Maaf, Beb. Aku hanya emosi melihat kamu pergi dari rumah. Aku cuma takut kamu pergi ninggalin aku saat aku lagi perjalanan bisnis kemarin." Abimana menghentikan mobilnya guna menjelaskan pada Gita. Entah kenapa ia merasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 16. Sepi dan teman baru

Mencintai bertemankan sepi. Mungkin akan jadi hal yang sangat biasa dilalui. Sepanjang siang hingga malam yang kelam, bersahabatkan bulan nan bintang yang terhampar di angkasa. Sunyi, sepi, ilusi dan mimpi. Mana yang akan kekal menemani? Gita melihat sekeliling apartemen suaminya, sepi. Tak ada siapapun juga. Ia yakin, tadi masih mendengar suara suaminya. Namun, rupanya ia hanya sendiri. "Mas, kamu kemana?" Gita sudah mencari di dalam kamar mandi pun tak ada. Bahkan ia membuka pintu dan keluar dari sana, lorong apartemen-pun hening. Gita mengusap kedua lengannya yang dingin. Sedingin perasaannya sekarang yang diselimuti kecewa. Sedang Abimana sudah pergi bersama Sandra. Membawa jauh wanita yang tengah hamil itu agar tak menjadi bumerang untuk hidupnya. Ia tak akan membiarkan Gita tahu untuk saat ini. Tujuannya belum tercapai, dan Gita- pun tak boleh menghilang. "Nanti, jika a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya

Bab 17. Kehangatan keluarga Sasmito

"Gita?!" "Abang?" Gita terperanjat berdiri ketika melihat sang kakak ada di depannya. "Bang Gibran!" isak Gita yang kemudian Gibran rengkuh dalam pelukannya. kepulangannya ke Indonesia memang sempat mundur beberapa waktu karena masih sibuk soal pekerjaan. Namun, akhirnya ia bisa bernapas lega saat setelah bertemu sang adik di sini dalam keadaan baik-baik saja. "Kamu apa kabar, Dek? Abang khawatir denger kabar soal kamu," ucap Gibran memandang sang adik sembari mebghapus air mata adik kecilnya itu. "Aku baik-baik aja, Bang. Kenapa Abang lama banget gak pulang?" rengek Gita manja masih dengan kebiasaannya dulu. Gibran tersenyum senang melihat tingkah adik kesayangannya itu. Lega sungguh luar biasa mendengar suaranya saja. "Abang kan orang paling sibuk di dunia. Makanya gak bisa sembarangan pulang. Apalagi cuma buat liat anak jelek yang cengeng kek kamu," canda Gibran yang mendapat pukulan di lengannya. "Aduh! Baru pulang kok sambutannya geplakan gini, Dek?" sahut Gibr
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya

Bab 18. Kesempatan bagus

Secerah langit biru di pagi ini. Senyum merekah tak pernah luntur dari wajah Gita. Setelah menginap dua malam di rumah orang tuanya, kini Gita kembali ke apartemen dengan menenteng banyak bawaan dari orang tuanya serta oleh-oleh dari sang kakak. "Mbak Gita? Abis borong?" tanya Dena saat keluar dari apartemennya. Gadis cantik itu sudah bersiap untuk berangkat kerja. "Dena? Mau berangkat? Gak borong, cuma kemarin abis nginep di rumah Mama Papa.""Oh, pantesan kok sepi. Kirain kemana. Ya udah, Mbak. Aku berangkat dulu ya. Mau cari sarapan," pamit Dena melambaikan tangan pada Gita. Saat Gadis itu melangkah menjauh, Gita memanggilnya. "Dena? Apa lowongan itu masih ada?" tanya Gita ragu. Dena terkejut dengan segera berbalik badan. Berlari kecil menghampiri Gita dengan semangat. "Masih! Mbak, jadi mau lamar?""Sepertinya, gak ada salahnya mencoba, kan?" ucap Gita dan diangguki antusias oleh Dena. "Bener, Mbak. Ga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

Bab 19. Kecurigaan yang benar

Jantung Gita berdegup kencang setelah menerima telpon dari sang suami. Untung saja saat wawancara tadi, kepala bagian personalia mengatakan besok baru mendapat info hasil wawancaranya. Setelah pamit pada Dena, Gita buru-buru pulang ke apartemen. Ia takut, jika suaminya pulang hari ini, lalu membuat Gita urung bekerja jika benar diterima nantinya. "Mas? Kamu udah pulang?" tanya Gita setelah memasuki apartemennya. Namun, mencari ke sudut manapun apartemennya masih sepi. Gita merogoh ponsel di dalam tas dan memanggil suaminya. Tidak diangkat. Gita mendengus kasar. Apa maksud suaminya itu, tiba-tiba menelpon suruh pulang, tapi tidak ada penjelasan apapun. Bahkan pulang pun tidak. "Gak jadi. Apa yang aku cari sudah ada." Balasan Abimana pun semakin membuat Gita kesal. Sedangkan yang sebenarnya terjadi adalah, hape Abimana di pegang oleh Sandra. Dan sebenarnya pula, Abimana tidak ke luar kota. Masih dalam lingkup tempat tinggal yang sama. Hanya saja Abimana tinggal di rumah Sandra dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Bab 20. Saya sudah menikah

Devan berjalan kesana kemari tiada henti. Aldo sampai pusing melihatnya. Perkara Gita pingsan setelah bertemu mata dengan Devan jauh lebih mengerikan daripada mengumpati pekerjaan yang tidak ada habisnya. "Gita gak apa-apa, Bos. Bahkan Dokter pun sudah bilang tidak apa-apa. Dia hanya terkejut saja." Aldo sudah mengatakan hal itu berulang kali. Namun, sialnya Gita juga belum bangun dari lima belas menit yang lalu. Membuat Aldo semakin kesal melihat sikap Devan yang sedikit berlebihan. "Mana mungkin aku bisa tenang. Kalau ada apa-apa sama Gita, gimana?" sahut Devan. Pria itu terus memandangi Gita yang terbaring di sofa milik Devan yang berada di ruangannya. Padahal, ada meeting penting, tapi Devan mundurkan jadwalnya. Dan untung saja kliennya mengerti."Gak akan kenapa-kenapa, Bos. Gita mungkin cuma lelah aja.""Mbak, Gita?!" Sebuah seruan yang datang tanpa permisi itu mengalihkan pandangan Aldo dan Devan. Itu Dena yang segera berlari setelah mendengar kabar dari Pak Toni, yang meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status