"Berhenti panggil aku, Pak, saat kita berdua," tekan Devan sekali lagi. Gita membuang muka, menghindar bertatap mata dengan Devan. "Ini di kantor, Pak Devan.""Aku bilang jangan panggil aku seperti itu, Anin!" "Lalu aku harus gimana, Dev! Kenapa kamu maksa! Aku udah bilang kita udah usai! Kenapa kamu masih maksa aku, Dev! Aku capek! Aku benci!" Gita frustasi dengan desakan terus menerus dari Devan. Sungguh, ia tak mau lagi berurusan dengan masalah baru. Masalahnya saja sudah pelik. Ia benci harus merasakan perasaan yang berantakan lagi. Ya, memang berantakan. Mau dikata apalagi memang?Lift terbuka, Gita segera keluar dari sana. Namun, lebih dulu Devan yang menarik kembali tangan Gita. Kembali masuk ke dalam lift dan membawa Gita keluar dari kantor. "Kamu mau apa, Dev!" "Aku ingin bicara empat mata denganmu.""Ini masih jam kerja, Dev!""Lihat! Ini sudah jam makan siang." Devan menunjukkan arloji di tangannya. Membuat Gita terdiam dan tak mau berdebat lagi. Devan menggandeng tang
Last Updated : 2024-12-11 Read more