Lahat ng Kabanata ng Hasrat Terlarang Sang Bodyguard: Kabanata 81 - Kabanata 90

96 Kabanata

Bab 81

Perasaan tidak enak mulai menyelimuti dada Liam saat mendengar suara gaduh dari lantai bawah. Jantungnya berdebar lebih cepat, seakan memberi pertanda buruk yang akan segera terjadi. Dengan langkah hati-hati, ia berjalan ke arah pintu kamar, menempelkan telinga di sana untuk mendengar lebih jelas. "Liam! Turun sekarang!" suara ibunya, Widuri, terdengar tegas dan tajam. Liam menelan ludah. Napasnya mulai berat saat ia membuka pintu dan berjalan menuruni tangga. Begitu sampai di ruang tamu, ia melihat beberapa petugas polisi berdiri di sana. Salah satu dari mereka sedang berbicara dengan Widuri yang tampak marah dan bersikeras membela anaknya. "Ada apa ini?" suara Liam terdengar lebih bergetar dari yang ia harapkan. Padahal ia mencoba untuk setenang mungkin.Salah satu polisi menoleh ke arahnya, sorot matanya tajam dan penuh ketegasan. "Saudara Liam, kami datang untuk meminta keterangan Anda terkait kecelakaan yang terjadi beberapa waktu." Liam membeku. Dunia seakan berhenti be
last updateHuling Na-update : 2025-03-28
Magbasa pa

Bab 82

“Ini mobil Anda, bukan?”Liam melihat foto itu. Jelas-jelas mobilnya terekam dalam kondisi melaju kencang sebelum akhirnya menabrak mobil lain dari arah berlawanan. Lalu ada foto lain—mobil korban yang ringsek, bercak darah di aspal, dan bayangan seseorang yang tergeletak. Liam mengalihkan pandangannya, rahangnya mengatup rapat. "Saudara Liam!" polisi yang pertama berbicara kembali. "Kami tahu Anda ada di sana. Pertanyaannya, kenapa Anda pergi setelah kecelakaan terjadi?" Liam tetap diam. “Saudara Liam, ini bisa jadi lebih buruk bagi Anda kalau tetap bungkam.”Liam mengembuskan napas panjang. “Saya panik. Saya takut sekali waktu itu. Dan— dan yang saya pikirkan hanyalah kabur dari sana."Polisi saling bertukar pandang. “Panik? Itu alasan Anda meninggalkan korban?”"Saya gak tahu harus ngapain! Saya cuma… saya cuma berpikir kalau saya tetap di sana, semuanya bakal lebih buruk."Polisi menatapnya dengan ekspresi penuh penilaian. "Anda tahu korban masih hidup saat Anda meninggalka
last updateHuling Na-update : 2025-03-30
Magbasa pa

Bab 83

Keesokan harinya, Widuri dan pengacara mendatangi rumah keluarga korban. Mereka tiba di sebuah rumah berlantai dua tak jauh dari pusat kota. Widuri bisa merasakan jantungnya berdetak lebih cepat saat ia turun dari mobil."Anda siap?" tanya pengacara sebelum mereka mengetuk pintu.Widuri mengangguk, meskipun kenyataannya ia jauh dari siap.Pintu terbuka, menampilkan seorang wanita paruh baya dengan wajah lelah dan mata sembab. Dari kemiripannya dengan salah satu korban dalam laporan yang Widuri baca, ia tahu bahwa ini pasti ibu salah satu korban."Ada apa ya?" tanya wanita itu dengan suara serak. "Kalian ini siapa?" Wanita itu memperhatikan Widuri dan sang pengacara secara bergantian. Dilihat dari penampilan mereka, wanita tersebut bisa tau jika mereka bukan orang sembarangan.Pengacara memperkenalkan diri dan Widuri, lalu dengan hati-hati menjelaskan maksud kedatangan mereka. Saat nama Liam disebut, mata wanita itu langsung memerah. "Jadi, kalian datang untuk menyuap saya agar memb
last updateHuling Na-update : 2025-03-31
Magbasa pa

Bab 84

Dewi merasa dunia seakan menutup rapat-rapat jalan keluarnya. Haruskah ia menerima tawaran Widuri? Tidak! Wanita itu menolak mentah-mentah permintaan mereka. Ia tidak akan membiarkan Liam lolos begitu saja! Tapi… bagaimana dengan kondisi ini? Air mata mulai menetes di pipinya. “Apa tidak ada cara lain, Dok? Saya akan berusaha mengumpulkan uang, tapi saya butuh waktu…” Dokter menatapnya dengan empati. “Kami akan menunggu sebisa kami, Bu Dewi. Tapi tolong pertimbangkan semua kemungkinan. Jika ada saudara atau pihak lain yang bisa membantu, jangan ragu untuk menghubungi mereka.” Dewi hanya bisa mengangguk. Langkahnya terasa gontai saat ia keluar dari ruangan itu. Pikirannya dipenuhi oleh satu pertanyaan besar—apa yang harus ia lakukan sekarang?Dewi menghela napas berat, langkahnya terasa lebih berat dari sebelumnya. Pikirannya masih dipenuhi kata-kata dokter tentang biaya yang semakin membengkak. Ia menggenggam tangannya
last updateHuling Na-update : 2025-04-01
Magbasa pa

Bab 85

Dewi mengepalkan tangannya, berusaha menahan emosinya. "Kenapa kamu kabur malam itu?" Liam mengalihkan pandangannya ke bawah. Ia membuka mulutnya, tapi butuh beberapa detik sebelum akhirnya bisa berbicara. "Saya panik. Saya takut. Saya tidak tahu harus melakukan apa..." "Takut?" suara Dewi meninggi. "Takut? Kamu pikir mereka tidak takut saat nyawa mereka melayang karena ulahmu? Kamu pikir keponakanku tidak ketakutan saat terjebak di dalam mobil dengan tubuh penuh luka? Kamu pikir aku tidak takut setiap kali dokter bilang dia mungkin tidak akan pernah bangun?" Liam menutup matanya erat-erat. Rahangnya mengeras, seolah menahan sesuatu yang ingin keluar. "Saya menyesal," bisiknya. "Saya tahu itu tidak cukup, tapi saya benar-benar menyesal." Dewi menggeleng. "Penyesalan kamu tidak akan menghidupkan mereka kembali."* Liam menggigit bibirnya, matanya memerah. " Saya tau." Keheningan
last updateHuling Na-update : 2025-04-02
Magbasa pa

Bab 86

Jika ia harus pergi lebih cepat, siapa yang akan menjaga Nayya? Siapa yang akan memastikan keponakannya tidak merasa sendirian di dunia ini? Ia menggeleng, menolak membiarkan pikirannya terlalu jauh. "Tante cuma ingin seseorang yang bisa menjaga kamu dengan baik," bisiknya. "Dan tante harap... dia bisa melakukan itu untuk kamu." Suara langkah kaki terdengar di balik pintu, menghentikan monolog Dewi. Ia mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah pintu, di mana seseorang berdiri ragu-ragu. Liam. Dewi menatap pemuda itu lama, membaca ekspresinya yang terlihat penuh keraguan. Ada sesuatu di matanya—penyesalan, kebingungan, dan mungkin sedikit ketakutan. Liam yang ditemani oleh salah satu petugas kepolisian dan sang pengacara, akhirnya melangkah masuk dengan canggung, lalu berhenti di ujung tempat tidur Nayya. Pandangannya terarah pada gadis yang terbaring tak berdaya di hadapannya. Dewi menghela napas dalam, lalu berbicara tanpa menatap Liam. "Kamu datang ternyata." Liam men
last updateHuling Na-update : 2025-04-03
Magbasa pa

Bab 87

"Tante... siapa?" Jantung Dewi seperti berhenti berdetak. Air mata langsung menggenang di matanya saat ia meraih wajah Nayya dengan kedua tangannya. "Nayya, kamu gak ingat Tante? Kamu gak ingat siapa aku?" Gadis itu semakin bingung, napasnya tersengal. "Aku... aku gak tahu..." Dewi menoleh cepat ke arah dokter yang baru masuk, wajahnya dipenuhi kecemasan. "Dok, kenapa dia begini? Kenapa dia gak ingat aku?" Dokter menarik napas panjang sebelum berbicara. "Bu Dewi, kami sudah memprediksi ini. Berdasarkan hasil pemeriksaan, ada kemungkinan besar Nayya mengalami amnesia akibat trauma otak yang ia alami dalam kecelakaan itu. Amnesia. Dewi merasa kepalanya berputar. "Jadi... dia gak ingat apa pun?" suaranya terdengar bergetar. Dokter mengangguk. "Hilang ingatan total. Dia bahkan mungkin tidak ingat siapa dirinya sendiri." Dewi langsung menatap Nayya lagi, hatinya mencelos melihat betapa kosongnya ekspresi gadis itu. "Nayya..." bisiknya, suaranya nyaris tidak terdengar.
last updateHuling Na-update : 2025-04-04
Magbasa pa

Bab 88

Liam duduk di sofa kecil di dekat ranjang, menatap Nayya yang sedang tertidur. Gadis itu masih terlihat lemah, meskipun kondisinya jauh lebih baik dibandingkan saat pertama kali sadar dari koma. Nafasnya tenang, dadanya naik turun perlahan di bawah selimut putih yang menutupi tubuhnya. Sudah beberapa bulan berlalu, dan sejak saat itu, Liam hampir tidak pernah meninggalkan Nayya. Ia yang menggantikan perban luka di lengannya, membantunya berjalan saat fisioterapi, dan menyuapinya saat Nayya masih terlalu lemah untuk makan sendiri. Setiap hari, tugas Liam adalah menjaga dan merawat gadis itu. Seperti pagi tadi— "Pelan-pelan, Nay." Liam berdiri di sampingnya, satu tangan memegang lengan gadis itu, sementara tangan satunya berada di punggungnya, menopang tubuhnya agar tidak terjatuh. Mereka sedang berjalan di taman belakang rumah, udara sejuk menyelimuti pagi itu. Nayya mengerutkan kening, fokus pada langkahnya. Ia masih merasa canggung dan tidak stabil, tapi dengan Liam di sis
last updateHuling Na-update : 2025-04-05
Magbasa pa

Bab 89

Malam itu di salah restoran. Liam duduk di kursi berhadapan dengan Cintya, mantan kekasihnya. Wanita itu tampak cantik dalam balutan gaun hitam, tetapi ekspresinya penuh amarah dan kekecewaan. Sejak tadi, Cintya belum mengucapkan sepatah kata pun, hanya menatapnya tajam. Akhirnya, ia berbicara. "Aku gak habis pikir, Liam." Suaranya dingin. "Setelah sekian lama gak ada kabar, sekarang aku dengar kamu sibuk merawat perempuan lain?" Liam menatapnya dengan ekspresi datar. "Ini bukan seperti yang kamu pikir, Cintya. Lagipula dia bukan orang lain. Dia—" "Dia korban kecelakaan waktu itu kan? Aku tau kok." Perempuan itu menyandarkan punggungnya ke kursi, melipat tangan di depan dada. "Yang gak habis pikir, kenapa kamu sampai rela menghabiskan banyak waktu untuk dia sampai melupakanku." Liam mengepalkan tangannya di bawah meja. "Aku gak bermaksud buat lupain kamu. Aku hanya sedang mempertanggungjawabkan semua kesalahanku ke Nayya
last updateHuling Na-update : 2025-04-06
Magbasa pa

Bab 90

Cintya menggigit bibirnya, matanya kembali memerah. "Berapa lama aku harus menunggu, Liam?" Liam tidak bisa menjawab. Ia tidak tahu. Cintya tersenyum pahit, lalu menarik tangannya dari genggaman Liam. "Aku gak tahu apakah aku bisa menunggu atau tidak." Liam tidak bisa membiarkan Cintya pergi begitu saja. Ia segera berdiri dan mengejarnya keluar restoran. Langkahnya cepat, penuh dengan kegelisahan yang menghantui pikirannya. "Cintya!" panggilnya saat melihat wanita itu berjalan menuju mobilnya. Cintya berhenti, tapi tidak langsung menoleh. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya membalikkan badan. Matanya masih menyiratkan luka dan keraguan. "Apa lagi, Liam?" suaranya terdengar lelah. Liam mendekat, kali ini tanpa ragu. "Aku tahu aku sudah banyak mengecewakan kamu, dan aku tahu ini gak adil buat kamu. Tapi, aku serius, Cintya. Aku gak mau kehilangan kamu."
last updateHuling Na-update : 2025-04-07
Magbasa pa
PREV
1
...
5678910
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status