Hari-hari pertama setelah kecelakaan itu, Liam masih bisa berpura-pura tenang. Ia tetap beraktivitas seperti biasa, bekerja, bertemu teman-temannya, dan menghabiskan waktu dengan Cintya seolah tidak ada yang terjadi. Namun, semakin hari, rasa bersalah mulai menghantui pikirannya. Setiap malam, mimpi buruk itu datang. Suara benturan keras, jeritan yang tertahan, dan kepulan asap dari mobil yang ringsek. Dalam mimpinya, ia selalu melihat bayangan seseorang yang terjebak di dalam mobil itu, menatapnya dengan mata kosong penuh tuduhan. Liam terbangun dengan napas memburu, keringat dingin membasahi dahinya. Ia menatap langit-langit kamar, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu hanya mimpi. Tapi perasaan bersalah itu tidak hilang. Bahkan di siang hari, pikirannya terus dipenuhi oleh kejadian malam itu. Saat berkendara, setiap suara klakson terdengar seperti teriakan dari orang yang mereka tinggalkan. Setiap lampu merah terasa seperti pengingat bahwa ia seharusnya berhenti da
Last Updated : 2025-03-26 Read more