Home / Urban / Hasrat sang Konsultan Idaman / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Hasrat sang Konsultan Idaman: Chapter 71 - Chapter 80

164 Chapters

Bab 71.

'Gagah, berkemampuan, dan ganteng juga si Bimo ini’, bathin Ratri. Mendadak wajah Ratri merona merah, mengingat saat kejadian tadi. Karena sepertinya Bimo juga sempat melihat bagian tubuhnya yang terbuka tadi. Akibat kenakalan para pengawal Anton di pos jaga itu. “Iya Bimo, makasih juga tadi bantuannya ya,” ucap Ratri pelan. Ratri benar-benar bertambah kagum dengan pengertian Bimo, yang sempat membawakan baju ganti, bagi Desi dan kakak iparnya itu. ‘Padahal dia bukan siapa-siapa keluarga kami’, pikir Ratri. “Ahh, itu kebetulan saya menguasai sedikit bela diri Mbak Ratri. Mari kita masuk Mbak, kasihan Desi dan Pak Rahadian sejak pagi belum ganti pakaian,” ucap Bimo tenang. 'Ahh.. Baik sekali kau Bimo', batin Ratri. Dan, hati Ratri pun mulai meleleh..! Klek.! “Asikk ! Om Bimo datang,” sorak Desi, sambil berlari dan langsung memegang tangan Bimo, yang baru saja masuk ke dalam kamar bersama Ratri. “Mas Bimo. Terimakasih ya. Tanpa bantuanmu, Desi dan Ratri mungkin tak jelas nasib
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 72.

‘Jangankan hanya besok Bimo, selamanya juga aku tak ingin jauh-jauh darimu’, bathin Ratri. Tak terasa wajah Ratri memerah sendiri. Dia sadar dan merasa malu, karena hatinya telah membengkokkan makna kata-kata Bimo, demi perasaannya sendiri. Yahh, begitulah cinta. Wanita jenius seperti Ratri pun bisa di buat ‘linglung’, oleh rasa cinta. “Oh ya, saya minta foto istri Pak Rahadian adakah..? Biar saya mudah mendeteksi keberadaannya besok malam,” tanya Bimo. Karena dia memang mempunyai cara sendiri, untuk mengetahui keberadaan Wulan dan Anton. Dan Ratri pun menangkap kesempatan ini.“Aku ada Bimo. Aku kirim ke ponselmu ya,” sahut Ratri sambil mengeluarkan ponselnya, lalu mencari foto kakaknya di galerinya. “Nomormu Bimo..?” tanya Ratri tenang. Walau dalam hatinya bersorak senang, karena akan mendapatkan nomor kontak Bimo.“Baik Mbak, kirim saja ke nomor 08777xxxxxxx,” ucap Bimo jelas. Klik.! "Ok Bimo, sudah aku kirim ya,” ucap Ratri. “Baik Mbak Ratri. Terimakasih,” ucap Bimo, sete
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 73.

“Akhss..! Anton..! A-aku.. sampaiii.. Owhgghh..!” terdengar desahan bercampur dengusan keras Wulan, cukup mengekspresikan perasaan nikmat yang tengah melandanya. Tubuhnya mengejang keras, tangannya mencengkram kuat dada Anton, bahkan setengah mencakar. Setetes liur dari sudut bibir Wulan pun jatuh menerpa dada Anton, sambil pinggulnya menekan kuat tubuh Anton. Terlihat pinggulnya tersentak-sentak dan berkedut beberapa kali. “Oohkssk..! Wulaanss..enakss..! Aarrhhk..!” Anton juga meracau tak jelas, menandakan dia pun tengah di landa puncak kenikmatannya. Tubuhnya mengejang, dengan kedua tangannya meremas dan menarik keras bokong Wulan, agar lebih menekan ke bawah. Sementara ia menghentakkan bokongnya sendiri, dengan hunjaman yang keras ke arah atas. Memancurlah cairan kentalnya dengan deras, ke dalam liang panas milik Wulan, yang juga sedang mengalirkan cairan surganya. “Akkggss..! Uhhsg..! Nikmat sekali Anton brengsek..!" Wulan mendesah keras , lalu tersentak-sentak dengan nafas
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 74.

“Bimo. Tunggu sebentar aku ambilkan kunci kamarnya dulu ya,” ucap Ratri. “Iya Mbak,” ucap Bimo, yang akhirnya menunggu di kursi teras rumah. “Om Bimo, kenapa nggak tidur di dalam saja ?” tanya Desi polos, Desi duduk menemani Bimo di teras rumah. “Hehee. Om kan menjaga di luar Desi. Takut ada penjahat datang malam-malam,” sahut Bimo asal saja. “Ohh iya ya Om Bimo. Desi nggak mau lagi ketemu Om hitam-hitam yang di rumah ahh!” ujar Desi dengan mimik ketakutan.“Ini kunci kamarnya Bimo. Sekalian kunci gembok pagar juga ada di situ ya,” ucap Ratri, sambil menyerahkan sebuah gantungan kunci berisi 3 anak kunci. “Baik, terimakasih Mbak Ratri,,” ucap Bimo, sambil beranjak menuju pos jaga. “Dadah Om Bimo! Desi langsung bobo ya!" seru Desi dari depan pintu rumah. “Dadah Desi. Ketemu lagi besok ya,” ucap Bimo, lalu ia berbalik meneruskan langkahnya ke pos jaga. Sesampainya di dalam kamar yang bersebelahan dengan pos jaga itu. Bimo langsung merebahkan dirinya sejenak di ranjang kamar, ya
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 75.

“Aiihh ! M-maaf Bimo. A-aku... Ahh..! Cahaya apa itu?!” Ratri menatap sekilas kilatan cahaya merah di mata Bimo. Ratri buru-buru meletakkan suguhan yang dibawanya di meja kamar. Suguhan itu tadi hampir saja terjatuh. Akibat rasa terkejut yang dirasakan Ratri, saat ia melihat kondisi semi polos Bimo yang membuatnya terpana. “Ahhks ! Mbak Ratri, kenapa tak menunggu di luar dulu..?!” sesal Bimo, sambil menahan rasa nyeri yang mulai mendera kepalanya. “M-maaf Bimo. Kukira kau sudah tidur. Silahkan,” ucap Ratri gugup, seraya bergegas keluar dari kamar itu. Namun aneh bin ajaib..! Karena sekarang mata Ratrilah, yang berubah menjadi merah berkilat..! Ya, rupanya sukma Ki Brajangkala juga bisa merasuk, ke dalam tubuh wanita yang dikehendakinya. Langkah Ratri pun menjadi agak berat, saat meninggalkan kamar Bimo. ‘Hhhh..! Kutukkan keparat..! Enyahlah jauh-jauh dari hidupku !’ bathin Bimo berseru marah, memaki kutukan Ki Brajangkala. Bimo segera melahap 2 tangkup roti bakar, yang di
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 76.

'Kau adalah pria pertama yang melakukan ini padaku Bimo, dan aku merelakannya’, bathin Ratri. Ratri lalu membalas lumatan bibir Bimo dengan lebih ganas. Kini dirinya sudah di kuasai sepenuhnya oleh hasrat, yang menggelora dalam dirinya menuntut pelepasan.!Dengan mudah Ratri meloloskan dasternya. Hingga kini nampaklah tubuh utuh Ratri di hadapan Bimo. Sungguh eksotik dan membuat jantung Bimo berdebar, melihat lekuk seksi dan indah tubuh Ratri. Tubuh yang begitu matang, mulus, dan kencang, bak buah apel yang baru saja dipetik. Terlihat bra hitam berenda dan celana dalam yang juga berwarna hitam, sangat kontras dengan kulit Ratri yang berwarna putih mulus. Tak mau hanya dia yang polos, Ratri menarik celana pendek Bimo. Sretth..! Dan tanpa di minta Bimo pun membuka celana dalamnya. "Ahh..! Bimo..!" seru Ratri terpana, melihat betapa tegang dan perkasanya milik Bimo. Dan tubuh Ratri pun semakin bergetar. Kini dihadapannya nampak sosok polos pemuda, yang memang telah mulai di impi
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 77.

“Sttt, Bimo. Nanti kamu langsung keluar saja ya. Makasih Bimo sayank,” bisik Ratri, sambil sekilas mengecup bibir Bimo. Ratri pun beranjak menuju kamar Desi, yang berada di sebelah kamarnya. Dia langsung masuk dan memeluk Desi, yang tengah menunggunya sambil duduk di tepi ranjang. “Kok Desi takut sih bobo sendirian sayang..?” tanya Ratri. “Habis Dedi mimpi mendengar suara Tante Ratri seperti di cekik orang. Makanya Desi jadi takut terus bangun,” ucap Desi polos. Desi tak tahu, jika suara yang di kiranya mimpi itu memang nyata adanya. Wajah Ratri memerah bukan main, mendengar ucapan Desi yang polos itu, 'Untunglah bocah ini menganggap suaraku mimpi belaka, jika tidak bisa kacau’, bathin Ratri, merasa malu dan gemas pada Desi. Bimo keluar dari kamar Ratri, saat dirasa kondisi sudah aman dan Desi sudah tidur kembali. Bimo kembali memasuki kamarnya di sebelah pos jaga, dan langsung merebahkan diri di ranjang. Bimo agak was was juga, jika Desi sampai mengetahui Ratri dan dirinya b
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 78.

"T-tidak Bos..! Lebih dahsyat pukulan Bos,” sahut seorang pengawal panik. Dia tak bisa membayangkan, jika kepalanya yang terkena pukulan bosnya. “Kalau begitu cepat berpencar..! Cari mereka sampai dapat ..!” bentak Anton murka. “Siapp Boss..!!” ucap mereka semua serentak, lalu bergegas keluar dari ‘Big House’, dengan mengendarai sepeda motor mereka masing-masing. Mereka menyebar ke arah empat penjuru angin. Mereka terdiri dari 4 buah motor, dengan masing-masing berboncengan. Mereka bertekad menemukan dan melaporkan keberadaan Desi putri Wulan. Yang saat ini menjadi prioritas utama pencarian mereka. Mata mereka awas mencari di sepanjang jalan yang mereka lalui. Dan secara kebetulan, salah satu dari mereka melihat 3 sosok yang mereka cari tengah asyik berjalan-jalan di luar perumahan ‘Permata Indah’. Spontan mereka menghentikan motornya, dan mengamati ketiga sosok yang mereka cari itu dari kejauhan. Orang yang membonceng mengambil inisiatif untuk merekam Bimo, Desi, dan Ratri, d
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 79.

"Ahh..! Kak Wulan..! Di mana kamu ?!” seru kaget Ratri mendengar suara yang sangat dikenalnya itu. “Aku di rumah judi ‘Big House’ Ratri, ponselku di sita Anton. Ini adalah nomorku yang baru Ratri. Aku mendapatkan nomormu melalui operator rumah sakit. Untunglah operator memberikan nomormu padaku." “Kak Wulan, nanti malam Ratri dan Bimo akan menjemput kakak di ‘Big House’. Kakak bersiaplah." Ratri memberitahukan. “Hahh..! Jangan Ratri..! Berbahaya kalau kau ke sini. Aku tak mau kau bernasib sama sepertiku, Ratri..!” seru Wulan melarang adiknya menyusulnya. “Tidak Kak..! Ratri percaya pada kemampuan Bimo..! Ratri tetap akan menjemput Kak Wulan nanti malam bersama Bimo. Desi aman bersama Ratri sekarang Kak!” seru Ratri, membantah keras larangan kakaknya untuk tidak menyusulnya ke ‘Big House’. “Ratri! Berapa kali kakak harus bilang di ‘Big House’ itu berbahaya..! Ada guru Anton bernama Ki Sindulaga di sini! Taruhlah Bimo menang melawan Anton, tapi apakah dia bisa menghadapi Ki Sindu
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 80.

“Setelah makan nanti, Desi main di tempat Kakek dulu ya. Nanti malam atau besok pagi baru tante jemput lagi ya,” ucap Ratri memberitahu Desi. “Iya nggak papa Tante, tapi jemputnya sama Mamah ya,” ucap Desi cepat. “Iya Desi, besok Om sama Tante Ratri akan membawa serta Mamah ke rumah Kakek,” ucap Bimo tersenyum, meyakinkan Desi. Bimo mendahului Ratri membayarkan makan malam mereka. Ratri menjadi agak malu di traktir sama Bimo. Karena Ratri merasa sebagai tuan rumah, namun malah dia yang di traktir sama Bimo, tamunya. “Sudahlah Mbak Ratri, nggak ada larangan kan tamu mentraktir tuan rumah? Toh nggak setiap hari lho Mbak. Hehe,” ucap Bimo terkekeh, seperti tahu saja isi hati Ratri. “Ya sudah tak apa-apa Bimo, tapi nanti jangan menolak pemberianku ya,” ucap Ratri pelan. Ya, diam-diam rupanya Ratri telah merencanakan sesuatu untuk Bimo.“Iya Mbak Ratri,” ucap Bimo, tak ingin membuat Ratri kecewa. Tak lama kemudian, mereka pun sampai di rumah orangtua Ratri. Bimo memilih tetap duduk
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more
PREV
1
...
678910
...
17
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status