All Chapters of Daging Keong Untuk Tiga Anakku: Chapter 11 - Chapter 20

117 Chapters

Bab 11. Hari yang Cerah Setelah Badai

Seorang lelaki tua yang diperkirakan berumur tujuh puluh tahun itu berdiri sambil terus menatap Mira dan sesekali menoleh ke arah tiga anaknya. Wajah pria itu sedikit menyeramkan, mirip seorang yang pemarah.“Maaf, saya hanya sedang mencari ikan di sini,” sahut Mira yang segera beranjak. Ia menunduk, tak berani menatap wajah lelaki tua itu.“Apa kalian tinggal di kandang kambing bekas di sebelah sana?” Lelaki tua itu menunjuk ke arah tempat Mira dan tiga anaknya bermalam.Mira menelan saliva, mendadak jantungnya berdebar tak karuan. Ia merasa cemas, khawatir jika dirinya dan anak-anak malah di usir.“Be-benar.” Mira mulai panik.“Memang siapa yang mengizinkan kalian tinggal di sana?” Lelaki tua itu bertanya dengan nada ketus.“Ma-maaf, kami tidak punya rumah. Hanya ingin menumpang sementara saja.”Pria tua itu terdiam sejenak. Namun, bukannya menjawab, ia malah berlari ke arah Kiano. Tentu saja hal tersebut membuat Mira terkejut dan buru-buru mengikuti dari belakang.“Tolong jangan sa
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 12. Rahasia

Beruntung lumpur hanya mengenai tubuh Mira meski wanita tua itu mengarahkannya pada Kiano.“Apa Anda tidak memiliki perasaan? Memang kenapa kalau menginjak sawah? Saya sama sekali tidak merusaknya!” teriak Mira yang mulai kesal.Orang lain boleh menyakiti dirinya, tetapi tidak dengan anaknya. Wanita tua itu jelas sekali hendak mengarahkan lumpur ke Kiano dengan tanpa perasaannya.“Hey, berisik sekali! Cepat pergi dari sawahku! Aku benci melihat perempuan muda berjalan di sekitar sawahku.”Mira sampai dibuat keheranan. Namun, ia memilih untuk mengalah karena tak tega melihat ketiga anaknya ketakutan.“Arka … Hana … ayo kita pergi dari sini,” ajak Mira seraya menuntun Hana dan membiarkan Arka berjalan di depan.Wanita itu tampak tersenyum puas melihat Mira dan ketiga anaknya pergi. Hingga mendadak pria tua yang meminta Mira mencarikan keong untuknya itu datang dengan mengendarai motor butut.“Apa kamu sudah mendapatkan apa yang aku mau?” tanya pria tua itu dengan tatapan sinis.“Belum.”
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 13. Takdir Tak Terduga

“Iya, saya akan menjaga rahasia itu,” jawab Mira dengan perasaan gugup.“Bagus. Kalau begitu sekarang buatkan aku keong bumbu kuning. Jika ada yang bertanya bilang saja kalau itu makanan untukmu,” titah Agus dengan gaya angkuhnya.“I-iya, Pak.”Mira tak banyak bertanya dan hanya menebak jika mungkin rahasia yang dimaksud adalah tentang keong tersebut. ‘Apa mungkin dia malu karena identitasnya yang orang berada?’ batin Mira seraya mulai mengupas bumbu.“Bu, Hana mau bantu.”“Arka juga, Bu.”“Hana dan Arka jaga Kiano saja. Biar ibu yang masak.”“Tapi, Bu … Kiano lagi asyik sama kakek itu.” Hana menunjuk ke arah Agus yang sedang bermain dengan si bungsu.Mira terpaku, tak menyangka jika Kiano malah menjadi sedekat itu dengan Agus meski mereka baru saling kenal.Demi bisa tinggal di bekas kandang kambing itu dengan gratis, Mira pun tak mau membuang waktu dan bergegas membuat apa yang Agus inginkan dengan dibantu oleh Arka dan Hana.“Bu, Kenapa kakek itu suka keong? Bukannya orang kaya bi
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 14. Kambing Betina

“Aku hanya sedang berpegangan karena baru saja tergelincir. Lihatlah! Bajuku saja sampai kotor gara-gara jatuh.” Mira menunjukan bagian belakang pakaiannya yang dipenuhi lumpur.“Bohong! Dia berniat menyakitiku!” Nunung tak ingin Mira lolos begitu saja.Beberapa orang yang hadir di sana seolah lebih mempercayai Mira melihat bukti nyata di depan mata. Sedangkan Nunung hanya berbicara tanpa dasar.“Maaf, mungkin hanya terjadi salah paham di sini. Harusnya aku meminta izin dulu baru memegang tangan Ibu.” Mira meraih tangan Nunung lalu menggenggamnya lembut.Emosi sudah menguasai Nunung, tentu saja ia kesal saat Mira menyentuh tangannya sehingga dengan penuh amarah wanita tua itu segera menarik tangannya dengan begitu kencang.“Aku tidak sudi bersentuhan denganmu!” hardik Nunung.Orang-orang yang semula hendak menolong Nunung pun seketika menjadi tak senang dengan caranya memperlakukan Mira.“Yaelah, Bu. Cuma dipegang aja sa
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 15. Perjuangan Menjual Kangkung Liar

Nunung terus tertawa seolah ada sesuatu yang telah membuatnya bahagia. Sambil berjalan ia segera memakan ubi dan kacang pemberian Agus tersebut.“Rasanya begitu enak. Apa karena ini pemberian Juragan Agus?” Nunung memegangi pipinya yang memerah akibat membayangkan wajah sang atasan yang tak lain adalah pujaan hatinya.Semua ubi dan kacang yang semula akan diberikan untuk pada Mira dan anak-anaknya pun seketika ludes dilahap oleh Nunung.“Hihihi, kebetulan sekali ada kotoran sapi. Biar tau rasa tuh perempuan gatal.” Nunung memungut kotoran sapi tersebut, lalu memasukkannya ke dalam kantong plastik.Meski menjijikan Nunung sama sekali tak menghiraukannya, dalam pikiran hanya ada tentang bagaimana cara memberi pelajaran pada Mira.Nunung berjalan sambil menenteng kantong plastik berisi kotoran sapi. Meski usia sudah menginjak kepala lima tetap saja tak menghilangkan sifat kekanak-kanakan yang timbul akibat kecemburuan tak berdasar.Ia kini telah sampai di tempat yang Mira tinggali. Nunun
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 16. Maafkan Aku, Mas Raka

Helaan napas terasa begitu berat mengiringi langkah Mira. Meski berusaha yakin jika kangkung liarnya akan ada yang beli, tetap saja keraguan masih ada dalam benak terlebih rasa cemas seakan terus menghantui, khawatir jika anaknya akan berakhir lebih kecewa dibanding saat mendapatkan kotoran sapi tadi pagi. “Bu, kalau nggak ada yang beli, apa kita jadi jajan?” Hana menatap ibunya dengan wajah sendu. “Kalian tetap jajan nanti.” Mira pada akhirnya tak tega, ia berpikir jika tidak laku sekarang mungkin bisa mencari uang di lain waktu. Yang terpenting kali ini adalah bagaimana caranya agar tidak membuat anak-anak kecewa. Kini mereka sudah berada di luar warung sayur yang terlihat sepi itu. Ada keraguan di hati Mira, terlebih saat melihat isi warung yang bahkan tak lengkap dan asal. “Assalamualaikum,” sapa Mira pada pemilik warung yang semula asyik bermain ponsel. “Waalaikumsalam.” Pria penjaga warung beranjak dari
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 17. Kantong Plastik

Mira tersentak seketika saking kebingungan melihat tingkah wanita di depannya.“Maaf, apa maksud Anda?” Mira perlahan mundur.“Jadi kamu pelakor yang selama ini memeras suamiku?” Perempuan itu berteriak lagi, membuat beberapa orang yang sedang melintas seketika menghampiri.Situasi itu terasa familiar. Ya, Mira kembali teringat akan kenangan sebelum dirinya diusir dari desa karena sebuah fitnah. Ia tidak ingin jika hal seperti itu terjadi kedua kalinya.“Apa buktinya jika saya seorang pelakor? Tolong jangan menuduh sembarangan!” Mira berkata dengan tegas.“Bukti? Kamu pikir bukti ini tidak cukup kuat?”“Rita! Kamu sudah keterlaluan, ini adalah uang dari Pak bos dan beberapa iuran teman-teman!” teriak teman Raka.Mira tersenyum tipis, pada akhirnya semua langsung terkuak tanpa butuh waktu lama. Ia menyayangkan wanita di hadapan yang begitu ceroboh, sembarangan menuduh tanpa mau mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu.
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 18. Kenapa dibongkar?

“Bu, kenapa nangis? Memangnya apa isi kantong plastik itu?” Arka mendadak cemas.Mira mengusap perlahan air matanya. Meski hati hancur, tetapi tak ingin membuat kedua anaknya khawatir.“Ini sajadah sama sarung punya ayah.” Mira berusaha tersenyum meski mata menunjukan betapa dirinya terluka.Arka dan Hana saling pandang. Mereka sama sekali tak mengerti kenapa ibunya sampai menangisi sebuah sajadah dan saru?Mira memeluk sarung dan sajadah itu. Masih ada aroma sang suami yang tertinggal. Kenangan akan senyum pria yang begitu dicintai kembali terlintas, membuat rindu kian menggebu dan bulir bening semakin deras. Terlebih, mungkin hanya dua benda itulah peninggalan Raka satu-satunya, mengingat pakaian yang hanya beberapa lembar telah dibawa saat pergi.Di dalam kantong plastik itu terdapat secarik kertas tulisan tangan dari pemilik toko.~Sajadah dan sarung ini tertinggal di rumahku waktu Raka pulang terburu-buru. Aku belum per
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 19. Protes Para Pekerja

“Bingung? Sedih?” Nunung tertawa begitu kencang. Wanita paruh baya itu menikmati rasa bingung Mira yang tersirat di wajah.“Maaf, tapi Pak Agus tidak pernah mempermasalahkan tempat ini aku tinggali.”“Oh, ya? Lalu kamu pikir ini apa? Renovasi?” Tawa Nunung semakin kencang terdengar, membuat anak-anak sontak ketakutan dan bersembunyi di belakang ibunya.“Ya, memang aku ingin merenovasi tempat ini.” Agus setengah berteriak sesaat setelah turun dari sepeda motornya.Nunung tertunduk lesu, menahan malu akibat ucapannya yang sudah pasti terdengar oleh sang atasan.“Lanjutkan pekerjaanmu!” titah Agus seraya melirik Nunung.“Ba-baik, Juragan.”Nunung lantas pergi dengan patuh. Bahkan ia terus menunduk dengan penuh hormat ketika melintasi Mira.Melihat kehadiran Agus, Mira pun merasa sedikit lega. Rasa cemas dan keputusasaan yang semula menyelimuti perlahan mereda dan menghilang.“Kakek, kenapa tadi pagi kasih
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 20. Dasar Pencuri!

Kini di depan rumah megah milik Agus sudah ramai digeruduk oleh para pekerjanya. Ternyata ada desas-desus yang membuat mereka merasa tak terima sampai berniat menuntut keadilan.“Budi, di mana juragan? Kami ingin menuntut apa yang seharusnya menjadi hak kami!” teriak salah seorang anak buah Agus.“Tunggu sebentar, Juragan sebentar lagi akan kemari.” Budi tampak panik sejak tadi.Para pekerja pun semakin tidak puas karena Agus kunjung datang. Hingga saat Budi berniat untuk menyusul sang atasan di saat itu pula orang yang dicari datang sambil mengendarai sepeda motor.“Hey, lihat! Juragan sudah datang!” ujar salah seorang warga di tengah kerumunan.Saat itu para pekerja yang semula berisik mendadak terdiam ketika melihat wajah kesal sang atasan. Mereka sedikit takut, namun tetap ingin menyuarakan ketidakpuasan.Agus perlahan berjalan menuju ke depan para anak buahnya yang sedang protes.“Ada apa?” tanyanya dengan suara men
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more
PREV
123456
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status