Lahat ng Kabanata ng Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat: Kabanata 41 - Kabanata 50

68 Kabanata

Solusi

Rania dan Yoga saling menatap dalam kebisuan, merasakan bobot dari percakapan yang baru saja terjadi. Di depan kamar, Adam dan Arka sudah kembali tertidur, wajah mereka damai, tak tahu akan ketegangan yang menyelimuti orang tua mereka.Malam itu, Yoga menggenggam tangan Rania lebih erat. "Aku nggak mau kita terus-terusan begini, Sayang. Anak-anak butuh kita. Kamu butuh aku," ujarnya pelan. Ada kejujuran dalam suaranya, dan Rania merasakan harapan kecil yang selama ini terasa hampir padam kembali menyala.Namun, saat kata-kata itu masih terasa di udara, ponsel Yoga tiba-tiba berdering, memecah keheningan. Yoga menatap layar teleponnya dengan ekspresi tegang. Nama kantor tertera jelas, dan Rania langsung tahu ini bukan panggilan biasa."Aku harus angkat, Sayany," ucapnya pelan.Rania menatap Yoga dengan ekspresi bercampur antara lelah dan kecewa. "Benarkah harus sekarang? Bukankah kamu baru saja bilang mau lebih ada buat kita?"Yoga terdiam, berjuang antara kewajibannya sebagai pekerja
last updateHuling Na-update : 2024-11-29
Magbasa pa

Munculnya Teman lama

Yoga dan Rania saling berpandangan sesaat, lalu mengangguk seolah menyetujui untuk menjelaskan semuanya dengan cara yang lembut. Yoga menarik Adam ke pangkuannya dan tersenyum hangat, berusaha menenangkan putra kecilnya yang masih tampak bingung."Adam, Mama sama Papa nggak berantem, kok," kata Yoga dengan suara pelan namun tegas. "Kami cuma lagi ngobrol, ngomongin hal-hal yang penting buat keluarga kita, supaya kita bisa jadi keluarga yang lebih bahagia."Rania mengangguk, lalu mengusap kepala Adam dengan penuh kasih sayang. "Kadang Mama sama Papa memang perlu ngobrol panjang supaya bisa saling ngerti, nak. Jadi nggak usah khawatir, ya. Semua baik-baik saja."Adam terlihat sedikit lega, tapi masih memandang mereka dengan penasaran. "Kalau ngobrol aja, kenapa Mama sama Papa kelihatan sedih?"Yoga dan Rania saling menatap lagi, merasa tersentuh oleh kepolosan anak mereka. Yoga menarik napas dalam-dalam, mencoba memilih kata yang tepat."Kadang-kadang, orang dewasa bisa merasa sedih mes
last updateHuling Na-update : 2024-11-30
Magbasa pa

Berusaha ada

Pagi itu, Rania dan Yoga menikmati sarapan bersama Adam dan Arka yang tampak riang dengan cerita-cerita lucu mereka tentang sekolah. Namun, di tengah tawa itu, pikiran Rania melayang pada perbincangan dengan Hana. Semakin hari, ia merasa semakin yakin untuk mengejar kembali minatnya dalam seni, tapi keraguan tetap menggantung. Apakah ia bisa menyeimbangkan semuanya?Selesai sarapan, Rania memberanikan diri untuk berbicara lagi dengan Yoga, memastikan bahwa niatnya tidak mengganggu hubungan mereka."Mas," Rania memulai dengan hati-hati, "Aku berpikir untuk mengambil beberapa kelas seni. Mungkin di akhir pekan, jadi nggak mengganggu jadwalku dengan anak-anak."Yoga yang sedang merapikan piring menoleh. Wajahnya tidak menampilkan ekspresi keberatan, tapi Rania bisa melihat ia sedang mencerna apa yang barusan ia katakan."Aku hanya ingin menyalurkan sesuatu yang membuatku bahagia, Mas," lanjutnya, berharap Yoga benar-benar memahami.Yoga terdiam sesaat, lalu mengangguk. "Aku bisa lihat ka
last updateHuling Na-update : 2024-12-01
Magbasa pa

Berusaha Ada

Pagi itu, Rania dan Yoga menikmati sarapan bersama Adam dan Arka yang tampak riang dengan cerita-cerita lucu mereka tentang sekolah. Namun, di tengah tawa itu, pikiran Rania melayang pada perbincangan dengan Hana. Semakin hari, ia merasa semakin yakin untuk mengejar kembali minatnya dalam seni, tapi keraguan tetap menggantung. Apakah ia bisa menyeimbangkan semuanya?Selesai sarapan, Rania memberanikan diri untuk berbicara lagi dengan Yoga, memastikan bahwa niatnya tidak mengganggu hubungan mereka."Mas," Rania memulai dengan hati-hati, "Aku berpikir untuk mengambil beberapa kelas seni. Mungkin di akhir pekan, jadi nggak mengganggu jadwalku dengan anak-anak."Yoga yang sedang merapikan piring menoleh. Wajahnya tidak menampilkan ekspresi keberatan, tapi Rania bisa melihat ia sedang mencerna apa yang barusan ia katakan."Aku hanya ingin menyalurkan sesuatu yang membuatku bahagia, Mas," lanjutnya, berharap Yoga benar-benar memahami.Yoga terdiam sesaat, lalu mengangguk. "Aku bisa lihat ka
last updateHuling Na-update : 2024-12-02
Magbasa pa

Persimpangan Hati

Rania duduk termenung di ruang kerjanya, membiarkan suara ketukan jam yang berulang menjadi satu-satunya suara di ruangan itu. Perkataan Yoga tadi malam terus menghantui pikirannya, menimbulkan perasaan bersalah yang sulit diabaikan.Sementara itu, Yoga mencoba melanjutkan hari-harinya seperti biasa, tapi ia tak bisa menghilangkan kegelisahan yang kini membebani hatinya. Adam dan Arka, meskipun belum benar-benar memahami permasalahan di antara orang tua mereka, mulai menyadari perubahan kecil dalam rutinitas sehari-hari yang sering kali mereka abaikan. Mereka bahkan sempat bertanya pada Rania, "Mama, kenapa Papa sedih?"Pertanyaan sederhana itu membuat hati Rania makin teriris. Anak-anak mereka mulai merasakan dampaknya, dan itu adalah hal terakhir yang ia inginkan. Keputusan untuk mengejar impiannya terasa begitu egois, tetapi di saat yang sama, ia tak bisa sepenuhnya mengabaikan perasaan yang perlahan-lahan menggerogoti jiwanya.Rania memutuskan untuk mencari jalan keluar. Ia tahu b
last updateHuling Na-update : 2024-12-03
Magbasa pa

Pertemuan yang Mengusik

Keesokan harinya, Rania tidak bisa menghilangkan rasa bimbang yang muncul sejak membaca pesan tadi malam. Kenangan tentang masa lalunya bersama orang itu kembali menyeruak, membawa perasaan asing yang ia pikir telah lama terkubur. Rania berdiri di depan cermin, menatap wajahnya yang tampak lelah. Apakah keputusan untuk hadir di reuni akan memperumit semuanya, atau justru memberinya kejelasan?Di meja makan, Yoga tampak sibuk dengan ponselnya, membalas pesan-pesan kerja yang terus berdatangan. Suasana di antara mereka dingin dan penuh kecanggungan, seolah ada dinding tak terlihat yang semakin tinggi di antara mereka.Saat Yoga bersiap untuk pergi bekerja, ia menoleh pada Rania. "Kamu baik-baik saja?" tanyanya dengan nada yang terdengar peduli, meski matanya tampak letih.Rania mengangguk pelan, mencoba tersenyum. "Ya, hanya sedikit lelah, mungkin," jawabnya, meski ia tahu jawaban itu tidak sepenuhnya jujur.Yoga memandangnya sejenak, lalu menghela napas. "Aku tahu akhir-akhir ini banya
last updateHuling Na-update : 2024-12-04
Magbasa pa

Bayangan Masa Lalu

Pagi itu, rumah terasa lebih sunyi dari biasanya. Rania duduk di meja makan dengan secangkir teh yang sudah dingin. Pikirannya melayang ke percakapan dengan Yoga tadi malam. Ada sesuatu dalam tatapan Yoga yang membuat dadanya terasa sesak, campuran kekecewaan, cinta, dan ketakutan.Namun, sebelum ia sempat larut lebih jauh, suara Adam memecah keheningan."Mama... Papa ke mana?" tanyanya dengan wajah polos, sementara Arka sibuk memoles mainan mobil-mobilannya."Papa sudah pergi kerja, sayang. Kenapa?" Rania mencoba tersenyum, meskipun hatinya masih berat.Adam menatap Rania dengan mata bulatnya. "Papa kelihatan sedih tadi pagi. Apa Mama marah sama Papa?"Pertanyaan itu menusuk tepat di hatinya. Rania menarik napas dalam-dalam, berusaha meredakan kegelisahan yang tak ingin ia tunjukkan pada anak-anak."Enggak, sayang. Mama dan Papa cuma sedang banyak pikiran," jawabnya lembut.Arka yang biasanya lebih tenang, kini ikut bersuara. "Kalau Mama dan Papa nggak bahagia, kenapa kita nggak libu
last updateHuling Na-update : 2024-12-05
Magbasa pa

Pilihan Rania

Pagi itu, Adam dan Arka duduk di meja makan, sibuk dengan sarapan mereka, sementara Rania dan Yoga hampir tidak saling menatap. Suasana dingin yang menyelimuti keduanya semakin sulit diabaikan.Ketika Yoga selesai menyiapkan tas kerja, ia berjalan ke arah Adam dan Arka, memberikan kecupan di kepala masing-masing. "Papa berangkat dulu, ya," katanya sambil tersenyum lembut kepada mereka.Namun, sebelum melangkah keluar, ia berhenti di depan Rania. "Kita nggak bisa terus seperti ini. Kalau kamu punya sesuatu yang ingin diomongin, aku akan dengar," ujarnya tanpa emosi, lalu berbalik meninggalkan rumah tanpa menunggu jawaban.Rania menatap punggung Yoga yang menjauh. Kata-katanya terasa seperti ultimatum. Dia tahu bahwa ada keputusan besar yang harus dia buat untuk dirinya, untuk anak-anaknya, dan untuk Yoga.---Hari itu, Rania mengantar Adam dan Arka ke sekolah. Saat perjalanan pulang, pikirannya melayang-layang. Ia teringat percakapan dengan Rendy di acara reuni, tentang bagaimana dia d
last updateHuling Na-update : 2024-12-06
Magbasa pa

Masa Lalu yang Kembali

Yoga menatap layar ponselnya, seakan tidak percaya dengan nama yang muncul. Rendy. Nama itu adalah bagian dari masa lalunya, masa yang sudah lama ia tinggalkan, atau setidaknya ia pikir begitu.Tangannya bergetar saat membuka pesan tersebut. Isinya singkat, tapi cukup untuk membuat pikirannya kacau:"Aku ada di kota ini sekarang. Kita perlu bicara."---Sementara itu di rumah Mama Rania, suasana berbeda terasa hangat, tapi sarat keheningan. Rania mencoba terlihat tenang di depan anak-anak, tetapi hatinya masih kacau. Ia duduk di ruang tamu sambil memandangi Adam dan Arka yang bermain dengan nenek mereka.Mama Rania, yang peka terhadap perubahan putrinya, mendekat dan duduk di sampingnya. "Kamu kelihatan capek, Nak. Apa kamu mau cerita?"Rania menunduk, air matanya jatuh sebelum sempat ia tahan. "Aku cuma... lelah, Ma. Aku nggak tahu apa ini akan baik-baik saja. Yoga dan aku... rasanya kami terlalu jauh sekarang."Mama Rania mengusap punggung putrinya lembut. "Hubungan memang nggak per
last updateHuling Na-update : 2024-12-07
Magbasa pa

Kecurigaan Rania

Malam itu, setelah menerima pesan balasan dari Siska, Yoga tak bisa memejamkan mata. Ia duduk di ruang kerjanya, dikelilingi oleh tumpukan dokumen dan laptop yang menyala. Wajah anak laki-laki di foto itu terus membayang di pikirannya, seolah-olah menghantuinya.Ia tahu hanya ada satu cara untuk menemukan kebenaran, ia harus menyelidiki masa lalu Siska, dan mengapa dia muncul di saat seperti ini.---Keesokan harinya, Yoga meminta izin untuk bekerja dari rumah. Setelah memastikan Rania dan anak-anak pergi ke rumah Mama Rania, ia mulai mencari informasi tentang Siska.Ia membuka media sosialnya, menggali akun-akun lama yang pernah terhubung dengannya saat kuliah. Butuh beberapa jam, tapi akhirnya ia menemukan profil Siska. Foto-fotonya memperlihatkan kehidupan yang cukup nyaman, tapi tanpa ada jejak jelas tentang anak laki-laki yang disebut sebagai putranya.Yoga memutuskan untuk menelpon Rendy."Ren, aku butuh bantuanmu lagi," katanya dengan nada serius."Apa lagi sekarang, Yo?" Rendy
last updateHuling Na-update : 2024-12-08
Magbasa pa
PREV
1234567
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status