All Chapters of Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat: Chapter 31 - Chapter 40

68 Chapters

Rania Terpuruk

Malam itu, Rania duduk sendirian di tepi ranjang, memandangi jendela dengan pikiran yang kacau. Semuanya terasa semakin berat. Hatinya seperti terpecah, terombang-ambing antara pernikahan yang kian rapuh dengan Yoga dan perasaan nyaman yang terus tumbuh bersama Rendy. Setiap kali Yoga mencoba mendekatinya, Rania hanya merasa semakin jauh. Rasa bersalah yang dia pendam kian menyiksanya.Teleponnya bergetar lagi, pesan dari Rendy masuk, mengingatkannya bahwa dia selalu ada untuk mendengarkan. Rania terdiam sejenak, mempertimbangkan pilihan yang dia punya. Akhirnya, tanpa banyak berpikir, dia mengetik balasan singkat."Aku butuh bicara. Bisa ketemu sekarang?"Tak butuh waktu lama bagi Rendy untuk merespons, setuju dengan segera. Dalam hatinya, Rania tahu ini bukan keputusan yang bijak, tapi dia sudah terlalu lelah menahan semuanya sendiri.---Mereka bertemu di sebuah kafe kecil yang sepi, jauh dari keramaian kota. Suasana dingin malam itu seakan mencerminkan kegundahan hati Rania. Duduk
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bertemu Rendy

Malam itu, suasana di kafe terasa sunyi. Hanya suara denting gelas dan gemericik hujan di luar yang menemani pertemuan mereka. Rania duduk di sudut meja, menatap kosong pada cangkir kopinya yang hampir tak tersentuh. Jantungnya berdebar keras, tak sanggup menahan kegelisahan yang terus menghantui pikirannya. Di depannya, Rendy menatapnya serius, tak ada lagi senyum ramah yang biasa dia tunjukkan."Ran," Rendy memecah kesunyian, suaranya pelan namun tegas. "Aku nggak bisa terus begini."Rania menatap Rendy dengan bingung, meski sebenarnya dia sudah bisa menebak arah pembicaraan ini. Namun, mendengar langsung dari mulut Rendy membuatnya semakin sulit bernapas. Dia mencoba menahan perasaannya, namun suara Rendy yang begitu pasti menusuk hatinya."Apa maksudmu, Ren?" Rania bertanya, walau dia tahu jawabannya tak akan mudah diterima.Rendy menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, matanya tak pernah lepas dari wajah Rania. "Aku butuh kepastian, Ran. Aku nggak bisa terus berada di posi
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Pertengkaran Besar

Rania duduk di sudut sofa, tangannya menggenggam erat kain rok yang dipakainya. Di depannya, Yoga berjalan mondar-mandir seperti harimau yang terperangkap, matanya merah menyala penuh amarah yang ditahan. Suasana di dalam rumah itu terasa tegang, seakan udara pun enggan bergerak."Kamu nggak bisa terus diam seperti ini, Rania. Kamu pikir semua ini bisa selesai tanpa bicara?" suara Yoga bergetar, penuh kemarahan yang jelas-jelas ditahannya selama ini.Rania menelan ludah, mencoba menenangkan hatinya. Dia tahu bahwa pertengkaran ini tak terelakkan lagi, tapi dia belum siap menghadapi semuanya."Aku nggak bermaksud menyakitimu, Mas…" Rania memulai dengan suara pelan, nyaris seperti bisikan."Tidak bermaksud?" Yoga tersenyum pahit, memotong ucapannya. "Kamu bilang nggak bermaksud, tapi kamu tetap melakukannya! Kenapa, Ran? Apa yang kurang dariku? Apa aku terlalu sibuk, terlalu dingin, terlalu... apa!" suaranya pecah dengan nada frustasi.Rania menunduk, matanya berkaca-kaca. Dia tidak ing
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Keputusan yang Sulit

Rania berdiri di depan cermin, menatap bayangannya dengan tatapan kosong. Matanya bengkak akibat terlalu banyak menangis, dan wajahnya terlihat lebih tua dari biasanya, terbebani oleh dilema besar yang terus menghantui pikirannya."Aku harus memilih," bisiknya kepada bayangan dirinya. "Tapi siapa yang akan benar-benar membahagiakanku?"Pikirannya berkelana, merenungi segala hal yang telah terjadi. Ia teringat bagaimana awal mula pernikahannya dengan Yoga. Tidak sempurna, tapi ada rasa aman dalam hubungan mereka. Mereka membangun sesuatu yang tampak kuat di luar, meskipun mungkin tidak begitu di dalam. Pernikahan mereka adalah komitmen yang didasarkan pada pilihan keluarga, sesuatu yang sulit dibangun tanpa dasar cinta yang kuat sejak awal.Namun, di tengah pernikahan yang terasa kering, Rendy datang. Dia membawa kehangatan yang telah lama hilang dari hidup Rania. Bersama Rendy, Rania merasa hidup kembali, seperti ada bagian dari dirinya yang telah lama terabaikan. Tapi, apakah rasa ny
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Waktu untuk Berpisah

Setelah kepergian Ratih, suasana kembali tegang. Rania berusaha keras menata pikirannya, sementara Yoga berdiri di hadapannya dengan wajah yang terlihat letih. Sisa percakapan yang tertunda tadi kembali menghantui, dan keduanya tahu, kali ini tak ada lagi yang bisa menghentikan perbincangan yang mendesak untuk diungkapkan."Ran," Yoga mulai bicara lagi, kali ini suaranya lebih berat, hampir seperti bisikan. "Aku nggak bisa terus begini. Kita berdua sama-sama tahu ada sesuatu yang salah."Rania hanya diam, menunduk, merasa bebannya semakin berat. Hatinya penuh dengan keraguan, antara rasa bersalah dan ketertarikannya yang semakin dalam kepada Rendy."Aku juga ngerasa begitu, Mas," jawab Rania akhirnya, suaranya parau. "Tapi... aku nggak tahu apa yang harus kita lakukan sekarang."Yoga menatapnya lama, mencari jawaban di balik mata istrinya. Dia bisa merasakan jarak yang semakin lebar di antara mereka. Ada sesuatu yang sudah berubah, dan itu bukan hanya tentang kesibukan atau masalah ko
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

membali atau Akhiri

Perpisahan yang disepakati Yoga dan Rania ternyata membawa mereka ke dalam momen-momen refleksi mendalam. Waktu yang mereka habiskan terpisah menjadi kesempatan bagi keduanya untuk merenungi arti pernikahan mereka dan apa yang mereka inginkan di masa depan.Yoga, di apartemen kecilnya, menghabiskan malam-malam panjang memikirkan semua yang terjadi. Dia merasakan penyesalan mendalam. Selama ini, dia terlalu sibuk dengan dirinya sendiri, dengan pekerjaannya, dan kadang-kadang lupa bahwa ada seseorang yang selalu menunggunya di rumah. Namun, selama masa perpisahan ini, dia menyadari betapa berharganya Rania dalam hidupnya."Aku terlalu sibuk dengan diriku sendiri," bisik Yoga pada dirinya sendiri suatu malam, sambil menatap langit-langit. "Aku lupa bahwa Rania butuh kehadiranku. Dia butuh cinta dan perhatian, bukan hanya status sebagai suami."Yoga memutuskan untuk berubah. Dia tak mau lagi membiarkan hubungannya hancur tanpa perjuangan. Mungkin perpisahan ini adalah sebuah ujian, tapi i
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Rekonsiliasi atau Perpisahan

Rania duduk di sofa, matanya menatap kosong ke dinding. Pikirannya melayang jauh, kembali ke momen-momen bahagia yang pernah ia lalui bersama Yoga. Namun, bayangan pertengkaran mereka yang baru saja terjadi terus menghantuinya. Saat ini, mereka berdua telah memutuskan untuk mengambil langkah seriusserius, menghadiri sesi konseling pasangan lagi.Yoga masuk ke ruang tamu, terlihat canggung dengan sedikit kerutan di keningnya. "Kita siap, Ran?" tanyanya, suara sedikit ragu.Rania mengangguk, meski jantungnya berdebar. "Aku harap ini bisa membantu kita," ujarnya pelan. Meskipun dia merasa tertekan, dia juga merasakan harapan yang kecil.Di kantor konselor, suasana terasa formal namun hangat. Mereka duduk berhadapan, dan konselor mulai berbicara. "Hari ini, saya ingin kalian berdua saling berbagi tentang perasaan masing-masing. Mari kita mulai dari apa yang kalian rasakan ketika ada konflik."Rania menatap Yoga, kemudian menunduk sejenak, mencari kata-kata yang tepat. "Aku merasa kita ser
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Pilihan terakhir

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Rania tahu bahwa keputusan yang akan ia buat hari ini akan menentukan masa depannya. Pikirannya terus berputar tentang segala hal yang telah terjadi, pertengkaran dengan Yoga, perasaannya terhadap Rendy, dan harapan akan kehidupan yang lebih bahagia. Di satu sisi, ia tak bisa mengabaikan hubungan emosional yang telah ia bangun dengan Rendy, namun di sisi lain, sejarah dan cinta yang pernah ia bagikan dengan Yoga tak bisa begitu saja dihapus.Rania berdiri di depan cermin di kamar tidurnya, menatap bayangannya dengan tatapan kosong. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri sebelum pertemuan penting yang akan segera berlangsung. "Aku harus memutuskan hari ini," bisiknya kepada dirinya sendiri. "Dan apa pun yang kupilih, itu harus kutanggung dengan sepenuh hati."Saat Rania tiba di kafe tempat dia dan Rendy sering bertemu, suasana terasa lebih berat dari biasanya. Rendy sudah duduk di sana, menatap kosong pada cangkir kopinya. Ketika
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Pilihan Terakhir

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Rania tahu bahwa keputusan yang akan ia buat hari ini akan menentukan masa depannya. Pikirannya terus berputar tentang segala hal yang telah terjadi, pertengkaran dengan Yoga, perasaannya terhadap Rendy, dan harapan akan kehidupan yang lebih bahagia. Di satu sisi, ia tak bisa mengabaikan hubungan emosional yang telah ia bangun dengan Rendy, namun di sisi lain, sejarah dan cinta yang pernah ia bagikan dengan Yoga tak bisa begitu saja dihapus.Rania berdiri di depan cermin di kamar tidurnya, menatap bayangannya dengan tatapan kosong. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri sebelum pertemuan penting yang akan segera berlangsung. "Aku harus memutuskan hari ini," bisiknya kepada dirinya sendiri. "Dan apa pun yang kupilih, itu harus kutanggung dengan sepenuh hati."Saat Rania tiba di kafe tempat dia dan Rendy sering bertemu, suasana terasa lebih berat dari biasanya. Rendy sudah duduk di sana, menatap kosong pada cangkir kopinya. Ketika
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Waktu yang Terbagi

Beberapa tahun telah berlalu. Setelah berbagai ujian dan perjalanan panjang, Yoga dan Rania kini menjalani kehidupan sebagai orang tua dari putra kembar mereka, Adam dan Arka, yang telah menginjak usia 5 tahun. Keseharian mereka penuh dengan canda tawa anak-anak, rutinitas yang tak pernah sepi, dan perjuangan untuk menyeimbangkan keluarga dan pekerjaan. Pagi itu, seperti biasa, Rania sibuk menyiapkan sarapan sambil sesekali mengawasi Adam dan Arka yang sedang bermain di ruang tengah. Rutinitas pagi yang berulang ini terkadang terasa melelahkan, tetapi Rania selalu berusaha menghadapinya dengan senyum demi anak-anaknya. Namun, di balik senyuman itu, Rania menyimpan kerinduan pada kehidupannya dulu, saat ia masih memiliki waktu untuk diri sendiri dan menikmati hal-hal yang sederhana. Kini, dengan Yoga yang semakin sibuk di kantor, Rania merasa semakin sering sendirian di rumah, menjalani semua kesibukan ini tanpa dukungan langsung dari suaminya. Di sisi lain, Yoga juga merasakan te
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status