Rania duduk di sudut sofa, tangannya menggenggam erat kain rok yang dipakainya. Di depannya, Yoga berjalan mondar-mandir seperti harimau yang terperangkap, matanya merah menyala penuh amarah yang ditahan. Suasana di dalam rumah itu terasa tegang, seakan udara pun enggan bergerak."Kamu nggak bisa terus diam seperti ini, Rania. Kamu pikir semua ini bisa selesai tanpa bicara?" suara Yoga bergetar, penuh kemarahan yang jelas-jelas ditahannya selama ini.Rania menelan ludah, mencoba menenangkan hatinya. Dia tahu bahwa pertengkaran ini tak terelakkan lagi, tapi dia belum siap menghadapi semuanya."Aku nggak bermaksud menyakitimu, Mas…" Rania memulai dengan suara pelan, nyaris seperti bisikan."Tidak bermaksud?" Yoga tersenyum pahit, memotong ucapannya. "Kamu bilang nggak bermaksud, tapi kamu tetap melakukannya! Kenapa, Ran? Apa yang kurang dariku? Apa aku terlalu sibuk, terlalu dingin, terlalu... apa!" suaranya pecah dengan nada frustasi.Rania menunduk, matanya berkaca-kaca. Dia tidak ing
Last Updated : 2024-11-27 Read more