All Chapters of Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat: Chapter 51 - Chapter 60

68 Chapters

Rahasia yang Terungkap

Yoga menatap ponsel di tangannya, ragu untuk menekan tombol hijau. Di satu sisi, ia tahu bahwa menerima telepon dari Siska di hadapan Rania adalah langkah yang sangat berisiko. Namun, tatapan dingin Rania membuatnya sadar bahwa ia tak punya pilihan lain.Dengan tangan gemetar, Yoga akhirnya menekan tombol jawab."Hallo?" suara perempuan di ujung telepon terdengar jelas, sedikit cemas dan tegas."Siska, ini Yoga," jawabnya, suaranya datar dan tegang. "Aku bersama istriku sekarang. Apa yang sebenarnya kamu mau?""Yoga, aku... aku nggak bermaksud merusak kehidupanmu," Siska terdengar menahan isak. "Tapi aku benar-benar membutuhkan bantuanmu."Rania yang duduk di seberang meja dengan tangan terlipat, menatap Yoga dengan sorot penuh curiga. Yoga menekan tombol speakerphone agar Rania bisa mendengar percakapan itu."Aku sudah bilang, Siska. Kalau kamu mengklaim anak itu anakku, aku mau bukti. Tes DNA," kata Yoga dengan nada tajam."Aku paham, dan aku akan memberikan semua yang kamu butuhkan
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Kebenaran yang Memukul

Rania memegang amplop hasil tes DNA dengan tangan bergetar. Yoga berdiri di depannya, menatap amplop itu seolah benda tersebut adalah hukuman atas dosa-dosa masa lalunya. Di sudut ruangan, Siska duduk bersama Raka, matanya tidak lepas dari Yoga."Buka saja," kata Yoga pelan, suaranya nyaris tidak terdengar.Rania menatap suaminya, mencoba membaca emosi di balik wajah tegang itu. Ia membuka amplop perlahan, kertas di dalamnya tampak begitu berat saat ia tarik keluar. Dengan mata berair, ia membaca hasil tes itu."Positif." Suaranya nyaris tersendat. "Anak ini... benar-benar anakmu, Mas Yoga."Yoga menutup wajahnya dengan kedua tangan. Rania menunduk, air matanya mulai jatuh tanpa bisa ditahan lagi. Di sudut ruangan, Siska memeluk Raka lebih erat, sementara bocah itu memandang semua orang dengan bingung.Rania menatap Yoga dengan tajam, meski air matanya terus mengalir. "Jadi ini yang kamu sembunyikan dariku selama ini? Aku hidup bersamamu, membangun keluarga ini, sementara ada rahasia
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Kebenaran Tak Terduga

Malam itu, udara dingin menusuk tulang, tetapi hati Yoga terasa jauh lebih dingin. Ia duduk dan memegang hasil tes DNA yang baru saja ia ambil dari klinik. Rania duduk di seberangnya dengan wajah tegang. Di sudut ruangan, Raka, bocah yang telah menjadi pusat dari segala keributan ini, bermain dengan Adam dan Arka, tanpa menyadari badai yang melanda di sekitar mereka.Yoga menghela napas panjang, mencoba mengumpulkan keberanian. "Rania," suaranya rendah tetapi tajam, "kita akan menyelesaikan ini sekarang. Aku ingin tahu semuanya."Rania menggigit bibirnya, matanya mulai berkaca-kaca. "Aku juga terkejut saat dia muncul dengan Raka."Yoga menggelengkan kepala, tidak puas dengan jawaban itu. "Lalu, bagaimana dengan hasil ini?" Ia mengangkat amplop putih itu, seolah-olah jawabannya tergantung pada secarik kertas di dalamnya. "Aku ingin membacanya sekarang."Rania menahan napas, tetapi tidak berkata apa-apa. Yoga membuka amplop itu dengan tangan gemetar, menarik keluar kertas hasil tes DNA,
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Pesan Terakhir Siska

Ruangan rumah sakit begitu sunyi. Hanya terdengar bunyi detak mesin monitor yang semakin lambat, seakan mengikuti napas berat Siska. Yoga duduk di kursi di samping tempat tidur, memandangi wajah lemah wanita itu."Yoga..." suara Siska terdengar serak, nyaris tak terdengar.Yoga menggenggam tangan Siska yang dingin. "Aku di sini, Siska. Jangan bicara terlalu banyak, kamu butuh istirahat."Siska tersenyum tipis meskipun matanya mulai berkaca-kaca. "Waktu untukku sudah tidak banyak. Ada yang harus aku sampaikan sebelum terlambat."Yoga terdiam, merasakan berat dari kalimat Siska. Ia tahu saat ini penting, tapi mendengarnya tetap membuat dadanya terasa sesak."Kamu tahu, sejak Fandy pergi… aku hanya punya satu tujuan dalam hidupku, yaitu memastikan Raka mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Tapi aku tidak bisa melakukannya sendiri," suara Siska semakin lemah, tapi penuh tekad.Yoga mengangguk pelan. "Aku sudah janji, Siska. Raka adalah bagian dari keluarga kami sekarang. Aku akan menjaga
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Persimpangan Hati

Rania duduk termenung di ruang kerjanya, membiarkan suara ketukan jam yang berulang menjadi satu-satunya suara di ruangan itu. Perkataan Yoga tadi malam terus menghantui pikirannya, menimbulkan perasaan bersalah yang sulit diabaikan.Sementara itu, Yoga mencoba melanjutkan hari-harinya seperti biasa, tapi ia tak bisa menghilangkan kegelisahan yang kini membebani hatinya. Adam dan Arka, meskipun belum benar-benar memahami permasalahan di antara orang tua mereka, mulai menyadari perubahan kecil dalam rutinitas sehari-hari yang sering kali mereka abaikan. Mereka bahkan sempat bertanya pada Rania, "Mama, kenapa Papa sedih?"Pertanyaan sederhana itu membuat hati Rania makin teriris. Anak-anak mereka mulai merasakan dampaknya, dan itu adalah hal terakhir yang ia inginkan. Keputusan untuk mengejar impiannya terasa begitu egois, tetapi di saat yang sama, ia tak bisa sepenuhnya mengabaikan perasaan yang perlahan-lahan menggerogoti jiwanya.Rania memutuskan untuk mencari jalan keluar. Ia tahu b
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Menjaga Rahasia

Pagi itu terasa lebih berat dari biasanya. Yoga duduk di meja makan, memandangi secangkir kopi yang sudah dingin. Di sampingnya, Rania sibuk menyiapkan sarapan untuk anak-anak. Namun, suasana di antara mereka terasa dingin, bahkan canggung."Mas Yoga, kamu baik-baik saja?" tanya Rania sambil menyiapkan bekal untuk Adam dan Arka.Yoga tersentak dari lamunannya. "Iya, aku baik. Hanya... sedikit kepikiran pekerjaan," jawabnya dengan senyum tipis yang dipaksakan.Rania mengerutkan dahi. "Kamu sering terlihat melamun belakangan ini. Kalau ada sesuatu, lebih baik kamu cerita."Namun, Yoga tidak menjawab. Ia hanya menunduk, mencari keberanian untuk menghadapi kenyataan.Setelah Rania berangkat mengantar anak-anak ke sekolah, Yoga menerima telepon dari Armand."Yo, aku tahu kamu pasti masih bingung, tapi kita harus bicara lagi," kata Armand di ujung telepon."Aku nggak tahu harus mulai dari mana, Mand. Rania bahkan sudah curiga," jawab Yoga dengan suara lelah."Kamu nggak bisa terus menyembun
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Penjelasan yang Lembut

Yoga menarik napas panjang sebelum mendekati Adam dan Arka yang berdiri di ambang pintu. Rania masih terduduk di lantai, memeluk map cokelat erat-erat. Ia menatap Yoga dengan mata yang mengisyaratkan dukungan, meskipun hatinya masih bergejolak."Adam, Arka, duduk sini dulu sama Papa," kata Yoga dengan suara selembut mungkin, sambil mengulurkan tangannya.Kedua anak kembar itu berjalan mendekat dengan raut bingung, lalu duduk di sofa kecil di ruang tamu. Mata mereka masih melirik Rania, seakan mencari jawaban dari wajah ibunya.Yoga berjongkok di depan mereka, sehingga pandangannya sejajar dengan anak-anaknya. "Kalian tahu, Papa dulu punya adik laki-laki yang namanya Om Fandy, kan?"Adam mengangguk cepat. "Om Fandy yang suka cerita lucu pas kita kecil, kan, Pa? Tapi dia udah lama nggak kelihatan."Arka menambahkan dengan suara kecil, "Kakek bilang Om Fandy tinggal di surga sekarang."Yoga tersenyum tipis mendengar ingatan polos mereka. "Betul sekali. Om Fandy sudah di surga. Dan sebelu
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Langkah Menuju Kebenaran

Malam terasa dingin ketika Yoga tiba di rumah. Keheningan menyelimuti ruang tamu, hanya suara jam dinding yang terdengar seperti detak jantungnya yang tak beraturan. Rania belum kembali, dan ia tahu alasan kepergiannya adalah dirinya sendiri.Di kamar, anak-anak sudah tertidur. Namun, di meja makan, Raka masih duduk dengan wajah bingung, menatap segelas susu yang sudah dingin."Om Yoga, kenapa Tante Rania pergi?" suara Raka memecah keheningan.Yoga terdiam sesaat, mencoba meredakan kekacauan di pikirannya. Ia berjalan mendekati Raka, duduk di samping keponakannya, atau mungkin, anak kandungnya."Raka, dengar ya," suara Yoga pelan, tetapi mengandung kepedihan yang sulit disembunyikan. "Kadang orang dewasa harus menghadapi sesuatu yang sulit dimengerti. Tapi kamu nggak perlu khawatir. Tante Rania pasti kembali."Raka memiringkan kepalanya, mencoba memahami. "Om, tadi aku dengar Tante Rania bilang ‘kamu harus jujur sama anak-anak’. Maksudnya apa?"Yoga menelan ludah. Ia tahu, cepat atau
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Kebersamaan

Hari-hari berlalu, dan suasana di rumah Yoga perlahan berubah. Rania yang semula canggung dengan kehadiran Raka kini mulai terbiasa. Bocah itu, meski pendiam, memiliki pesona yang tak bisa diabaikan. Kelembutannya mulai mengisi celah-celah dalam hati Rania yang sempat tertutup oleh rasa bimbang.Pagi itu, Rania sedang menyiapkan sarapan di dapur ketika Raka datang menghampiri."Mama, aku bantu ambil piring, ya," ucap Raka sambil tersenyum.Rania tertegun sejenak. Kata "Mama" terdengar begitu alami keluar dari mulut bocah itu. Ia berusaha menahan air mata yang tiba-tiba muncul, lalu mengangguk sambil tersenyum."Terima kasih, sayang. Kamu bisa letakkan piringnya di meja, ya," balas Rania dengan suara lembut.Di ruang makan, Adam dan Arka sudah duduk menunggu. Ketika melihat Raka membawa piring-piring, Arka berseru, "Wah, Kak Raka sudah jadi bagian tim, nih!"Raka tertawa kecil. "Iya dong. Tim kita harus kompak."Yoga yang baru turun dari tangga menyaksikan pemandangan itu dengan hati y
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Setelah Beberapa Tahun

Waktu berlalu begitu cepat, hujan rintik-rintik menyambut sore itu. Rania sibuk di dapur, memastikan makanan kesukaan Raka tersedia, sementara Yoga duduk di ruang tamu bersama Adam dan Arka, yang kini sudah remaja."Kak Raka pasti kaget lihat rumah kita nggak banyak berubah," Arka berkomentar sambil melirik Adam.Adam mengangguk. "Tapi mungkin dia lebih kangen sama kamar lamanya."Terdengar deru mobil di halaman. Semua serentak berdiri, bersiap menyambut sosok yang selama ini hanya bisa mereka lihat melalui panggilan video.Pintu depan terbuka, dan Raka masuk dengan senyuman lebar, mengenakan kemeja hitam rapi. "Aku pulang."Rania langsung memeluknya erat. "Akhirnya, Nak. Kamu nggak tahu betapa Mama kangen sama kamu."Yoga menepuk bahu Raka dengan bangga. "Selamat datang kembali, Nak. Kami semua bangga sama kamu."Adam dan Arka langsung merangkul kakaknya bergantian. "Kak Raka, gimana rasanya tinggal di luar negeri? Kamu bawa oleh-oleh, kan?" goda Adam, membuat suasana menjadi lebih r
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status